PENDAHULUAN
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.
Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat
ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang
proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan
ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan
tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif
keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga
dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat
banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi
yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan,
dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari
pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai
identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan
seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam
membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya
perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari
internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian
dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan
secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
PEMBAHASAN
1. Framing
Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian
tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan
pada aspek tertentu. Penonjolan aspek-aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta.
Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini
sangta berkaitan dengan pamakaian diksi atau kata, kalimat, gambar atau foto, dan citra tertentu
untuk ditampilkan kepada khalayak.
Analisis framing adalah salah satu metode analisis media, seperti halnya analisis
isi dan analisis semiotik. Secara sederhana, Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau
dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang
yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
Konsep analisis framing dikenalkan pertama kali oleh Erving Goffman (1974) melalui
bukunya yang bertajuk Frame Analysis : An Essay on The Organization of Experience.
Menurutnya, analisis framing adalah suatu definisi dari situasi yang dibangun dengan prinsip-
prinsip organisasi yang mengatur kejadian dan keterlibatan subyektivitas yang kita miliki di
dalamnya.
Sementara itu, Chralotte Ryan (1991) menggambarkan analisis framing pada sisi
penerimaan pesan. Ia menyatakan analisis framing sebagai sebuah instrumen atau alat untuk
memesan informasi tentang apa yang dirasakan khalayak terhadap berbagai masalah politik.
Misalnya, kita menggunakan analisis framing untuk mendengar dan memahami rasa takut dan
rasa sakit dari sebuah kelas, komunitas, atau sebuah bangsa, dan kemudian mengkristalisasi
pemahaman mereka tentang sebuah masalah.
Dalam perkembangannya, analisis framing tidak hanya diterapkan dalam sosiologi ataupun
psikologi, tetapi juga ilmu komunikasi. Analisis framing telah digunakan dalam berbagai
penelitian komunikasi massa, komunikasi politik, komunikasi organisasi, manajemen public
relations, dan lain-lain.
a. Frame
Framing
Terminologi framing memiliki banyak definisi yang berbeda-beda. Hampir tidak ada
kesepakatan diantara para ahli untuk mengartikan dan mengkonseptualisasikan apa
sebenarnya framing. Namun satu hal yang disepakati secara umum adalah bahwa framing adalah
sebuah teori efek media massa yang menghubungkan bagaimana sebuah pesan disajikan oleh
media massa kepada khalayak dan bukan apa yang disajikan kepada khalayak.
Baldwin van Gorp (2007) menitikberatkan pada perbedaan yang harus dibuat
antara framing melalui media dan framing dengan media. Yang dimaksud
dengan framing melalui media adalah mengacu pada pengaruh frame sponsor, yang dapat berupa
kelompok kepentingan, dokter, atau pengiklan yang peduli terhadap persepsi langsung dan
seleksi frame jurnalis berdasarkan kepentingannya. Framing dengan media maksudnya adalah
pengaruh eksternal terhadap jurnalis yang tidak diperhitungkan.
3. Akuntansi Mental
Pengertian Mental Accounting (Akuntansi Mental) : Akuntansi mental mengacu kepada
kecenderungan orang untuk memisahkan uang mereka ke dalam rekening yang terpisah
(berbeda) berdasarkan kriteria subjektif, seperti sumber uang dan niat untuk setiap akun.
Menurut teori, individu menetapkan fungsi yang berbeda untuk masing-masing kelompok
aset, yang sering memiliki efek yang tidak rasional dan merugikan pada keputusan mereka.
Meskipun banyak orang yang menggunakan akuntansi mental, mereka mungkin tidak
menyadari betapa tidak logis pemikiran ini. Misalnya, orang sering memiliki ‘celengan’ atau
dana yang disisihkan untuk liburan atau membeli rumah, namun mereka masih membawa
kartu kredit.
Dalam hal ini, daripada menabung untuk liburan, tindakan yang paling logis adalah dengan
menggunakan dana yang berada dicelengan (uang yang kemungkinan ada) untuk melunasi
hutang daripada menggunakan kartu kredit. Hal ini tampak cukup sederhana tapi kenapa
orang tidak berpikir seperti itu? Jawabannya terdapat pada nilai pribadi orang yang memiliki
aset tersebut.
a) Dilema Acount yang Berbeda
Untuk menggambarkan pentingnya account yang berbeda yang berkaitan dengan akuntansi
mental, perhatikan contoh berikut ini. Anda akan membeli sandwich seharga $6 untuk makan
siang. Ketika anda sedang menunggu dalam antrian salah satu hal ini terjadi: (1) Anda
menemukan bahwa saku anda bolong dan Anda kehilangan uang $6 anda; atau (2) anda telah
membeli sandwich, namun ketika Anda sedang memakannya, Anda tersandung dan
menjatuhkan sandwich tersebut ke lantai. Dalam kedua kasus ini (dengan asumsi Anda masih
memiliki uang yang cukup), akankah Anda membeli sandwich lain? Secara logis, jawaban
Anda untuk kedua skenario tersebut memiliki nilai yang sama; dilemanya adalah apakah
Anda harus menghabiskan $6 untuk sandwich. Namun, karena biasa akuntansi mental hal ini
tidak terjadi. Karena bisa akuntansi mental, kebanyakan orang di skenario pertama tidak akan
mempertimbangkan uang yang hilang untuk membeli makan siang mereka karena uang
tersebut belum terhaiskan atau dialokasikan untuk hal tersebut. Akibatnya, mereka akan
cenderung membeli sandwich lagi, sedangkan pada skenario kedua uang yang mereka miliki
telah digunakan untuk membeli.
Secara logis, uang harus dipergunakan, terlepas dari manapun asal-usulnya. Memperlakukan
uang secara berbeda karena berasal dari sumber yang berbeda merupakan pelanggaran
terhadap premi logis. Dari mana uang itu berasal seharusnya menjadi faktor dalam berapa
banyak Anda menghabiskannya. Bagaimanapu menghabiskan uang tersebut akan
menurunkan kekayaan Anda secara keseluruhan.
praktek ini adalah bahwa meskipun semua pekerjaan dan semua uang yang investor habiskan
untuk memisahkan portofolionya, kekayan bersihnya tidak akan berbeda jika dibandingkan
dengan ia telah menggabungkan semuanya menjadi portofolio yang besar.
4.Teori Prospek
Teori prospek adalah teori pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko,sehingga
keputusan yang diambil berdasarkan pada keadaan yang terjadi, keadaan beradapada kondisi
ketidakpastian, dimana sulit untuk meramalkan konsekuensi atau hasil dariperistiwa tersebut.
Keputusan yang diambil melibatkan konflik internal atas nilai trade-off, yang merupakan pilihan
sulit ketika terdapat nilai-nilai dan tujuan yang bertentangan.Teori prospek langsung menujukan
bagaimana pilihan tersebut dibentuk dan dievaluasidalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan dari Teori Prospek adalah untuk menggambarkan bagaimana konsumen membuat
keputusan jika terdapat kondisi ketidakpastian (uncertainty) pada konsekuensi pilihannya (Chiu
& Wu, 2011). Teori Prospek membedakan 2 fase proses pemilihan : fase editing dan fase
evaluasi.
1. Proses editing meliputi tiga tingkatan :
a. Representatif
b. Ketersediaan (availability)
c. Penyesuaian dan anchoring
2. Fase evaluasi
a. Fungsi nilai
b. Pembobotan probabilitas dan penilaian sikap terhadap resiko (risk attitude)
Fase editing berisi analisis awal prospek yang ditawarkan. Fase kedua, prospek yang sudah diedit
dievaluasi dan prospek dengan nilai tertinggi yang dipilih. Fungsi dari fase editing adalah untuk
mengorganisasikan dan memformulasikan ulang pilihan sehingga memudahkan proses evaluasi
dan pemilihan produk.