Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang SEDIAAN GEL BENGKOANG . Makalah ini
telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaikinya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat kepada
pembaca.

Mataram, 08 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 2
C. TUJUAN ........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


A. Definisi tanaman bengkoang ....................................................... 3
1. Morfologi bengkoang ............................................................... 5
2. Sifat kimia dan efek farmakologi ............................................. 4
3. Kandungan zat gizi bengkoang ................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 6
B. Definisi tanaman bengkoang ....................................................... 6
C. Kandungan bengkoang ................................................................ 6
D. Formulasi ...................................................................................... 7
E. Metode penelitian ......................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17
A. KESIMPULAN .............................................................................. 17
B. SARAN .......................................................................................... 17

Daftar Pustaka ................................................................................................ 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai zamrud khatulistiwa memiliki beragam jenis tumbuhan.
Nenek moyang bangsa kita telah pandai memanfaatkan potensi alam ini sejak
ratusan tahun yang lalu. Mereka meracik berbagai jenis tumbuhan, akar-akaran
dan bahan alamiah lain untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, menjaga
kesehatan tubuh serta mempercantik diri. Kemampuan ini diwariskan secara turun
temurun hingga masa kini.
Akan tetapi pada awal abad ke-20, berkembang pesat obat-obatan kimia
yang mengakibatkan obat tradisional dengan bahan alam ditinggalkan.
Penggunaan obat-obatan kimia (modern) dilakukan dengan alasan lebih praktis
daripada menggunakan obat tradisional. Namun, dalam beberapa dekade ini baru
disadari bahwa obat kimia (modern) memiliki efek samping yang merugikan
apabila dikonsumsi secara paripurna, sedangkan obat tradisional berbahan alam
relatif lebih aman dikonsumsi. Penelitian dan pengembangan obat-obatan
tradisional berbahan alam dilakukan secara cermat dan teliti sehingga masyarakat
tidak ragu untuk menerima kembali obat tradisional sebagai destinasi pengobatan
mereka.
Produk kosmetik pemutih umbi bengkuang yang beredar di pasaran krim,
losion, bedak dingin, sabun, masker, lulur. Sedangkan gel bengkuang sebagai
pelembab dan pemutih wajah belum populer di masyarakat. Padahal gel tidak
mengandung minyak sehingga cocok untukperawatan jenis kulit berminyak.
Bentuk gel mampu menyebar dengan baik di kulit, memberikan efek dingin,
mudah dicuci dengan air, dan pelepasan obatnya baik.
Bengkoang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat
penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung
dalam bengkoang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang
terkandung dalam bengkoang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain.
Bengkoang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi
sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah

3
cairan tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang
mengeras yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu,
bengkoang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kandungan
kimia bengkuang adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B1 dan C.

B. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan tumbuhan bengkoang ?
2. Apa saja kandungan yang terdapat dalam bengkoang ?
3. Bagaimana formulasi dalam pembuatan gel bengkoang ?
4. Bagaimana metode yang dilakukan dalam pembuatan nya ?

C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian tumbuhan bengkoang
2. Untuk mengetahui apa saja kandungan yang terdapat dalam bengkoang
3. Untuk mengetahui bagaimana formulasi pembuatan gel bengkoang
4. Untuk mengetahui metode yang dilakukan dalam pembuatannya

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi tanaman bengkoang


Bengkoang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat
penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung
dalam bengkoang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang
terkandung dalam bengkoang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain.
Bengkoang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi
sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah
cairan tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang
mengeras yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu,
bengkoang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Kandungan kimia bengkuang adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B1 dan C.
1. Klasifikasi Ilmiah Bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
Berdasarkan ilmu taksonomi tanaman, bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Pachyrrhizus
Spesies : Pachyrrhizus erosus (L.) Urban

5
1. Morfologi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus)

Herba membelit, panjang 2-5 m. Akar utama bentuk umbi, diameter 5-15
cm. Batang dengan rambut panjang yang mengarah ke bawah: poros daun dengan
tangkai 8,5-16 cm. Anak daun runcing, sepanjang tepi atas bergigi kasar bertekuk,
kedua sisi berambut; anak daun ujung bentukbelah ketupat, 7-21 kali 6-20 cm,
anak daun sedikit lebih kecil. Tandan bunga diujung atau duduk di ketiak, sendiri
atau berkumpul 2-4, panjang sampai 60 cm, berambut coklat; poros
bertonjolan;tonjolan berbunga 7 buah atau kurang; panjang anak tangkai ± 0,5 cm.
Tabung kelopak bentuk lonceng, tinggi ± 0,5 cm; panjang taju 0,5 cm. Mahkota
gundul, ungu kebiru-biruan; bendera pada pangkalnya dengan 2 telinga yang
terlipat membaik dan dengan noda yang hijau, panjang ± 2cm;tunas tumpul.
Tangkai pipih, ujung sedikit menggulung; kepala putik di bawah ujung tangkai
putik, bentuk bola; tangkai putik di bawah kepala putik berjanggut. Polongan
bentuk garis, pipih, dengan penyempitan melintang tercetak ke dalam di antara
biji, panjang 8-13 cm, berambut. Biji 4-9. Dari Amerika; terpelihara dan liar,
terutama di dataran rendah.
Sedangkan sediaan gel merupakan campuran kolodial antara dua zat
berbeda fase, padat dan cair. Penampilan gel seperti zat padat yang lunak dan
kenyal, tetapi pada rentang suhu tertentu dapat berperilaku seperti fluida.
Berdasarkan berat, kebanyakan gel seharusnya tergolong zat cair, tetapi mereka
juga memiliki sifat seperti benda padat.
2. Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis Bengkuang (Pachyrrhizus erosus)

Menurut literatur, efek farmakologis umbi bengkuang adalah manis,


dingin, sejuk, dan berkhasiat mendinginkan. Kandungan kimia bengkuang adalah
pachyrhizon, rotenon, vitamin B1, dan vitamin C.
Umbi bengkuang mengandung protein, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C.
Daun bengkuang mengandung saponin dan flavonoid. Sedangkan biji bengkuang
mengandung saponin, flavonoid dan minyak atsiri.
Dalam penelitian berjudul The Exploration of Whitening and Sun
Screening Compounds in Bengkoang Roots (Pachyrrhizus erosus) oleh Endang

6
Lukitaningsih dari Universitat Wurzburg, Jerman, juga disebutkan bahwa
bengkuang mengandung vitamin C, flavonoid, dan saponin yang merupakan tabir
surya alami untuk mencegah kulit rusak oleh radikal bebas. Selain itu, zat fenolik
dalam bengkuang cukup efektif menghambat proses pembentukan melanin,
sehingga pigmentasi akibat hormon, sinar matahari, dan bekas jerawat dapat
dicegah dan dikurangi.
Walaupun umbinya dapat dimakan, bagian bengkuang yang lain sangat
beracun karena mengandung rotenon, sama seperti tuba. Racun ini sering dipakai
untuk membunuh serangga atau menangkap ikan.
3. Kandungan Zat Gizi dan Fitonutrien Bengkuang (Pachyrrhizus erosus)

Umbi merupakan bagian yang paling banyak dikonsumsi dari tanaman


bengkuang. Bagian dalam umbi mengandung gula, pati, dan oligosakarida yang
dikenal dengan nama inulin.
Selain itu, bengkuang juga mengandung mineral tinggi. Mineral yang
terkandung dalam bengkuang yang paling dominan adalah fosfor, zat besi, serta
kalsium. Secara lengkap, komposisi zat gizi yang terkandung dalam 100 gram
bengkuang dapat dilihat pada tabel.
Komposisi zat gizi umbi bengkuang
Zat gizi Kadar per 100 gram
Energi (kkal) 55
Protein (g) 1,4
Lemak (g) 0,2
Karbohidrat (g) 12,8
Kalsium (mg) 15
Fosfor (mg) 18
Besi (mg) 0,6
Vitamin C (mg) 20
Vitamin B1 (mg) 0,04
Vitamin A (IU) 0,

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi tanaman bengkoang


Bengkuang atau bengkoang (pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi
(cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau
dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan
yang berasal dari benua Amerika ini termasuk dalam suku polong-polongan atau
fabaceae. Dalam spanyol tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jicvama.
Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau
membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. kulit umbinya tipis
berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar
agak manis.
Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini
juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis
berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin), yang tidak
bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang
yang berdiet rendah kalori.
Bengkoang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat
penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung
dalam bengkoang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang
terkandung dalam bengkoang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain.
Bengkoang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi
sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah
cairan tubuh yang diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang
mengeras yang terbentuk dalam beberapa bagian tubuh.Oleh karena itu,
bengkoang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kandungan
kimia bengkuang adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B1 dan C.

8
B. Kandungan bengkoang
 Zat Inulin: pengganti gula dan penurun kalori makanan yang ada pada es krim,
roti, dan susu. Rasanya manis seperti gula pada umumnya, tetapi zat Inulin
sukar diserap oleh sistem pencernaan manusia, sehingga ini sangat baik bagi
para penderita diabetes. Zat Inulin juga baik untuk pencernaan manusia, karena
zat ini mengandung serat makanan yang baik untuk melancarkan buang air
besar. Zat Inulin juga memiliki kemampuan untuk membantu tulang menyerap
dan mengikat lebih kuat kalsium sehingga tidak mudah terjadi pengkeroposan
tulang (alias Osteoporosis). Sehingga terapi makan Bengkoang sangat berguna
sekali khususnya bagi para manula agar tulang-tulangnya tetap awet.
 Kalsium (zat kapur) dan Fosfor: berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
Pertumbuhan anak-anak akan menjadi terganggu jika kekurangan kedua zat ini,
termasuk pertumbuhan gigi. Pernah melihat anak yang giginya buges (bahasa
Jawa: ompong) ... Nah, oleh karena itu ada baiknya sejak kecil anak dibiasakan
makan bengkuang agar pertumbuhan gigi dan tulangnya tidak terganggu.
Keberadaan Kalsium juga baik untuk mencegah terjadinya kerusakan atau
cedera pada otot selama berolahraga atau beraktivitas yang berat.

C. Formulasi
Produk dari sediaan gel bengkoang

9
Khasiat Harva :
Peeling gel yang membantu mengangkat kotoran dan sel kulit mati dipermukaan
kulit terlihat lebih bersih. Dengan kandungan whitening dan ekstrak bengkoang
yang membuat kulit tampak lebih cerah. Vitamin dan moisturizer menjaga
kelembaban dan kesehatan kulit.

1. Pati bengkoang
Bengkoang atau pati bengkoang memang dikenal sebagai buah yang
memiliki kandungan vitamin E inggi, yang dapat membuat kulit tampak sehat dan
bercahaya. Tak hanya itu, bengkoang juga ampuh untuk mengatasi masalah kulit
wajah seperti jerawat dan komedo.
Biasanya perempuan memanfaatkan buah ini sebagai masker wajah, pembersih,
dan pelembab yang memiliki kandungan bengkoang didalamnya.
2. Metil selulosa
Senyawa kimia yang berasal dari selulosa, digunakan sebagai pengental
dan pengemulsi dalam berbagai produk makanan dan kosmetik, dan juga sebagai
pencahar pembentuk massal.
Seperti selulosa, selulosa tidak dapat dicerna, tidak beracun, dan bukan allergen
Metil selulosa sangat jarang ditambhakan ke shampoo rambut, pasta gigi,
dan sabun cair, untuk menghasilkan konsistensi tebal yang khas. Metil seluloa
juga merupakan pengemulsi penting, mencegah pemisahan dua cairan campiran
karena merupakan penstabiul emulsi.

10
3. Gliserin
Gliserin atau gliserol digunakan sebagai bahan kosmetik, pengawet obat-
obatan, pelembab buah-buahan atau tembakau. Ia menarim oksigen kedalam kulit
sehingga membantu untuk mempertahankan kelembaban kulit.
Cairan ini sangat populer dalam produk kecantikan Karena merupakan
humektan. Gliserin dapat membantu untuk menyegel kelembaban. Tidak hanya
itu, gliserin digunakan dalam proses pembuatan sabun.
 Untuk kosmetik, gliserin itu sendiri berfungsi untuk mengatasi masalah kulit
kering seperti eksim dan prosiasis,
 Sebagai pembersih muka untuk mencegah dan mengurangi jerawat
 Untuk bibir dapat mengobati maslah bibir kering dan pecah-pecah
 Memperlambat penuaan pada kulit dengan mengurangi garis-garis halus dan
kerutan pada wajah
 Pelembab wajah
4. Metil paraben
Paraben membantu mencegah timbulnya jamur dan bakteri, melindungi
konsumen, dan menjaga kualitas produk. Dalam istilah kimia, praben merupakan
ester dari p-hydroxybenzoic acid. Jenis paraben yang paling sering digunakan
pada produk kosmetik adalah methylparaben, propylparaben, dan buthylparaben.
5. Rose Oil
Kandungan vitamin A dan C serta anti inflammantory fatty acids dalam
rosehip oil mampu merawat tanda-tanda penuaan dini pada kulit seperti kerutan.
Rosehip oil juga mampu mencerahkan warna kulit.
Kandungan fatty acid dalam rosehip oil juga mampu menyamarkan luka dan
membantu regenarasi kulit.

D. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
Blender (philips), pH meter, jangka sorong (Krisbow), mortar dan
stamper, neraca analitik (Ohaus), oven (Memmert), rotary evaporator, pengayak
mesh 120, alat uji daya sebar, alat-alat gelas (Pyrex).

11
Bahan: air suling, bengkoang, gliserin (kualitas farmasetis), metilselulosa
(kualitas farmasetis), metilparaben (kualitas farmasetis), rose oil (kualitas
farmasetis).
1. Prosedur Kerja
Pengolahan Sampel Umbi bengkuang dibersihkan, diparut, dan diperas.
Hasil perasan dibiarkan selama beberapa jam sampai terbentuk endapan.
Selanjutnya disaring dan airnya dibuang. Endapan dikeringkan dalam oven suhu
50o selama 24 jam. Diperoleh serbuk pati bengkuang yang kemudian diayak
dengan pengayak mesh 120. Metil selulosa ditaburkan di atas air panas dan
diaduk dengan pengaduk elektrik hingga homogen. Ditambahkan air es kemudian
didinginkan di lemari pendingin suhu 4oC selama 24 jam. Metilparaben
dilarutkan dalam gliserin. Diaduk bersama serbuk pati bengkuang sampai
homogen. Selanjutnya ditambah dispersi metilselulosa dan diaduk dengan
pengaduk elektrik hingga homogen. Ditambahkan minyak mawar.
2. Evaluasi Stabilitas Gel
a. Uji Organoleptis Dilakukan pengamatan visual terhadap bau, warna, dan
bentuk gel selama 3 minggu. Gel biasanya jernih dengan konsistensi setengah
padat.
b. Pemeriksaan homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan dengan
mengoleskan zat yang akan diuji pada sekeping kaca atau bahan lain yang
cocok harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak menunjukkan
butiran kasar.
c. Pengukuran Daya Sebar Sampel seberat 0,5 g diletakkan di atas kaca dan
dibiarkan selama 1 menit. Diameter sebar sampel diukur. Selanjutnya
ditambah 150 g beban dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter
yang konstan. Daya sebar 5-7 cm menunjukkan konsistensi semisolid yang
sangat nyaman dalam penggunaan.
d. Pengukuran pH Dilakukan pengukuran pH gel menggunakan alat pH meter.
pH sediaan topikal berkisar 4-8.
e. Uji Stabilitas Dipercepat dengan metode freeze-thaw cycling Sebanyak 20g
masing-masing formula gel disimpan pada suhu 4oC selama 24 jam.

12
Selanjutnya sampel dipanaskan di atas hot plate suhu 45oC selama 24 jam.
Diamati perubahan fisik yang terjadi.
3. Uji Kesukaan (Uji Hedonik)
Panelis sebanyak 30 orang mengemukakan tanggapan pribadi (subyektif)
terhadap gel pati bengkuang. Untuk mengukur perasaan suka atau tidak suka
terhadap gel digunakan skala hedonik dengan tingkatan 1-5 yang berturut-turut
mewakili perasaan sangat tidak suka, tidak suka, ragu-ragu, suka, sangat suka.
Atribut yang diamati pada sediaan gel pati bengkuang adalah warna, aroma, dan
tekstur gel.
2. Evaluasi Sifat Fisik Gel Pengamatan organoleptis
Hasil pengamatan organoleptis meliputi bentuk, warna, dan bau adalah
sebagai berikut: Hasil pengamatan organoleptis selama 3 minggu menunjukkan
perubahan warna dari kedua formula. Pada minggu pertama gel berwarna putih
dengan tekstur kental seperti gel. Bau gel pada formula A dan B adalah bau khas
mawar akibat penambahan minyak mawar. Formula A dan B memiliki konsistensi
yang sama yaitu semisolid kental. Pada pengamatan minggu ke-2, formula A dan
B mengalami perubahan warna, semula berwarna putih berubah menjadi
kekuningan. Perubahan warna semakin nyata pada pengamatan di minggu ke-3.
Perubahan warna gel pati bengkuang diperkirakan terjadi karena reaksi maillard
(perubahan warna menjadi coklat) yang dialami oleh pati bengkuang. Menurut
Winarno, reaksi maillard merupakan reaksi antara gula preduksi dari karbohidrat
dengan gugus amino primer dari protein. Reaksi maillard dapat disebabkan oleh
pemanasan. Reaksi maillard sudah dapat terlihat pada suhu 37 0C. Karena pati
bengkuang dalam penelitian ini dikeringkan dengan pemanasan 50 0C, pati
bengkuang mengalami proses pencoklatan.
3. Pengamatan Homogenitas
Sediaan gel pati bengkuang memenuhi persyaratan homogenitas gel yaitu
sediaan gel yang dihasilkan homogen dan tidak terdapat butiran kasar. Persyaratan
homogenitas gel dimaksudkan agar bahan aktif dalam gel terdistribusi merata.
Selain itu agar gel tidak mengiritasi ketika dioleskan di kulit.

13
4. Pengukuran pH
Pemeriksaan pH merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan
untuk sediaan topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas zat aktif, stabilitas
zat aktif dan sediaan, serta kenyamanan di kulit sewaktu digunakan. pH yang
terlalu asam dapat mengakibatkan iritasi sedangkan pH yang terlalu basa dapat
menyebabkan kulit bersisik. Selama penyimpanan 3 minggu, tidak ada perubahan
pH gel pati bengkuang. Ini berarti gel patri bengkuang cukup stabil. Dari hasil
pengukuran pH di tabel 4 terlihat bahwa sediaan gel pati bengkuang memenuhi
persyaratan pH untuk sediaan topikal yaitu antara 4-8.
5. Pengukuran daya sebar gel
Uji daya sebar sediaan gel dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
menyebar gel saat dioleskan pada kulit. Kemampuan menyebar adalah
karakteristik penting dalam formulasi karena mempengaruhi transfer bahan aktif
pada daerah target dalam dosis yang tepat, kemudahan penggunaan, tekanan yang
diperlukan agar dapat keluar dari kemasan, dan penerimaan oleh konsumen (12).
Dari hasil pengukuran diameter daya sebar di tabel 5, Formula A dengan
metilseluloa 4% memenuhi persyaratan daya sebar yaitu 5 sampai 7 cm.
Sedangkan Formula B dengan metil selulosa 5% tidak memenuhi syarat. Daya
sebar berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin kental suatu gel, semakin
besar daya sebar. Kekentalan dipengaruhi oleh gelling agent. Kekentalan
diperlukan untuk menjaga stabilitas suatu gel. Tetapi kekentalan tidak boleh
terlalu tinggi agar gel mudah digunakan.
6. Pengamatan Stabilitas Dipercepat
Pengamatan stabilitas dipercepat dengan metode free-thaw cycling
dilakukan dalam 6 siklus selama 3 hari berturut-turut dengan hasil pada tabel 6.
Pengamatan pemisahan fase dengan metode freeze-thaw dilakukan pada dua suhu
yang berbeda yaitu suhu 4 ºC dilanjutkan dengan penyimpanan pada suhu 45 ºC
selama 2 siklus. Kedua formula menunjukkan perubahan tampilan fisik bila
dibandingkan dengan sebelum disimpan. Pada pengamatan siklus pertama,
formula A dan B berwarna putih. Pada sikulas kedua terjaddi perubahan warna
dari putih menjadi putih kekuningan. Hal ini disebabkan oleh reaksi maillard yang

14
dipengaruhi oleh faktor pemanasan (15). Walaupun mengalami perubahan warna,
gel pati bengkuang tidak mengalami perubahan bentuk dan tidak ada tanda
pemisahan fase. Hal ini menunjukkan gel pati bengkuang stabil pada suhu tinggi
dan suhu rendah.
7. Uji Kesukaan Gel Pati Bengkuang
Tabel 7 adalah hasil pengukuran kesukaan panelis terhadap gel pati
bengkuang. Sebanyak 30 orang panelis memberikan penilaian terhadap warna,
aroma, dan tekstur gel pati bengkuang. Dari nilai kesukaan di atas dapat dilihat
bahwa formula A memiliki nilai kesukaan yang lebih besar dari formula B
meskipun nilainya tidak jauh berbeda. Tekstur formula A lebih disukai panelis
karena viskositasnya lebih cair daripada formula B sehingga lebih mudah
dioleskan. Hal tersebut disebabkan konsentrasi metilselulosa lebih besar dalam
formula B. Pemilihan aroma juga harus berhati-hati. Pengaroma dalam gel adalah
rose oil. Pati bengkoang tidak memiliki aroma sehingga gel beraroma identik
mawar. Aroma ini tidak disukai oleh 26,7% panelis. Secara keseluruhan formula
A lebih disukai panelis. Tetapi hasil uji ini tidak dapat digunakan untuk
meramalkan penerimaan formula A di pasaran karena uji dilakukan pada panelis
yang belum berpengalaman dan tidak ada sampel pembanding.

Tabel 2. Pengamatan Organoleptis Gel Pati Bengkuang

15
Tabel 3. Hasil Pengamatan Homogenitas Gel Pati Bengkuang

Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Gel Pati Bengkuang

Tabel 5. Hasil Pengukuran Daya Sebar Gel Pati Bengkuang

Tabel 6. Hasil Pengamatan Stabilitas Dipercepat Gel Pati Bengkuang

16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bengkoang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat
penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung
dalam bengkoang yang paling tinggi adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang
terkandung dalam bengkoang adalah fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain.
Kalsium (zat kapur) dan Fosfor: berguna untuk pembentukan tulang dan
gigi. Pertumbuhan anak-anak akan menjadi terganggu jika kekurangan kedua zat
ini, termasuk pertumbuhan gigi.
Produk dari sediaan gel bengkoang adalah Harva
Khasiat Harva :
Peeling gel yang membantu mengangkat kotoran dan sel kulit mati
dipermukaan kulit terlihat lebih bersih. Dengan kandungan whitening dan ekstrak
bengkoang yang membuat kulit tampak lebih cerah. Vitamin dan moisturizer
menjaga kelembaban dan kesehatan kulit.

B. Saran
Diharapkan setelah terselesaikannya makalah ini, bagi mahasiswa dapat
mengetahui sediaan yang harus steril dan membuatnya secara aseptis didalam
kegiatan praktikum. Dan bagi pembaca semoga dapat memberikan manfaat yaitu
mengetahui apa saja sediaan steril.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta:


Penerbit Universitas Indonesia.
Purwanto, Imam. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta:
Kanisius.
Surtiningsih. 2005. Cantik dengan Bahan Alami. Jakarta: Elex Media Komputindo
Lukitaningsih E. The exploration of whitening and sun screening compounds in
bengkoang (Pachyrizhus erosus) roots. (Dissertation).
Germany: Wurzburg University; 2009

18

Anda mungkin juga menyukai