METODE PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu tanggal 16 &
Mangkurat Banjarbaru.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas objek, cover
glass, skapel, gunting, lampu spiritus (bunsen), pipet tetes, dan mikroskop.
kepala, rambut (akar dan ujung), larutan KOH 10%, LPCB (Lactophenol cotton
2. Dikerok dengan skapel bagian tepi dari lesi yang paling aktif dan tertutup
squama
6. Squama di ambil beberapa, letakkan pada larutan LPCB, tetap dengan dek
glass
7. Diamati dibawah mikroskop
3.1 Hasil
Positif (+)
Warna hijau
Perbesaran 40x
Akar rambut
Positif (+)
Warna biru
Perbesaran 40x
Kulit kepala
Tabel 2. Hasil Pengamatan Sampel Dengan Pewarnaan (KOH 10 %) Sampel B
Akar Rambut
Warna coklat
Perbesaran 40x
Hasil negatif
Ujung Rambut
Warna coklat
Perbesaran 40x
Hasil negatif
Positif (+)
Warna biru
Perbesaran 40x
Kulit kepala
Ujung Rambut
Warna biru
Perbesaran 40x
Hasil positif
satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembangbiak secara
mengenai spesies secara garis besar berdasarkan atas berbagai struktur aseksual
dan jamur dikenali atas dasar ciri-ciri morfologi hifa, ragi dan konidia yang
mungkin terbentuk pada kandifora khusus, pada sisi atau ujung dari hifa yang
Percobaan yang dilakukan kali ini adalah pemeriksaan jamur. Tujuan dari
percobaan ini, yaitu agar praktikan dapat melakukan pemeriksaan terhadap jamur.
Adapun sampel atau bahan utama yang digunakan pada uji ini, yaitu kulit kepala,
rambut (akar dan ujung bagian atas dekat akar rambut). Pada percobaan
kecil-kecil dan potongan rambut tersebut kemudian diletakan pada kaca objek dan
diberikan 1 tetes KOH 10% dan preparat rambut tersebut kemudian diamati pada
mikroskop. Dan mengambil bagian kulit kepala dengan cara dikerok, di letakkan
pada objek glass dan di berikan 1 tetes KOH 10% /LPCB kemudian di amati di
bawah mikroskop.
dibedakan atas dua 2 tipe yaitu type ectotric. Type ini merupakan rambut bagian
atas yang patah dan di bagian luar rambut jamur tersebut tampak sebagai
yang lain adalah type endotrix rambut bagian bawah yang patah dan di bagian
dalam rambut jamur tersebut tampak sebagai hypha/spora di dalam jamur yang
apabila suatu sampel rambut yang terdapat jamur maka akan terlihat dibawah
mikroskop tampak anyaman hype yang padat dengan ascus diantaranya. Dari
pemeriksaan jamur pada preparat memberikan hasil yang didapat negatif (tidak
terdapat jamur) dimana preparat rambut dan kulit kepala berwarna coklat.
khas apabila hasilnya positif atau sampel tersebut ada jamurnya. Caranya, yaitu
dengan meletakkan sampel pada gelas objek yang ada preparat natif. Jika saat
diamati di bawah mikroskop, sampel tersebut tidak berwarna coklat, maka dapat
dipastikan bahwa sampel tersebut mengandung jamur. Namun, bila sampel yang
jamur.
Pemeriksaan mikroskopik preparat sampel A dengan KOH 10% diperoleh
hasil negatif pada sampel ujung rambut yang ditetesi dengan preparat ini
memberikan warna coklat, artinya sampel tidak mengandung jamur, dan pada
sampel akar rambut dan kulit kepala diperoleh hasil positif dengan hasil warna
dengan KOH 10% diperoleh hasil negatif pada sampel ujung rambut dan akar
rambut yang ditetesi dengan preparat ini memberikan warna coklat, artinya
sampel tidak mengandung jamur, dan pada sampel kulit kepala diperoleh hasil
pewarnaan) diperoleh hasil negatif pada sampel ujung rambut dan akar rambut
yang ditetesi dengan preparat ini memberikan warna coklat , artinya sampel tidak
mengandung jamur. Dan pada sampel kulit kepala diperoleh hasil positif dengan
hasil warna biru pada sampel yang artinya sampel mengandung jamur. Sedangkan
diperoleh hasil positif pada sampel ujung rambut, akar rambut dan kulit kepala
yang ditetesi dengan preparat ini memberikan warna biru , artinya sampel sampel
mengandung jamur.
Infeksi jamur pada kulit kepala dan rambut dapat disebabkan karena
literatur (Fajriansyah, 2010), pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk.
Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan
iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa bercak-bercak warna
putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang
berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang
pada kulit.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
hasil negatif pada sampel ujung rambut yang ditetesi dengan preparat ini
pada sampel akar rambut dan kulit kepala diperoleh hasil positif dengan
2. Preparat sampel B dengan KOH 10% diperoleh hasil negatif pada sampel
ujung rambut dan akar rambut yang ditetesi dengan preparat ini memberikan
warna coklat, artinya sampel tidak mengandung jamur, dan pada sampel
kulit kepala diperoleh hasil positif dengan hasil warna hijau/biru artinya
pewarnaan) diperoleh hasil negatif pada sampel ujung rambut dan akar
rambut yang ditetesi dengan preparat ini memberikan warna coklat , artinya
sampel tidak mengandung jamur. Sampel kulit kepala diperoleh hasil positif
dengan hasil warna biru pada sampel yang artinya sampel mengandung
jamur.
pewarnaan) diperoleh hasil positif pada sampel ujung rambut, akar rambut
dan kulit kepala yang ditetesi dengan preparat ini memberikan warna biru ,
4.2 Saran
ketelitian dan kebersihan dari alat-alat maupun dari praktikan yang melakukan