Anda di halaman 1dari 3

MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI, SEPERTI MENGATASI

MASALAH TANPA SOLUSI

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat
oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan
daerah tertentu. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu mata kuliah wajib yang
harus diikuti oleh semua mahasiswa. Saya dan rekan-rekan yang lain dipertemukan
melalui pembagian kelompok yang dilakukan oleh PU KKN Universitas Andalas dan
ditempatkan di kenagarian pelagai kaciak, Pesisir Selatan.

Tepat pada tanggal 2 Juli 2019 saya bersama rekan-rekan saya yang lainnya
sampai di nagari pelangai kaciak, Pesisir selatan. Dari sinilah bermula cerita singkat
kami selama 40 hari yang mungkin akan sulit untuk dilupakan. Inilah awal bagi kami
mahasiswa Universitas Andalas yang berasal dari lintas fakultas mengabdikan diri
untuk nagari yang belum pernah kami singgahi. Perasaan canggung menghampiri
saya, saat pertama kali sampai di tempat ini. Selain karena suasana yang baru, saya
juga belum mengenal semua rekan-rekan saya yang satu nagari dengan saya. Namun
saya sepenuhnya sadar bahwa semua ini harus dilalui dan saya pasti bisa.

Nagari pelangai kaciak mengingatkan saya dengan kampung halaman saya,


dimana mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hal itu
didukung oleh aliran sungai yang melintasi nagari pelangai kaciak. Sungai disini
selain dimanfaatkan untuk bidang pertanian juga dimanfaatkan oleh warga untuk
kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa
sungai ini merupakan sumber kehidupan warga pelangai kaciak. Namun ditempat ini
jugalah warga pelangai kaciak membuang sampah.

Sampah? Ya, sampah. Nagari pelangai kaciak dengan berbagai keindahannya


tak luput dari masalah yang sering kita hadapi sehari-hari yaitu pengelolaan sampah.
Limbah pembuangan mereka, langsung saja dibuang ke sungai. Setelah sampah –
sampah tersebut terkumpul dirumah, maka warga akan langsung membuangnya ke
sungai, terlebih lagi sungai tersebut terletak langsung di depan rumah mereka.
Sehingga dapat mengotori air sungai yang merupakan sumber kehidupan mereka
sehari-hari.

Bukan tanpa alasan masyarakat pelangai kaciak membuang sampah ke sungai.


Selain mudah, di nagari ini juga tidak terdapat petugas kebersihan yang setiap hari
membawa sampah ke tempat pembuangan akhir. Jika dibiarkan berlama-lama sampah
inipun akan menumpuk, menimbulkan bau yang tidak sedap dan yang lebih parahnya
dapat menghadirkan penyakit. Namun apakah membuang sampah ke sungai
merupakan sebuah solusi yang pas untuk mengatasi permasalahan sampah di
nagari pelangai kaciak? Kita semua pasti tau jawabannya bahwa itu bukanlah solusi
yang pas.

Selain dapat mencemari sungai, aktivitas membuang sampah secara terus-


menerus ke sungai akan membawa dampak yang lebih besar tentunya seperti banjir.
Banjir tak lebih dari saluran pembuangan yang mapet atau sungai yang meluap.
Kenapa? Tak perlu ditanyakan lagi. Sudah pasti karena banyaknya sampah yang
menumpuk dan menutupi aliran sungai. Ketika hujan lebat datang, sungai yang tidak
mampu lagi menampung air akan meluap karena kebanyakan menampung sampah.
Ketika banjir mereda, yang tersisa tak lain adalah sampah yang juga akan membawa
masalah baru yaitu penyakit.

Membuang sampah di sungai seperti menyelesaikan masalah tanpa solusi,


namun harus dilakukan oleh masyarakat pelangai kaciak. Disinilah fungsi kami
sebagai mahasiswa yang telah banyak belajar ilmu pengetahuan dengan berbagai
disiplin ilmu, menerapkan ilmu yang sudah kami dapatkan. Disini kami sebagai
mahasiwa memberikan wadah ke masyarakat untuk tidak membuang sampah ke
sungai lagi, yaitu dengan program pembuatan bak sampah. Dimana kami bersama
pemuda nagari pelangai kaciak bergotong royong untuk membuat bak sampah.
Setelah bak sampah yang kami buat selesai, bak sampah tersebut kami letakkan di
beberapa titik di tempat masyarakat sering membuang sampah. Sehingga ketika
masyarakat ingin membuang sampah, mereka bisa langsung membuang nya ke bak
sampah, tanpa harus membuang sampah ke sungai lagi. Namun untuk mengubah
kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah ke sungai juga tidak mudah.
Untuk itu kami disini melibatkan tokoh masyarakat seperti perangkat nagari, pemuda
disekitar untuk mensosialisasikan membuang sampah pada bak sampah yang telah
disediakan. Kami pun berharap program ini bias terus dilaksanakan di nagari ini,
sehingga tak ada lagi sampah yang dibuang ke sungai.

40 hari di nagari ini, kami seperti di kampung sendiri. Bahkan tak ingin
berpisah dengan nagari ini dan rekan-rekan yang luar biasa yang selalu ada. Nagari
ini membuat kami susah move on dengan segala kenagannya. Maka dari itulah
gagasan itu muncul, sehingga kami bisa sedikit membawa perubahan. Semoga nagari
pelangai kaciak bisa terbebas dari banjir, bahaya penyakit, dan terbebas dari sampah.

Anda mungkin juga menyukai