Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah lebih
dari 140 mmhg untuk sistolik dan 90 mmhg untuk diastolik dengan dua kali
pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Menurut
WHO (Word Health Organization), batas tekanan darah yang dianggap normal
adalah kurang dari 130/85 mmHg. Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang
umum di dunia. Besar dari 26% populasi dewasa di dunia di diagnosis hypertensi.
Prevalensi hypertensi meningkat dengan bertambahnya usia(Khwaja, Ansari and
Mehnaz, 2017)

Menurut WHO di tahun 2015 sebanyak 1,13 miliar penduduk di seluruh dunia
mengalami hypertensi. Angka ini menyatakan sekitar 1 dari 3 orang di dunia
didiagnosa menderita hypertensi. Hanya sekitar 36,8 % saja yang menjalani
pengobatan. Penderita hypertensi ini diperkirakan akan meningkat setiap tahun. Pada
tahun 2025 sekitar 1,5 miliar penduduk dunia menderita hypertensi. Sekitar 9,4 juta
orang diperkirakan akan meninggal akibat hypertensi dan komplikasi.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi


hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥ 18 tahun sebesar
34,1%. Angka ini mengalami peningkatan dari yang sebelumnya pada Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yaitu 25,8 %. Didapatkan riwayat minum obat
pada pasien hypertensi yaitu 54,8% minum rutin, 32,3 % minum tidak rutin dan 13,3
% tidak minum obat.

Menurut hasil riset Badan Pembanggunan Daerah Aceh (Bappeda Aceh) pada
tahun 2007, penyebab kematian utama di Indonesia termasuk Aceh adalah penyakit
tidak menular seperti stroke, hipertensi dan diabetes mellitus. Prevalensi hipertensi di
Aceh berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 30,2%, dan tertinggi di
Indonesia. Berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan atau gejala yang menyerupai
stroke, prevalensi stroke di Aceh adalah 1,7 per 1000 penduduk (Bappeda Aceh,
2010, p.15).

Menurut data profil Dinas Kesehatan Aceh tahun 2017 di Aceh Utara pada
pengukuran tekanan darah penduduk ≥ 18 tahun didapatkan 10.909 penduduk
mengalami hypertensi dari 178.302 yang dilakukan pengukran tekanan darah atau
sekitar 6% didapati mengalami Hypertensi.

Kepatuhan pengobatan dihubungkan dengan sejauh mana perilaku pasien


mengikuti saran medis, yang berhubungan dengan obat-obatan, diet, merokok dan
perubahan gaya hidup. (Breckenridge, 1983). Kepatuhan berobat pasien hypertensi
mencakup ketaatan memeriksa tekanan darah lebih dari satu kali berturut-turut yang
fungsinya mengetahui tekanan darahnya. Pada pasien yang kurang patuh dalam
mengontrol tekanan darahnya maka tekanan darah tidak terkendali, dan menimbulkan
komplikasi (Trianni, 2011). Keberhasilan Kontrol tekanan darah merupakan hal
penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian, perlunya penggunaan agen
antihipertensi sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil klinis dari terapi
hypertensi(Khwaja, Ansari and Mehnaz, 2017).

Hypertensi merupakan faktor terbesar menderita stroke dan penyakit jantung


koroner. Orang-orang dengan hypertensi sering tidak mengetahui bahwa mereka
mengalami hypertensi, dan mereka yang mengetahui dirinya mengalami hypertensi
tidak melakukan kontrol(Mahmoud, 2012). Kepatuhan dalam minum obat
antihiprertensi penting untuk mengontrol tekanan darah pada pasien hypertensi.
Terkontrolnya tekanan darah bertujuan untuk mengurangi risiko kerusakan organ-
organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak(Mutmainah, 2010)

Pengobatan hypertensi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menjaga


agar tekanan darah terkontrol. Hal yang wajib dilakukan untuk mencapai efektivitas
terapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien adalah kepatuhan, ketidakpatuhan
pasien terhadap konsumsi obat merupakan salah satu penyebab gagalnya terapi
(Sinuraya et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara usia
pasien dengan tingkat kepatuhan pada pengobatan hypertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Kepatuhan terhadap pengobatan hypertensi merupakan hal yang sangat penting


bagi efektivitas terapi dan kualitas hidup pasien. Penilaian tingkat kepatuhan
pengobatan dapat dilakukan dengan kuesioner MMSA. Berdasarkan uraian tersebut
maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan usia pasien dengan
tingkat kepatuhan pengobaan hypertensi.
1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat kepatuhan pasien Dewasa terhadap pengobatan


hypertensi di RSU Cut Mutia?
2. Bagaimana gambaran tingkat kepatuhan pasien Lansia terhadap pengobatan
hypertensi di RSU Cut Mutia?
3. Apakah ada hubungan antara usia dewasa dan Lansia dengan tingkat
kepatuhan pengobatan hypertensi di RSU Cut Mutia?
1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh usia
terhadap kepatuhan pengobatan hypertensi di RSU Cut Meutia Kabupaten
ceh Utara.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh


tingkatan usia dewasa dan lansia terhadap kepatuhan menjalani
pengobatan antihipertensi di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai sumber informasi mengenai pengaruh tingkatan usia terhadap


kepatuhan pengobatan hypertensi
2. Sebagai data dasar yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan upaya peningkatan kepatuhan


pengobatan pada penderita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai