Anda di halaman 1dari 9

Memaksimalkan W aktu-W aktu Mustajab Untuk Berdoa

Nur Fitri Hadi, MA

August 28, 2017

Bersih Hati

Khutbah Pertama:

‫ت‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬


ِ ‫س ِِّيئَا‬ ُ ‫ َو َنعُ ْوذ ُ ِباهللِ ِم ْن‬، ‫ب ِإلَ ْي ِه‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِ ََّلِلِ ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَت ُ ْو‬
‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ ْن ََل ِإ َلهَ ِإ ََّل هللاُ َو ْحدَهُ ََل‬،ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ض ِل ْل فَ ََل هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه هللاُ فَ ََل ُم‬،‫أ َ ْع َما ِلنَا‬
‫اس‬ ِ َّ‫علَى َو ْحيِ ِه َو ُمبَ ِلِّ ُغ الن‬
َ ُ‫ص ِفيُهُ َو َخ ِل ْيلُهُ َوأ َ ِم ْينُه‬َ ‫س ْولُهُ َو‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ً ‫ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدا‬
‫علَ ْي ِه‬
َ ُ‫س ََل ُمه‬ َ ‫صلَ َواتُ هللاِ َو‬ َ َ‫علَ ْي ِه َو ََل ش َِّرا ً ِإ ََّل َحذَّ َرهَا ِم ْنهُ؛ ف‬ َ َ‫ َما ت َ َر َك َخيْرا ً ِإ ََّل دَ َّل األ ُ َّمة‬،‫ش َْر ِع ِه‬
. َ‫ص ْح ِب ِه أ َ ْج َم ِعيْن‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫َو‬

ُ‫هللا تَ َعالَى َو َراقِب ُْوهُ ُم َراقَ َبةً َم ْن َي ْعلَ ُم أَ َّن َربَّهُ َي ْس َمعُه‬
َ ‫ اِتَّقُ ْوا‬:ِ‫أ َ َّما َب ْعدُ َم َعا ِش َر ال ُمؤْ ِم ِنيْنَ ِع َبادَ هللا‬
.ُ‫َويَ َراه‬
Ibadallah,

Pada kesempatan khotbah yang singkat ini, khotib akan menyajikan bahasan tentang waktu-
waktu mustajab untuk berdoa. Bahasan ini, kami nukilkan dari kitab Fiqhul ad’iyati wal
Adzkâr, karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin al-Abbad hafizhahumallâh, kami
padukan dengan kitab Min ‘Ajaibid Du’a, yang disusun oleh Khalid bin Sulaiman ar-Rib’i.

Semoga naskah ini bisa sedikit menggugah semangat kita untuk memanjatkan doa-doa
kebaikan pada waktu-waktu yang sangat diharapkan doa itu dikabulkan oleh Allâh Azza wa
Jalla , yang secara tidak langsung juga menghidupkan sunnah-sunnah yang banyak
ditinggalkan orang.

Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla mensyariatkan (ibadah) doa untuk para hamba-Nya,
mendorong dan menyemangati mereka untuk berdoa (kepada- Nya) serta berjanji akan
mengabulkan doa sebagai bentuk kemurahan-Nya Azza wa Jalla . Disamping itu, Allâh
Subhanahu wa Ta’ala juga menyediakan tempat-tempat dan waktu-waktu yang utama, serta
adab-adab yang agung. Semakin besar usaha seseorang untuk merealisasikan adab-adab dan
memaksimal waktu-waktu dan tempat-tempat yang telah disediakan itu, maka semakin besar
peluang doanya dikabulkan oleh Allâh Azza wa Jalla .

Pembahasan kali ini, difokuskan pada waktu-waktu mustajab yang seyogyanya dimanfaatkan
dengan maksimal oleh seorang Muslim untuk berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla .

Diantara waktu-waktu itu ada yang datangnya sekali setahun, ada yang tiap pekan, ada yang
tiap hari dan adapula yang beberapa kali dalam sehari serta ada juga yang datangnya
sewaktu-waktu.

Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Bulan Ramadhan
Diantara waktu yang memiliki keutamaan adalah bulan Ramadhan yang diberkahi, terlebih
sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan, lebih khusus lagi malam yang disebut lailatul qadar,
satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dan lainnya disebutkan bahwa Ummul Mukminin ‘Aisyah
Radhiyallahu anhuma mengatakan, ”Aku berkata, ‘Wahai Rasûlullâh! Apa pendapatmu jika
aku mendapati lailatul qadar, apa yang aku ucapkan kala itu? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Ucapkanlah:

‫عنِِّي‬ ُ ‫عفُ ٌّو ت ُ َحبُّ ْال َع ْف َو فَاع‬


َ ‫ْف‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم ِإنَّ َك‬
“Wahai Allâh! Sesungguhnya Engkau adalah maha pemberi ampunan dan mencintai
ampunan maka ampunilah aku.” [HR. at-Turmudzi].

2. Hari Arafah

Diantara waktu yang utama bagi seorang Muslim untuk berdoa adalah hari Arafah. Hari
Arafah adalah hari yang mulia, hari dimana doa dikabulkan, kekeliruan serta kesalahan
digugurkan. Dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ ََل إِلَهَ إِ ََّل هللاُ َو ْحدَهُ ََل‬: ‫ض ُل َما قُ ْلتُهُ أَنَا َوالنَّبِيُّونَ ِم ْن قَ ْب ِلي‬
َ ‫ع َرفَة َوأ َ ْف‬ َ ُ ‫اء د‬
َ ‫عا ُء يَ ْو ِم‬ ِ ‫ع‬َ ُّ‫ض ُل الد‬َ ‫أ َ ْف‬
‫ش ْيءٍ قَ ِديْر‬ َ ‫علَى ُك ِِّل‬ َ ‫ لَهُ ْال ُم ْلكُ َولَهُ ْال َح ْمدُ َو ُه َو‬,ُ‫ش َِري َْك لَه‬
Doa yang paling utama adalah doa pada hari Arafah dan yang paling utama yang aku dan
para nabi sebelumku ucapkan yaitu kalimat:

‫ لاهُ ْال ُم ْلكُ اولاهُ ْال اح ْمد ُ او ُه او ا‬,ُ‫اَل إِلاها إِ اَل هللاُ او ْحداهُ اَل ش ِاري اْك لاه‬
‫علاى ُك ِِّل ا‬
‫ش ْيءٍ قا ِديْر‬
Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah saja, tidak sekutu bagi-
Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segal pujian dan Dia maha kuasa atas segala
sesuatu [HR. at-Turmudzi].

3. Setelah Shalat Ashar Pada Hari Jum’at

Diantara waktu mustajab untuk berdoa yaitu pada hari Jumat, sebagaimana dalam Shahîh al-
Bukhâri dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam menyebut tentang hari Jum’at, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :

َ ‫ َوأَش‬,ُ‫طاهُ ِإيَّاه‬
‫َار ِبيَ ِد ِه‬ َ ‫ش ْيئًا ِإ ََّل أ َ ْع‬
َ ‫ص ِلِّي يَسْأ َ ُل هللاَ ت َ َعالَى‬
َ ُ‫عة ََل ي َُوافِقُ َها َعبْد ُم ْس ِلم قَائِم ي‬
َ ‫سا‬
َ ‫فِ ْي ِه‬
‫يُقَ ِلِّلُ َها‬
Pada hari Jum’at itu, terdapat satu waktu, tidaklah seorang hamba yang Muslim yang berdiri
untuk melaksanakan shalat tepat pada waktu itu dan memohon (kebaikan) apa saja kepada
Allâh kecuali Allâh pasti akan memberikannya, dan Beliau memberikan isyarat dengan
tangannya, (menunjukkan bahwa) waktu itu singkat. [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Para ahli ilmu berbeda pendapat tentang kapankah waktu itu? Mereka terbagi menjadi
beberapa pendapat sampai kurang lebih empat puluh pendapat, namun ada dua pendapat yang
lebih kuat dan lebih dekat kepada dalil (yaitu):

Pertama:

Waktu itu adalah waktu antara duduknya imam di atas mimbar sampai shalat selesai
dikerjakan. Hujjah pendapat ini adalah hadits Abu Burdah bin Abu Musa al Asy’ari
Radhiyallahu anhu. Sesungguhnya Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma berkata kepada
Abu Burdah, apakah engkau pernah mendengar dari bapakmu sebuah hadits dari Rasûlullâh
tentang waktu (mustajab) di hari Jumat? Dia mengatakan, “Ya, aku mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫ص ََلة‬ َ ‫اْل َما ُم ِإلَى أ َ ْن ت ُ ْق‬


َّ ‫ضى ال‬ ِْ ‫س‬َ ‫ي َبيْنَ أ َ ْن َي ْج ِل‬
َ ‫ِه‬
Waktu itu adalah waktu antara duduknya imam sampai shalatnya selesai dikerjakan [HR. al-
Bukhari].

Kedua:

Waktu itu adalah setelah shalat Ashar sampai matahari tenggelam.

Diantara dalil pendapat ini yaitu hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dalam Sunannya dari
Abdullah bin Salam, dia berkata, “Aku berkata dan saat itu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sedang duduk, ‘Sesungguhnya kami dapati dalam kitab Allâh -yaitu Taurat- bahwa
pada hari Jum’at itu ada satu waktu apabila ada seorang hamba Mukmin shalat lalu (berdoa)
memohon kepada Allâh Azza wa Jalla sesuatu tepat pada waktu itu, Allâh pasti akan
menunaikan kebutuhannya.’

Abdullah mengatakan, “Lalu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat


kepadaku, bahwa sebagian waktu saja (waktunya singkat).”

Aku katakan, “Engkau benar wahai Rasûlullâh! Sebagian waktu.”

Aku (Abdullah bin Salam) bertanya, “Kapankah waktu itu ?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Di akhir waktu dari waktu siang hari.”

Aku katakan, “Waktu itu bukan waktu shalat?”, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Benar, sesungguhnya seorang hamba Mukmin jika shalat kemudian duduk dan
tidak ada yang menahannya untuk tetap duduk selain shalat berarti dia tetap dalam (hitungan)
shalat.”[HR. Ibnu Majah].

Al-Hâfidz Ibnu Hajar rahimahullah setelah memaparkan pendapat-pendapat itu, beliau


rahimahullah mengatakan, “Tidak diragukan (lagi) bahwa pendapat yang paling kuat adalah
pendapat yang disebutkan dalam hadits Abu Musa Radhiyallahu anhu dan hadits Abdullah
bin Salam Radhiyallahu anhu.”

Ibnu Qayyim rahimahullah dalam kitab Zȃdul Ma’ȃd memandang bahwa pendapat yang
kedua lebih kuat, yaitu waktu tersebut setelah shalat Ashar. Beliau rahimahullah berhujjah
dengan hadits dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu yang telah disebutkan di atas serta
hadits-hadits lainnya yang berhubungan dengan permasalahan dalam bab ini.

4. Waktu Sahur Dan Sepertiga Malam Terakhir

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

ِ ‫َو ْال ُم ْست َ ْغ ِف ِرينَ ِب ْاأل َ ْس َح‬


‫ار‬
dan yang memohon ampun di waktu sahur [Ali Imrân/3:17]

ِ ‫﴾ َو ِب ْاأل َ ْس َح‬١٧﴿ َ‫يَل ِمنَ اللَّ ْي ِل َما َي ْه َجعُون‬


َ‫ار ُه ْم َي ْستَ ْغ ِف ُرون‬ ً ‫َكانُوا قَ ِل‬
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan
diwaktu pagi sebelum fajar. [Adz-Dzȃriyȃt/51:17-18]

Dalam hadits yang mutawȃtir dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ َمن‬: ‫ َيقُ ْو ُل‬,‫ث اللَّ ْي ِل ْاْل ِخ ِر‬َ ُ‫اء الدُّ ْن َيا ِحيْنَ َي ْبقَى ثُل‬ َ ‫لى ُك َّل لَ ْيلَ ٍة ِإلَى‬
ِ ‫س َم‬ َ َ ‫ار َك َو تَعا‬َ ‫َي ْن ِز ُل َربُّنَا ت َ َب‬
ِ ‫ َم ْن يَ ْسأَلُنِي فَأُع‬,ُ‫ْب لَه‬
ُ‫ َم ْن يَ ْستَ ْغ ِف ُر ِني فَأ َ ْغ ِف َر لَه‬,ُ‫ْطيَه‬ َ ‫ع ْونِي فَأ َ ْست َ ِجي‬ ُ ‫يَ ْد‬
Rabb kita Azza wa Jalla turun di setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam
terakhir, dan berfirman, “Barangsiapa berdoa kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan
(doa)nya. Barangsiapa meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan(permintaan) nya.
Barangsiapa memohon ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni dia” [HR. al-Bukhari
dan Muslim].

Hadits yang agung ini menunjukkan kemuliaan waktu yang diberkahi ini, serta merupakan
waktu yang paling utama untuk berdoa; meminta ampun dan menghadap Allâh Azza wa Jalla
dengan permohonan, dan sesungguhnya doa di waktu tersebut adalah mustajab. Syaikh Islam
Ibnu Taimiyah t mengatakan,

َ ‫الرقَّ ِة َما ََل ي ُْو َجد ُ فِي‬


‫غي ِْر ذَ ِل َك‬ ِ ‫آخ ِر اللَّ ْي ِل َي ُك ْو ُن فِي قُلُ ْو ِب ِه ْم ِمنَ الت َّ َو ُّج ِه َو التَّقَ ُّر‬
ِّ ِ ‫ب َو‬ ُ َّ‫َو الن‬
ِ ‫اس فِي‬
َ ‫ ه َْل ِم ْن‬,ٍ‫ ه َْل ِمن دَاع‬: ُ‫ َوقَ ْولُه‬,‫اء الدُّ ْنيَا‬
‫ ه َْل ِم ْن‬,‫سائِ ٍل‬ ِ ‫س َم‬ َ ‫ َو َهذَا ُمنَا ِسب ِلنُ ُز ْو ِل ِه إِلَى‬,ِ‫ْال َو ْقت‬
ٍ ِ‫تَائ‬
‫ب‬
Pada akhir malam itu, (biasanya) dalam hati seseorang ada kesemangatan untuk menghadap,
dan mendekatkan diri, serta kelembutan yang tidak didapatkan pada waktu yang lain. Dan itu
bertepatan dengan turunnya Allâh ke langit dunia seraya berfirman, ‘Apakah ada orang yang
berdoa?Apakah ada yang meminta? Apakah ada orang yang bertaubat ?

5. Satu Waktu Pada Setiap Malam

Dari Jâbir Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ‫عة ََل ي َُوافِقُ َها َر ُجل ُم ْس ِلم يَسْأ َ ُل هللاَ َخي ًْرا ِم ْن أ َ ْم ِر الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرةِ ِإ ََّل أ َ ْع‬
ُ‫طاهُ ِإيَّاه‬ َ َ‫ِإ َّن فِي اللَّ ْي ِل ل‬
َ ‫سا‬
‫َوذَ ِل َك ُك َّل لَ ْيلَ ٍة‬
Sesungguhnya pada malam hari ada satu waktu, tidaklah seorang Muslim yang memohon
kebaikan kepada Allâh dari perkara dunia atau akhirat tepat pada waktu itu, kecuali Allâh
pasti akan memberikan permohonannya, dan itu berlaku setiap malam [HR. Muslim].

6. Waktu Antara Adzan Dan Iqamah

Diantara waktu yang sangat diharapkan kala itu doa dikabulkan yaitu waktu antara Adzan
dan Iqamah, berdasarkan hadits dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫اْلقَا َم ِة فَا ْد‬


‫عوا‬ ِ َ‫عا ُء ََل ي َُردُّ َبيْنَ ْاألَذ‬
ِ ْ ‫ان َو‬ َ ُّ‫اَلد‬
Doa tidak ditolak antara Adzan dan Iqamat, oleh karena itu, berdoalah [HR. Ahmad, Abu
Daud, at-Tirmidzi dan Ulama lainnya].

Juga diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sesungguhnya doa yang
tidak tertolak yaitu doa yang dipanjatkan ketika Adzan untuk shalat dikumandangkan. Ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa’ad as-Sâ’idi Radhiyallahu anhu, dia
berkata bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ضا‬ ُ ‫ َو ِع ْندَ ْال َبأ ْ ِس ِحيْنَ ي ُْل ِح ُم َب ْع‬,‫اء‬


ً ‫ض ُه ْم َب ْع‬ ِ َ‫عا ُء ِع ْندَ النِِّد‬ ِ ‫ أ َ ْو قَلَّ َما ت ُ َرد‬,‫َّان‬
َ ُّ‫ اَلد‬,‫َّان‬ ِ ‫ان ََل ت ُ َرد‬
ِ َ ‫ثِ ْنت‬
Dua hal yang tidak akan tertolak atau jarang ditolak, doa ketika adzan dan saat peperangan
berkecamuk ketika saling serang[HR. Abu Dawud].

‫ َونَ َف ْعنَا‬،‫ت َوال ِذِّ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَ َفعَ ِني َوإِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْليَا‬،‫آن العَ ِظي ِْم‬ ِ ‫ار َك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِفي القُ ْر‬ َ َ‫ب‬
، َ‫هللا ِلي َولَ ُك ْم َو ِل ْل ُم ْس ِل ِميْن‬
َ ‫ أَقُ ْو ُل َق ْو ِلي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر‬.‫س ِليْنَ َوقَ ْولُهُ القَ ِو ْي ُم‬ َ ِ ‫ِب َه ْدي‬
َ ‫س ِيِّ ِد ال ُم ْر‬
َ ‫فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر‬
.‫الر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

ً ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل هللاُ تَ ْع ِظ ْيما‬،‫علَى َمنِِّ ِه َو ُج ْو ِد ِه َو ْام ِتنَانِ ِه‬
َ ُ‫ش ْك ِر لَه‬
ُّ ‫ َوال‬،‫سانِ ِه‬ َ ‫علَى ِإ ْح‬ َ ِ‫ا َ ْل َح ْمد ُ ِ ََّلِل‬
‫علَى آ ِل ِه‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫س ْولُهُ اَلدَّا ِع ْي إِلَى ِرض َْوانِ ِه؛‬ َ ً ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدا‬،‫ِلشَأْنِ ِه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬
.‫ص َحا ِب ِه َوأَع َْوانِ ِه‬ ْ َ ‫َوأ‬

َ ‫ اِتَّقُ ْوا‬:ِ‫أ َ َّما َب ْعدُ ِع َبادَ هللا‬


. ‫هللا ت َ َعالَى‬
Ibadallah,

7. Ketika Shalat ditegakkan

Dari Sahl Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ِ‫س ِب ْي ِل هللا‬
َ ‫ف فِي‬
ِ ‫ص‬ َّ ‫ ِحيْنَ تُقَا ُم ال‬: ُ‫علَى دَاعٍ دَع َْوتَه‬
َّ ‫ َو فِي ال‬, ُ ‫ص ََلة‬ َ ُّ‫ان ََل ت ُ َرد‬
ِ َ ‫عت‬
َ ‫سا‬
َ
Ada dua waktu yang doa yang dipanjatkan oleh orang yang berdoa itu, yaitu : ketika shalat
ditegakkan dan ketika di barisan jihad dijalan Allâh [HR. Ibnu Majah]

8. Ketika Sujud

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, ”Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda:

َ ُّ‫ فَأ َ ْكثِ ُروا الد‬,‫اجد‬


‫عا َء‬ ِ ‫س‬َ ‫ب َما يَ ُك ْو ُن ْال َع ْبد ُ ِم ْن َر ِبِّ ِه َو ُه َو‬
ُ ‫أ َ ْق َر‬
(Saat) yang paling dekat antara hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang sujud maka
hendaklah kalian memperbanyak doa (ketika sujud)

9. Berdoa Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam

Diantara waktu yang seyogyanya dimanfaatkan maksimal oleh seorang Muslim untuk berdoa
adalah waktu di akhir setiap shalat wajib. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam at-
Tirmidzi dan imam yang lainnya dengan sanad jayyid dari Abu Umâmah al-Bâhili
Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Ada yang bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :

ِ ‫ت ْال َم ْكت ُ ْو َبا‬


‫ت‬ َّ ‫ َودُب ُُر ال‬,‫ف اللَّ ْي ِل ْاْل ِخ ِر‬
ِ ‫صلَ َوا‬ ُ ‫ َج ْو‬: ‫عاء أ َ ْس َم ُع ؟ قَا َل‬
َ ُّ‫ي الد‬
ُ ‫س ْو َل هللاِ أ‬
ُ ‫َيا َر‬
Wahai Rasûlullâh! Doa apa yang paling didengar? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, ‘(Doa yang dipanjatkan di waktu-red) tengah malam yang terakhir dan di akhir
shalat-shalat wajib [HR. at-Turumudzi].

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat kepada Muadz bin Jabal
Radhiyallahu anhu agar membaca doa berikut pada setiap akhir shalat :

‫ش ْك ِر َك َو ُحس ِْن ِعبَادَتِ َك‬ َ ‫اَللَّ ُه َم أ َ ِعنِِّي‬


ُ ‫علَى ِذ ْك ِر َك َو‬
Ya Allah! Bantulah aku (agar senantiasa bisa) berdzikir kepada-Mu dan bersyukur kepada-
Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu [HR. Ahmad dan selainnya]

Dan di akhir shalat (duburi shalȃt) yang disebutkan dalam hadits ini dan hadits sebelumnya
ada kemungkinan sebelum salam atau sesudah salam.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Syaikh kami -yaitu Ibnu Taimiyah rahimahullah –
menguatkan pendapat yang sebelum salam.”

Beliau mengatakan, “Dubur setiap sesuatu itu merupakan bagian darinya seperti dubur hewan
(merupakan bagian dari hewan)”

Dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengajarkan mereka tasyahud di waktu shalat kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda diakhirnya:
ُ ‫اء أ َ ْع َجبَهُ ِإلَ ْي ِه فَيَ ْد‬
‫عو‬ ِ ‫ع‬َ ُّ‫ث ُ َّم يَت َ َخي َُّر ِمنَ الد‬
Kemudian memilih doa yang paling dia sukai lalu dia berdoa dengannya

Dalam lafadz Muslim

‫ث ُ َّم يَتَ َخي َُّر ِمنَ ْال َمسْأَلَ ِة َما شَا َء‬
Kemudian memilih permintaan yang dia inginkan [HR. al-Bukhari dan Muslim].

Dari Fadhalah –Radhiyallahu anhu-, bahwa Nabi mendengar seseorang dalam shalatnya dia
mengagungkan dan memuji Allah serta bershalawat kepada Nabi maka beliau bersabda:

َ ‫ا ُ ْدعُ ت ُ َجب َو‬


َ ‫س ْل ت ُ ْع‬
‫ط‬
Berdoalah maka akan dikabulkan dan mintalah maka akan diberi

10. Ketika Terbangun Di Waktu Malam

Dari Ubadah bin Shâmit, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,
“Barangsiapa yang terbangun di waktu malam lalu mengucapkan :

,ِ‫ ا َ ْل َح ْمد ُ هلل‬,‫ش ْيءٍ َق ِديْر‬


َ ‫علَى ُك ِِّل‬ َ ‫ َو ُه َو‬,ُ ‫ َولَهُ ْال َح ْمد‬, ُ‫ لَ ْه ْال ُم ْلك‬,ُ‫ََل ِإلَهَ ِإ ََل هللاُ َو ْحدَهُ ََل ش َِري َْك لَه‬
ِ‫ َو ََل َح ْو َل َو ََلقُ َّوة َ ِإ ََل بِاهلل‬,‫ َوهللاُ أ َ ْكبَ ُر‬,ُ‫ َو ََل إِلَهَ إِ ََل هللا‬,ِ‫س ْب َحانَ هللا‬
ُ ‫َو‬
ُ‫ص ََلتُه‬ ْ َ‫صلَّى قُبِل‬
َ ‫ت‬ َ ‫ فَإ ِ ْن ت َ َوضَّأ َ َو‬,ُ‫ْب لَه‬ َ َ‫ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلي أ َ ْو د‬: ‫ث ُ َّم قَا َل‬
َ ‫عا ا ْست ُ ِجي‬
Tidak ada Illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allâh. Tidak ada sekutu baginya
dan Dialah yang memiliki kekuasaan dan pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Segala
puji bagi Allâh. Maha Suci Allâh, Tidak ada Illah yang berhak diibadahi dengan benar selain
Allâh. Allâh Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allâh

Kemudian mengucapkan, “Ya Allâh, ampunilah aku” atau berdoa maka dikabulkan (doanya)
Dan jika dia berwudhu kemudian shalat maka shalatnya diterima” [HR. al-Bukhari dan at-
Turmudzi]

11. Ketika Perang Tengah Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allâh adalah doa
dari orang yang berperang di jalan Allâh ketika perang sedang berkecamuk, akan dikabulkan
Allâh Azza wa Jalla . Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas :

Dua hal yang tidak akan tertolak atau jarang ditolak, doa ketika adzan dan saat peperangan
berkecamuk ketika saling serang sebagian mereka terhadap yang lain [HR. Abu Dawud]

Ada dua waktu yang doa tidak tertolak di dua waktu itu: ketika ditegakkan shalat dan ketika
di barisan jihad dijalan Allâh [HR. Ibnu Majah]
‫‪12. Ketika Minum Air Zam-Zam‬‬

‫‪Air Zam-zam merupakan air yang sangat diberkahi. Jika ia diminum sambil berdoa, maka‬‬
‫‪insya Allâh akan dikabulkan sesuai dengan keinginannya.‬‬

‫‪Dari Jâbir bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :‬‬

‫ب لَهُ‬ ‫َما ُء زَ ْمزَ م ِل َما ُ‬


‫ش ِر َ‬
‫]‪Air Zam-zam itu sesuai niat untuk apa meminumnya [HR. Ibnu Majah‬‬

‫‪Inilah beberapa waktu itu, semoga bermanfat dan semoga Allah Azza wa Jalla memberikan‬‬
‫‪taufik-Nya kepada kita semua untuk memanfaatkan waktu-waktu ini dengan maksimal untuk‬‬
‫‪menggarapai mahgfirah-Nya.‬‬

‫علَى ُم َح َّم ِد ب ِْن َع ْب ِد هللاِ َك َما أ َ َم َر ُك ُم هللاُ ِبذَ ِل َك ِفي ِكتَا ِب ِه‬
‫عا ُك ُم هللاُ‪َ -‬‬ ‫س ِلِّ ُم ْوا ‪َ -‬ر َ‬
‫صلُّ ْوا َو َ‬
‫ِع َبادَ هللاِ‪َ :‬و َ‬
‫س ِلِّ ُموا ت َ ْس ِليما ً ﴾‬ ‫صلُّوا َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫ي يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى النَّ ِب ِِّ‬ ‫َّللاَ َو َم ََلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫فَقَا َل‪ِ ﴿ :‬إ َّن َّ‬
‫صلَّى هللا َ‬
‫علَ ْي ِه ِب َها‬ ‫ص ََلة ً َ‬ ‫ي َ‬ ‫صلَّى َ‬
‫علَ َّ‬ ‫سلَّ َم‪َ (( :‬م ْن َ‬ ‫ع َل ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬‫[األحزاب‪َ ، ]56:‬وقَا َل َ‬
‫ع ْش ًرا))‪.‬‬ ‫َ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّ َك َح ِميْد‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلَي َ‬
‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِِّل َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّ َك‬ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ار ْك َ‬‫َم ِجيْد‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫ع َم َر‬
‫ق‪َ ،‬و ُ‬ ‫الرا ِش ِديْنَ األ َ ِئ َّم ِة ال َم ْه ِد ِييْنَ أ َ ِب ْي َب ْك ِر ِ ِّ‬
‫الص ِدِّ ْي ِ‬ ‫اء َّ‬ ‫ع ِن ال ُخلَفَ ِ‬‫ض اللَّ ُه َّم َ‬ ‫ار َ‬ ‫‪.‬و ْ‬
‫َح ِميْد َم ِجيْد َ‬
‫ص َحابَ ِة أ َ ْج َم ِعيْنَ ‪،‬‬ ‫ض اللَّ ُه َّم َ‬
‫ع ِن ال َّ‬ ‫ار َ‬ ‫ع ِلي‪َ ،‬و ْ‬ ‫ِي النُ ْو َري ِْن‪َ ،‬وأ َ ِبي ال َح َ‬
‫س َني ِْن َ‬ ‫عثْ َمانَ ذ ْ‬ ‫ق‪َ ،‬و ُ‬ ‫الفَ ُ‬
‫ار ْو ِ‬
‫سانِ َك يَا أ َ ْك َر َم‬ ‫عنَّا َم َع ُه ْم بِ َمنِِّ َك َو َك َر ِم َك َوإِ ْح َ‬ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‪َ ،‬و َ‬ ‫ع ِن التَا ِب ِعيْنَ َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم بِإ ِ ْح َ‬
‫س ٍ‬ ‫َو َ‬
‫األ َ ْك َر ِميْنَ ‪.‬‬

‫اح ِم َح ْوزَ ة َ‬ ‫ش ْر َك َو ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ ‪َ ،‬ودَ ِ ِّم ْر أ َ ْعدَا َء ال ِدِّيْنَ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ْ‬ ‫اْلس ََْل َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬وأ َ ِذ َّل ال ِ ِّ‬
‫اَللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز ِ‬
‫اج َع ْل ِو ََل َيتَنَا ِف ْي َم ْن‬‫ص ِل ْح أَئِ َّمتَنَا َو ُو ََلة َ أ ُ ُم ْو ِرنَا‪َ ،‬و ْ‬ ‫طا ِننَا َوأ َ ْ‬ ‫ال ِدِّي ِْن يَا َربَّ ال َعالَ ِميْنَ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ِآمنَّا فِي أ َ ْو َ‬
‫اج َع ْل َع َملَهُ فِي‬ ‫اك َو ْ‬ ‫ي أ َ ْم ِرنَا ِل ُهدَ َ‬ ‫اك يَا َربَّ العَالَ ِميْنَ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َوفِِّ ْق َو ِل َّ‬ ‫ض َ‬ ‫اك َوات َّبَ َع ِر َ‬ ‫خَافَ َك َواتَّقَ َ‬
‫اص َحةَ يَا َربَّ ال َعالَ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫صا ِل َحةَ النَّ ِ‬ ‫طانَةَ ال َّ‬ ‫ار ُز ْقهُ ال ِب َ‬ ‫طا َع ِت َك َو ْ‬ ‫ع َلى َ‬ ‫اك َوأ َ ِع ْنهُ َ‬
‫ض َ‬ ‫ِر َ‬
‫ار َح ْم َم ْوتَانَا َو َم ْوتَى‬ ‫علَى التَّائِ ِبيْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َو ْ‬ ‫ب ال ُم ْذ ِن ِبيْنَ ِمنَ ال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َوتُبْ َ‬‫للَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ذُنُ ْو َ‬
‫ضى ال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم فَ ِر ْ ِّج ُه ُم ال َم ْه ُم ْو ِميْنَ ِمنَ ال ُم ْس ِل ِميْنَ‬‫ضانَا َو َم ْر َ‬ ‫ف َم ْر َ‬ ‫ال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َوا ْش ِ‬
‫ي َيا َقي ُّْو ُم أ َ ْن َ‬
‫ت‬ ‫ع ِن ال َم ِد ْي ِنيْنَ َيا ذَا ْال َج ََل ِل َو ِ‬
‫اْل ْك َر ِام َيا َح ُّ‬ ‫ض الدَّيْنَ َ‬ ‫ب ال َم ْك ُر ْو ِبيْنَ ‪َ ،‬وا ْق ِ‬ ‫َوفَ ِ ِّرجْ َك ْر َ‬
‫سنَا َو ِإن لَّ ْم تَ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِرينَ }‪{.‬‬ ‫ظلَ ْمنَا أَنفُ َ‬‫الو ِك ْي ِل‪َ { .‬ربَّنَا َ‬ ‫َح ْسبُنَا َونِ ْع َم َ‬
‫ار }‪.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫عذ َ َ‬‫سنَةً َوقِنَا َ‬ ‫اْلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬ ‫َربَّنَا آ ِتنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫َّللا أ َ ْك َب ُر َو َّ‬
‫َّللاُ َي ْعلَ ُم َما ت َ ْ‬
‫ص َنعُونَ ‪. ‬‬ ‫ِعبَادَ هللاِ‪ :‬ا ُ ْذ ُك ُر ْوا هللاَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‪َ ،‬وا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬
‫علَى ِن َع ِم ِه ‪َ ‬ولَ ِذ ْك ُر َّ ِ‬
‫يَ ِز ْد ُك ْم ‪،‬‬
‫‪[Diadaptasi dari majalah As-Sunnah Edisi 02-03/Tahun XX/1437H/2016M].‬‬
Read more https://khotbahjumat.com/4736-memaksimalkan-waktu-waktu-mustajab-untuk-berdoa.html

Anda mungkin juga menyukai