Bivalvia Plot 4
Hewan pada kelompok ini disebut dengan Pelecypoda, yang berarti “kaki kapak”
karena memiliki kaki yang pipih dan berbentuk seperti kapak. Disebut juga Bivalvia, yang
berarti “dua daun pintu” karena memiliki sepasang cangkang yang bisa terbuka dan tertutup
(berengsel). Kemudian dijuluki Lamellibranchiata karena memiliki insang yang berlapis-lapis
(ctenidia). Saat ini nama yang umumnya digunakan adalah Bivalvia, nama yang lain seperti
Pelecypoda dan Lamellibranchiata hanyalah nama yang populer pada beberapa abad lalu.
Menurut Literatur yang sudah kelompok kami baca, hewan yang terdapat di Plot 3
Pantai Sundak, Gunung Kidul, Yogyakarta termasuk ke dalam Class Bivalvia. Karakteristik
utama dari hewan pada kelas Pelecypoda adalah memiliki sepasang cangkang yang berengsel.
Terdapat otot aduktor (english: adductor) yang sangat kuat untuk menutup rapat cangkang
ini, sehingga dapat melindungi tubuh lunak mereka. Cangkang ini memiliki bentuk simetri
bilateral dengan ligamen engsel berada pada bagian tengahnya (bidang sagital). Untuk
membedakan bagian anterior dan posterior, kami dapat melihat adanya tonjolan pada
cangkang yang disebut dengan umbo. Kaki pada Bivalvia tidak selalu nampak, kaki ini akan
seperti lidah yang terjulur ketika kerang hendak mengubur dirinya di dalam pasir. Ciri-ciri
yang lain adalah tidak memiliki kepala dan tidak memiliki radula. Mereka makan dengan
menyaring partikel makanan menggunakan ctenidium, yaitu insang berlapis-lapis yang
digunakan untuk menyaring makanan dan bernafas. Pada bagian posterior, terdapat saluran
yang untuk keluar masuk air yang disebut sifon (english: siphon). Air masuk melalui sifon
arus masuk (english: incurrent ) yang membawa partikel makanan dan oksigen, kemudian air
keluar melalui sifon arus keluar (english: excurrent ) yang membawa zat-zat sisa
metabolisme.
Anatomi Bivalvia
Cangkang hewan pada kelas Bivalvia memiliki tiga lapisan utama yang disekresikan oleh
mantel, yaitu:
Habitat hewan yang masuk dalam kelas ini adalah di laut. Berdasarkan zona kedalamannya,
hewan ini masuk pada zona lithoral yakni zona wilayah pantai atau pesisir. Di wilayah ini
pada saat air pasang akan tergenang air, dan pada saat air surut berubah menjadi daratan.
Oleh sebab itu wilayah ini sering juga disebut dengan Wilayah Pasang-Surut.
Reproduksi bivalvia biasanya terpisah antara jantan dan betina, akan tetapi ada juga yang
hermafrodit. Gonad terletak di dekat sistem pencernaan, kemudian sel sperma dan sel telur
dilepaskan melalui sifon arus keluar. Fertilisasi biasanya terjadi secara eksternal, dan telur
yang berembrio akan menetas menjadi larva trokofor, yang kemudian berkembang
menjadi larva veliger. Nantinya larva ini akan bermetamorfosis menjadi hewan dewasa.