o
API GRAVITY DAN TITIK ASAP
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menjelaskan pengertian dan peranan oAPI Gravity dan titik asap, solar dan
kerosene.
Menetukan oAPI Gravity dan titik asap yang dimiliki oleh solar dan kerosene.
Karakteristik Kerosin
Karena kerosin digunakan sebagai bahan bakar lampu penerangan, maka salah
satu sifat yang terpenting bagi kerosin ialah bahwa kerosin harus dapat memberikan
intensitas terang nyala yang tinggi, dan sedikit mungkin memberikan asap yang dapat
mengganggu lingkungan. Uji baku yang berkaitan dengan ini ialah iji titik asap (ASTM
D-1322 : IP57) dan uji kualitas pembakaran.
Titik asap ialah tinggi nyala maksimum dalam milimeter dalam kerosin yang
dibakar dengan menggunakan uji baku tidak memberikan asap. Makin tinggi titik asap,
makin tinggi mutu kerosin. Asap yang ditimbulkan pada pembakaran kerosin sibebakan
senyawa aromat. Dewasa ini kerosin diindonesia menurut spesifikasi pemasaran
mempunyai titik asap minimum 16 mm, apabila ditentukan dengan metode IP57,
minimum 15 mm apabila ditentukan dengan metode ASTM D-1322
Sifat lain yang perlu diperhatikan ialah titik nyala, warna dan kadar belerang.
Ttitik nyala yang berkaitan dengan keamanan dengan menangani kerosin, ditetapkan
minimum titik nyala 105oF (ASTM D56). Kerosin harus berwarna jernih seperti air,
sehingga kerosin juga disebut water white distilate, warna saybolt (ASTM D-150) 50 oF
selama 3 jam hasilnya maksimum kadar belerang yang ditentukan dengan metode
3
KEROSINE
Minyak tanah (minyak gas; bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275
°C (rantai karbon dari C12 sampai C15).
Kerosene dipakai sebagai bahan bakar lampu penerangan dan bahan bakar
kompor untuk rumah tangga. Karena penggunaa utamanya untuk bahan bakar lampu
penerangan, maka kerosene harus memberikan intensitas nyala yang baik dan sedikit
mungkin timbulnya asap.
Kegunaan kerosin
Bahan Bakar rumah tangga
Burning oil, pembersih mesin, bahan pelarut
Bahan bakar pesawat turbin
Bahan bakar transportasi, dll
SOLAR/ DIESEL
Minyak diesel adalah fraksi minyak bumi yang mempunyai trayek titik didih
antara 200 - 350oC dan digunakan untuk bahan bakar mesin diesel. Mesin diesel sistem
penyalaannya tidak menggunakan busi, tetapi penyalaannya terjadi karena suhu tinggi
yang dihasilkan dari pemampatannya dengan udara didalam silinder mesin. Oleh karena
itu mesin diesel dirancang dengan perbandingan kompresi (compression ratio) yang
tinggi (diatas 12 : 1). Tekanan kompresi bisa mencapi 400 - 700 psi dan suhu udara
setelah dimampatkan mencapai 1000oF atau lebih. Supaya bahan bakar diesel dapat
masuk kedalam silinder yang berisi udara bertekanan tinggi, maka bahan bakar harus
ditekan dengan pompa injektor sampai 20000 psi.
Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama sebagai berikut :
Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan
Berbau
Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal
Mempunyai titik nyala tinggi (40oC-100oC)
Terbakar spontan pada 350oC, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar
sendiri sekitar 500oC
Mempunyai berat jenis 0,82-0,86
Menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg)
Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding bensin
Spesifikasi Solar/ Diesel
5
40 A = Too high
30
20 B = correct
10
0 C = Too low
Gambar : typicl nyala api dalam alat smoke point apparatus (sumber: ASTM D-1322)
6
V. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kal ini terdapat dua kali percobaan yaitu menentukan titik
asap/ smoke point dan penetuan oAPI. Kedua percobaan tersebut menggunakn
sampel berupa kerosin dan solar. Pada percobaan penentuan titik asap digunakan
alat smoke point apparatus.
Prinsip kerja alat ini berdasarkan titik nyala yang dihasilkan oleh lampu
tanpa terjadi jelaga dalam alat ini terdapat tipikal nyala api yang dihasilkan yaitu
apiyang dihasilkan terdiri dari 3 puncak : Puncak maksimum,puncak minimum,
dan puncak tengah. Nilai dari titik asap pada sampel yang diuji yaitu berada dalam
puncak yang kedua atau puncak tengah.
Dilakuan percobaan ini adalah dengan tujuan untuk mengetahui nilai titik
asap dan miyak bakar secara praktikum dimana sampel yang digunakan adalah
solat dan kerosin. Pengujian titik asap ini sangat berpengaruh terhadap kualitas
bahan bakar. Semakin tinggi titik asap pada minyak bakar, Maka semakin baik
kualitas dari minyak tersebut. Untuk titik asap kerosin didapatkan sebesar 16 mm
sedangkan titik asap solar adalah 14 mm.
Pada percobaan kedua adalah menetukan oAPI Gravity. Berat jenis dan
o
API Gravity menyatakan densitas atau berat jenis persatuan volume suatu zat.
Untuk menetukan nilai oAPI Gravity kita harus menetukan berat jenis zat tersebut.
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan alat piknometer. Dari alat
tersebut kita dapat mengetahui volume dan dari suatu zat/minyak bakar. Setelah
berat jenis diketahui maka spesifik gravity dapat ditentukan dengan
membandingkannya dengan berat jenis air. Kemudian didapatkan oAPI Gravity
kerosin adalah 18,1174 dan solar 16,3645. oAPI Gravity dapat digunakan untuk
menentukan kualitas minyak. Semakin tinggi nilai oAPI maka kualitas dari
minyak bakar tersebut akan semakin baik karena banyak mengandung bensin.
8
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT
Pik Piknometer