PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang
adalah suasana yang kondusif. Kondusif disini mengandung arti secara fisik
dan non fisik. Secara fisik, kondusif berarti memenuhi kebutuhan yang
proses belajar mengajar. Adapun secara non fisik, kondusif dapat diartikan
hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi secara fisik, psikis atau verbal, yang
menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh
merupakan suatu aksi atau serangkaian aksi negatif yang seringkali agresif
dan manipulatif, dilakukan oleh satu atau lebih orang terhadap orang lain
atau beberapa orang selama kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan baik
sedangkan korban biasanya juga menyadari bahwa aksi itu akan berulang
perempuan sangat peka dan mudah meluapkan perasaan, sementara itu laki-
laki lebih bersikap objektif dan rasional sehingga mampu berfikir dan tidak
dengan hati, bingung, takut, dan cemas (Putri, Kristiyawati & Arif, 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden lebih banyak
teman. Mereka mengatakan tidak setuju jika tidak pernah memberikan nama
bahwa mereka tidak tega jika memukul orang lain walaupun mereka diejek
teman yang mereka tidak sukai dan sebanyak 43,5% menyatakan bahwa
mereka setuju jika mereka tidak pernah meneror teman dengan alasan
pun sering kali terjadi, hal ini dibuktikan dengan data dari Komisi Nasional
30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus, adapun rinciannya untuk anak korban
atau (50%), sedangkan SMP sebanyak 5 kasus atau (19,3%) dan SMA/SMK
dilakukan oleh guru terhadap siswa, maupun oleh siswa terhadap siswa
kasus kekerasan tersebut tidak saja mencoreng citra pendidikan yang selama
ini dipercayai oleh banyak kalangan sebagai sebuah tempat dimana proses
untuk berbuat usil dan mengolok-olok. Selanjutnya karena faktor pola asuh
orang tua yang kurang berperan ini dinyatakan para siswa disebabkan
membentuk tingkah laku yang baik dan terakhir karena faktor iklim sekolah
disiplin sekolah masih bersifat lemah yang menyebabkan bullying ini dapat
dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif,
perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi belajar
budaya anti bullying dengan cara memberikan sanksi tegas pada pelaku
mengabaikan adanya perilaku bullying, sehingga tidak adanya efek jera bagi
perilaku bullying verbal dan motivasi belajar siswa. Hal ini disebabkan
bullying merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma – norma dalam
pendidikan yang bisa menurunkan motivasi belajar, jika tidak diatasi akan
B. Rumusan Masalah
menengah pertama. Salah satu hasil penelitian ini dibuktikan dengan data
pendidikan per tanggal 30 Mei 2018, berjumlah 161 kasus. Dampak yang
tahap perkembangan selanjutnya. Dampak ini dapat terjadi baik pada korban
1. Tujuan Umum
2019”.
2. Tujuan Khusus
2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
lainnya.
E. Keaslian Penelitian