“STATUS GIZI”
Disusun Oleh :
Mohammad Badrussholeh 2161000220031
Mila Karmila 2161000220004
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian status gizi
2. Untuk mengetahui klasifikasi gizi.
3. Untuk mengetahui penilaian status gizi.
4. Untuk mengetahui yang digunakan dalam penentuan status gizi
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah agar dapat ditemukannya solusi yang
tepat bagi kasus penyakit yang berhubungan dengan status gizi di Indonesia. Dan lebih
dari itu, penulis juga berharap agar kasus serupa tidak akan terjadi lagi di masa yang
akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Kategori IMT
Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya
yaitu : jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika
2500 – 3900 gram Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih.
Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas <>
b. Klinis
1) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
2) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical
surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum
dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu
tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
c. Biokimia
1) Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot.
2) Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.
d. Biofisik
1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
2) Penggunaan
Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
2. Penilaian gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
a. Survei Konsumsi Makanan
1) Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2) Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b. Statistik Vital
1) Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan.
2) Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.
c. Faktor Ekologi
1) Pengertian
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
2) Penggunaan
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
2-Indikator BB/U
Status gizi dapat diketahui dengan melihat berat badan menurut umur,
kemudian dibandingkan dengan standar WHO. Kemungkinan yang terjadi adalah
lebih rendah, lebih tinggi atau normal. BB/U normal, digolongkan pada status gizi
baik, BB/U lebih rendah berarti status gizi kurang atau buruk, BB/U tinggi berarti
status gizi lebih. Status gizi kurang yang diukur dengan indikator BB/U
dikelompokkan menjadi berat badan rendah (BBR). Menurut tingkat keparahannya,
BBR dibedakan menjadi ringan (mild), sedang (moderate) dan berat (severe). BBR
tingkat berat atau sangat berat sering disebut dengan status gizi buruk. Di masyarakat
gizi buruk pada orang dewasa disebut HO sedangkan pada anak-anak disebut
marasmus dan kwashiorkor. Kelebihan indikator BB/U dalam penentuan status gizi di
adalah mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif untuk melihat
perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek dan dapat mendeteksi kegemukan.
3-Indikator TB/U
Indikator TB/U dipakai untuk mengukur status gizi anak balita umur 0-24
bulan yang pengukurannya dilakukan dengan terlentang (tidak berdiri). Hasil
pengukuran dapat digolongkan menjadi TBnya normal, kurang dan tinggi setelah
dibandingkan dengan standar WHO. TB/U kurang disebut pendek tak sesuai umurnya
(PTSU). Hasil pengukuran TB/U menggambarkan status gizi masa lalu, seorang yang
tergolong PTSU kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Indikator TB/U dapat
digunakan untuk menggambarkan riwayat keadaan gizi masa lalu dan dapat dijadikan
indikator keadaan sosial ekonomi penduduk.
4-Indikator BB/TB
BB/TB merupakan indikator pengukuran antropometric yang paling baik,
karena dapat meggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik.
Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya perkembangan berat badan
akan diikuti oleh pertambahan tinggi badan. Oleh karena itu, berat badan yang normal
akan proporsional dengan tinggi badannya.
Indikator BB/U dipakai di dalam kartu menuju sehat (KMS) untuk memantau
pertumbuhan anak secara perorangan. Indikator ini digunakan karena relatif lebih
mudah dalam menentukan status gizi balita. Kartu Menuju Sehat yang digunakan di
posyandu pada dasarnya adalah penerapan Pengukuran status gizi anak balita. Kartu
menuju sehat adalah alat yang sederhana dan murah yang digunakan untuk memantau
pertumbuhan anak dan harus selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk bidan dan dokter (Depkes, 2001).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah ada factor eksternal (pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, budaya) dan factor internal (usia, fisik, dan infeksi). Status gizi
seseorang dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu secara langsung (antropometri,
klinis, biokimia, dan biofisik,) dan secara tidak langsung (survey konsumsi makanan,
statistic vital, dan factor ekologi).
DAFTAR PUSTAKA