Oleh :
Kelompok 1
Kelas : E2 AK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB 9
Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan sengaja oleh manajemen untuk
memenuhi tujuan laba. Perataan laba adalah suatu bentuk manajemen laba yang dilakukan
dengan cra menggeser periode pendapatan dan beban untuk mengurangi terjadinya fluktuasi
dalam laba. Salah satu teknik untuk meratakan laba adalah dengan menurunkan nilai persediaan
serta asset lainya pada perusahaan yang diakuisisi ketika akuisisi terjadi, yang berakibat laba
yang tinggi ketika kemudian asset tersebut dijual.
1
KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN
Menurut standar audit, ada tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuang yang
mengandung kecurangan dan perlakuan yang tidak semestinya terhadap asset. Kondisi tersebut
disebut dengan segitiga kecurangan sebagai berikut;
1 Insentif/Tekanan : manajemen dan karyawan lain mendapat insentif atau tekana untuk
melakukan kecurangan,
2 Peluang : keadaan yang memberi peluang atau kesempatan bagi manajemen atau
karyawan untuk melakukan kecurangan,
3 Prilaku/Pembenaran: suatu prilaku, atau karakter, atau seperangkat nilai etis yamh ada
mengijinkan manajemen atau karyawan untuk melakukan tindakan tidak jujur, atau
mereka berada dalam lingkungan yang cukup memberi tekanan yang menyebabkan
mereka membenarkan tindakan tidak jujur.
TIGA KONDISI
KECURANGAN
INSENTIF/TEKANAN PELUANG PERILAKU/PEMBENARA
Manajemen atau karyawan Keadaaan menciptakan Suatu perilaku, karakter, atau
yanglain memiliki insentif suatu peluang bagi ada perangkat nilai etis yang
atau tekanan untuk manajemen atau karyawan memungkinkan manajemen
melakukan pelaporan untuk membuat laporan atau karyawan dengan
keuangan yang mengandung keuangan yang mengandung sengaja melakukan perbuatan
kecurangan secara material. kecurangan. tidak jujur, atau mereka
berada dalam lingkungan
yang memberi cukup tekanan
yang menyebabkan mereka
membenarkan tindakan tidak
jujur.
TIGA KONDISI
KECURANGAN
INSENTIF/TEKANAN PELUANG PERILAKU/PEMBENARA
Manajemen atau karyawan Keadaaan menciptakan Suatu perilaku, karakter, atau
yang lain memiliki insentif suatu peluang bagi ada perangkat nilai etis yang
atau tekanan untuk manajemen atau karyawan memungkinkan manajemen
2
memperlakukan asset tidak untuk memperlakukan asset atau karyawan dengan
semestinya tidak semestinya. sengaja melakukan perbuatan
tidak jujur, atau mereka
berada dalam lingkungan
yang memberi cukup tekanan
yang menyebabkan mereka
membenarkan tindakan tidak
jujur.
SKEPTISISME PROFESIONAL
Berdasarkan SA 200 auditor harus mempertahankan skeptisisme professional sepanjang
audit, menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan dapat terjadi, walaupun pengalaman masa lalu auditor menunjukan adanya kejujuran
dan integritas manajemen entitas pada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
3
SUMBER-SUMBER INFORMASI UNTUK MENILAI RISIKO KECURANGAN
1 Bagaimana mereka meyakini bahwa laporan keuangan entitas rentan terhadap kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. Hal ini mencakup pertimbangan-
pertimbangan tentang faktor-faktor eksternal maupun internal yang diketahui
mempengaruhi entitas sehingga bisa:
Menciptakan suatu insentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan
kecurangan.
Memberi peluang untuk melakukan kecurangan.
Mengindikasikan suatu kultur atau lingkungan yang memungkinkan manajemen
membenarkan kecurangan.
2 Bagaimana manajemen bisa melakukan dan menyembunyikan pelaporan keuangan yang
mengandung kecurangan.
3 Bagaimana seseorang bisa memperlakukan tidak semestinya terhadap asset entitas.
4 Bagaimana auditor bisa merespon terhadap kerentanan kesalahan penyajian material yang
diakibatkan kecurangan.
Diskusi tentang risiko kecurangan tersebut biasnya dilakukan bersama dengan diskusi
tentang kerentanan laporan keungan entitas terhadap jenis-jenis kesalahan penyajian material
lain.
4
b Proses yang dilakukan oleh manajemen untuk entitas, termasuk setiap risiko spesifik atas
kecurangan yang telah diidentifikasi oleh manajemen atau yang telah menjadi
perhatiannya, atau golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang untuknya
mungkin terjadi risiko kecurangan.
c Komunikasi manajemen, jika ada, kepada karyawan tentang pandangan manajemen
terhadap praktik bisnis prilaku etika.
Personal operasi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pelaporan keuangan.
Karyawan dengan tingkat wewenang yang berbeda.
Karyawan yang terlibat dalam inisiasi, pemrosesan atau pencatatan transaksi yang rumit
atau tidak biasa dan pihak yang mengawasi atau membantu karyawan tersebut.
Penasehat hukum internal entitas.
Direktur etika dan pihak yang setara.
Pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam menghadapi dugaan kecurangan.
Risiko Kecurangan
Kondisi-kondisi yang dapat menunjukkan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan atau kondisi yang memberikan peluang untuk melakukan kecurangan, sebagai
contoh:
5
Kebutuhan untuk memenuhi harapan pihak ketiga untuk mendapatkan tambahan ekuitas
dapat menimbulkan tekanan untuk melakukan kecurangan.
Pemberian bonus signifikan jika target laba yang tidak realistis dapat dipenuhi akan
mendorong terjadinya kecurangan.
Lingkungan pengendalian yang tidak efektif dapat menciptakan peluang untuk
melakukan kecurangan.
Faktor-faktor kecurangan tidak dapat secara mudah dibuat peringkat berdasarkan tingkat
pentingnya. Signifikannya faktor-faktor risiko kecurangan bervariasi sangat luas. Ukuran,
kerumitan, dan karakteristik kepemilikan entitas berdampak signifikan terhadap pertimbangan
atas faktor-faktor risiko kecurangan relevam. Sebagai contoh, dalam kasus di entitas besar,
mungkin terdapat faktor-faktor yang secara umum membatasi manajemen untuk berlaku tidak
semestinya, seperti : pengawasan yang efektif oleh pihak yang berwenang dalam tata kelola,
suatu audit internal yang efektif, dan adanya penegakan kode etik tertulis.
Prosedur Analitis
Auditor harus mengevaluasi apakah prosedur analitis yang dilaksanakan berdekatan
dengan akhir audit, ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan tentang apakah laporan
keuangan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas, mengindikasikan risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan yang tidak disadari sebelumnya.
Informasi Lainnya
Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi lain yang diperoleh auditor
mengindikasikan adanya risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
6
MENETUKAN RESPONS KESELURUHAN
Dalam menentukan respons keseluruhan untuk menanggapi hasil penilaian risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan keuangan,
auditor dapat memilih respons-respons berikut:
7
MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR AUDIT YANG RESPONSIF
TERHADAP RISIKO YANG TERKAIT DENGAN PENGABAIAN PENGENDALIAN
OLEH MANAJEMEN
Manajemen berada pada posisi yang unik untuk melakukan kecurangan karena
kemampuan manajemen untuk memanipulasi catatan akuntansi dan menyusun laporan keuangan
yang mengandung kecurangan melalui pengabaian pengendalian yang seharusnya berjalan secara
efektif. Mengingat tidak dapat dipresiksi terjadinya pengabaian pengendalian oleh manajemen,
maka hal ini merupakan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan,
dan oleh karena itu merupakan risiko signifikan. Ada tiga prosedur yang harus dilakukan pada
setiap audit seperti berikut :
Menguji Ketepatan Entri Jurnal yang Tercatat dalam Buku Besar dan Penyesuaian Lain
yang Dibuat dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk pengujian tersebut auditor harus:
Ketika melakukan pengidentifikasian dan pemilihan entri jurnal dan penyesuaian lain
untuk menguji dan menentukan metode yang tepat atas pengujian pendukung yang mendasari
entri yang dipilih, hal-hal berikut ini relevan:
Menelaah Estimasi Akuntansi untuk menemukan Hal Bias dan Mengevaluasi Apakah
Kondisi yang Menyebabkan Hal Bias Tersebut, Merupakan Kesalahan Penyajian Material
yang Diakibatkan Kecurangan
Dalam melaksanakan penelaahan tersebut, auditor harus:
a) Mengevaluasi apakah pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam
memasukan estimasi akuntansi tersebut dalam laporan keuangan, meskipun jika estimasi
akuntansi tersebut masuk akal secara individu, mengindikasikan suatu hal bias yang
8
mungkin terjadi pada manajemen entitas yang mungkin merupakan kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan.
b) Melakukan penelaahan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen yang
terkait dengan estimasi akuntansi signifikan yang tercermin dalam laporan keuangan
tahun lalu.
Jika auditor menginformasikan bahwa atau tidak dapat menyimpulkan tentang apakah
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian secara material yang diakibatkan oleh
kecurangan, maka auditor harus mengevaluasi dampaknya terhadap audit. SA 450 dan SA 700
menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan atas evaluasi dan tindak lanjut (dispotion)
kesalahan penyajian, serta dampaknya terhadap opini auditor dalam laporan audit.
9
Auditor Tidak Dapat Melanjutkan Perikatan
Jika sebagai akibat kesalahan penyajian yang diakibatkan oleh kecurangan atau dugaan
kecurangan, auditor menghadapi keadaan luar biasa yang menyebabkan kemampuan auditor
untuk melanjutkan pelaksanaan audit dipertanyakan, maka auditor harus :
a. Menentukan tanggungjawab professional dan hukum yang dapat berlaku dalam kondisi
tersebut, termasuk apakah ada ketentuan bagi auditor untuk melapor kepada individu atau
kelompok.
b. Mempertimbangkan apakah sudah tepat menarik diri dari perikatan, jika penarikan diri
dimungkinkan oleh perundang-undangan yang berlaku.
c. Jika auditor menarik diri dari perikatan, auditor harus :
1. Membahas dengan tingkat manajemen yang tepat dan pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola tentang penarikan diri
2. Menentukan apakah ada ketentuan professional atau hokum untuk melapor kepada
individunatau kelompok individu yang membuat perjanjian audit.
Entitas tidak melakukan tindakan yang tepat tas kecurangan yang dipandang perlu
oleh auditor dalam kondisi tersebut
Pertimbangan auditor atas risisko kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan dan hasil penygujian audit yang mengindikasikan risiko
signifikan atas kecurangan yang bersifat material dan berdampak luas
Auditor memiliki kepedulian signifikan atas kompetensi atau integritas
manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
Dikarenakan beragamnya kondisi yang dapat timbul, tidak mungkin untuk menjelaskan
secara pasti kapan waktu yang tepat untuk menarik diri ari perikatan. Auditor memiliki
tanggungjawab professional dan hokum dalam kondisi tersebut, dan tanggungjawab
tersebut dapat bervariasi menurut yurisdiksi. Dikarenakan sifat kecurangan dan kesulitan
yang dihadapi oleh auditor dalam mendetekdi kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan, penting bagi auditor untuk mendapatkan representasi tertulis dari
manajemen dan jika relevan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, yang
menyatakan bahwa mereka telah mengungkapkan kepada auditor hal-hal sebagai berikut :
10
Standar Audit(SA 230. 39) menegaskan secara lebih rinci bahwa auditor harus
memperoleh representasi tertulis dari manajamen dan jika relevan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola behwa :
Komunikasi kepada manajemen dan Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola
1. Komunikasi Kepada Manajemen
Jika auditor telah mengindikasi adanya kecurangan atau telah memperoleh informasi
yang mengindikasi kemungkinan adanya kecurangan, maka auditor harus
mengomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada tingkat manajemen yang tepat
dengan tujuan untuk menginformasikan kepada pihak yang memiliki tanggungjawab
utama untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan tersebut.
2. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola
Komunikasi auditor dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dapat
dilakukan secara lisan atau tertulis. SA 260 mengidentifikasi factor-faktor yang
dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan apakah komunikasi dilakukan secara
lisan atau tertulis.
3. Komunikasi kepada Badan Pengatur dan Penegak Hukum
Di beberapa Negara, auditor suatu institusi keuangan memiliki tanggungjawab untuk
melaporkan kecurangan kepada badan pengawas. Selain itu, di beberapa Negara auditor
memiliki tanggungjawab untuk melaporkan kesalahan penyajian kepada badan yang
berwenang atas hal tersebut ketika manajemen dan pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola gagal untuk melakukan tindakan perbaikan.
11
Dokumentasi
Standar Audit SA 240. Para 44-47 mengatur tentang dokumentasi yang harus dilakukan auditor
sehubungan dengan kecurangan.
12
polis asuransi fiktif, dan melibatkan belasan orang karyawan, juga melibatkan
bagian penanganan arsip untuk menciptakan polis fiktif.
b. Pengakuan Pendapatan Prematur
Pengakuan pendapatan sebelum saat pengakuan pendapatan sebagaimana
ditentukan dalam standar akuntansi, bentuk paling sederhana pengakuan
pendapatan prematur adalah penjualan yang seharusnya dicatat tahun depan
tetapi dicatat sebagai pejualan periode kini
c. Manipulasi Penyesuaian atas Pendapatan
Penyesuaian yang paling sering dilakukan terhadap pendapatan berkaitan
dengan retur dan pengurangan harga penjualan . Dimana perusahaan bisa
menyembunyikan retur penjualan , perusahaan juga bisa mengecilkan jumlah
beban kerugian piutang.
Tanda Peringatan untuk Kecurangan Pendapatan
Banyak tanda peringatan potensial atau gejala menunjukkan adanya kecurangan
pendapatan. Dua diantaranya yang paling berguna adalah prosedur analitis dan
ketidakcocokan dokumen.
a. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sering memberi peringatan tentang adanya kecurangan
pendapatan terutama analisis persentase laba kotor dan kecepatan perputaran
piutang usaha. Namun prosedur tidak bermanfaat memberi peringatan adanya
kecurangan tertentu seperti manajemen membuat pendapatan fiktif agar hasl
prosedur analitis misalnya laba kotorsama dengan tahun sebelumnya.
b. Ketidakcocokan Dokumen
Transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumen dengan tingkat keabsahan
yang sama dengan transaksi yang sah. Auditor harus waspada dengan tanda-
tanda tak lazim dan perubahan dalam dokumen , dan sebaiknya mengandalkan
pada dokumen asli bukan pada dokumen duplikat.
Penggelapan Penerimaan Menyangkut Pendapatan
Kecurangan penggelapan penerimaan kas bisa sangat berarti bagi perusahaan
karena menimbulkan kerugian aset secara langsung.
a. Tidak Mencatat Penjualan
Kecuranga yang paling sulit ditemukan adalah apabila penjualan tidak dicatat
dan penerimaan kas dari penjualan tersebut kemudian dicuri.
b. Pencurian Penerimaan Kas Setelah Penjualan Dicatat
Akan lebih sulit untuk menyembunyikan pencurian penerimaan kas setelah
penjualan dicatat. Akibatnya, untuk menyembunyikan pencurian , pelaku
kecurangan harus menurunkan menurunkan jumlah dalam akun pelanggan
dengan salah satu dari tiga cara berikut :
i. Mencatat suatu retur atau penggurangan harga penjualan
ii. Menghapus akun pada pelanggan
13
iii. Menerapkan pembayaaran dari pelanggan yang satu ke akun
pelanggan yang lain, yang biasa disebut lapping.
Tanda Peringatan Penggelapan Pendapatan dan Penerimaan Kas
Relatif sedikit pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang bisa dicegah
dan dideteksi oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimumkan
kesempatan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih besar, prosedur
analitis dan pembandingan lainnya dapat digunakan.
2. Risiko Kecurangan Persediaan
Persediaan menjadi rentan terhadap manipulasi oleh manajemen yang berkeinginan
untuk mencapai suatu tujuan pelaporan keuangan tertentu. Selain itu karena persediaan
seringkali juga berbentuk barang yang siap untuk dijual, maka persediaan juga rentan
terhadap penggelapan.
Risiko Pelaporan Keuangan mengandung Kecurangan untuk Persediaan
Persediaan fiktif telah menjadi pusat dari sejumlah kasus besar pelaporan
keuangan yang mengandung kecurangan. Standar audit mewajibkan auditor untuk
memeriksa keberadaan fisik persediaan dalam pelaksanaanya pengujian audit
dilakukan atas dasar sampel, dan tidak pada persediaan disemua lokasi.
Tanda Peringatan untuk Kecurangan
Sama dengan kecurangan yang melibatkan piutang usaha , banyak tanda
peringatan potensial atau gejala menunjuk pada kecurangan persediaan. Prosedur
analitis adalah salah satu teknik yang berguna untuk mendeteksi kecurangan
persediaan
Prosedur Analitis
Prosedur analitis, terutama persentase laba kotor dan kecepatan perputaran
(turnover) persediaan, sering membantu dalam mengungkapkan kecurangan
persediaan.
3. Risiko Kecurangan Pembelian dan Utang Usaha
Kasus-kasus kecurangan yang melibatkan utang usaha cukup biasa terjadi meski tidak
begitu sering dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan atau piutang
usaha. Pelaporan kurang saji utang usaha biasanya mengakibatkan pembelian dan harga
pokok penjualan menjadi lebih rendah dan laba bersih menjadi lebih tinggi.
Risiko Pelaporan Keuangan yang mengandung Kecurangan untuk Utang Usaha
Perusahaan bisa secara sengaja melaporkan utang usaha lebih rendah dan
melaporkan laba lebih tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan tidak mencatat utang usaha
hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif atas utang usaha.
Apabila laporan penerimaan barang tidak bernomor urut tercetak , atau perusahaan
secara sengaja menghilangkan laporan penerimaaan barang dari catatan akuntansi ,
akan lebih sulit bagi auditor untuk memeriksa apakaha semua liabilitas telah dicatat.
Selain itu terkadang perusahaan juga membuat kesepakatan yang kompleks dengan
pemasok yang mengakibatkan pengurangan utang usaha untuk pemasangan
14
advertensi yang telah dilakukan perusahaan dan pengurangan-pengurangan harga
lainnya. Pengaturan-pengaturan ini sering kali tidak didokumentasikan sebaik
transaksi pebelian.
Kecurangan dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran
Kecurangan yang paling umum terjadi dalam bidang pembelian ialah si pelaku
kecurangan melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyetorkan kas ke
akun fiktif. Kecurangan semacam ini bisa dicegah apabila pembayaran hanya
dimungkinkan dilakukan kepada pemasok yang telah disetujui dan dokumen
pendukung pembelian telah diperiksa sebelum dilakukan pembayaran. Kasus
kecurangan lainnya adalah pegawai utang usaha mencurii check yang akan dikirim
ke pemasok sah. Dokumen pendukung pembelian tersebut diajukan kembali untuk
permohonan check, hal ini dapat dicegah dengan cara memberi tanda (cap/
dipervorasi) pada dokumen pendukung agar tidak dapat digunakan kembali untuk
dimintakan pembayaran ulang.
4. Area Lain Risiko Kecurangan
Pada hakekatnya setiap akun bisa dimanipulasi. Namun ada beberapa akun dengan
risiko spesifik untuk terjadinya pelaporan yang mengandung kecurangan atau
penyelewengan.
Aset Tetap
Aset tetap yang pada banyak perusahaan memiliki saldo yang besar sering
didasarkan pada penilaian yang subjektif. Akibatnya , aset tetap sering menjadi target
manipulasi , terutama pada perusahaan yang tidak memiliki persediaan atau piutang
usaha yang material. Karena nilainya yang tinggi dan kemudahan untuk dijual, aset
tetap sering menjadi target pencurian , jika memungkinkan aset tetap harus
dilindungi secara fisik , diberi label permanen dan harus diperiksa keberadaanya dan
keadaannya secara periodik.
Beban Gaji
Gaji jarang menjadi kecurangan yang signifikan, namun perusahaan bisa
melaporkan persediaan dan laba bersih dengan jumlah yang lebih tinggi dengan cara
menambahkan beban gaji pada persediaan. Kecurangan gaji yang melibatkan
penyalahgunaan aset sering juga terjadi, tetapi jumlahnya biasanya tidak material.
Dua area kecurangan yang sering dijumpai adalah menciptakan karyawan fiktif bisa
dicegah dengan mengadakan pemisahan antara bagian SDM dengn fungsi penggajian
dan menggelembungkan jam kerja karyawan bisa dicegah dengan mencatat jam
mesin atau pemberian persetujuan atas jam kerja.
Sumber:
Jusup, Al. Haryono (2010). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN
15