Anda di halaman 1dari 16

Nesseria gonorhoeae

A. Hari tanggal Praktikum :


B. Tujuan Praktikum
a) Untuk mengidentifikasi bakteri Neisseria gonorhoeae secara
mikroskopis
b) Untuk mengetahui bakteri Neisseria gonorhoeae
C. Prinsip
D. Dasar Teori
Family Neisseriaceae mencakupspecial Neisseria dan Moraxela
(Branhamella) catarrhalis disamping spesies Acinetobacter,
Kingella danMoraxella. Neisseria adalah coccus gram negative yang
biasanya tampak berpasangan. Neisseria gonorrhoea(gonokokus) dan
Neiserriameninngitidis (meningokokus) bersifat patogen pada manusia,
bakteri-bakteri ini secara khas ditemukan bersama atau didalam sel
polimorfonuklir. Beberapa Neisseria merupakan penghuni normal pada
saluran pernapasan manusia, jarang menimbulkan penyakit, dan hidup
diluar sel (ekstraseluler). Gonokokus dan meningokokus memiliki
hubungan yang erat, dengan 70% homologi DNA, keduanya dibedakan
dengan beberapa tes laboratorium dan sifat khasnya. Meningokokus
jarang memiliki plasmid, sedangkan Gonokokus punya. Yang terpenting,
kedua spesies ini dibedakan olegh gambaran klinis umum dari penyakit
yang ditimbulkannya. Meningokokus secara khas ditemukan di saluran
pernapasan abgian atas dan menyebabkan meningitis, sedangkan
gonokokus menyebabkan infeksi saluran kelamin.
Ciri khas Neisseria adalah diplococcus gram negatife, tak bergerak,
diiametrnya kira-kira 0,8 µm. Bila sendiri-sendiri, coccus berbetuk seperti
ginjal, bila organism ini terlihat berpasangan bagian yang rata atau
vekung saling berdekatan. Bila ditanam pada perbenihan yang diperkaya
(misalnya Mueller Hinton, dimodifikasi oleh Thayer Martin), dalam 48 jam
Gonokokus dan Meningokokus akan membentuk koloni mukoid,
cembung, mengkilat dan mennonjol. Neisseria paling baik tumbuh pada
lingkungan aerob, tetapi ada beberapa yang tumbuh dilingkungan
anaerob. Kebanyakan bakteri ini meragikan karbohidrat, membentuk
asam, tetapi tidak menghasilkan gas.
Gonokokus dan Meningokokus paling baik tumbuh pada
perbenihan yang mengandung zat-zat organic kompleks seperti darah
yang dipanaskan, hemin atau protein hewan dan dalam atmosfer yang
mengandung C02 5%. Bakteri ini dengan cepat mati oleh pengeringan,
sinar matahari, pemanasan basah dan berbagai desinfektan.
Neisseria biasanya terisolasi di Thayer-Martin agar -sebuah plate
agar yang mengandung antibiotik ( Vankomisin , Colistin , nistatin ,
dankotri ) dan nutrisi yang memfasilitasi pertumbuhan
spesies Neisseriasementara menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur
mengkontaminasi. Further testing to differentiate the species includes
testing for oxidase (all clinically relevant Neisseria show a positive
reaction) and the carbohydrates maltose , sucrose , and glucose test in
which N. Pengujian lebih lanjut untuk membedakan spesies mencakup
pengujian untuk oksidase (semua Neisseria klinis yang relevan
menunjukkan reaksi positif) dan karbohidrat maltosa , sukrosa ,
danglukosa tes di mana N. gonorrhoeae will only oxidize (that is, utilize)
the glucose. gonorrhoeae hanya akan mengoksidasi (yaitu,
memanfaatkan) glukosa.
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae, juga dikenal sebagai gonokokus(jamak),
atau gonokokus (tunggal), adalah spesies Gram-negatif biji
kopi berbentuk diplococci bakteri bertanggung jawab atas infeksi menular
seksual gonore . Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoe atau
kencing nanah. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin yang sering
terjadi dan manusia merupakan satu-satunya hospes alamiah.
Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130
tahun sebelum masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang sejak zaman
tiongkok purba dan mesir purba. Pada tahun 1874, Neisser menemukan
penyebab penyakit ini dari secret purulen dari urethra seorang yang
menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata penderita
konjungtivitas akut. Pada tahun 1885, Bumm berhasil membiakan kultur
murni kuman ini dan berhasil menularkan penyakit ini dengan jalan
menginokulasikannya pada sukarelawan.

1. Morfologi dan pewarnaan.


Dari secret urethra yang purulen (ecoulemnet) yang dibuat apusan,
tampak bakteri Neiserria gonorrhoeae berbentuk oval dengan ukuran
0,8µm x 0,6 µm, berpasangan (kadang-kadang breupa single coccus)
dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari
biakan murni, 25% tampak dalam betuk berpasangan / diplococcus, 75%
tampak single coccus, tetras 8 atau lebih.
Letak bakteri didalam specimen bisa terletak dalam sel PMN pada
stadium akut, atau diluar sel pada stadium yang lanjut. Neiserria
gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak
berkapsul, kecuali pada varians yang mukkoid terdapat kapsul yang dapat
dilihat dengan pewarnaan negative atau tes Quellung..
Pada pewarnaan Gram, bersifat Gram negative. Dapat diwarnai
baik dengan metilen blue + eosin. Hasil pewaranaan terbaik adalah
dengan pewarnaan polikromasi, misalnya dengan
pewarnaan Pappheimsaashoff dengan bahan methyl green-pyronine.
Deteksi terhadap Neiserria gonorrhoeae dapat pula dengan fluorescent
antibody staining.

2. Perbenihan dan reaksi biokimia.


Neisseria yang kokus Gram-negatif yang membutuhkan suplemen
nutrisi untuk tumbuh di dalam kultur laboratorium. Khususnya, mereka
tumbuh pada agar-agar cokelat dengan karbon dioksida . Coccus ini
adalah fakultatif intraseluler dan biasanya muncul secara berpasangan
(diplococci), dalam bentuk biji kopi.. N. Dari sebelas
spesies Neisseriayang mengkolonisasi manusia, hanya dua yang
patogen. gonorrhoeaeadalah agen penyebab gonore (juga disebut "The
Clap," yang berasal dari kata Perancis "clapier," yang berarti "bordil") dan
ditularkan melaluikontak seksual .
Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang
diperkaya. Bersifat aerob, suhu optimal yang dibutuhkan adalah 34°-37°C
dengann pH 7,2-7,6. Pertumbuhan terhenti pada suhu 30°C atau ±
38,5°C. untuk pertumbuhannya juga memerlukan Co2 2-10%(sungkup
lilin).

Koloni yang tumbuh pada agar coklat (CAP) yang diinkubasikan 48


jam, berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan
diameter 0.5-1 mm. pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar
permukaannya, konsistensinya lunak. Media selektif yang biasa
digunakan adalah Thayer Martin yang terdiri atas agar coklat yang
mengandung:

Ø Vankomisin untuk menghambat bakteri Gram positif.


Ø Kolistimetat untuk menghambat bakteri Gram negative.
Ø Nistatin untuk menghambat jamur.

Pada medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang
transparan. Sedikit cembung, halus mukoid dan kecil-kecil sperti ujung
jarum. Neiserria non pathogen (Neiserria sicca, Neiserria catarrhalis) tidak
tumbuh pada media ini. Media yang digunakan unutk media transport
adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.
Koloni genus Neiserria menghasilkan indofenol oksidase sehingga
memberikan tes oksidase positif. Tes oksidase dilakukan dengan
meneteskan reagens 1% tetrametil parafenilen diamin monohidrokhlorid
pada koloni maka koloni akan berubah menjadi merah jambu dan makin
lama menjadi hitam. Dalam tes ini, reagens tersebtu membunuh
mikroorganisme tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes
oksidase terganggu oleh adanya asam yang dihasilkan pada proses
peragian terhadap karbohidrat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan
Natrium bicarbonate. Perlu diingat bahwa tes oksidase positif juga
diberikan oleh beberapa koloni dari genus lain, misalnya:
Ø Pseudomonas
Ø Aeromonas
Ø Acinotobacter
Ø Bordetella
Ø Haemophillus
Ø Pasteurella
Ø Golongan ragi ( yeast)
Neiserria gonorrhoeae meragikan glukosa dengan membentuk asam
tanpa gas dan tidak meragikan gula-gula lainnya.

3. Daya tahan tubuh.


Dalam keadaan kering, bakteri mati dalam 1-2 jam, dan dengan
pemanasan basah suhu 55°C bakteri mati dalam 5 menit. Pada
pemberian argentum nitrat (AgNo3) 1/4000 bakteri mati dalam 2 menit dan
biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada
37°C mati dalam 406 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin,
tetapi galur yang panas cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus
dapat mengandung plasmid yang menurunkan sifat genetic dengan
menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan resisten terhadap
penisilin.

4. Variabilitas.
Ada 5 macam tipe koloni berdasarkan perbedaan pada antigen
permukaan. Tipe 1 dan 2 virulen untuk manusia, sedangkan tipe 3, 4, 5
avirulen. Tipe yang virulen relative resisten terhadap fagositosis oleh sel
PMN (polimorfonukleur) dan tipe ini mempunyai pili.

5. Struktur antigen.
Antigen gonococcus adalah kompleks, tersusun dari lipid-
karbohidrat nukleo-protein. Bila fraksi glikolipid disuntikkan pada kelinci
akan memberikan titer presipitin yang tinggi, tetapi titer aglutinin rendah.
Fraksi nukleo protein dari Neiserria gonorrhoeae idebntik
dengan Neiserria meningitides dan pneumococcus tipe tertentu. Antigen
lainnya, yaitu berupa antigen pili.
Meskipun terdapat antibody mucosal Ig A, dan Ig M juga Ig G
serum yang bersifat bakterisidal in vitro, tetapi tidak ada imunitas pada
manusia. Pada simpanse pernah diadakan percobaan vaksinasi dan
menimbulkan kekebalan, tetapi pada manusia belum berhabsil.

6. Metabolit bacterial.
Gonococcus menghasilkan metabolit yang pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu metabolit toksin dan toksin.
a) Metabolit non toksin
Ø Polisakarida spesifik
Ø Enzim katalase
Ø Enzim endofenol oksidase
a) Toksin
Sel bakteri mengandung endotoksin yang mampu membunuh
hewan percobaan bila disuntikan dalam jumlah besar. Endotoksin ini
mirip dengan endotoksin meningococcus.

b) Bentuk klinis.
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 hari, biasanya sekitar 4
hari atau 2-8 hari.
Gejala pada laki-laki:
1. Urethritis anterior acuta.
Keluhan mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar
dibagian distal urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang
nyeri, demam dan leukositas. Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa
gejala sama sekali, disebut urethtritis gonorrhoeica yang asimptomatik.
Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang mukopurlen
berwarna kuning.
Neiserria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamus
bertatah tetapi menyerang epitel stratifiedcollumnar. Penetrasi bakteri
ke dinding urethra laki-laki lewat ruang intraseluler dan mencapai
jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN, limfosit, sel plasma
dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut terutama didaerah
kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar
leukosit dan serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen
urethra menimbulkan secret yang khas disebut ecoulement. Sasluran
kelenjar littre dapat tersumbat sehingga terbentuk retensi kista dan
terjadi abses. Penyebaran bakteri selanjutnya melalui jaringan bawah
epitel dan secara limfogen, menimbulkan prostatitis dan epididimitis.
Keluhan prostatitis misalnya anyang-anyangan (dull pain) di daerah
perineum dan dengan rectal touching (mesase prostat) dadpat
dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan klinis osteum urethraeksterna
tampak merah bengkak dan ekteropion.

2. Urethritis posterior
Biasanya, terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan
yangtimbul sama dengan urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di
bagian proksimal urethra. Terdapat keluhan-keluhan miksi, seperti
disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria.

3. Pan urethritis yang menahun


Di sini gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah
atau bercak padad celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops,
la goutte millitaire atau good morning drops.
Penyembuhan diurethra menimbulkan striktura dimana epitel
bertatah menggantikan epitel kolumnar yang rusak. Dalam hal ini
pengobatan harus membuka saluran urethra yang tertutup itu dengan
alat-alat khusus.
Gejala pada wanita:
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada
wanita infeksinya bisa dibagi meurut letak organ, yaitu sebagai berikut:

a. Gonorrhoe bagian bawah.


Gejala tampak pada serviks dan organ bawahnya, yaitu pada:
Ø Kelenjar serviks terdapat secret mukoporeulen.
Ø Kelenjar skene.
Ø Kelenjar bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral.
Ø Rectum, timbul proktitis.
Ø Vulva – vagina, terjadi vulvovaginitis.

b. Gonorrhoe bagian tengah


Akan menyebabkan endometritis.

c. Gonorrhoe bagian atas

Menyebabkan Pelvic inflammatory Disease (P.I.D), juga salpingitis


(pada tuba falopii) yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai
tertutup dapat menyebabakan sterilitas pada wanita. Sekitar 40%,
gonorrhoe pada wanita disertai proctitis gonorrhoe-ica, karena hubungan
seks melalui anus, sedang pada laki-laki proktitis terjadi pada
homoseksual.
Selain gejala-gejala diatas, baik pada laki-laki maupun wanita,
sering didapati adanya ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat
terjadi karena hubungan seks yang tidak wajar (fellatio, cunnilingus). Juga
pada bayi baru lahir, gonococcus dapat menyerang mata karena mata
berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita gonorrhoe.
Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede yaitu dengan meneteskan
1% AgNo3 atau sekarang bisa pula dengan salep teramisin atau salep
antibiotika yang lain, namun demikian sering gagal pada kondisi
premature dan PRM. Gejala pada mata disebut conjunctivitis
gonorrhoicaatau gonoblenorrhoe dan bisa menimbulakan kebutaan.

Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvivaginitas


karena epitel anak perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan
karena pH vagina yang alkalis.
c) Komplikasi

1. Septisemia (bakterimia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesi-lesi


pada kulit berupa papula hemoragik atau pustule.
2. Arthritis
Dapat terjadi oleh karena penyebaran secara hematogen. Bentuk ini
sangat ganas dan infeksius, bisa menyerang satu atau dua sendi,
biasanya ssendi lutut, pergelangan tangan dan siku. Namun demikian,
pemeriksaan biakan dari cairan sendi seringkali negative.
3. Osteomielitis
4. Ondokarditis sub akut
5. Meningitis
6. Perihepatitis
7. Peritonitis umum

d) Penularan
Penularan infeksi Neiserria gonorrhoeae biasanya melalui
hubungan seksual, tetapi dapat pula melalui benda yang baru saja
terkontaminasi, misalnya handuk, sapu tangan, dan bantal.

e) Diagnosis laboratorium
Untuk pengambiln bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai
berikut:
1. Kapas steril.
2. Lidi kapas (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.
3. Speculum vagina, khususn untuk pengambilan bahan pada wanita dari
vagina dan serviks uteri.
4. Tabung steril untuk mengirimkan bahan ke laboraturium atau lebih baik
specimen dimasukkan kedalam medium transport.
Untuk specimen pada penderita laki-laki:
1. berupa nanah yang keluar dari urethra.
2. Bila terjadi urethritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengan cara
memasukan lidi kapas steril yang dibasahi aquadest kedalam urethra.
3. Dapat berupa hasil sentrifugasi dari urin.
4. Pada prostatitis, specimen diperoleh dari endapan urin setelah pemijatan
kelenjar prostat.
Selain itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari
rectum (prokitis), sendi (arthritis), mata (gonoblenorrhoe), darah
(gonokoksemia), faring (faringitis), kulit (lesi kutaneus).
Beberapa keadaan yang dapat merupakan rangsangan
untuk maksud pengambilan specimen adalah:
1. Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi.
2. Rangsangan fisiologis, misalnya koitu menggunakan kondom.
3. Rangsangan artificial:
Ø Mekanik, masasse urethra laki-laki dan masasse vesikuloprostat.
Ø Khemis.
Ø Minum alcohol.
Selanjutnya terhadap specimen dilakukan:
1. Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Gram.
2. Pembiakan pada medium selktif.
3. Fermentasi gula.
4. IFA (Imunne Flouresence Antibody) technique.

Pada diagnosis laboraturium, perlu diingat adanya bakteri atau


organisme lain yang terdapat didaerah system urogenital eksterna yang
sering ikut terambil oleh lidi kapas steril yang digunakan sehingga harus
berhati-hati dalam menegakkan diagnosis gonorrhoe.

f) Pengobatan
Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi
sekarang diperlukan dosis yang sangat besar karena mekanisme
resistensi bakteri.
1. Procaine peniciline G (injeksi) atau ampicilin (per oral), yang dikombinasi
dengan probenisid.
2. Obat lainnya tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan
kuinolon.
Terdapat kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit
gonorrhoe oleh karena beberapa hal berikut ini:
Ø Masa inkubasi yang sangat pendek.
Ø Adanya gonorrhoe asimptomatik.
Ø Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.
Ø Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neiserria gonorrhoeae yang
makin meningkat.

g) Pencegahan
1) Profilaksis mekanis dengan kondom.
2) Pendidikan kesehatan (helath education).
3) Pencegahan dengan obat antimokroba tidak dianjurkan karena
cenderung meningkatkan resistensi bakteri.
4) Tindakan crede pada bayi baru lahir.

E. Alat dan bahan


Tabel 1. Nama alat yang digunakan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Mikroskop - 1
2 Preparat Neisseria - 1
gonorhoeae

Tabel 2. Bahan yang digunakan


No Nama Bahan Spesfikasi Jumalah
1 Imersi Oil - -

F. Cara Kerja
Hari I :
a. Pengambilan sampel secret vagina dan urethra.
– Secret vagina
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan pakaian
bawah (tetap jaga privacy pasien)
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
8. Memakai sarung tangan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
tidak dominan
10. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang
dominan sesuai kebutuhan
11. Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan
atau diberikan pada media transport carry and blair.
12. Membuang kapas lidi dalam keadaan bengkok
13. Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung
kimia dan ditutup atau tutup botol media transport,
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk
dikirim ke laboratorium
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta
mengeringkannya dengan handuk bersih
– Secret urethra
1. Pasien diminta melepaskan celana yang menutupi bagian organ
genitalnya dan diminta untuk tidur tertelentang.
2. Bila pasien tidak disirkumsisi, tariklah preputium kearah pangkal.
3. Dengan pincet, bersihkanlah glans penis dengan kain kasa steril yang
dibasahi air garam fisiologis steril.
4. Buanglah kain kasa bekas pakai ini ke dalam tempat sampah medis.
Pincet yang telah dipakai diamsukkan ke dalam baskom yang berisi
chlorin 0,5%.
5. Masukkanlah kapas lidi yang telah dibasahi NaCl fisiologis steril
sedalam kira-kira 1 cm sambil diputar untuk membersihkan orificium
urthrae ecterna dan bagian distal dari urethra.
6. Buanglahkapas lidi ini ke tempat sampah medis.
7. Pelan-pelan masukkanlah kapas lidi kedua yang dibasahi air garam
fisiologis steril, kedalam urethra sampai sedalam kira-kira 2 – 3 cm
sambil diputar searah jarum jam, kemudian sambil memutar,
tarik kapas lidi tersebut pelan-pelan keluar.
8. Sapukanlah melingkar kapas lidi ini pada bagian tengah
permukaansatu kaca benda bersih yang telah disiapkan. Biarkan
terletak di meja sampai mengering.
9. Buanglah kapas lidi kedua ini ke dalam tempat sampah medis.
10. Masukkanlah lidi kapas basah ketiga ke dalam urethra sampai
sedalam kira-kira 2 – 3 cm sambil diputar searah jarum jam.
11. Masukkanlah hapusan kapas lidi ketiga ini ke dalam medium transport
carry and blair hingga seluruh bagian kapas terbenam dalam medium.
12. Kemudian patahkanlah lidi tersebut dengan cara membakanya
padaapi bunzen
13. Tutuplah botol medium transport dengan rapat dan disegel
14. Berikanlah label yang berisi data penderita pada botol medium
tersebut
15. Fiksasilah preparat hapus tadi setelah kering.

G. Hasil Pengamatan
Gambar Hasil

Anda mungkin juga menyukai