Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ADHYTIO PRATAMA PUTRA ASRIN

KELAS : TAK-A
NRP : 53174111935
MATA KULIAH : METODELOGI PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA
ILMIAH

1. HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektuan)

A. PENGERTIAN
Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan
dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang
No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World
Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Rightsendiri adalah
pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual
manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu
hak asasi manusia (human right). HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah
hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau
sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk
menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang
diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia.

B. JENIS-JENIS
a. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni. Hak cipta diberikan terhadap
ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan
kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta,
yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau
keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

b. Hak Kekayaan Industri yang Meliputi

1) Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten hanya diberikan negara
kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang
teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan
masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa : Proses, hasil produksi,
penyempurnaan dan pengembangan proses, penyempurnaan dan
pengembangan hasil produksi.
2) Merek
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa. Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan
produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka
memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen
dan konsumen.

Terdapat beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang pertama merek
dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Merek
jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau
jasa sejenis lainnya. Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan
negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek
untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau
memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk menggunakannya.

3) Desain Industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1
Tentang Desain Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang
bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna,
atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi
yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

4) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1
Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah
suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya
terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

5) Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
bahwa, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum
di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang.

6) Indikasi Geografis
Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1 Tentang
Merek bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang
menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua
faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.

C. CARA MENDAPATKAN SERTIFIKAT HAKI

1) Formulir Pendaftaran
Ada dua cara untuk mendapatkan sertifikasi, yakni secara mandiri dan
dengan bantuan konsultan HAKI. Bila melakukan secara mandiri, Anda
bisa menuju kantor Ditjen HAKI di kawasan Daan Mogot, Tangerang,
Banten atau bila berada di luar daerah bisa menuju Kanwil Kemenkumham
untuk mendapatkan formulir pendaftaran.
2) Membayar Biaya
Setiap permohonan pendaftaran HAKI akan dikenai biaya antara
Rp125.000 hingga Rp600.000, tergantung jenis HKI. Pemohon harus
membayar via transfer rekening ke BNI no rek. 19718067 a.n Ditjen
HAKI.
3) Melengkapi Berkas
Pemohon harus melengkapi berkas pendamping formulir pendaftaran. Di
antaranya kelengkapan identitas (foto kopi KTP, akta pendirian Badan
Hukum, dsb), surat pernyataan bahwa HAKI yang didaftarkan benar milik
pemohon, berkas yang akan didaftarkan (etiket merek, contoh ciptaan,
gambar desain, atau spesifikasi paten), bukti pembayaran.
4) Memasukkan Berkas Pendaftaran
Setelah seluruh berkas lengkap dan membayar biaya yang diperlukan,
pemohon harus menuju loket-loket pendaftaran di kantor Ditjen HAKI.
Tiap loket akan diberi nama sesuai jenis HAKI. Jangan salah memasukkan
berkas pendaftaran ke loket yang dituju.
5) Proses Pemeriksaan dan Pengumuman
Seluruh berkas permohonan yang masuk akan diperiksa oleh pihak Ditjen
HAKI mengenai kelengkapan administrasinya. Untuk beberapa jenis
HAKI, proses pemeriksaaan masih dilakukan secara manual. Setidaknya,
untuk mendapatkan sertifikasi HAKI, berkas pemohon harus melakui
proses Pemeriksaaan Administrasi, Pemeriksaaan Substantif, dan masa
Pengumuman (memberikan waktu pada pihak lain untuk mengajukan
keberatan). Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi
tersebut antara 6-24 bulan.
Biaya-Biaya yang Harus Dikeluarkan
 PATEN:
Permohonan pendaftaran Paten = Rp575.000 per permohonan
Permohonan pendaftaran Paten Sederhana = Rp125.000 per permohonan
Tambahan biaya = Rp40.000 per klaim
Pemeriksaaan Substantif Paten = Rp2.000.000 per permohonan
Pemeriksaaan Substantif Paten Sederhana = Rp350.000 per permohonan
 MEREK:
Permohonan pendaftaran Merek = Rp600.000 per permohonan per kelas
(maks 3 macam barang/jasa)
Tambahan permohonan pendaftaran Merek = Rp50.000 per macam per
kelas (jika lebih dari 3 macam barang/jasa)
 HAK CIPTA:
Permohonan pendaftaran Ciptaan = Rp200.000 per permohonan
Permohonan Ciptaan program komputer = Rp300.000 per permohonan
 DESAIN INDUSTRI:
Permohonan pendaftaran Desain Industri Usaha Kecil = Rp300.000 per
permohonan
Permohonan pendaftaran Desain Industri Non Usaha Kecil = Rp600.000
per permohonan
Pengambilan Sertifikat HKI = Rp100.000 per permohonan

2. METODOLOGI PENELITIAN

A. PENGERTIAN

Metodologi penelitian merupakan prinsip dasar tentang metode riset yang


diterapkan dalam proses penelitian. Metodologi berbeda dengan metode. Kedua
istilah tersebut memang sering kali digunakan secara bergantian karena memiliki
arti yang mirip. Ilmuwan sosial bernama Andrew Abbott (2001) membedakan
definisi kedua istilah tersebut sebagai berikut: metodologi merupakan prinsip
dasar, sedangkan metode adalah teknik penerapannya. Metodologi, secara
etimologi bisa diartikan sebagai ilmu tentang metode. Peneliti yang menguasai
metodologi penelitian bisa dianggap menguasai bagian paling fundamental dari
proses penelitian. Teknik penerapan metodologi penelitian bisa disebut sebagai
metode. Dengan kata lain, istilah metode sama dengan teknik. Sebagai contoh,
”metode analisis data” bisa juga kita sebut ”teknik analisis data”. Dalam penulisan
proposal atau laporan penelitian, bab metodologi tidak hanya meliputi metode,
namun lebih dari itu, seperti sampel dan populasi misalnya.
B. PRINSIP

Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, diantaranya:

1) Rene Descartes
Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip
metodologi yaitu:

a) Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan


akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang.
Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak
memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas
ilmiah.
b) Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan
dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat)
langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
(1) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda
tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya,
dengan cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang
terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda
lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu
diragukan lagi, (2) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak
mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah
penyelesaiannya secara lebih baik.(3) Arahkan pemikiran anda secara
jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah
diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke
pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu
urutan bahkan diantara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban
baru. (4) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap
mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda
dapat merasa pasti tidak suatu pun yang ketinggalan. (5)Langkah yang
digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis
dalam memperoleh kebenaran yang pasti.
c) Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi
penerapan metode sebagai berikut: (1) Mematuhi undang-undang dan adat
istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa
kanak-kanak. (2) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang
paling meyakinkan maupun yang paling meragukan. (3) Berusaha lebih
mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia.
d) Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh
indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun
kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti
kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita
dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan
kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
e) Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua
substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA
(jasmani yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin
yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas
ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani.
Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa
manusia itu abadi.

2) Alfred Julesayer

Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan
prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:

a) Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana
kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman
secara meyakinkan.
b) Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan
untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan
ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna.
c) Ayer menampik kekuatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena
pernyataan- pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan
pernyataan yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat
dilakukan verifikasi apapun

3) Karl Raimund Popper

K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam


prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang
telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:

a) Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat
dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah
selalu bersifat hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir.
Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
b) Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan
(observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki.
Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri
umum yang dirumuskan menjadi hipotesa. Selanjutnya hipotesa itu
dikukuhkan dengan cara menemukan bukti-bukti empiris yang dapat
mendukungnya. Hipotesa yang berhasil dibenarkan (justifikasi) akan
berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di atas, terutama
pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat dibenarkan
berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
c) K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip
FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan
kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesa, hukum, ataukah teori
kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan kesalahan-
kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa
semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup
ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning,
hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila
suatu hipotesa dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka
hipotesa tersebut semakin diperkokoh (CORROBORATION).
C. FUNGSI

Fungsi penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan


masalah, dan mengantisipasi masalah.
a) Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya diketahui.
b) Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan
untuk meminimalkan atau menghilangkan masalah.
c) Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan
untuk mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.

D. TUJUAN

Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan


pengembangan ilmu pengetahuan.
a) Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang
baru yang belum pernah diketahui.
b) Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu.
c) Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai