Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

MEMBACA LABEL INFORMASI GIZI DI SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN FARMASI HARAPAN MASSA DEPOK TAHUN 2018

Christoper Sinaga*, Sintha Fransiske Simanungkalit**, Muhammad Ikhsan Amar**

Program Studi S-1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan,


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Jl. RS. Fatmawati Pondok Labu, Jakarta Selatan-12450
Telp. 021 7656971 Email: upnvj@upnvj.ac.id

Abstract

Nutritional information labels have an important role in the selection of healthy foods (Signal,
2007). BPKN of year 2013 states the behavior of reading nutrition information labels in
indonesia only amounted to 7,9%. This study was conducted to determine the factors associated
with reading nutritional information label behavior in Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi
Harapan Massa Depok of year 2018. This study used a cross sectional study design. Sample
amounted to 98 respondents taken data with stratified random sampling methode. Bivariate
results showed that there were a significant relationship between reading behavior of nutrition
information label with gender (p-value: 0,019) and attitude (p-value: 0,019). While the
employment status of father (p-value: 0,521) and knowledge of nutrition information label (p-
value: 0,172) was not significant. Gender and student attitude related to nutritional information
label reading behavior.

Keywords: Attitude, Behavior, Gender, Nutritional Information Label, Students

PENDAHULUAN Membaca label informasi nilai gizi pada


Label informasi gizi pada produk produk makanan kemasan sangatlah
makanan kemasan merupakan salah satu penting karena memberi manfaat berupa
informasi nilai gizi yang tertera pada informasi kandungan gizi yang tertera pada
kemasan bertujuan untuk memilih produk label makanan kemasan yang disertakan
makanan kemasan yang sehat sesuai dengan benar serta mudah dipahami akan
kebutuhan konsumen (BPOM, 2005). memberikan dampak positif konsumen
Pemberian label pangan bertujuan untuk untuk memilih produk tersebut (Khory dan
memberikan informasi mengenai asal, Nurjanah, 2016).
keamanan, mutu, kandungan gizi, dan Hasil kajian Badan Perlindungan
keterangan lain yang benar jelas kepada Konsumen Nasional (BPKN), pada tahun
masyarakat mengenai setiap produk 2007 menjelaskan bahwa hanya 6,7%
makanan yang dikemas (Kartika, 2015). konsumen di Indonesia yang

1
memperhatikan label pada produk pangan variabel status pekerjaan ayah dan latar
kemasan untuk memilih produk makanan pendidikan ayah merupakan indikator bagi
tersebut. Penelitan yang sama juga namun status ekonomi responden. Sehingga dalam
di tahun yang berbeda menunjukkan bahwa hal ini dengan status pekerjaan ayah yang
36,5% masyarakat Indonesia lebih tertarik tetap dan pendidikan yang baik maka setiap
membaca dan memperhatikan label halal, kebutuhan dasar khususnya dalam membeli
tidak sedikit jauh berbeda sebesar 34,9% produk makanan dapat terjamin. Hal ini
lebih memperhatikan waktu kedaluwarsa, sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kemudian sebesar 20,6% memperhatikan oleh Asgha (2016) bahwa mereka yang
pencantuman nama produk, namun untuk memiliki pendapatan yang tinggi karena
masalah komposisi makanan dan informasi status pekerjaan yang mapan/tetap akan
nilai gizi hanya sebesar 7,9%. Dalam hal ini lebih memperhatikan label informasi gizi
masyarakat Indonesia masih belum sadar untuk pemilihan produk makanan yang
untuk memperhatikan komposisi gizi yang berkualitas.
tertera pada label makanan kemasan Penelitian lain juga membuktikan
(BPKN, 2013). bahwa mereka yang memahami
pengetahuan gizi, akan lebih
Penelitian yang dilakukan oleh
memperhatikan zat-zat gizi pada label
Asmaiyar (2004) menyatakan bahwa
makanan kemasan (Darajat dkk, 2016).
sebesar 53,1% responden perempuan
Penelitian yang dilakukan oleh Miller dan
membaca label gizi pada kemasan makanan
Cassady (2015) menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan responden laki-laki
konsumen yang sebelumnya memiliki
yang hanya sebesar 19,2%. Hal ini juga
pengetahuan yang baik lebih sering
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
membaca label informasi gizi. menurut
oleh Oktaviana (2016) yang menjelaskan
penelitian tersebut menjelaskan
bahwa para wanita lebih memperhatikan
pengetahuan mendukung terciptanya
label gizi dibandingkan dengan para pria.
perilaku membaca label informasi gizi.
Namun ternyata sebaliknya ditemukan juga
Sikap dapat menjadi penentu bagi
penelitian yang menyatakan bahwa rata-
individu untuk menyatakan perilaku dalam
rata perilaku membaca label informasi gizi
suatu keadaan. Dalam hal ini khususnya
ditemukan lebih tinggi pada laki-laki
menentukan pemilihan makanan seperti
daripada perempuan (Mediani, 2014).
kandungan gizi yang terutama lalu diikuti
Zahara dan Triyanti (2009)
oleh harga, rasa, dan kemudahannya (Huda
memaparkan penelitian mereka bahwa
dan Andrias, 2016). Kepatuhan dalam

2
membaca label informasi gizi ditemukan Analisis data yang dilakukan berupa
pada mereka yang memiliki sikap baik analisis data univariat untuk mendapatkan
terhadap kesehatan dan label gizi tersebut gambaran dari setiap variabel bebas dan
(Zahara dan Triyanti, 2009). Kemudian terikat. Kemudian analisis bivariat untuk
penelitian yang baru-baru ini dilakukan mendapatkan hubungan antara variabel
juga menunjukkan bahwa terdapat bebas dan terikat mengenai perilaku
hubungan antara sikap dengan perilaku membaca label informasi gizi. analisis
membaca label informasi gizi (Mediani, bivariat dilakukan dengan metode uji chi
2014). square dengan nilai ɑ = 0,05.
Berdasarkan dari beberapa hasil
Penghitungan besar sampel
penelitian Zahara dan Triyanti (2009), Kim
menggunakan rumus uji hipotesis proporsi
dkk (2014), Mediani (2014), Ginting dkk
untuk dua populasi dengan tingkat
(2015), dan Darajat dkk (2016) dalam
kepercayaan uji 95%. Metode penarikan
perilaku membaca label informasi nilai
sampel menggunakan desain stratified
gizi. menunjukkan bahwa terdapat
method sampling. Perkiraan proporsi
hubungan antara jenis kelamin, status
didapatkan dari penelitian sebelumnya
pekerjaan ayah, pengetahuan, dan sikap
Darajat dkk tahun 2016, nilai P1 = 11,8%
pada perilaku membaca label informasi
perilaku tidak membaca label informasi gizi
gizi.
bersikap negatif, nilai P2 = 42% perilaku
tidak membaca label informasi gizi
METODE
bersikap positif.
Penelitian kuantitatif ini berdesain
cross sectional, dilakukan di Sekolah
Menengah Kejuruan Farmasi Harapan
Massa Kota Depok. Sampel penelitian ini
adalah siswa/i kelas X (sepuluh) dan XI
(sebelas) pada tahun ajaran 2017-2018.
Kelas XII (Duabelas) tidak diikutsertakan
karena sedang persiapan ujian kompetensi
keahlian dan ujian nasional.

Data yang digunakan adalah berupa


data primer yang didapatkan dari pengisian
instrumen kuesioner oleh responden.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN gizi (Lee dkk, 2010). Kemudian penelitian
BIVARIAT di negara yang sama namun di tahun yang
Tabel 1 Hubungan Jenis Kelamin Dengan berbeda juga menunjukkan hasil yang sama
Perilaku Membaca Label dimana terdapat hubungan yang nyata
Informasi Gizi Siswa/i Di Sekolah
Menengah Kejuruan Farmasi antara jenis kelamin dengan perilaku
Harapan Massa Depok membaca label informasi gizi (Kim dkk,
2014). Dalam hal ini justru para siswa laki-
Perilaku Membaca
Jenis Label Informasi Gizi P
laki yang memiliki perilaku membaca label
Kelamin Value
Baik Kurang Total informasi gizi, hal ini sejalan dengan
n % n % n %
Laki-Laki 10 40,0 15 60,0 25 100,0 penelitian Oktaviana (2016) menyatakan
Perempuan 11 15,1 62 84,9 73 100,0 0,019
Jumlah 21 21,4 77 78,6 98 100,0
bahwa tidak menutup kemungkinan para
pebelanja laki-laki juga membaca label
Berdasarkan hasil gambaran
informasi gizi. sehingga terdapat hubungan
distribusi populasi responden diketahui
nyata diantara kedua variabel tersebut.
bahwa proporsi responden berjenis kelamin
perempuan memiliki persentase sebesar Tabel 2 Hubungan Status Pekerjaan Ayah
Dengan Perilaku Membaca Label
75,5% lebih banyak dibandingkan Informasi Gizi Siswa/i Di Sekolah
responden yang berjenis kelamin laki-laki Menengah Kejuruan Farmasi
Harapan Massa Depok
dengan persentase sebesar 24,5%. Oleh
karena itu dapat dinyatakan bahwa Perilaku Membaca
Status Label Informasi Gizi
meskipun proporsi keseluruhan responden Pekerjaan Total P
Ayah Baik Kurang Value
lebih banyak berjenis kelamin perempuan n % n % n %
Tetap 14 24,6 43 75,4 57 100,0
namun dalam perilaku membaca label Tidak Tetap 7 17,1 34 82,9 41 100,0 0,521
Jumlah 21 21,4 77 78,6 98 100,0
informasi gizi tergolong kurang dengan
persentase sebesar 84,9%. Sementara itu Diketahui bahwa siswa/i yang

meskipun proporsi keseluruhan responden memiliki orang tua khususnya ayah dengan

lebih sedikit yang berjenis kelamin laki-laki status pekerjaan yang tetap memiliki

namun dalam perilaku membaca label perilaku baik dalam membaca label

informasi gizi tergolong baik dengan informasi gizi, persentasenya sebesar

persentase 40,0%. 24,6%. Sementara siswa/i yang ayahnya


memiliki status pekerjaan yang tidak tetap
Hal ini sama dengan penelitian di
berperilaku kurang dalam membaca label
negara Korea Selatan juga pada tahun 2010
informasi gizi dengan persentase sebesar
dimana terdapat hubungan jenis kelamin
82,9%. Nilai p value menunjukkan hasil
dengan perilaku membaca label informasi

4
sebesar 0,521 dimana lebih besar dari 0,05. ternyata memiliki perilaku membaca label
Dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat informasi gizi yang baik dengan persentase
hubungan yang bermakna antara status sebesar 35,7%. Sementara siswa/i yang
pekerjaan ayah dengan perilaku membaca mempunyai pengetahuan label informasi
label informasi gizi pada siswa/i. gizi baik ternyata memiliki perilaku
membaca label informasi gizi yang kurang.
Penelitian oleh Asgha (2016) juga
Nilai p value menunjukkan sebesar 0,172
menunjukkan bahwa mereka yang
dimana >0,05 artinya adalah pengetahuan
berpendapatan tinggi (status pekerjaan
label informasi gizi tidak memiliki
tetap) memang membaca label informasi
hubungan yang bermakna dengan perilaku
gizi tetapi masih merasa sulit dalam
membaca label informasi gizi pada siswa/i.
memahaminya. Sehingga menjadi
hambatan bagi mereka untuk membaca Hal ini sejalan dengan penelitian
label informasi gizi. Sementara itu yang dilakukan di negara Korea Selatan
keseluruhan total para siswa/i yang pada tahun 2010 menyatakan bahwa
memiliki ayah dengan status pekerjaan mereka yang mengerti dan memahami
tetap namun berperilaku kurang dalam tentang label informasi gizi namun tidak
membaca label informasi gizi berbeda tipis terlalu membaca label informasi gizi (Lee
persentasenya yaitu 75,4% berbanding dkk, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh
82,9% dengan status pekerjaan yang tidak Mediani (2014) juga menunjukkan hasil
tetap. Oleh karena itu tidak terdapat yang sama yaitu pengetahuan responden
hubungan yang bermakna diantara variabel tidak berhubungan nyata terhadap perilaku
keduanya. membaca label informasi gizi. Hal yang
sama juga didapatkan hasil bahwa
Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Label
Informasi Gizi Dengan Perilaku Membaca pengetahuan tentang label pangan tidak
Label Informasi Gizi Siswa/i Di Sekolah berhubungan nyata dengan perilaku
Menengah Kejuruan Farmasi Harapan
Massa Depok responden dalam membaca label pangan
(Ginting dkk, 2015). Mediani (2014)
Pengetahuan Perilaku Membaca
Label Label Informasi Gizi menjelaskan pada penelitiannya bahwa
Informasi Total P
Gizi Baik Kurang Value meskipun responden mengetahui tentang
n % n % n %
Baik 16 19,0 68 81,0 84 100,0 label informasi gizi namun mereka tidak
Kurang 5 35,7 9 64,3 14 100,0 0,172
Jumlah 21 21,4 77 78,6 98 100,0 membaca label informasi gizi, dikarenakan

Diketahui bahwa siswa/i yang perasaan mereka yang biasa saja terkait

pengetahuan label gizinya yang kurang konsumsi makanan kemasan. Kemudian

5
pada penelitian ini dapat dinyatakan bahwa Nilai p value menunjukkan hasil sebesar
meskipun pengetahuan label informasi gizi 0,019 dimana <0,05 yang artinya adalah
siswa/i tergolong baik namun perhatian terdapat hubungan yang bermakna antara
siswa/i cenderung mengabaikan label sikap pada label informasi gizi dengan
informasi gizi. perilaku membaca label informasi gizi.
Oleh karena itu dapat dinyatakan
Hal yang sama juga dinyatakan oleh
bahwa meskipun proporsi keseluruhan
penelitian Zahara dan Triyanti (2009)
responden lebih banyak berpengetahuan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
baik tentang label informasi gizi namun
yang nyata antara sikap dengan kepatuhan
dalam perilaku membaca label informasi
membaca label informasi gizi. Hal ini
gizi tergolong kurang dengan persentase
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebesar 81,0%. Sehingga hal ini
pada mahasiswa/i di IPB tahun 2014
mengakibatkan tidak terdapat hubungan
dimana sikap responden terhadap label
yang bermakna terhadap kedua variabel
informasi gizi berhubungan secara nyata
bebas dan terikat tersebut.
pada perilaku membaca label informasi gizi

Tabel 4 Hubungan Sikap Pada Label (Mediani, 2014). Hal yang sama juga
Informasi Gizi Dengan Perilaku dinyatakan pada penelitian yang dilakukan
Membaca Label Informasi Gizi
Siswa/i Di Sekolah Menengah oleh Darajat dkk (2016) menyatakan bahwa
Kejuruan Farmasi Harapan sikap pada label informasi gizi
Massa Depok
berhubungan nyata dengan kepatuhan
Sikap Pada Perilaku Membaca Label
Label Informasi Gizi membaca label informasi gizi.
Informasi Gizi Total P
Baik Kurang Value
n % n % n % Menurut Mediani (2014) sikap
Positif 18 30,0 42 70,0 60 100,0
Negatif 3 7,90 35 92,1 38 100,0 0,019 dapat mempengaruhi individu dalam
Jumlah 21 21,4 77 78,6 98 100,0
perilaku membaca label informasi gizi.
Diketahui bahwa siswa/i yang sehingga dalam penelitian ini dapat
mempunyai sikap positif pada label dinyatakan bahwa terdapat hubungan
informasi gizi ternyata memiliki perilaku bermakna antara sikap terhadap perilaku
membaca label informasi gizi yang baik mereka dalam membaca label informasi
dengan persentase sebesar 30%. Sementara gizi.
itu siswa/i yang mempunyai sikap negatif
pada label informasi gizi mempunyai
perilaku membaca label informasi gizi yang
kurang dengan persentase sebesar 92,1%.

6
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan dari uraian diatas dapat Asgha B, (2016), Analisa Penggunaan


disimpulkan bahwa, perilaku membaca Label Informasi Nilai Gizi Pada
label informasi gizi pada siswa/i SMKF Produk Pangan Oleh Konsumen di
Harapan Massa Depok tergolong kurang Kota Semarang, J. Buletin Studi
dengan persentase sebesar 78,6%. Ekonomi (21) : 128-134.
Kemudian variabel bebas yang
Asmaiyar, (2004), Faktor-Faktor yang
berhubungan adalah jenis kelamin dengan
Berhubungan dengan Kepatuhan
p-value = 0,019 dan sikap pada label
Konsumen Membaca Label Produk
informasi gizi dengan p-value = 0,019.
Pangan di Pasar Kebayoran Lama
Sementara itu variabel bebas yang tidak
Jakarta Selatan Tahun 2003,
berhubungan adalah status pekerjaan ayah
Universitas Indonesia, Depok.
dengan p-value = 0,521 dan pengetahuan
label informasi gizi dengan p-value = Badan Pengawas Obat dan Makanan

0,172. Republik Indonesia, (2005), SK


Kepala BPOM RI No.
HK.00.06.51.0475 tentang pedoman
SARAN
pencantuman informasi nilai gizi
Penelitian ini masih memiliki pada label pangan.
beberapa keterbatasan oleh karena itu
Badan Pengawas Obat dan Makanan
diharapkan pada peneliti berikutnya untuk
Republik Indonesia, (2005), Tentang
menambahkan perilaku membaca label
Pedoman Pencantuman Informasi
komposisi dan kedaluwarsa. Kemudian
Nilai Gizi pada Label Pangan,
menambahkan variabel-variabel lain yang
Jakarta: Kepala BPOM RI.
belum terdapat dalam penelitian ini seperti
: usia, uang saku, pengeluaran pangan, BPKN Depdag RI, (2007), Hasil Kajian

sumber informasi label, pengaruh media, Badan Perlindungan Konsumen

pengaruh teman sebaya, dan lain-lainnya. Nasional (BPKN) di Bidang Pangan


terkait Perlindungan Konsumen,
Jakarta: Kementerian Perdagangan.

7
BPKN Depdag RI, (2013), Hasil Kajian Khory N dan Nurjanah, (2016), Faktor-
Badan Perlindungan Konsumen Faktor Yang Berhubungan Dengan
Nasional (BPKN) di Bidang Pangan Konsumsi Makanan Kemasan Pada
terkait Perlindungan Konsumen, Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Jakarta: Kementerian Perdagangan. Universitas Dian Nuswantoro Kota
Semarang Tahun 2016, Universitas
Darajat N, Bahar H, Jufri NN, (2016),
Dian Nuswantoro, Semarang.
Hubungan Kepatuhan Membaca
Label Informasi Zat Gizi Dengan Kim MG dkk, (2014), Association between
Kemampuan Membaca Label Nutrition Label reading and Nutrient
Informasi Gizi Pada Ibu Rumah Intake in Korean Adults: Korea
Tangga di Pasar Basah Mandonga National Health and Nutritional
Kota Kendari Tahun 2016, J. Ilmiah Examination Survey 2007-2009
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (KNHANES IV), Korean Journal
(1) (4) : 1-11. Family Medicine (35) : 190-198.

Ginting AF dkk, (2015), Faktor-Faktor Lee A K, Lee H J, dan Park E (2010), The
yang Berhubungan dengan Kebiasaan Effect of Use of Nutrition Labelling
Membaca Label Kemasan Pangan on Knowledge and Perception of
Pada Mahasiswa FKM USU Medan Nutrition Labelling and Awarenes of
2015, Universitas Sumatera Utara. Nutrition Labelling Usefulnes with
Medan. among College Students, Jurnal
Korean Social Food Science
Huda QA dan Andrias DR, (2016), Sikap
Nutrition (39) : 253-266.
dan Perilaku Membaca Informasi
Gizi pada Label Pangan Serta Mediani NV, (2014), Pengetahuan Persepsi
Pemilihan Pangan Kemasan. Media Sikap dan Perilaku Membaca Label
Gizi Indonesia (11) : 175-181. Informasi Gizi pada Mahasiswa,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kartika MD. (2015). Pengetahuan Gizi
Sebagai Faktor Dominan Kebiasaan Miller LMS dan Cassady DL, (2015), The
Membaca Label Informasi Nilai Gizi Effect of Nutrition Knowledge on
Pada Mahasiswa S1 Reguler Tiga Food Label Use A Review of The
Fakultas Terpilih Di Universitas Literature, Appetite (92) : 207-216.
Indonesia Tahun 2015, Universitas
Indonesia, Depok.

8
Oktaviana W, (2016), Hubungan Antara
Karakteristik Individu dan
Pengetahuan Label Gizi dengan
Membaca Label Gizi Produk Pangan
Kemasan Pada Konsumen Di 9
Supermarket Wilayah Kota
Tanggerang Selatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.

Zahara S dan Triyanti, (2009), Kepatuhan


Membaca Label Informasi Zat Gizi di
Kalangan Mahasiswa, Universitas
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai