Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan mengonfirmasi unjuk kerja metode penetapan kadar


nitrat dalam air limbah secara reduksi kadmium menggunakan spektrofotometer
sinar tampak berdasarkan SNI 6989.79 : 2011. Data hasil pengujian
dibandingkan dengan syarat keberterimaan yang ditetapkan PT Medialab
Indonesia, jika hasil keseluruhan parameter memenuhi syarat keberterimaan maka
metode tersebut dapat digunakan untuk analisis rutin di laboratorium uji PT
Medialab Indonesia.
Waktu dan Tempat

Percobaan ini merupakan bagian dari pelaksanaan magang-Praktik Kerja


Lapang (PKL) yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2019. Magang-
PKL dilaksanakan di laboratorium kimia PT Medialab Indonesia yang
beralamatkan di Jalan Jatiwangi No. 44 Kamurang, Kelurahan Cikedokan,
Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi 17530, Jawa Barat. Ringkasan
magang-PKL di industri dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas bahan uji dan
bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah sampel air limbah. Bahan kimia
yang digunakan adalah larutan induk nitrat 100 mg/L, larutan baku nitrat 10 mg/L,
larutan ammonium klorida-etilendiamin tetra asetat (NH4Cl-EDTA) pekat, larutan
ammonium klorida-etilendiamin tetra asetat (NH4Cl-EDTA) encer, larutan
pewarna dan akuades. (Pembuatan pereaksi dapat dilihat pada Lampiran 4)

Alat

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari alat utama dan
alat pendukung. Alat utama yang digunakan yaitu spektrofotometer sinar tampak
Unico, neraca analitik Mettler Toledo ME204T, dan pH meter Oaklon. Alat
pendukung terdiri dari mikropipet 1 mL, labu ukur 1000 mL,100 mL dan 50 mL,

15
16

pipet volumetri 25 mL, gelas piala 1000 mL dan 100 mL, spatula, oven, desikator,
labu semprot, kolom reduksi kadmium, dan batang pengaduk.

Metode Percobaan

Percobaan dilakukan melalui tiga tahap yaitu preparasi, pengujian, dan


pengolahan data. Tahap preparasi meliputi pembuatan larutan induk nitrat 100
mg/L, larutan baku nitrat 10 mg/L, larutan deret standar nitrat, dan larutan
blangko pereaksi. Tahap pengujian meliputi penetapan kadar nitrat dan lima
parameter verifikasi yaitu pengujian linearitas, presisi, akurasi, LDI dan LK
menggunakan spektrofotometer merek Unico pada panjang gelombang 543 nm.
Tahap pengolahan data pada masing-masing parameter uji dilakukan secara
statistika dengan menghitung koefisien korelasi (r), slope (b), intercept (a), rata-
rata (x), simpangan baku (SB), simpangan baku relatif (%SBR), CV Horwitz dan
persen perolehan kembali (%Recovery). Pengambilan sampel air limbah
dilakukan oleh petugas sampling. Nilai perhitungan dibandingkan dengan syarat
keberterimaan yang telah ditetapkan oleh PT Medialab Indonesia.

Cara Kerja

Tahap Preparasi

Pembuatan Larutan Induk Nitrat 100 mg/L


Serbuk kalium nitrat (KNO3) ditimbang sebanyak 722 mg dalam piala gelas
100 mL, kemudian dilarutkan dengan akuades dan diencerkan sampai volume
1000 mL. Larutan diawetkan dengan menambahkan 2 mL CHCl3 dan
dihomogenkan. (Perhitungan penimbangan KNO3 dapat dilihat pada Lampiran 2)
Pembuatan Larutan Baku Nitrat 10 mg/L
Larutan induk nitrat 100 mg/L dipipet sebanyak 100 mL ke labu ukur 1000
mL, kemudian dilarutkan dengan akuades dan diencerkan sampai volume 1000
mL. Larutan diawetkan dengan menambahkan 2 mL CHCl3 dan dihomogenkan.

Pembuatan Larutan Deret Standar Nitrat


Larutan standar nitrat 10 mg/L dipipet sebanyak 0,10 ; 1,00; 2,00 ; 4,00 mL
ke labu ukur 100 mL. Larutan ditera dan dihomogenkan dengan akuades
17

kemudian sebanyak 25 mL larutan dipindahkan ke labu ukur 100 mL dan


ditambahkan 75 mL larutan NH4Cl-EDTA pekat, lalu dihomogenkan. Larutan
dilewatkan ke kolom reduksi. Sebanyak 25 mL tampungan pertama dibuang,
selanjutnya larutan ditampung dalam labu ukur 50 mL sampai tanda tera. Larutan
yang telah direduksi ditambah 2 mL larutan pewarna dan dihomogenkan.

Pembuatan Larutan Blangko Pereaksi


Akuades sebanyak 25 mL dimasukkan ke labu ukur 100 mL dan
ditambahkan 75 mL larutan NH4Cl-EDTA pekat lalu dihomogenkan. Larutan
dilewatkan ke kolom reduksi. Sebanyak 25 mL tampungan pertama dibuang,
selanjutnya larutan ditampung dalam labu ukur 50 mL sampai tanda tera. Larutan
yang telah direduksi ditambah 2 mL larutan pewarna dan dihomogenkan.

Tahap Pengujian

Prosedur Pengujian Kadar Nitrat dalam Air Limbah


Sampel air limbah disaring dan diatur pH antara 7-9 dengan
menambahkan HCL atau NaOH. Sampel sebanyak 25 mL dimasukkan ke labu
ukur 100 mL dan ditambahkan 75 mL larutan ammonium klorida-etilendiamin
tetra asetat pekat lalu dihomogenkan. Larutan dilewatkan ke kolom reduksi.
Sebanyak 25 mL tampungan pertama dibuang, selanjutnya larutan ditampung
dalam labu ukur 50 mL sampai tanda tera. Larutan yang telah direduksi ditambah
2 mL larutan pewarna dan dihomogenkan. Larutan tersebut diukur menggunakan
instrumen spektrofotometer sinar tampak Unico pada panjang gelombang 543 nm
dan dicatat serapannya. Kadar nitrat dalam air limbah ditetapkan dengan rumus
sebagai berikut :
Kadar Nitrat (mg/L) = A – B

Keterangan :
A : Kadar nitrit dari kolom reduksi (mg/L)
B : Kadar nitrit tanpa melewati kolom reduksi (mg/L)
18

Uji Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan melalui pengukuran larutan blangko dan deret
standar nitrat 0,01 ; 0,1; 0,2; dan 0,4 mg/L menggunakan instrumen
spektrofotometer sinar tampak Unico pada panjang gelombang 543 nm. Hasil
pengkuran diolah secara statistika untuk menentukan nilai koefisien korelasi,
slope dan intercept, kemudian dibandingkan dengan syarat keberterimaan.

Uji Presisi (Repeatability)

Sampel air limbah yang sudah dipreparasi diukur absorbansinya


menggunakan instrumen spektrofotometer sinar tampak Unico pada panjang
gelombang 543 nm. Pengujian dilakukan terhadap sepuluh larutan uji presisi, lalu
dihitung persentase simpangan baku relatif (%SBR). Hasil pengukuran diolah
secara statistika untuk menentukan presisi, kemudian dibandingkan dengan syarat
keberterimaan 2/3 CV Horwitz.

Uji Akurasi (Recovery)


Uji akurasi pada penetapan kadar nitrat dalam air limbah secara reduksi
kadmium dilakukan dengan teknik spiking. Larutan uji sampel air limbah yang
telah dipreparasi, ditambahkan larutan standar nitrat 0,8 mg/L sebanyak 2,00 mL,
kemudian diukur menggunakan instrumen spektrofotometer sinar tampak Unico
pada panjang gelombang 543 nm. Pengujian dilakukan terhadap sepuluh larutan
uji akurasi, lalu dihitung persentase perolehan kembali (%recovery). Hasil
pengukuran diolah secara statistika untuk menentukan akurasi, kemudian
dibandingkan dengan syarat keberterimaan.

Uji Limit Deteksi Instrumen dan Limit Kuantitasi


Larutan blangko pereaksi diukur absorbansinya menggunakan instrumen
spektrofotometer sinar tampak Unico pada panjang gelombang 543 nm. Hasil
pengukuran diolah secara statistika untuk menentukan nilai LDI dan LK teoritis,
kemudian dilakukan uji konfirmasi dengan cara membuat larutan standar nitrat
dengan konsentrasi yang telah dihitung.
Uji Konfirmasi Limit Deteksi Instrumen dan Limit Kuantitasi
Larutan standar nitrat dengan konsentrasi pada perhitungan LDI dan LK
teoritis yang telah dipreparasi, diukur absorbansinya menggunakan instrumen
19

spektrofotometer sinar tampak Unico pada panjang gelombang 543 nm. Hasil
pengukuran diolah secara statistika untuk mengonfirmasi nilai LDI dan LK.

Tahap Pengolahan Data

Linearitas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap larutan standar nitrat pada
konsentrasi yang telah ditentukan sehingga didapatkan kurva linieritas hubungan
antara konsentrasi dengan absorbansi. Berdasarkan data yang ditentukan nilai
koefisien korelasi (r), slope (b), dan intercept (a) sehingga didapatkan sebuah
persamaan dengan rumus sebagai berikut :
Persamaan Regresi : y = a + bx
(∑𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ) (∑𝑖=1 𝑦𝑖 )
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝑛
r = 𝑛 𝑥 )²
(∑ (∑𝑛 𝑦 )²
√∑𝑛 𝑥 2 − 𝑖=1 𝑖 √∑𝑛 𝑦 2 − 𝑖=1 𝑖
𝑖=1 𝑖 𝑛 𝑖=1 𝑖 𝑛

(∑𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ) (∑𝑖=1 𝑦𝑖 )
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝑛
b = (∑𝑛 𝑥 )²
∑𝑛 2 𝑖=1 𝑖
𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑛

∑𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑦𝑖 −𝑏 ∑𝑖=1 𝑥𝑖
a =
𝑛

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

a : Intercept (Abs)
𝐴𝑏𝑠
b : Slope (𝑚𝑔/𝐿)

𝑥𝑖 : Nilai konsentrasi ke-i (mg/L)

𝑦𝑖 : Nilai absorbansi ke-i (Abs)

n : Banyaknya ulangan

i : 1,2,3,4….., n

Presisi (Repeatability)
Pengujian presisi ditentukan dengan pengujian sampel yang dilakukan
sebanyak sepuluh kali pengulangan. Presisi metode analisis dinyatakan dengan
persen simpangan baku relatif (SBR), dihitung menggunakan rumus :
20

∑𝑛
𝑖 𝑥𝑖
𝑥 =
𝑛
2
∑n
i=1(xi− x )

SB = n−1

SB
SBR (%) = x 100%
x
Keterangan :
xi : Nilai konsentrasi ke-i (mg/L)

x : Nilai rata-rata konsentrasi


n : Banyaknya ulangan
i : 1,2,3,4,…..,n
SB : Simpangan baku (mg/L)
SBR : Simpangan baku relatif (%)

Kriteria penerimaan :
Repeatability Metode, %SBR < 2/3CV Horwitz

Akurasi (Recovery)

Pengujian akurasi dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap


larutan uji akurasi yang dibuat dengan teknik spiking sebanyak 10 kali ulangan.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dihitung nilai perolehan
kembali(%Recovery). Rumus untuk menentukan %recovery adalah sebagai
berikut :
𝐶3 − 𝐶1
%Recovery = x 100 %
𝐶2
Keterangan :
C1 = Konsentrasi sampel (mg/L)
C2 = Konsentrasi spike (mg/L)
C3 = Konsentrasi sampel + spike (mg/L)
Kriteria penerimaan :
Persentase perolehan kembali (%Recovery) = (80 – 110)%
Limit Deteksi Instrumen (LDI)
Pengujian limit deteksi instrumen dilakukan dengan pengukuran terhadap
larutan blangko sebanyak 10 kali ulangan. Data yang diperoleh dari hasil
21

pengujian blangko ditentukan nilai simpangan baku sehingga diperoleh limit


deteksi metode. Perhitungan limit deteksi instrumen menggunakan rumus sebagai
berikut :

Limit Deteksi Instrumen (LDI) = ̅𝑥 + (3 × 𝑆𝐵)


Keterangan :
̅𝑥 : Rata-rata konsentrasi blangko (mg/L)
SB : Simpangan baku (mg/L)

Limit Kuantitasi (LK)


Pengujian limit kuantitasi dilakukan dengan pengukuran terhadap larutan
blangko sebanyak 10 kali ulangan. Data yang diperoleh dari hasil pengujian
blangko ditentukan nilai simpangan baku sehingga diperoleh limit deteksi metode.
Perhitungan limit kuantitasi menggunakan rumus sebagai berikut :

Limit Kuantitasi (LK) = ̅𝑥 + (10 × 𝑆𝐵)


Keterangan :
̅𝑥 : Rata-rata konsentrasi blangko (mg/L)
SB : Simpangan baku (mg/L)

Anda mungkin juga menyukai