Kelompok 3
Disusun Oleh :
1. Khotijah Safinaturrohmah (108116040)
3. Mirna (108116052)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Congestif Hearth Failure(CHF)” ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada
mata kuliah Keperawatan Kritis. Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca
pada umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan .
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia dimana
jantung berperan sebagai pompa darah kaya oksigen keseluruh tubuh manusia
jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
jantung dapat di diagnosis ketika seorang pasien memiliki tanda gejala seperti:
nafas pendek yang tipikal saat istirahat atau saat melakukan aktifitas disertai
kelelahan, tanda- tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau edema pergelangan
kaki serta adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu jenis penyakit yang saat ini
banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup seseorang. Penyakit ini
merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2013). Kejadian gagal
jantung di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil
selama beberapa decade terakhir, yaitu >650.000 kasus baru didiagnosis setiap
tahunnya. Faktor resiko terjadinya gagal jantung yang paling sering adalah usia
lanjut 75% pasien yang dirawat dengan gagal jantung berusia 65 – 75 (Yancy dkk,
Pravelensi di Indonesia gagal jantung pada umur 15 tahun sebesar 0,13%, atau
sebanyak 945 orang (0,1%) sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah sebanyak
43.361 orang (0,18%) (Depkes, 2013). Data yang diperoleh dari rekam medik
RSUD Dr. Moewardi penderita Gagagal Jantung pada bulan Januari sampai
Gagal jantung terjadi karena perubahan fungsi sistolik dan diastolik ventrikel
kiri. Jantung mengalami kegagalan karena efek struktural atau penyakit intrinsik
sehingga jantung tidak dapat menangani jumlah darah yang normal atau tidak
fisik) (Black & Hawks, 2014). Masalah keperawatan yang muncul pada pasien
gagal jantung adalah gangguan oksigenasi, pola nafas tidak efektif, intoleransi
Gangguan oksigenasi adalah suplai darah yang tidak lancar diparu- paru (darah
berkurang dan terjadi peningkatan CO2 yang membentuk asam di dalam tubuh. Situasi ini akan
memberikan suatu gejala sesak napas (dyspnea) dan ortopnea (dyspnea saa tberbaring) (terjadi
apabila aliran darah dari ekstremitas meningkat aliran balik vena ke jantung dan paru-paru)
(Kasron, 2012).
waktu tidur dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur maupun saat
1.2 Tujuan
1. .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
tinggi (hudak & Gallo, 2010). Gagal jantung kongestif adalah ketidak
mampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
Etiologi
sebagai berikut:
2. Aterosklerosis koroner
mempengaruhi jantung.
12
6. Faktor sistemik
2.1.2 Klasifikasi
hipertrofi.
(Kasron, 2012)
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru, sehingga
14
a. Dispnea
b. Batuk
c. Mudah lelah
d. Insomnia
e. Kelemahan
2.1.4 Patofisiologi
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung
curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang harus
setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu perload (jumlah
yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
2014).
17
2.1.5 Pathway
Disfungsi Miokard Beban Tekanan Beban Sistolik Peningkatan Kebutuhan Beban Volume
(AMI) Miokarditis Berlebih Berlebih Metabolisme Berlebih
Kontraktilitas Beban Systole Perload
Menurun Meningkat Meningkat
Kontraktilitas
Menurun
Hambatan
Pengosongan
Ventrikel
COP Menurun
Beban Jantung Gagal Jantung
Meningkat Kanan
CHF
Gagal Pompa Ventrikel Kiri Penurunan Curah Jantung Gagal Pompa Ventrikel Kanan
Aldosteron Pulmonalis
Penimbunan Asam Penuruna Lien Hepar
Laktat dan ATP n Perfusi Adit Tekanan Kapiler
Jaringan Paru Splenomegali Hepatomegali
Nyeri
(Ardiyansyah, 2012)
1. Ekokardiografi
fungsi ventrikel kiri. Dimensi ventrikel kiri pada akhir diastolik dan
2. Rontgen Dada
peningkatan tekanan vena paru adalah diversi aliran darah ke daerah atas
3. Elektrokardiografi
jantung iskemik.
kanan.
Trombolitik.
2.1.7 Penatalaksanaan
farmakologi :
1. Medis
Terapi Farmakologi :
a. Glikosida jantung
b. Terapi diuretik
c. Terapi vasodilator
diturunkan.
2. Keperawatan
Terapi Nonfarmakologis:
menghilangkan edema.
c. Membatasi cairan
f. Menghindari alkohol
g. Manajemen stres
seumur hidup.
2.1.8 Komplikasi
1. Shock Kadiogenik
disebabkan oleh hilangnya 40% atau lebih jaringan otot pada ventrikel
2. Edema paru-paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema yang
muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk faktor apa pun yang
(Ardiansyah, 2012)
1. Syok Kardiogenik
4. Toksisitas Digitalis
1. Pengkajian
pengetahuan.
2. Keluhan utama
a. Dispnea
b. Kelemahan Fisik
c. Edema sistemik
masa lalu, yang mungkin masih relevan. Catat jika ada efek
sekiranya ada alergi terhadap suatu jenis obat dan tanyakan reaksi
5. Riwayat keluarga
pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan faktor
6. Psikososial
atau kebingungan.
25
1. B1 (Breathing)
pulmonal akut.
2. B2 (Blood)
a. Inspeksi
pengisian kardiac.
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
3. B3 (Brain)
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
a. Kulit dingin
b. Mudah lelah
sekuncup.
alveolar-kapiler.
oksigen.
natrium.
jantung.
(Ardiansyah,2012)
Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dari arti
bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien. Rencana ini
sekuncup
jantung efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
alveolar-kapiler
Kriteria Hasil :
adekuat
Rencana tindakan :
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
oksigen
Kriteria Hasil :
nadi, dan RR
Rencana tindakan :
dilakukan
natrium
pengeluaran
32
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
curah jantung
sirkulasi efektif
Kriteria hasil :
Rencana tindakan :
nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
2013)
DAFTAR PUSTAKA
Austaryani Putri. 2012. Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Congestif Heart
Failure (CHF) Vascular Care Unit (ICVCU) di Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8.Sounders: Elsevier Philadelphia.
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
PotterA Patricia & Perry A Griffin. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep Proses dan Praktik, Alih Bahasa Renata Komalasari, Edisi 4
Volume 2. Jakarta: EGC