PENGKAJIAN
1. Riwayat adanya faktor penyebab, kondisi yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi, sebagai
contoh:
Syok.
Penyakit kronos, cidera intrakranial, atau obat-obatan yang menekan berat sistem saraf pusat.
Trauma dada.
2. Pemeriksaan fisik.
Tanda vital.
Hipoksia.
Bunyi nafas.
Status neurologis.
Fungsi paru.
3. Pemeriksaan diagnostik.
Gas darah arteri (GDA) dapat menunjukkan hipoksemia berat (PaO2 dibawah 50 mmHg) dan
hipercapnea (PaCO2 diatas 50 mmHg).
Foto dada.
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan pembentukan lendir akibat ventilasi mekanik
tekana positif.
Resiko terhadap trauma dan infeksi berhubungan dengan intubasi ETT, trakeotomi.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan tekanan selang ETT, pemasangan ventilator.
Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada ventilator.
Melakukan tindakan pembersihan jalan nafas, suctioning, fisioterapi dada, perubahan posisi sering,
peningkatan mobilitas.
Humidifikasi.
Coronkodilatos.
Meninggikan kepala.
Menggunakan pendekatan komunikasi: membaca gerak bibir, kertas/pensil, gerak tubuh, papan
komuniksai.