Anda di halaman 1dari 5

CITAKU DALAM KEBERUNTUNGAN

Beruntung 1

Pagi yang cerah saatnya mulai meniti hidup yang lebih cerah, saat ku
sudah melihat kembali duniaku. Saat-saat itu aku impikan, meraih cita dengan
hati yang senang esok hari. Memulai aktivitas itu adalah hal yang indah, karena
aku bisa mengekspresikan diriku. Melihat harapan dalam mimpi, mencapai asa
dalam kesederhanaan.

Asal kalian tahu, aku ini hanya orang sederhana yang tak tahu apa-apa,
dalam hidupku aku hanya mengandalkan keberuntungan. Karena aku tahu,
orang pintar pasti kalah dengan orang beruntung. Ketika sampai di sekolah ku
mulai beraktivitas walau masih terasa lemas dan malas tapi aku berusaha
untuk mencapai cita itu.

Saat aku sampai di depan kelas, Terlihat seorang anak di sana, hanya
duduk termenung di bawah indahnya pagi ini, apa gerangan yang ia pikirkan.
Apakah itu sebuah impian atau sebuah kesendirian yang tak bisa ia tepis dalam
hidupnya. Ku langkahkan kaki sembari berpikir apakah dia Mela Cahaya
Ningrum?????.. Anak terpintar di sekolahku yang kebetulan satu kelas
denganku. Aku terus bertanya-tanya apa gerangan yang sedang ia pikirkan. Tak
ku sangka langkah kaki ku berhenti tepat di depan matanya, namun tatapan
matanya begitu kosong dan mungkin tak menyadari bahwa aku ada di depan
matanya. Dan aku duduk di sampingnya dan menepuk pundaknya.

“Ha..haa..hayy Mel...”
Kamu sedang apa disini????? ( dengan nada takut dan bimbang )..
“Aku sedang memikirkan masa depanku nanti..”
“Untuk apa kamu memikirkan masa depanmu, kamu kan pintar pasti
banyak jalan di depan sana.”
“Semoga saja seperti itu,” ( dengan nada yang hampir hilang )..” Aku balik
dulu ke kelas “ujarnya”
Sesampaiku di rumah, aku masih terus berpikir mengapa orang sepintar
Mela memikirkan masa depan yang sudah pasti ia raih dalam hidupnya, karena
sudah jelas dia adalah orang yang sangat pintar. Aku selalu berpikir orang
malas sepertiku saja hanya merajut impian dan cita dalam keberuntungan
karena aku tak yakin dengan kemampuanku yang pas-pasan. Tapi mengapa
Mela memikirkan hai itu???.. Apa gerangan yang terjadi dengannya.. Sampai
larut malam bahkan sampai pagi aku tidak tidur karena memikirkan hal ini dan
jatuh sakit. Selama 2 hari aku tak masuk sekolah dan aku tak bisa melihat
indahnya mentari pagi yang aku gantung dengan berbagai harapan dalam
keberuntunganku.

2 hari di rumah serasa 1 tahun, begitu sepi sunyi, dan aku tak dapat
menikmati indahnya mentai pagi dan melihat canda tawa yang ada di sekolah.
Lama aku menunggu agar aku cepat samapi sekolah karena aku tak ingin lama-
lama di sekolah. Sejenak pikiranku terarah pada kejadian saat aku menemui
Mela, nampaknya dia sangat bimbang dan butuh bantuan, tapi kelihatannya
dia begitu ketakutan. Apa yang terjadi?? Apa yang dia pikirkan..Aku semakin
bingung dan aku berjanji besok saat aku masuk sekolah aku akan menemui dia
dan bertanya, mengapa dia seperti ini, apa yang dia pikirkan dan apabila dia
membutuhkan bantuan aku siap untuk membantu “kalau aku bisa”
hheheheheheh.. Tapi sebenarnya untuk apa aku memikirkan Mela, dia emank
anak paling pintar di kelas, seantero sekolah malah saking pintarnya, tapi tetap
aja dia pelit banget. Pernah sekali aku minta bantuan sama dia pas ulangan
bahasa inggris, tahu gk gimana kejadiannya. Gini.......... ( mengingat kembali )

“Hello every body, please ready to self because 5 minutes again we will to
test, please masukan semua yang ada di atas meja and save your pen”
“Yes Miss, (serentak)”

Aduh gimana ne, aku belum belajar, duh mau isi apa new... Semoga aja
ntar ada yang mau ngasi tahu deh.. ekkeeehheemm kenapa Mel..???? Eh Miss,
gk apa-apa miss. Ini kertas ulangan kamu, harus lebih baik dari kemarin ya
Laras. Iya Miss. Ok, ini kertas ulangan kamu.

Apaan ni..????? Duh apa artinya..??? Untung di depan aku Mela yang
duduk semoga aja dia mau bantuin deh. Mel.. Mela.???? (suara
berbisik),bantuin donk nomor 3 soal esai apa jawabannya. Hebat udah nomor
3 aja lho, pilihan ganda aja gue belom. Masa nggak tahu si Mel kebiasaan aku,
aku kan cap cip cup aja kalau pilihan ganda mah, disini yang aku lihat nomor 3
esai ribet banget makanya aku minta bantuan kamu.

“Laras.. Mela..???? ada apa..????? Ngg..nggak apa-apa Miss, mau pinjam


pulpen, punyaku tintanya macet. Ok, come here Laras, Miss ada pulpen jangan
gangguin teman yang sedang mengerjakan soal ulangan. Iy Miss..

(tiba-tiba Mela melempar kertas) thanks ya Mel, akhirnya kamu bantuin


juga. Tulis dulu ah.. Ok guys waktunya tinggal 10 menit lagi, tolong di
percepat..

Keesokan hari di ruang guru


“Miss panggil Laras..????”
“Yes, you know what your wrong Laras..”
“Maksudnya Miss..????”
“Kamu tahu kesalahanmu sehingga Miss panggil kamu kesini..???”
“Nggak Miss, memangnya ada apa ya Miss??”
“Kamu lihat ulangan kamu”
“Apa..??? 3..
“Yes, that your score” please you look number 3.
“Emang kenapa Miss, biasa aja”
“Coba kamu baca.”
“I am Sorry, I can’t mengerjakan tugas ini, karena ini terlalu berat. Saya
sudah berusaha bertanya pada orang lain namun mereka tidak
memberikannya, menyontek boleh nggak Miss..??????” Saya bisakan Miss
ngerjainnya, Laras gitu loh..
“Laras, kamu tahu tidak apa arti dari kalimat yang kamu tulis itu.”
“Mhhmmhh, lupa Miss”
“Laras.. Laras kamu ini. Artinya maaf Miss saya tidak dapat mengerjakan
tugas itu, saya sudah tanya pada teman namun mereka tak memberikannya,
nyontek bole nggak Miss??? Apa-apaan itu..????? sekarang kamu tulis kalimat
yang kamu tulis di kertas ulangan kamu ini pada semua buku kosong ada di
rumah kamu, kerjakan..????????
“Masa se Miss, (suara lemas) Ngaak mungkin ah Miss..” Bluugggpakk..
“Laras, Are you fine Laras..????” Oh God, kenapa kamu pingsan disini..

Ya begitulah kira-kira, gara-gara jawaban yang di kasi Mela tangan aku udah
hampir rontok harus nulis ulang lagi di catatan kosong aku. Aku jadi bimbang,
aku jadi bingung, aku bisa nggak ya bantuin dia..???? Takutnya aku nggak aku
kuat kalau harus ingat perlakuan dia waktu itu, tapi... ya udahlah, mungkin dia
juga pengen aku bisa belajar dan nggak hanya mengandalkan orang lain. Ok..
tekad aku udah bulat, besok aku mau cari dia dan apa gerangan yang terjadi..

Keesokan hari di sekolah


Ku langkahkan kaki pelan, menelusuri setiap jalan sekolahku, melewati
tiap kelas, kantin, taman, tapi dia kok tak kelihatan hari ini . Apa dia sedang
sakit!!! Sembari bertanya pada siswa yabg ada di depanku.

“hay, lihat Mela nggak,”


“nggak tahu juga se, emang apa urusannya ma gue.” Jawabnya ketus.
“biasa aja donk, akukan nanyanya baik-baik, lebay amat”

Dalam hati aku bertanya, ada apa dengan anak ini, jawabnya ketus sekali dan
ada apa juga dengan mela. Kakiku terasa lelah menelusuri setiap tempat,
namun dia tak terlihat sedikitpun. Come on Mel..??? kamu dimana sekarang??

Dimana?????? Dimana kamu Mel, biasanya dia anak yang paling cepat
datang sekolah, tapi tumben kok dia belum datang dan bahkan nggak ada
kabar sampai jam segini. Bertanya pada siswa lainpun percuma karena setiap
siswa yang aku tanya jawabannya selalu sama.. “tidak tahu,” selalu itu kata
yang mereka lontarkan dari mulutnya.

“Dan... ha???? Itu dia tina. Tina adalah sahabat terdekat Mela, setiap hari
mereka selalu bersama. Aku tanya saja dia, mungkin saja dia mengetahuinya.

Tin..tina... Lihat Mela nggak... (berlari ke arah tina)

“Kamu nggak tahu ya???? Mela kan udah keluar dari sekolah tepat 2 hari
yang lalu..”

“Aah bener,, kok bisa??? ( kaget )


“Aku nggak tahu tapi kata anak-anak si karena dia nggak punya uang untuk
melanjutkan sekolahnya..”

“lo, kok gitu. Bukannya dia dapat beasiswa??????”

“Nggak tahu juga se, udah dulu ya. Aku telat ne, jam pertama ada ulangan
soalnya. Sorry ya aku tinggal dulu.”

“i..iya tin.. makasih ya????” ( berteriak saat tina berlari ke arah koridor
sekolah )

Mendengar kata itu membuat aku teringat kembali apa yang di katakan
Mela, sekarang aku tersadar... Ternyata Mela sedih saat itu karena dia nggak
punya biaya!!!, tapikan dia dapat beasiswa??? Apa lagi yang di pusingin. Nggak
kaya aku yang harus memikirkan untuk kelulusan nanti. Wwaahh.. Saatnya aku
mencari informasi ne, mengapa Mela nggak sekolah di sini lagi, beasiswakan
ada.

“al, lihat mela nggak”.. “nggak, akhir-akhir ini juga gue lagi nyari dia”

“dimana ya dia, biasanyakan bareng ma lho juga kan al”

“iy secchh, tapi akhir-akhir ini nggak. Mungkin dia lagi ada urusan penting yang
nggak bisa dia tinggalin.

Anda mungkin juga menyukai