Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL DAN ARBOSi

Kejadia arbotus dapat terjadi pada ibu yang sedang berada


Pada usia reproduksi sehat,dalam penelitian pada usia reproduktif
Yang mengalami arbotus banyak 15 orang(35,7%)
Kejadian arbotus pada usia reproduktif karena adanya
Faktor penyebab aktifitas pekerjaan menurut kusmayanti,(2008),yang dimaksud
aktifitas pekerjaan bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan keluar rumah institusi
tertentu.tetapi juga pekerjaan atau aktifitas sebangai ibu rumah tangga dalam
rumah, termasuk pekerjaan sehari hari di rumah dan mengasuh anak,sedangkan
pekerjaan di luar rumah yang dapat menyebabkan arbotus atau menganggu kehamilan
seperti pabrik rokok,dan pabrik lain yang dapat mempengaruhi janin.

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DAN KEJADIA ARBOTUs


Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa ada hubungan yang signifikat
antara anemia pada ibu dengen kejadia arbotus hal tetsebut sesuain dengen tiori
penelitian dapatkan yang menyatakan bahwa seorang
Wanita yang mengalami anemia hemolitik,misal bebangai jenis anemia
hemolitik,herediter atau yang di peroleh seperti anemia karena malaria ,cacing
tambang,penyakit ginjal menahun,penyakit hati tuberkulasi sifilis tumor ganas,dan
sebagianya dan dapat menjdi hamil,
Adanya perubahan hematologis sehubungan drngen kehamilan adalah oleh karena
perubahan sikulasi yang makin menungkat terhadapa plasenta dari pertumbuhan
payudara,peningkatan masa sel darah merah tidak cukup memadai untuk menimbanga
peningkatan volume plasma,peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hedramia
kehamilan atau hematoktik(20-30%). Sehingga hemoglobin dari hematoktit lebih rendah
secara nyata dari pada keadaan tidak hamil, hemoglobin dan hemotoktik mualai
menurun padan bulan ke 3-5 kehamilan,anemia dalam kehamilan yang bisa disebut
dengen anemia defsensi besi merupakan manifestasi dari gangguan keseimbangan zat
besi yang negatif,jumlah zat besi yang di absorbsi tidak mencukup kebutuhan
tubuh,pertama tama keseimbangan yang negativ ini oleh tubuh diusahakan untuk
mengatasi dengen cara menggunakan cadangan besi dalam jaringan depol, pada saat
jaringan besi itu habis maka anemia defisenesi menjadi manifest,perjalaan
kekurangan zal besi mulai terjadinya anemia sampei timbulnya gejala yang klasik.
Dan keadaan tersebut akan mempengaruhi suplan oksigen dalam darah janin
karena dalam rahim paru paru janin tidak berfungsi sebangai alat penafasan,
petukaran zat dilakukan oleh plasenta,pembentukan pembulu darah dan sel darah
dimulai minggu ke 3 dan betujuan menyuplaiembrio dengen oksigen dan nutrisi dari
ibu,darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena ,umbilukalis yang terdapat
dalam talu pusat, jumlah darah yang mengalir melalui talu pusat sekitar 125
ml\kg\bb permenit atau sekitar 500 ml permenit kemuadia darah di alirkan ke
seluruh tubuh, darah ini kembali ke plasenta melalui aorta,arteri iliaka intema dan
arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Jika suplai oksigen dlam darah yang akan diedarkan keseluruh tubuh janin tidak
terkucupi sesuai dngen kebutuhaan maka keadaan janin akan semakin lemah, plasenta
tidak tapat berfungsi dengen baik,tempat implantasi plasenta yang disebut dengen
sidua akan mengalami pendarahan ,sehinga perlekatan antara plasenta dengen desidua
tidak terlalu dalam, hal ini lh yg dapat menyebab pendarahan dalam desidua
sehingga dapat menyebabkan nekrosis jaringan atau kematian jaringan sehingga hasil
konsepsi terlepas ,dan di keluarkan karena di anggap berida asing dalam
uterus,inilah proses terjadinya arbotus,
Anemia pada ibu hamil juga bisa tidak terjadi arbortus hal ini dikarenakan
penelitian mengunakan pengukuran hemoglobin trimester 1 dan tidak melihat
hemoglobin trimester 2 dan 3,hal inilah yang bisa terjadi bahwa ibu yang mrngalami
anemia pada awal kehamilan atau trimester 1,sudah negantisipasi keadaanya dirinya
janinya dengen cara deteksu dini komplikasi kehamilan yanitu memeriksa kehamilan
secara rutin,mengkomsumsi terapi sesuai dengen advis, selain itu juga komsumsi
asupan gizi yang sesuai dengen kebutuhan ibu dan janin sehingga adanyan perbaikan
kesehatan ibu yaitu kondisi anemia dari trisemester 1,2,3 atau bisa di artika pada
trimester 1 mengalami anemia pada trimester 2 dan ke 3 ibu sudah tidak anemia lagi
sehingga ibu tidak terjadi abortus.

KESIMPULAN

Distribusi frekuensi usia ibu hamil di RSUD ambarawa yaitu termasuk pada golongan
usia tidak reproduktifi yaitu sebesar 44 orang(51,2%) distribusi frekuensi anemia
pada ibu hamil di RSUD ambarawa yaitu sebesar 52 orang (60,5%) distribusi frekuensi
terjadinya abortus RSUD ambarawa 44 orang (51,2%) ada hubungan usia ibu hamil
dengen kejadia abortus di RSUD ambarawa ada hubungan anemia dengen kejadian abortus
di RSUD ambarawa.

Anda mungkin juga menyukai