Anda di halaman 1dari 26

BUKU LOG MAHASISWA

2A. Problem Priority (Identifikasi Masalah)


Semester VI

INTER-PROFESSIONAL EDUCATION 2

“Problem Priority and Intervention”

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR – BALI
2018
INTER-PROFESSIONAL EDUCATION
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

IDENTITAS MAHASISWA

Kelompok : 34
Nama :
Ni Made Ayu Suparniti
NIM :
1602521054
Program Studi :
Program Studi Keperawatan
Semester :
IV
Alamat Rumah : Jl. Turi Gang Girisa No. 70 C , Denpasar
Timur
No. Telephone :
085857320634
Dosen Pembimbing : dr. I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti, S.Ked,
M.Biomed
No. Telephone :
085104550344
Desa Binaan :
Dusun Jaba Pura, Desa Padangsambian Kelod
Kontak Person :
I Nyoman Suyasa (Kepala Dusun)
No. Telephone :
081337200553
Tanda tangan :
PETUNJUK UMUM

1. Buku LOG ini dipergunakan untuk merekam proses pembelajaran


dan komunikasi, berkaitan dengan latar belakang sosial budaya
keluarga angkat (KA) dan merekam berbagai informasi untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan timbul-nya
gangguan kesehatan pada masyarakat terutama pada keluarga angkat
(KA). Data dan informasi yang perlu direkam mencakup: bagaimana
proses komunikasi dilakukan, sistem kekerabatan (sistem sosial)
keluarga, persepsi atau nilai kepercayaan keluarga terkait dengan
kesehatan, sikap keluarga dalam menghadapi gangguan kesehatan,
pengalaman keluarga dalam pengobatan dan persepsi keluarga
tetang “sakit” itu sendiri.
2. Buku ini harus diisi setiap saat habis kunjungan dan setelah selesai
diskusi kelompok
3. Setiap kegiatan individu maupun kelompok mengacu kepada tujuan
yang tercantum dalam pedoman PBL
4. Setiap saat setelah selesaI diskusi kelompok, buku LOG ini harus
diserahkan pada dosen pembimbing untuk dilakukan evaluasi dan
kemudian diminta kembali sebelum kunjungan ke keluarga
angkat /masyarakat berikutnnya
5. Mahasiswa yang tidak melakukan kunjungan sesuai jadwal karena
sesuatu hal, dapat menggantinya dengan hari lain, atas ijin dan
kesepakatan dengan keluarga angkat/masyarakat yang dikunjungi
6. Dalam buku ini mencatat, merekam hal-hal yang inti saja dari hasil
wawancara dengan keluarga angkat maupun masyarakat dari daerah
binaan.

GAMBARAN PROFIL DESA BINAAN


(Diambil dari Semester III, yang sudah disempurnakan)

Desa tempat pelaksanaan program IPE dari kelompok kami adalah Desa Padangsambian
Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Desa Padangsambian
Kelod mewilayahi sebanyak 12 banjar adat (dusun), yaitu: Dusun Teges, Dusun Padang
Indah, Dusun Pondok Purnawira, Dusun Tegal Buah, Dusun Tegal Lantang Kaja, Dusun
Tegal Lantang Kelod, Dusun Jaba Pura, Dusun Umadui, Dusun Padang Sumbu Kaja,
Dusun Padang Sumbu Tengah, Dusun Padang Sumbu Kelod, Dusun Batu Bolong. Luas
wilayah Desa Padang Sambian Kelod sebesar 4,35 KM 2. Jumlah penduduk Desa Padang
Sambian Kelod sebesar 19.333 jiwa, terdiri dari 9.741 jiwa laki-laki dan 9.592 jiwa
perempuan. Mata pencahariaan utama penduduk di desa ini adalah 50% wiraswasta, 15%
pedagang, 10% pengrajin, 10% PNS, dan 15% lain-lain. Bapak I Gede Wijaya Saputra
merupakan kepala Desa Padang Sambian Kelod. Dusun tempat pelaksaan program IPE
kelompok kami adalah Dusun Jaba Pura.

GAMBARAN PROFIL DUSUN BINAAN


Lokasi pelaksanaan program IPE dari kelompok 34 adalah Dusun Jaba Pura, Desa
Padang Sambian Kelod. Dusun Jaba Pura merupakan salah satu dari 12 dusun yang
tersebar di wilayah Padang Sambian Kelod. Mayoritas penduduk Dusun Jaba pura
merupakan penduduk asli Bali beragama Hindu dan penduduk asli Jawa beragama Islam,
dengan mata pencaharian rata-rata PNS, wiraswasta, dan pedagang. Penduduk di Dusun
Jaba Pura sendiri sebanyak 167 KK yang merupakan penduduk asli dusun tersebut.
Terdapat pula sebanyak 155 KK yang merupakan pendatang di sana, sehingga total
penduduk di dusun tersebut berjumlah 300 KK. Bapak I Nyoman Suyasa sendiri
merupakan kepala dusun dari Dusun Jaba Pura.

Dusun Jaba Pura termasuk aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, memiliki lingkungan
yang cukup bersih, kondisi kesehatan yang masih dibilang baik sebab dari hasil
wawancara sebagian besar masyarakat telah mengakui bahwa sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan. Penyakit umum yang ditemukan adalah batuk- pilek
dan sesak nafas. Masyarakat umumnya berobat ke puskesmas terdekat terlebih dahulu
atau ke dokter praktik swasta apabila mengalami gangguan kesehatan. Sejauh yang kami
lihat mengenai Dusun Jaba Pura, dusun ini sudah cukup baik dari berbagi aspek yang
akan kami tinjau di penugasan IPE ini nanti.

DISKUSI KELOMPOK I
Hari – Tanggal Diskusi : Jumat, 11 Mei 2018

GAMBARAN PERMASALAHAN UMUM DESA BINAAN


Melakukan review kegiatan di Semester III, merencanakan skala prioritas
yang dapat dilakukan secara interprofesional. (Gambarkan permasalahan
keluarga/desa binaan dari sudut pandang masing-masing profesi. Diskusikan
skala prioritas kemungkinan penanganan dari sejumlah permasalahan yang
ada secara kolaborasi, pilih masalah yang paling mungkin dapat
dipecahkan/ditangani/ atau di intervensi secara kolaborasi pada tingkat
individu/masyarakat / desa)

Kategori
No.
Individu Keluarga Komunitas
1. Batuk-pilek Batuk-pilek Sesak nafas/asma
2. Maag Hipotensi Batuk-pilek
3. Sesak nafas/asma Sesak nafas/asma
4. Sakit gigi Penggunaan
Antibiotik
5. Sakit jantung

Tgl Paraf Dosen pembimbing

GAMBARAN DEMOGRAFI KELUARGA ANGKAT YANG DIPILIH


UNTUK DITANGANI SECARA KELOMPOK (Boleh lebih dari satu,
tergantung keputusan dalam diskusi kelompok dengan pembimbing, setelah
mempelajari listing masalah dan bila ada perubahan data dalam keluarga)

Nama Kepala KA : Ketut Sukarata


Tanggal Lahir : Mei 1973 Umur : 45 th
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pegawai kontrak PU
Kasus Yang : Anak kedua yang menderita keterbatasan
Dipilih mental

Anggota Keluarga – Keluarga Angkat (Data Terbaru)

No Nama Kelamin Umur Pendidikan Hubungan


KK
1. Ketut Sukarata Laki-laki 45 th SD Suami

2. Wayan Mursani Perempuan 44 th SD Istri

3. Made Adi Laki-laki 18 th SMA Anak

4. Komang Laki-laki 11 th SD Anak


Sumerta

Tgl : Paraf Pembimbing :

KUNJUNGAN LAPANGAN I
Hari – Tanggal Kunjungan : Jumat, 18 Mei 2018
Melihat kemungkinan skala prioritas yang direncanakan bisa dilakukan-
mampu laksana/doability.

Tuliskan gambaran sosial ekonomi keluarga angkat dengan melakukan


langkah-langkah analisis S W O T. Deskripsikan situasi sosial
bagaimana sistem kekerabatan keluarga angkat (KA) dan partisipasi
KA dalam kegiatan kemasyarakatan yang dapat mendukung kegiatan
intervensi.

1. Faktor Internal
a. Kekuatan (strength)
Keluarga angkat menerima kehadiran dan tujuan kami dengan baik, serta bersedia
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan intervensi. Keluarga angkat
memiliki kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan, serta memiliki sifat terbuka
terhadap informasi dan tetap selektif. Keluarga ini menunjukkan hubungan yang
harmonis dalam kehidupan bermasyarakat. Bapak Rakanadi juga memiliki hubungan
kekerabatan yang baik antar keluarga maupun dengan masyarakat. Partisipasi keluarga
dalam kegiatan kemasyarakatan juga sangat aktif seperti gotong-royong dan kegiatan
lainnya.
b. Kelemahan (weakness)
Secara umum, tidak ada kelemahan dari segi ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara,
gambaran keadaan sosial-ekonomi keluarga angkat secara umum cukup baik. Keadaan
ekonomi Pak Rakanadi termasuk kedalam keluarga yang cukup mampu untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Tetapi peluang untuk berinvestasi finansial sangat rendah.
2. Faktor Eksternal
a. Kesempatan (opportunity)
Keluarga angkat sudah cukup memiliki pengetahuan mengenai kesehatan. Penyakit
jantung yang dialami oleh I Wayan Mudra sudah mendapatkan penangan yang baik
karena Beliau memiliki BPJS sebagai akses untuk mendapatkan pengobatan. Oleh karena
itu, keluarga angkat yang lain lebih membutuhkan intervensi yang lebih besar
dibandingkan dengan keluarga angkat ini. Jadi akan lebih baik jika menjadikan keluarga
angkat lain sebagai prioritas intervensi.
b. Ancaman (threats)
Berdasarkan hasil wawancara, rendahnya peluang untuk investasi finansial mungkin
berisiko untuk terjadinya kondisi ekonomi yang tidak akan meningkat kedepannya.
Sehingga perlu pemahaman yang penting bagi keluarga untuk mampu mengendalikan
pengeluaran yang tidak penting.

Gambaran denah rumah keluarga angkat (KA) dan deskripsikan


keadaan sosial – ekonomi keluarga angkat secara umum. Apakah
mungkin dapat mendukung kesuksesan jalannya intervensi
B

Gang
Keterangan :

: Teras : Rumah bagian dalam

: Dapur : Pelinggih

: Gerbang
: Kamar Mandi

Hubungan sosial Pak Ketut Sukarata baik dengan keluarga maupun dengan tetangga di
lingkungan tempat tinggalnya sangat baik. Kedua anaknya pun sering bermain bersama
dengan anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Tetapi, apabila dilihat dari segi
ekonomi, secara umum dapat dikatakan keluarga Pak Ketut Sukarata merupakan keluarga
yang pas-pasan.Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan Pak Ketut Sukarata dan istri serta
kondisi rumah yang ditinggali. Walaupun rumah yang ditinggali merupakan rumah
pribadi dan tergolong rumah permanen, kondisi rumah terlihat berantakan, kurang bersih
dan terawat. Jenis lantainya pun masih terbuat dari tanah sehingga terlihat berdebu. Kami
rasa jalannya intervensi dapat berjalan dengan baik karena walau dari segi ekonomi dapat
dikatakan pas-pasan, tetapi keluarga Pak Ketut Sukarat memiliki segi sosial yang sangat
baik. Sehingga, kedatangan kami dapat diterima dengan baik dan kami dapat
menjalankan intervensi sesuai ilmu dan profesi yang kami pelajari.
KUNJUNGAN LAPANGAN II
Hari – Tanggal Kunjungan : Minggu, 3 Juni 2018
GAMBARAN TINGKAT “SAKIT – SEHAT” KELUARGA ANGKAT
DALAM KAITANNYA DENGAN PENENGANAN MASALAH
(INTERVENSI) YANG AKAN DITEMPUH

1. Deskripsikan faktor risiko potensial yang dimiliki oleh keluarga


angkat (KA) terkait dengan penyakit-penyakit yang DIDERITA
(diskusikan apakah intervensi memungkinkan untuk dilakukan)
atau yang MUNGKIN AKAN DIDERITANYA (diskusikan apakah
intervensi pencegahan dapat dilakukan).

Terdapat beberapa faktor risiko potensial yang dimiliki oleh keluarga Pak Ketut
Sukarata. Pak Ketut Sukarata sendiri sering mengalami masalah nyeri pada sendi di
tangan dan di bahunya. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko seperti melakukan
pekerjaan memotong rumput yang berlebihan dan mengangkat barang-barang yang
berat. Kedua hal tersebut merupakan faktor timbulnya nyeri yang dialami oleh Pak
Ketut Sukarata. Lalu, istrinya pun juga mengeluhkan hal yang sama, yaitu adanya
nyeri pada bagian lututnya. Istrinya memiliki riwayat jatuh dengan tumpuan pada
lututnya dan belum pernah diperiksakan ke dokter sama sekali hingga saat ini. Sangat
sering nyeri muncul saat bangun tidur atau saat bangkit dari duduk. Sehingga, berdiri
tergesa-gesa dan jatuh merupakan hal yang dapat menjadi faktor risiko timbulnya
nyeri yang dialami oleh istri Pak Ketut Sukarata. Selain itu, anak kedua menderita
keterbatasan mental sejak kecil dan gangguan caries pada giginya. Intervensi yang
akan kami berikan kepada Pak Ketut Sukarata berupa latihan pemanasan dan
pendingan sebelum melakukan aktivitas-aktivitas berat. Latihan tersebut diharapkan
dapat mencegah risiko timbulnya nyeri akibat pekerjaan berat yang berlebihan
dimana dapat menimbulkan semisal kelelahan otot. Sedangkan untuk istri dan anak
kedua dari Pak Ketut Sukarata, mempertimbangkan kompetensi S1 kami maka kami
tidak bisa memberikan intervensi mengenai sakit yang dideritanya, tetapi kami dapat
menjadi mediator dan fasilitator kesehatan untuk membantu membawa istri dan anak
keduanya untuk melakukan pengecekan di puskesmas. Tetapi mengingat faktor risiko
dari gangguan gigi pada sang anak adalah kebiasaan makan permen, maka untuk
mencegah caries pada gigi anak kedua dapat dilakukan pembatasan atau
pengurangan konsumsi permen pada sang anak itu sendiri.

2. Deskripsikan skala prioritas intervensi yang mungkin dapat


dilakukan dengan mempertimbangkan kompetensi S1 (tidak
menutup kemungkinkan hanya sekedar mediator antara keluarga
angkat dengan instansi pemerintah terkait)

1. Penyuluhan
Intervensi utama yang akan kami berikan berupa penyuluhan atau biasa disebut
pemberian KIE pada keluarga angkat. Mengingat permasalahan yang diderita oleh
keluarga angkat, maka penyuluhan menjadi prioritas intervensi yang akan kami
berikan. Penyuluhan yang akan kami berikan mengenai PHBS, cara menggosok
gigi yang benar dan bersih, pola makan bergizi seimbang, dan cara melakukan
stretching yang tepat sebelum melakukan aktivitas-aktivitas yang berat. Setelah
itu, mengenai masalah kesehatan gigi pada anak dan nyeri kaki pada istri, kami
akan menjadi mediator dan fasilitator keluarga angkat dengan puskesmas.
Harapan yang kami inginkan keluarga angkat yang tidak pernah ke dokter dapat
melakukan pengecekan kesehatan di puskesmas.

2. Advokasi
Pada keluarga angkat, hanya kepala keluarga saja yang memiliki BPJS. Hal ini
dikhawatirkan apabila anggota keluarga ada yang harus berobat ke
puskesmas/ruamh sakit akan mendapatkan tarikan biaya, sedangkan kondisi
ekonomi dari keluarga angkat juga terbatas. Oleh karena itu, kami ingin
melakukan advokasi kepada kepala dusun Jaba Pura, agar diakan pemberian
bantuan iuran dan bantuan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh
seluruh anggota keluarga angkat kami.
3. Deskripsikan lama intervensi dan indikator-indikator keberhasilan
intervensi, serta cara mengukur dan alat ukur yang akan
dipergunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi

Intervensi yang akan kami berikan akan kami lakukan secara berkala. Terdapat tiga
periode dilakukannya intervensi penyuluhan terhadap keluarga angkat. Tahap 1, kami
menyusun materi penyuluhan terlebih dahulu secara detail agar informasi siap
diberikan dengan sebaik mungkin. Tahap 2, kami mulai melakukan kunjungan
pertama untuk melakukan intervensi. Lama dari intervensi tergantung bagaimana
pemahaman dari keluarga angkat sendiri. Tahap 3, kami akan memberikan post-test
kepada keluarga angkat untuk melihat hasil edukasi atau penyuluhan yang sudah
kami berikan. Apabila dirasa cukup, maka kami akan melanjutkan ke intervensi
selanjutnya yaitu memediasi dan memfasilitasi keluarga angkat untuk melakukan
pengecekan ke puskesmas. Setelah itu, intervensi selanjutnya berupa advokasi yang
akan kami lakukan kepada kepala dusun Jaba Pura mengenai kepesertaan JKN oleh
seluruh anggota keluarga angkat.

Teknik yang akan kami gunakan berupa teknik wawancara dan observasi. Pertama,
teknik wawancara akan kami lakukan adalah dengan cara memberikan pertanyaan-
pertanyaan seputar KIE yang kami berikan ke keluarga angkat. Wawancara dilakukan
sebanyak dua kali, berupa pre-test dan post-test. Kami akan mengukur tidak hanya
secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif. Penilaian kuantitatif disini dapat
dilihat saat post-test, dapatkah keluarga angkat menjawab benar minimal 80% dari
pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan setelah kami memberikan penyuluhan. Lalu
penilai kualitatif dilihat dari jawaban mengenai berkurang atau tidaknya nyeri secara
kualitas setelah kami berikan intervensi berupa latihan stretching yang benar dan
teratur. Kedua, teknik observasi disini untuk melihat apakah setelah intervensi
diberikan ada perubahan dari PHBS, cara menggosok gigi yang baik dan benar, pola
makan bergizi seimbang dari keluarga angkat.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


DISKUSI KELOMPOK II
Hari – Tanggal Diskusi : Kamis, 17 Mei 2018

Melaporkan hasil kunjungan 1 dan 2; menyerahkan absen diskusi kelompok,


kunjungan 1 dan 2; menentukan lama intervensi, indikator keberhasilan
intervensi, menentukan alat ukur dan cara ukur);

Catatan hasil diskusi kelompok (dari klarifikasi peran yang dapat


diperoleh, serta catatan-catatan hambatan KOMUNIKASI LINTAS
PROFESI selama proses berlangsung sebagai bahan refleksi).

Hasil dari kunjungan 1 dan 2 didapatkan satu keluarga angkat yang sudah kami pilih
melalui hasil dari analisi SWOT sebelumnya. Dari hasil data saat semester 3 dan analisis
SWOT, kami mendiskusikan intervensi lanjutan yang dapat kami lakukan sesuai dengan
kompetensi S1 dari seluruh profesi yang ada. Intervensi pun di dapatkan berupa
penyuluhan dan advokasi.

Intervensi yang akan kami berikan akan kami lakukan secara berkala. Terdapat tiga
periode dilakukannya intervensi penyuluhan terhadap keluarga angkat. Tahap 1, kami
menyusun materi penyuluhan terlebih dahulu secara detail agar informasi siap diberikan
dengan sebaik mungkin. Tahap 2, kami mulai melakukan kunjungan pertama untuk
melakukan intervensi. Lama dari intervensi tergantung bagaimana pemahaman dari
keluarga angkat sendiri. Tahap 3, kami akan memberikan post-test kepada keluarga
angkat untuk melihat hasil edukasi atau penyuluhan yang sudah kami berikan. Apabila
dirasa cukup, maka kami akan melanjutkan ke intervensi selanjutnya yaitu memediasi dan
memfasilitasi keluarga angkat untuk melakukan pengecekan ke puskesmas. Setelah itu,
intervensi selanjutnya berupa advokasi yang akan kami lakukan kepada kepala dusun
Jaba Pura mengenai kepesertaan JKN oleh seluruh anggota keluarga angkat.

Teknik yang akan kami gunakan berupa teknik wawancara dan observasi. Pertama, teknik
wawancara akan kami lakukan adalah dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
seputar KIE yang kami berikan ke keluarga angkat. Wawancara dilakukan sebanyak dua
kali, berupa pre-test dan post-test. Kami akan mengukur tidak hanya secara kuantitatif,
tetapi juga secara kualitatif. Penilaian kuantitatif disini dapat dilihat saat post-test,
dapatkah keluarga angkat menjawab benar minimal 80% dari pertanyaan-pertanyaan
yang kami ajukan setelah kami memberikan penyuluhan. Lalu penilai kualitatif dilihat
dari jawaban mengenai berkurang atau tidaknya nyeri secara kualitas setelah kami
berikan intervensi berupa latihan stretching yang benar dan teratur. Kedua, teknik
observasi disini untuk melihat apakah setelah intervensi diberikan ada perubahan dari
PHBS, cara menggosok gigi yang baik dan benar, pola makan bergizi seimbang dari
keluarga angkat.

Hambatan yang kami alami hanya mengenai masalah penyesuaian waktu antar profesi.
Setiap jam perkulihan antar profesi berbeda satu dengan yang lain, sehingga kami harus
melakukan perjanjian waktu dari jauh-jauh hari apabila ingin melakukan kunjungan atau
diskusi.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


KUNJUNGAN LAPANGAN III dan IV

Hari – Tanggal Kunjungan : Senin, 4 Juni 2018


(melakukan uji coba rencana kerja/piloting)

Setelah memilih keluarga angkat dan menentukan langkah-langkah intervensi ke


depannya, kami berkunjung lagi ke rumah keluarga angkat. Kami membagi tugas kepada
seluruh anggota kelompok, di mana ada anggota yang menggambar denah rumah
keluarga angkat, lalu ada anggota yang melakukan screening sekali lagi untuk
mengetahui apakah ada keluhan-keluhan lain yang diderita oleh keluarga angkat, dan ada
pula anggota yang mendampingi anak dari keluarga angkat yang mengalami keterbatasan
mental. Screening yang kami lakukan berdasarkan kompetensi S1 dari masing-masing
profesi. Sedangkan percobaan pendampingan untuk membiasakan komunikasi antara
sang anak dengan kami seluruh anggota kelompok, sehingga intervensi ke depannya nanti
dapat berjalan lebih baik dikarenakan sang anak sudah terbiasa dan dekat dengan kami.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


DISKUSI KELOMPOK III
Hari – Tanggal Diskusi : Senin, 4 Juni 2018

(Membahas hasil kunjungan III dan IV), menyerahkan absen


kunjungan lapangan III dan IV; melaporkan hasil uji coba/pre-test
jika menggunakan metode uji pre-post

Dari hasil screening ulang yang kami lakukan, keluhan dari keluarga angkat masih tetap.
Yaitu adanya nyeri pada tangan saat setelah beraktivitas berat, nyeri pada lutut karena
adanya riwayat jatuh, dan caries gigi yang diderita anak kedua dari keluarga angkat.
Pendampingan kepada anak kedua yang mengalami keterbatasan mental berjalan cukup
baik dan sang anak sangat menerima kedatangan kami. Perlahan sang anak mulai terbiasa
berkomunikasi dengan kami walau kebanyakan menggunakan bahasa-bahasa isyarat.
Sehingga, kami mendapatkan informasi tambahan pula bahwa disini kami juga harus
membiasakan agar mengerti maksud dan tujuan komunikasi dari sang anak. Selain itu,
kondisi rumah masih belum berubah sejak kunjungan pertama kami. Rumah masih
terlihat banyak debu dan cukup berantakan, tetapi sudah ada sedikit hal positif dari
keluarga angkat kami di mana pada kunjungan ketiga keluarga angkat membersihkan
rumah terlebih dahulu sebelum mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
Hari – Tanggal Diskusi : Senin, 4 Juni 2018

Membuat laporan akhir beserta naskah untuk presentasi dengan


bimbingan dosen pembimbing (Materi mencakup : Dekripsi masalah
yang dipiih, hasil pre-test, rencana intervensi dan media yang akan
digunakan dalam intervensi)

1. Deskripsi Masalah yang dipilih


Kami memilih permasalahan mengenai adanya keterbatasan mental pada anak kedua
keluarga angkat dan PHBS dari keluarga angkat yang kami rasa masih sangat kurang.

2. Hasil Pre-Test
Pre-Test bertujuan untuk mengukur pengetahuan mengenai PHBS dari keluarga
angkat terlebih dahulu sebelum dilakukannya intervensi berupa penyuluhan.

3. Rencana Intervensi
Intervensi yang akan kami lakukan terdiri atas penyuluhan dan advokasi dimana
teknik intervensi yang akan kami lakukan berupa wawancara dan observasi.

4. Media Intervensi

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :


SIMPULAN UMUM DAN REKOMENDASI
(mencakup langkah-langkah intervensi yang akan ditempuh/dilaksanakan
pada semester V, sebaiknya sampai deskripsi What, Where, When, Who dan
How untuk semua intervensi/proyek yang akan dilakukan, yang mungkin
lebih dari satu)

1. What: Intervensi selanjutnya yang akan kami lakukan berupa penyuluhan dan
advokasi.
2. Where: Intervensi dilakukan di rumah keluarga angkat.
3. When: Intervensi penyuluhan akan dilakukan dengan tiga tahap. Setiap pemberian
KIE waktu yang kami alokasikan menyesuaikan pemahaman yang sudah didapatkan
oleh keluarga angkat.
4. Who: Intervensi akan diberikan kepada seluruh anggota keluarga angkat.
5. How: Intervensi akan dilakukan dengan penyuluhan atau pemberian KIE mengenai
berbagai macam topik bahasan yang sudah kami diskusikan. Teknik wawancara dan
observasi akan kami lakukan. Teknik wawancara yang kami lakukan berupa
pertanyaan pre-test dan post-test dengan harapan hasil secara kuantitatif dan kualitatif
tergantung dari keluhan yang dialami oleh keluarga angkat. Setelah itu, intervensi
selanjutnya berupa advokasi kepada kepala dusun Jaba Pura mengenai kepesertaan
JKN dari seluruh anggota keluarga.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

REFLEKSI TERHADAP KOLABORASI LINTAS PROFESI


(refleksi menceriterakan bagaimana pengalaman yang dirasakan selama
kerjasama mencakup dimensi / aspek-aspek komunikasi, kolaborasi, peran
dan tanggung jawab, manajemen konflik, berbagi ketrampilan dan
pengetahuan, pengambilan keputusan dan respek terhadap teman. Termasuk
perbandingannya dengan semester yang lalu)

Selama IPE Semester IV ini terlaksana, semuanya dapat berjalan dengan baik sampai
akhir kami melaksanakan ujian. Komunikasi dalam kelompok berlangsung baik, semua
anggota ikut turut serta dalam mengambil keputusan dan juga membantu dalam
menyelesaikan permasalahan yang ditemui selama pelaksanaan IPE. Kolaborasi seluruh
profesi juga baik, masalah dapat ditinjau dari segi profesi masing – masing sehingga
mendapatkan hasil keputusan yang terbaik, semua orang memegang tanggung jawab
dengan baik.Dibandingkan dengan IPE sebelumnya, komunikasi, kerjasama dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing :

REFLEKSI DIRI
Nama Mahasiswa : Ni Made Ayu Suparniti

NIM : 1602521054

Kelompok : 34

Pembimbing : dr. I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti, S.Ked, M.Biomed

NO PERNYATAAN REFLEKSI

1 Komunikasi Komunikasi dalam kelompok selama ini terjalin dengan


baik. Setiap permasalahan yang di temui dalam kelompok
dapat di selesaikan dengan baik melalui diskusi antar
anggota kelompok. Pada saat IPE saya juga belajar
berkomunikasi yang baik dengan teman profesi lain serta
juga dengan keluarga angkat yang terkadang saya sebagai
orang bali juga kurang mengerti terhadap apa yang di
bilang oleh keluarga ankat berhubung kepala keluarga
dari keluarga angkat yang kami pakai sedikit terbata-bata
atau bisa dibilang gagap sehingga dapat informasi yang
saya sampaikan mungkin tersampaikan hanya saja
responnya kadang saya kurang mengerti.

2 Kolaborasi Selama pelaksanaan IPE kolaborasi antar profesi dapat


dilakukan dengan baik, terutama saat menentukan
intervensi yang akan dilakukan terhadap keluarga
dampingan. Setiap profesi memberikan pandangannya
mengenai intervensi yang sebaiknya dilakukan sehingga
dapat berjalan dengan baik dan mencakup keahlian dari
masing – masing profesi.

3 Peran dan tanggungjawab Setiap kelompok melakukan perannya sesuai dengan


kompetensi masing – masing profesi dan memegang
penuh tanggung jawab dengan baik. Setiap anggota
kelompok membantu jalannya IPE sehingga dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

4 Manajemen konflik Selama pelaksanaan IPE sejauh ini belum ditemukan


konflik yang berarti. Hanya saja terkadang muncul
masalah yang berhubungan dengan waktu karena
kesibukkan dari masing – masing profesi yang berbeda
sehingga terkadang sulit mencari waktu yang baik untuk
pelaksanaan kegiatan IPE. Namun hal ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan
permasalahan berkepanjangan karena setiap anggota
kelompok ikut turut untuk menyelesaikan konflik yang
ada.

5 Pengambilan keputusan Setiap anggota kelompok aktif dalam mengambil


keputusan. Apabila ada suatu permasalahan yang tidak
dapat diselesaikan maka akan dibuat pemungutan suara
dan setiap anggota aktif ikut dalam pengambilan suara
tersebut sehingga keputusan yang diambil adalah
keputusan yang terbaik berdasarkan suara terbanyak.
Terkadang dalam pengambilan keputusan juga ada
beberapa orang anggota susah untuk dihubungi karena
kesibukan dari masing-masing profesi yang berbeda

6 Berbagi pengetahuan dan Selama IPE tentunya ditemukan berbagai kesulitan,


ketrampilan terutama menentukan intervensi yang tepat untuk
diberikan kepada keluarga dampingan. Dalam hal ini
setiap profesi yang tergabung ke dalam kelompok
memberikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki untuk mendukung
penyusunan intervensi yang baik sehingga terkumpul
berbagai pandangan dari setiap profesi dalam intervensi
yang diberikan untuk keluarga dampingan.
7 Respect Selama bekerja sama kami sekelompok selalu
menghormati setiap anggota salah satunya dengan
mendengarkan setiap pendapat dari anggota, dapat
bekerjasama dengan baik saat turun ke lapangan sehingga
pelaksanaan IPE pun berjalan dengan lancar. Setiap
anggota kelompok juga saling bahu-membahau dan
selalu cepat dalam merespon sesuatu

LEMBAR VERIFIKASI :

Dosen Pembimbing : dr. I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti,


S.Ked, M.Biomed
Tanggal Verifikasi :
Catatan Dosen Pembimbing :

Menyatakan bahwa mahasiswa yang membuat laporan dalam


buku LOG ini telah *memenuhi / tidak memenuhi persyaratan
kelayakan untuk ujian utama IPE – 2A
Dosen Pembimbing
tanda tangan

*Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai