Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Definisi
Hepatitis autoimun merupakan hepatitis kronis yang bersifat progresif, tidak diketahui
penyebabnya dan dapat terjadi pada semua umur. Karakteristik hepatitis autoimun ditandai
dengan adanya tampilan hepatitis dan infiltrasi sel plasma portal pada pemeriksaan histologi,
Epidemiologi
Hepatitis autoimun diderita oleh 100.000 – 200.000 orang di Amerika dan terhitung pada
2,6% penerima transplantasi di Eropa dan 5,9% di Amerika. Insiden rerata tahunan hepatitis
autoimun pada orang kulit putih Eropa Utara adalah 1,9 per 100.000 penduduk dan angka
prevalensinya 16,9 per 100.000 penduduk. Di Norwegia dan Swedia rerata insidennya adalah 1-2
per 100.000 orang per tahun dan angka prevalensinya 11-17 per 100.000 orang per tahun
dibandingkan laki-laki (Rasio: 3,6:1) dan dapat menyerang semua umur. Selain terjadi pada
orang kulit putih di Eropa utara dan Amerika utara, hepatitis autoimun juga telah dikenal pada
populasi orang kulit hitam, Arab, Jepang dan di berbagai belahan dunia lainnya
Klasifikasi
dan 2 memiliki perbedaan gambaran klinis, sedangkan tipe 3 hampir sama dengan tipe 1 tetapi
Tipe 1
Hepatitis autoimun tipe 1 ditandai dengan adanya antinuclear antibodies (ANA) dan/atau
smooth muscle antibodies (SMA). Tipe ini merupakan tipe yang terbanyak dari penyakit ini
terutama pada orang kulit putih Eropa bagian utara dan Amerika utara. Pasien dengan hepatitis
autoimun tipe 1 ditemukan 70% adalah perempuan usia < 40 tahun dan lebih dari 30%-nya
terjadi bersamaan dengan penyakit imun lain seperti tiroiditis autoimun, sinovitis, atau colitis
ulseratif
Autoantibodi lain yang memiliki potensi untuk diagnostik maupun prognostik pada
cytoplasmic antibodies ditemukan pada 50% - 90% pasien dengan hepatitis autoimun tipe 1 dan
Tipe 2
Hepatitis autoimun tipe 2 ditandai dengan adanya antibodi terhadap mikrosom hepar-
ginjal tipe 1 (Liver—kidney microsome tipe 1 / anti-LKM 1)). Antibodi ini bereaksi pada tubulus
Hepatitis autoimun tipe 2 secara predominan terjadi pada anak-anak (umur 12-14 tahun).
Diantara orang dewasa kulit putih di Amerika utara hanya 4% yang memiliki anti-LKM 1,
berbeda dengan di Eropa 20% pasien dengan diagnosis hepatitis autoimun tipe 2 adalah orang
dewasa. Basis georafis dan variasi etnik distribusi penyakit ini mungkin dapat mencerminkan
Pasien dengan hepatitis autoimun tipe 2 memiliki frekuensi yang tinggi terjadi bersamaan
dengan penyakit autoimun lain, terutama diabetes melitus tipe 1, vitiligo dan tiroiditis autoimun.
Hepatitis autoimun tipe 2 biasanya juga memiliki otoantibodi terhadap organ spesifik seperti
Tipe 3
Hepatitis autoimun tipe 3 merupakan bentuk yang paling sedikit ditemukan. Tipe ini
ditandai dengan adanya antibodi terhadap soluble liver antigen/liver pancreas (anti-SLA/LP).
Antibodi ini memiliki spesifitas yang tinggi pada hepatitis autoimun dan taget autoantigennya
juga telah diidentifikasi yaitu suatu protein sitosolik dengan berat molekul 50 kD. Identitas
protein ini belum ditetapkan, tetapi mungkin bertanggung jawab terhadap transfer kompleks
RNA untuk menyatukan selenosistein kedalam rantai peptida. Pasien dengan anti-SLA/LP tidak
dapat dibedakan dengan hepatitis autoimun tipe 1 dari segi umur, jenis kelamin, frekuensi dan
secara klinis dan otoantibodi ini dapat menjadi marker subgrup pasien dengan hepatitis autoimun
tipe 1 yang keadaannya berat dan/atau kecenderungan untuk relaps setelah kortikosteroid
Patogenesis
Secara konseptual patogenesis hepatititis autoimun dapat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat menginduksi hepatitis autoimun masih belum
pasti termasuk virus. Penemuan molekul mimicry dari reaksi silang antara epitop virus dan
antigen hepar menambah kepercayaan bahwa penyakit ini dipicu oleh virus. Ada beberapa bukti
yang menunjukkan bahwa virus measles, virus hepatitis, cytomegalovirus, dan virus Epstein-
Barr bertindak sebagai inisiator pada penyakit ini. Bukti yang terbanyak adalah berhubungan
menggambarkan hepatitis autoimun. Minocycline dan atorvastatin yang juga dapat menginduksi
sindrom autoimun lain, paling banyak dilibatkan sebagai faktor pemicu yang potensial untuk
penyakit ini .
Faktor Genetik
Pengetahuan tentang faktor genetik pada hepatitis autoimun kebanyakan berasal dari
penelitian terhadap gen HLA yang berada pada lengan pendek kromosom 6 major
polimorfik sehingga banyak gen yang mungkin terlibat, tetapi gen HLA menunjukkan peran
Hepatitis autoimun tipe 1 memiliki faktor predisposisi genetik yang dominan. Pada orang
kulit putih di Eropa utara dan Amerika utara pada umumnya memili kerentanan pada gen DRB1,
terutama alel DRB1*0301 dan yang kedua adalah alel DRB1*0401 tetapi alel ini dapat menjadi
faktor risiko yang independen. Pengaruh faktor genetik terhadap kerentanan, ekspresi dan
kebiasaan pada hepatitis autoimun ini pada dasarnya belum bisa dipastikan. Hipotesis yang ada
menunjukkan bahwa kerentanan berhubungan dengan urutan asam amino yang dikode oleh
DRB1*0301 dan DRB1*0401 pada antigen-binding groove dari antigen MHC kelas II. Antigen
ini mempresentasikan peptida antigenik kepada sel Th CD4, dan kemampuan kompleks ini untuk
Gejala Klinis
Pasien hepatitis autoimun menunjukkan gejala klinis yang bervariasi dan tidak spesifik
seperti letih, lesu, rasa tidak enak badan, anoreksia, mual, nyeri perut, gatal-gatal, dan atralgia
yang melibatkan sendi-sendi kecil. Pemeriksaan fisik bisa tidak terdapat abnormalitas, tetapi bisa
juga menunjukkan adanya hepatomegali, ikterik, dan gejala-gejala penyakit hepar kronis.
Diagnosis
dan pemeriksaan laboratorium, seperti kadar globulin serum yang abnormal, dan ditemukannya
satu atau lebih otoantibodi. Kriteria klinis diagnosis cukup untuk membuat atau mengeksklusi
diagnosis definitif atau kemungkinan hepatitis autoimun pada sebagian besar pasien. Sistem
skoring yang telah direvisi dikembangkan sebagai alat penelitian untuk memastikan
kesamaannya dengan penelitian populasi pada percobaan klinis, dan telah diaplikasikan secara
Faktor penyebab lain Rerata konsumsi alkohol < Konsumsi alkohol < 50
25 g/hari. Tidak ada g/hari dan tidak
riwayat penggunaan obat menggunakan obat
hepatotoksik hepatotoksik. Pasien
yang mengkonsumsi
alkohol lebih banyak
atau yang
menggunakan obat
yang potensial
hepatotoksik dapat
dimasukkan, jika ada
bukti jelas terjadinya
kerusakan hepar terus-
menerus setelah bebas
dari alkohol atau
penghentian obat.
Tabel 3 Revisi Sistem Skoring Kelompok Hepatitis Autoimun
Internasional
Jenis Perempuan +2 HLA DR3 atau +1
kelamin DR4