Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum I
Adapun tujuan saya menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah saya didalam mata kuliah Psikologi Umum I dan juga agar kita mengerti dan
memahami salah satu aliran dalam Psikologi yaitu Psikoanalisis serta mengenal siapa saja
tokoh aliran Psikoanalisis beserta teori-teori dari setiap tokoh.
Saya menyadari masih terdapat banyak sekali kesalahan yang tanpa sengaja saya
buat, baik dari segi kata maupun tata bahasa didalam makalah ini. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah saya
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Dimas Prayoga
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
diri individu yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari unsur-unsur yang ada dalam diri
individu tersebut (misalnya motivasi).
Teori psikoanalisa dari Freud dapat berfungsi sebagai tiga macam teori, yaitu:
Bagi Sigmund Freud kehidupan mental dibagi menjadi tiga tingkat alam tidak sadar, alam
bawah sadar dan kesadaran.
Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan secara tidak
langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna yang ada dibalik mimpi,
kesalahan ucap, dan berbagai jenis lupa yang dikenal sebagai represi. Mimpi merupakan sebuah
materi yang begitu kaya di dalam alam bawah sadar. Contohnya, freud meyakini bahwa
pengalaman masa anak-anak bisa muncul dalam mimpi orang dewasa meskipun yang bermimpi
boleh jadi tidak ingat secara sadar akan pengalam-pengalaman tersebut.
Akan tetapi, tidak semua proses tidak sadar tersebut muncul dari represi pengalaman masa
kanak-kanak. Freud meyakini bahwa sebagian alam tidak sadar kita berasal dari pengalaman-
pengalaman nenek moyang kita yang diwariskan dari generasi ke generasi lewat proses
pengulangan. Penjelasan freud diatas sama hal dengan teori Carl Jung ketidaksadaran kolektif.
Dorongan-dorongan tidak sadar ini berupaya agar disadari, namun kebanyakan berhasil
masuk kealam sadar meskipun bukan dalam bentuk asli. Contohnya, amarah seorang anak terhadap
sang ayah dapat digambarkan dalam bentuk kasih sayang yang berlebih.
1
Sarwono, W. Sarlito, Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Ttokoh-Tokoh Psikologi (Jakarta: PT Bulan
Bintang,2013), hlm. 97.
3
adalah persepsi sadar. Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan
segera masuk kedalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih kepemikiran lain. Sumber
kedua adalah gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Freud yakin bahwa pikiran
bisa menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk kealam bawah sadar dalam bentuk yang
tersembunyi.
Alam Sadar
Elemen-elemen yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat
kehidupan mental yang dapat kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui agar dapat masuk ke
dalam alam sadar. Pintu pertama adalah melalui sistem kesadaran perseptual, yaitu terbuka pada
dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar. Dengan
kata lain, hal-hal yang kita rasakan melalui indera dan tidak sanggup mengancam, masuk ke dalam
alam sadar.2
Struktur Kepribadian
Sumber kedua, yaitu gagasan gagasan yang datang dari elemen alam bawah sadar,
terselubung rapih masuk kea lam sadar. Sehingga berbuah wujud dalam perilaku defensif atau
dalam bentuk mimpi. Sebagai teori kepribadian, psikoanalisa juga mengatakan bahwa jiwa terdiri
dari tiga sistem yaitu: id (es), superego (uber ich) dan ego (ich).
Id
Id memiliki prinsip untuk memperoleh kesenangan, sehingga id biasa disebut prinsip
kesenangan. Bayi baru lahir merupakan perwujudan dari id yang bebas dari hambatan ego maupun
superego. Bayi mencari sebuah kepuasan tanpa memikirkan apakah hal itu baik atau tidak bagi
dirinya (terkait ego) atau hal itu tepat atau tidak untuk dilakukan (terkait superego). Bahkan, bayi
akan tetap mengisap ada atau tidaknya putting susu, untuk memperoleh sebuah kepuasan bagi
dirinya.
Oleh karena itu, id yang tidak realistis, tidak logis dan hanya mencari sebuah kesenangan. Id
selalu mengirim dorongan-dorongan agar segera terpuaskan atau pikiran-pikiran yang saling
bertentangan satu sama lainnya, contoh seorang anak yang menunjukan kasih sayang yang berlebih
terhadap ibunya padahal secara tidak sadar sang anak menginginkan sang ibu untuk segera pergi
dari rumah. Id bukanlah sesuatu yang tidak bermoral tetapi id ditujukan untuk satu tujuan, yaitu
mencari sebuah kesenangan.
Superego
Superego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh
prinsip-prinsip moralitas dan idealis. Dorongan dorongan seksual dan agresif melalui proses
2
Feist, Jess. dan Feist, J. Gregory, Teori Kepribadian (Jakarta: McGraw-Hill Education,2010), hlm.27-30.
4
represi. Superego memang tidak bisa memproduksi represi sendri namun superego dapat
memperintahkan ep untuk melakukan hal tersebut, superego mengawasi ego dengan ketat serta
menilai tindakan tersebut dan nilai tersebut dari ego. Rasa bersalah akan muncul pada saat ego
bertindak atau berniat untuk bertindak jika bertentangan dengan standar moral superego.3
Ego
Ego adalah satu-satunya yang memiliki kontak dengan realita. Ego merupakan sebuah
jembatan atau penengah antara id dan superego. Ego menjadi sumber seseorang berkomunikasi
dengan dunia luar. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan. Pada saat menjalankan fungsi kognitif
dan intelekual ego harus menimbang-nimbang antara sederetan tuntutan id yang tidak masuk akan
dan saling bertentangan dengan superego. Jadi, ego terus menerus berupaya untuk mengendalikan
tuntutan buta dan irasional dari id serta superego dan berlawanan satu dengan lainnya, maka
egopun memunculkan reaksi cemas. Oleh karena itu, ego menggunakan represi dan mekanisme
pertahanan dan lainnya untuk melindungi diri dari kecemasan tersebut.
Freud mengatakan bahwa untuk meyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak bisa
dibenarkan oleh superego, ego mempunyai cara cara tertentu yang disebut dengan mekanisme
pertahanan diri. Sembilan mekanisme pertahanan diri yang dikemukakan oleh Freud, adalah
1. Represi adalah suatu hal yang pernah dialami dan menimbulkan ancaman bagi ego atau
ketidaknyamanan ketika sedang mengalami sesutu hal yang tidak sesuai dengan keinginan
individu.
2. Pembentukan Reaksi, seseorang bereaksi justru sebaliknya dari yang dikehdendakinya
demi tidak melanggar dari superego. Misalnya seorang ibu membenci anaknya, karena
anak ini hampir merenggut jiwanya saat proses persalinan, tetapi superego tidak
membenarkan perbuatan itu. Karena itu, ibu bertindak sebaliknya, yaitu dengan
menyayangi sang anak secara berlebih-lebihan
3. Proyeksi , karena superego seseorang melarang ia mempunyai suatu perasaan atau sikap
tertentu terhadap orang lian, maka ia berbuat seolah-olah orang lain, itulah yang
mempunyai sikap atau perasaan tertentu terhadap dirinya.
4. Penempatan yang keliru, kalau seseorang tidak dapat melampiaskan perasaan tertentu
terhadap orang, maka ia akan melampiaskannya kepada pihak ke tiga.
5. Rasionalisasi, dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego namun
dicarikan penalaran sedimikian rapat. Sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
3
Feist, Jess. dan Feist, J. Gregory, Teori Kepribadian (Jakarta: McGraw-Hill Education,2010), hlm.32-34.
5
6. Supresi berbeda dengan represi, maka hal yang ditekankan dalam supresi adalah hal-hal
yang datang dari ketidaksadaran sendri dan belum pernah muncul dalam kesadaran
7. Sublimasi adalah dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh superego tetapi
dilakukan juga dalam bentuk yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat.
8. Kompensasi usaha untuk menutupi kelemahan disalah satu bidang atau organ dengan
membuat prestasi yang tinggi diorgan lain atau bidang lain. Dengan demikian, maka ego
terhindar dari ejekan atau rasa rendah diri.
9. Regresi untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap ego, individu
mundur kembali ketaraf yang lebih rendah, misalnya ia menjadi kekanak-kanakan.
Tahap Perkembangan
Menurut Freud, individu mengalami fase perkembangan yang berbeda-beda pada tiap
tingkatannya, dorongan-dorongan yang akan terus berkembang menjadi dorongan seksual pada
orang dewasa, hal hal itu melalui beberapa tingkatan perkembangan, yaitu;
1. Fase Oral, pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat disekitar mulut. Perbuatan
bayi menyusu pada ibunya atau memasukan benda-benda kedalam mulutnya.
2. Fase Anal, pada usia kira kira 2 tahun, daerah kepuasan seksual anak berpindah ke anus
dan anak mendapat kepuasan dengan menikmati duduk dipispot sampai lama.
3. Fase Phalic terdapat pada anak usia 6-7 tahun, dimana anak memiliki kenikmatan seksnya
pada alat kelamin, namun berbeda dengan orang dewasa yang tujuan pengembangan
keturunan.
4. Fase Latent, di mulai pada usia 7-8 tahun sampai ia mneginjak awal masa remaja, seolah-
olah tidak ada aktiivitas seksual. Oleh karena itu, masa ini disebut masa latent
(tersembunyi).
5. Fase Genital dimulai pada saat masa remaja, segala kepuasan seks terutama berpusat pada
alat-alat kelamin.4
4
Sarwono, W. Sarlito, Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Ttokoh-Tokoh Psikologi (Jakarta: PT Bulan
Bintang,2013), hlm. 99-101.
6
2.2 Karen Horney
Ia berpendapat bahwa psikoanalisa sebaiknya menyoroti lebih dari sekedar teori
insting dan menitikberatkan pentingnya pengaruh kultur dan membentuk kepribadian.
Pengaruh kultur
Horney tidak menghilangkan adanya pengaruh gen dalam meembentuk suatu
kepribadian manusia, namun horney berkali-kali menitik beratkan adanya pengaruh kultur
sebagai dasar perkembangan kepribadian antar individu. “Setiap orang adalah seorang
pesaing yang nyata atau pesaing yang potensial bagi orang lain.”5 daya saing dan rasa
permusuhan yang ditimbulkan oleh kultur modern menyebabkan perasaan terpisah.
Perasaan sendirian didunia inilah yang membuat meningkatnya rasa kebutuhan akan kasih
sayang sehingga membuat individu menilai cinta terlalu berlebihan. Akibatnya, banyak
orang didunia ini menilai bahwa cinta dan kasih sayang merupakan akibat atas
permasalahan yang mereka hadapi. Horney mengakui bahwa adanya cinta dan kasih
sayang yang cukup membuat perkembangan yang baik bagi individu, namun jika berlebih
akan membuat berkembangnya neurosis.
5
Feist, Jess. dan Feist, J. Gregory. Teori Kepribadian. (Jakarta: McGraw-Hill Education, 2010), hlm. 284.
7
Melawan orang lain
Jika orang-orang penurut menganggap semua orang dimuka bumi ini adalah orang
baik, maka orang-orang agresif menggangap semua orag tidak ramah. Sebagai akibatnya,
mereka mengadopsi strategi melawan orang lain. Mereka termotivasi oleh keinginan kuat
untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang tersebut untuk kepentingan diri
mereka sendiri. Ada beberapa kebutuhan untuk melawan orang lain, diantaranya adalah
kebutuhan akan kekuasaan, memangaatkan orang lain, memperoleh penghargaan dan
gengsi, dikagumi dan mencapai sesuatu.
Bagi Horney, perbedaan psikis antara pria dan wanita bukanlah hasil dari
perbedaan anatomi, melainkan hasil dari perbedaan kultur dan harapan sosial dari masing-
masing mereka. Dan horney setuju dengan pemikiran Adler bahwa ada banyak wanita
yang memiliki masculine protest, yaitu merela yang memiliki kepercayaan tidak masuk
akal bahwa mereka tidak lebih baik dari pria. Persepsi in ditemukan karena mereka ingin
menjadi pria. Akan tetapi, keinginan ini bukanlah ungkapan penis envi, melainkan
keinginan kita untuk memiliki keuntungan-keuntungan yang diterima oleh seorang pria.
Terapi yang dilakukan horney menggunakan teknik yang sama dengan Freud yaitu
menggunakan teknik asosiasi bebas dan interpretasi mimpi.
8
Kesadaran
Menurut Jung kesadaran merupakan elemen yang dapat dirasakan oleh ego.
Menurut Jung, ego merupakan pusatnya kesadaran, tetapi bukan inti dari kesadaran itu
sendiri. Ego bukanlah keseluruhan dan kepribadian yang harus dipenuhi dengan diri (Self).
Ketidaksadaran personal
Ketidaksadaran ini merupakan tempat berkumpulnya seluruh pengalaman yang
terlupakan, ditekan dan dipersepsikan secara subliminal pada seseorang. Ketidaksadaran
tersebut mengandung ingatan dan impuls pada masa silam, kejadian yang terlupakan, serta
berbagai pengalaman yang disimpan dalam alam bawah sadar.
Ketikdaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif sudah mengakar dari masa lalu dan sudah turun temurun
dari nenek moyang ke generasi satu ke generasi lainnya. Ketidaksadaran kolektif tidak
diam saja dan tidak berkembang, tetapi ia aktif mempengaruhi pikiran, emosi dan tindakan
seseorang.ketidaksadaran ini merujuk pada ide yang diturunkan, tetapi lebih kepada
kecendruangan kuat manusia dalam bereaksi dengan cara tertentu pada saat pengalaman
mereka menstimulasikan kecendrungan turunan secara biologis. Contoh,jika ada individu
takut terhadap ular padahal individu tersebut belum pernah melihat ular, atau seorang ibu
muda yang langsung jatuh cinta terhadap anaknya yang baru lahir walaupun awalnya ia
merasakan perasaan negative atau biasa saja terhap bayi ketika si bayi masih didalam
kandungan. Kecenduruangan hal ini lah yang telah diturunkan.
Arketipe
Arketipe adalah bayangan-bayangan leluhur yang datang dari kesadaran kolektif.
Arketipe sama dengan kompleks karena mereka merupakan kumpulan bayangan-bayangan
yang diasosiakan dan diwarnai dnegan sangat kuat oleh perasaan. Arketipe mempunyai
dasar biologis, tetapi asalnya terbentuk melalui pengulangan pengalaman dari para leluhur
manusia.
Pesona
Sisi kepribadian yang ditunjukan kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia
terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh sosial. Misalnya, seorang politikus
diharapkan menampilkan wajah penuh keyakinan untuk memenangkan kepercayaan dan
suara masyarakat, serta seorang actor yang diharapkan memamerkan gaya hidupnya sesuai
dnegan keinginan publik.
9
Jung mengatakan bahwa hendaknya individu tidak terlalu berlebihan terhadap
pesona karena tentu akan menyebabkan individu kehilangan sentuhan inner self dan
cenderung untuk memenuhi harapan sosial. Alangkah baiknya, individu memiliki
keseimbangan antara harapan sosial dan kepribadian kita sesungguhnya.
Bayangan
Bayangan merupakan arketipe dari kegelapan dan represi yang menampilkan
kualitas-kualitas yang tidak kita akui keberadaanya dan berusaha untuk disembunyikan
dari diri sendiri dan oranglain. Bayangan mengandung kecendrungan keberatan moral
dengan sejumlah konstruktif dan krativ yang tidak ingin kita hadapi.
Pahlawan
Arketipe pahlawan direpresentasikan dalam mitologi dan lagenda sebagai
seseorang yang kuat. Pencapaian kesadaran merupakan satu daris ekian asal usul
pencapaian yang besar dan arketipe mengenai seorang oahlawan yang memenangi
pertempuran mempresentasikan kemenangan dalam mengatasi kegelapan atau masalah.
Untuk mencapai realisasi diri, orang harus mengadaptasi tidak hanya lingkungan
luar mereka tetapoi juga dalam diri mereka. Adaptasi terhdap dunia luar meliputi aliran
keluar dari energy psikis yang disebut Progresi. Sedangkan adaptasi kedalam bergantung
pada energy yang berlawanan arahnya yang disebut Regresi.
Tipe Psikologis
Introversi, adalah aliran energi psikis kearah dalam yang memiliki orientasi
subjektif. Introver memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri
10
merekam dengan semua bias, fantasi, mimpi dan persepsi yang bersifat individu.
Orang-orang ini akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan
pandangan subjektif mereka.
Ekstraversi adalah kebalikannya dari introversi. Sikap ekstraversi ini lebih mudah
dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh dirinya sendiri. Mereka cenderung
untuk bersikap objektif dan menekan sisi subjektifnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikoanalisa menggambarkan perkembangan sebagai sesuatu yang biasa tidak disadari
(diluar kesadaran) dan diwarnai oleh emosi. Pendiri teori ini adalah Sigmund Freud. Freud
membagi tiga elemen dasar dalam pembentukan mental yaitu alam bawah sadar, tidak sadar, dan
kesadaran. Freud juga menggambarkannya sebagai id, ego, dan superego. Id yang hanya
mengandalkan atau mencari sebuah kesenangan, ego yang berusaha untuk menyeimbangkan antara
id dan superego, sedangkan superego adalah semua hal yang berkaitan dengan nilai dan moral.
Freud membagi tahap perkembanagan pada manusia menjadi lima tahap perkembanagan, yaitu:
Tahap Oral, Tahap Anal, Tahap Phallic, Tahap Latency dan Tahap Genital.
Lalu diikuti dengan adanya teori dari Karen Horney yang menekankan adanya pengaruh
kultur dalam kepribadian manusia sehingga manusia/individu bisa menjauhi orang lain, mendekati
orang lain atau menolak orang lain.
Selain Karen Horney ada juga teori Carl Gustav Jung yang terkenal dengan teori kesadaran
kolektifnya. Sebagian besar teorinya hampir sama dengan Freud, hanya saja ia menekankan adanya
kesadaran kolektif dalam diri manusia yang sudah diturunkan dari satu generasi kegenerasi lainnya
dari nenek moyang
12
DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess. dan Feist, J. Gregory. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: McGraw-Hill Educatio
13