Kesetimbangan
Kesetimbangan
ABBASIYAH ”
Sabtu, 28 Maret 2015
MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sejarah adalah kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan pedoman bagi setiap
manusia di masa mendatang,dengan artian hal tersebut juga berlaku bagi kita yang harus
mengerti dan paham tentang sejarah,terutama Sejarah Peradaban Islam.Seperti yang kita
ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan Khulafaurrasyidin,tentu berganti pula system
pemerintahannya pada masa itu menjadi masa daulah,dan dalam hal ini akan disajikan
tentang masa daulah Abbasiyah.
Daulah Abbasiyah didirikan secara revolusioner atau dengan menggulingkan
kekuasaan Daulah Umayyah yang pada saat itu daulah umayyah dipimpin oleh khalifah
Marwan II bin Muhammad.
Kekuasaan Daulah Abbasiyah berlangsung cukup lama sejak tahun 132 H – 656 H /
750 M – 1258 M.Dab dalam pemerintahan itu ada 3 dinasti yang pernah memegang
kekuasaan yaitu Dinasti Bani Abbas,Bani Buwaihi dan Bani Saljuk dengan khalifah sebanyak
37 orang.
Pada masa ini tercapai peradaban yang gemilang dan juga merupakan puncak
kejayaan Negara islam,dan puncak popularitas daulah abbasiyah berada pada zaman
pemerintahan Harun Al Rasyid dan puteranya Al Makmun.
Namun demikian daulah abbasiyah juga mengalami kemunduran dan kehancuran
disaat datangnya penyerangan dari bangsa mongol yang dipimpin oleh Hulagu khan pada
tahun 1258 M.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah didirikannya Dinasti Abbasiyah
2. Bagaimana Masa kejayaan Dinasti Abbasiyah
3. Apa Peradaban yang berkembang pada masa itu
4. Apa Faktor penyebab runtuhnya daulah Abbasiyah
Tujuan penulisan,
1. Mengetahui proses berdirinya daulah abbasiyah
2. Mengetahui masa kejayaannya
3. Mengetahui proses dan factor kemunduran dan kehancuran daulah abbasiyah
1. Masa Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya daulah Abbasiyah tahun 132 H (750 M)
sampai meninggalnya Khalifah Al-Watsiq 232 H (847 M )
2. Masa Abbasiyah II, yaitu mulai khalifah Al-Mutawakkil pada tahun 232 H (847 M )
sampai berdiri daulah Buwaihiyah di Baghdad pada tahun 334 H ( 946 M )
3. Masa Abbasiyah IV, yaitu masukannya orang-orang saljuk ke baghadad tahun 447 H
(1055 M) sampai jatuhnya baghdad ke tangan bangsa mongol dibawah pimpinan hulagu
Khan pada tahun 656 H ( 1258 M )
4. Masa Abbasiyah IV,yaitu masuknya orang-orang saljuk ke Bagdad tahun 477 H
(1055) Sampai jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan
pada tahun 656 H (1258 M)1[1]
B. Faktor Pendukung Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Diantara situasi-situasi yang mendorong berdirinya Dinasti Abbasiyah Dan menjadi
rumah lemah Dinasti adalah
1. Timbulnya pertentangan politik antara Muawiyah dengan pengikut Ali Bin Abi
Thalib (syiah)
2. Munculnya golongan Khawarij akibat pertentangan politik antara Muawiyah dan
Syiah, dan kebijakan-kebijakan yang kurang adil.
3. Timbulnya politik-politik penyelesaian Khalifah dan Konflik dengan cara damai.
4. Adanya dasar penafsiran bahwa keputusan politik harus didasarkan pada al-qur’an
dan oleh golongan Khawarij orang islam non arab
5. Adanya konsep hijrah dimana setiap orang harus bergabung dengan golongan
khawarij yang tidak bergabung dianggap sebagai orang yang berada pada Dar Al-Harb, dan
hannya golongan khawarij lah yang berada pada Dar Al Islam
6. Bertambah gigihnya perlawanan pengikut syiah terhadap Umayyah setelah
terbunuhnya Husen Bin Ali dalam pertempuran Karbala
7. Munculnya paham Mawali yaitu paham tentang perbedaan antara orang islam arab
dan Non arab
C. Alasan Ideologis Dinasti Abbasiyah
Secara kronologis, Nama Abbasiyah menunjukkan nenek moyang dari Al-Abbas,Ali
Bin Abi Thalib dan Muhammad. Hal ini menunjukkan kedekatan pertalian keluarga antara
Bani Abbas dengan Nabi. Itulah sebabnya kedua keturunan ini sama-sama Klaim bahwa
jabatan khalifah harus berada ditangan mereka. Keluarga Abbas Klaim bahwa setelah
wafatnya Rasulullah merekalah yang merupakan penerus dan penyambung keluarga Rasul.
Secara umum sebenarnya keturunan Ali Bin Abi Thalib lebih kepada Rasulullah
karena Fatimah Sebagai anak perempuan Rasulullah dan Ali adalah Supupu sekaligus
1[1] Drs. Samsul munir Amin, MA,sejarah peradaban islam,Jakarta:Amzah,1992,hlm.138
menantu beliau. Akan tetapi, Bani Abbas merasa lebih berhak mewarisi Rasulullah kerena
beranggapan bahwa moyang mereka adalah paman Rasulullah.
Pusaka tidak boleh diperoleh sepupu, jika ada paman. Sedangkan keturunan dari anak
perempuan tidak mewarisi pusaka datuk dengn adanya pihak ‘ashobah.
Dua pandangan yang berbeda inilah yang menimbul Klaim bahwa masing-masing bahwa
memiliki hak jabatan atas Kekhalifaan setelah bapaknya Rasulullah.2[2]
D. PARA KHALIFAH DINASTI ABBASIYAH
Para Khalifah Bani Abbasiyah berjumlah 37 khalifah , mereka adalah;
1. Abul Abbas As-Shaffah. ( pendiri )
2. Abu Ja’far Al-Mansur
3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi
4. Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid
5. Abu Muhammad Musa Al-Hadi
6. Abu Ja’far Abdullah Al-ma’mun
7. Abu Musa Muhammad Al-Amin
8. Abu Ishaq Muhammad Al-mu’thasyim
9. Abu Ja’far Harun Al-watsiq
10. Abu Fadl Ja’far Al-mutawakkil
11. Abu Ja’far Muhammad Al-muntashir
12. Abu Abbas Muhammad Al-Musta’in
13. Abu Abdullah Muhammad Al-mu’taz
14. Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi
15. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tamid
16. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tadid
17. Abul Muhammad Ali Al-Muktafi
18. Abul fadl Ja’far Al-Mu’tadir
19. Abu Mansur Muhammad Al-qahir
20. Abul Abbas Ahmad Ar-Radi
21. Abu Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi
22. Abul Qasim Abdullah Al-Mustaqfi
23. Abul Qasim Al-Fadl Al-Mu’ti
24. Abul Fadl Abdul karim At-Thai
25. Abul Abbas Ahmad Al-Qadir
26. Abu Ja’far Abdullah Al-Qaim
27. Adul Qasim Abdullah Al-Muqtadi
28. Abul Abbas Ahmad Al-Mustadzir
29. Abu Mansur Al-Fadl Al-Mustarsyid
30. Abu Ja’far Al-Mansur Ar-Rasyid
31. Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtadi
32. Abul Mudzafar Al-Mustanjid
33. Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadi
34. Abu Al-abbas Ahmad An-Nasir
35. Abu Nasr Muhammad Az-Zahir
36. Abu Ja’far Al-Mansur Al-Muntansir
37. Abu Ahmad Abdullah Al-Mu’tashim Billah
Para khalifah Bani Abbasiyah yang ada dimesir adalah sebagai berikut;
1. Al-Muntashir 1261-1261 M
b. Bidang Umum
1. Filsafat
2. Ilmu Kedokteran
3. Matematika
4. Farmasi
5. Ilmu Astronomi
6. Geografi
7. Sejarah
8. Sastra3[3]
F. KEMUNDURAN DINASTI ABBASIYAH
a. Faktor intern
1) Kemewahan hidup di kalangan penguasa
Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai Dinasti
Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah,
bahkan cenderung mencolok. Setiap Khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pada
pendahulunya. Kondisi ini member peluang kepada tentara professional asal Turki untuk
mengambil alih kendali pemerintahan.
2) Perebutan kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah
Perebutan kekuasaan dimulai sejak masa Al-Ma’mun dengan Al-Amin. Ditambah
dengan masuknya unsur Turki dan Persi. Setelah Al-Mutawakkil wafat, pergantian Khalifah
terjadi secara tidak wajar. Dari kedua belas khalifah pada periode kedua Dinasti Abbasiyah,
hanya empat orang khalifah yang wafat dengan wajar. Selebihnya, para khalifah itu wafat
karena dibunuh atau diturunkan secara paksa.
3) Konflik keagamaan
Sejak terjadinya konflik antara Muawiyah dan khalifah Ali yang berakhir dengan
lahirnya tiga kelompok umat: pengikut Muawiyah, Syiah, dan khawarij. Ketiga kelompok ini
senantiasa berebut pengaruh. Yang senantiasa berpengaruh pada masa kekhalifahan
Abbasiyah adalah kelompok sunni dan Syi’ah. Walaupun pada masa-masa tertentu antara
kelompok sunni dan Syi’ah saling mendukung, misalnya pada masa pemerintahan Buwaihi,
antara kedua kelompok tak pernah ada satu kesepakatan.
b. Faktor ekstern
1) Banyaknya pemberontakan
Banyaknya daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah, akibat kebijakan yang lebih
menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam, secara real, daerah-daerah itu
berada di bawah kekuasaan gubernur-gubernur yang bersangkutan. Akibatnya, provinsi-
provinsi tersebut banyak yang melepaskan diri dari genggaman penguasa Bani Abbas.
Adapun cara provinsi-provinsi tersebut melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad adalah:
pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh
kemerdekaan penuh, seperti Daulah Umayah di Spanyol dan Idrisiyah di Maroko. Kedua,
seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah
kuat, kemudian melepaskan diri, seperti daulat Aglabiyah di Tunisia dan Thahiriyah di
Kurasan
2) Dominasi Bangsa Turki
Sejak abad kesembilan, kekuatan militer Abbasiyah mulai mengalami kemunduran.
Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah memperkerjakan orang-orang professional di
bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki, kemudian mengangkatnya menjadi panglima-
panglima. Pengangkatan anggota militer inilah, dalam perkembangan selanjutnya, yang
mengancam kekuasaan tersebut. Walaupun khalifah dipegang oleh Bani Abbas, di tangan
mereka, khalifah bagaikan boneka yang tidak bisa berbuar apa-apa. Bahkan, merekalah yang
memilih dan menjatuhkan khalifah yang sesuai dengan politik mereka.
Khalifah Dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada masa kekuasaan bangsa Turki I,
mulai khalifah ke-10, khalifah Al-Mutawakkil(tahun 232 H) hingga khalifah ke 22, khalifah
Al-Mustaqfi Billah (Abdullah Sunni-Qasim tahun 334 H). pada masa kekuasaan bangsa Turki
II (Banu saljuk), mulai dari khalifah ke-27, khalifah Muqtadie bin Muhammad (tahun 467 H)
hingga khalifah ke-37, khalifah Musta’shim bin Mustanshir.
Akhir dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah ialah ketika Baghdad dihancurkan oleh
pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, 656 H/1258 M. Hulagu Khan adalah
seorang saudara Kubilay Khan yang berkuasa di Cina hingga ke Asia Tenggara, dan saudara
Mongke Khan yang menugaskannya untuk mengembalikan wilayah-wilayah sebelah barat
dari Cina ke pangkuannya. Baghdad dibumihanguskan dan diratakan dengan tanah. Khalifah
Bani Abbasiyah yang terakhir dengan keluarganya, Al-Mu’tashim billah dibunuh, buku-buku
yang terkumpul di Baitul Hikmah dibakar dan dibuang ke sungai Tigris sehingga berubahlah
warna air sungai tersebut yang jernih bersih menjadi hitam kelam karena lunturan tinta yang
ada pada buku-buku itu.
Dengan demikian, lenyaplah Dinasti Abbasiyah yang telah memainkan peran penting
dalam percaturan kebudayaan dan peradaban Islam dengan gemilang.4[4]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan ummat Islam yang merupakan masa
keemasan dan kejayaan dari peradaban ummat Islam yang pernah ada. Pada masa Bani
Abbasiyah kekayaan negara melimpah ruah dan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Pusat
DAFTAR PUSTAKA
CONTACT US
Beranda
Mengenai Saya
muhammad nur
My Widget
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (1)
o ▼ Maret (1)
MAKALAH