Judul penelitian
Effect of Tamarind Seed Extract (Tamarindus indica) on Blood Sugar Levels,
Malondialdehyde, HbA1c, Pancreatic Histipathology, TNF α and Interleukin 6 of Wistar
strain of male rats (Rattus norvegicus) induced by alloxan.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Terhadap Gula Darah,
Malondialdehid, Hba1c, Histo PA Pankreas, TNF Α Dan Interleukin 6 Tikus Putih Jantan
(Rattus Norvegicus) Induksi Aloksan.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang dan
Laboratorium Biomedik FK UMM
2. Tidak
3. Tidak
B. Identifikasi
1. Peneliti Utama (CV dilampirkan)
diabetogenik (Irdalisa, Safrida, Khairil, Abdullah, & Sabri, 2015). Induksi aloksan dapat
memberikan efek rusaknya sel beta pankeas melalui transporter GLUT-2 .yang
1
hiperglikemia ini menyebabkan peningkatan kadar HbA1c dan MDA. Kadar gula darah,
HbA1c, MDA dan histopatologi pankreas kemudian menjadi parameter penting dalam
mengetahui pengaruh ekstrak biji asam jawa terhadap diabetes. Menurut identifikasi
fitokimia, biji asam jawa (Tamarindus indica) mengandung tanin, saponin, glikosida,
flavonoid, dan polifenol. Disamping itu polifenol dan flavonoid dapat menunjukkan efek
antidiabetik, serta efek antioksidan ekstrak tersebut sebagai alternatif antioksidan alami
2. Penilitian ini mengapa harus dilakukan, manfaat penelitian untuk penduduk di wilayah
penelitian dilakukan
Berbagai macam terapi telah tersedia untuk diabetes mellitus, mulai dari penggunaan
meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin hingga penggunaan analog insulin itu
sendiri. Obat-obatan tersebut tentu memiliki efek samping tersendiri seperti risiko
hipoglikemi, mual, ketoacidosis, nyeri perut dan gejala lainnya (American Diabetes
Association, 2018). Tentunya di indonesia sendri banyak sekali bahan alam yang dapat
pengobatan.
2
manfaat penelitian untuk penduduk di wilayah penelitian dilakukan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dan
memberikan data ilmiah mengenai diabetes mellitus dan potensi biji asamm jawa sebagai
alternatif pengobatan diabetes mellitus.
D. Isu etik
Cara mengatasi :
Replacement : menggantikan hewan coba dengaan alterative lain, misal model computer dan
in vitro ( galur sel atau kultur jaringan ). Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan
in silico untuk mengetahui afinitas antara reseptor dan ligan ( B-Glucan dan resesptor )
dan pengukuran IL-12, IL-10, Th-1 dan Th-2 secara Elisa dan Fluowcytometry
Reduction : mengurangi jumlah sesuia kaidah ilmiah. Jumlah mencit yang digunakan
equation method (Charan & Kantharia, 2013). Rumus yang digunakan dalam
resource equation method adalah sebagai berikut (Arifin & Zahiruddin, 2017) :
n = (DF/k)+1
3
Rentang DF yang dapat diterima pada penelitian ini adalah 10-20% (Arifin & Zahiruddin,
2017). Sehingga dilakukan substitusi DF = 10% dan DF = 20% untuk mendapatkan jumlah
sampel maksimal dan minimal. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol
Minimum n = 3 Maksimum n = 5
N minimum = minimum n x k
N minimum = 3 x 5
N minimum = 15
N maksimum = maksimum n x k
N maksimum = 5 x 5
N maksimum = 25
Dari rumus perhitungan di atas didapatkan jumlah rentang sampel di setiap perlakuan
sebanyak 3-5 tikus per kelompok. Peneliti memilih menggunakan 4 tikus per kelompok
Refinement : menggunakan hewan coba pada ordo yang paling rendah pada skala evolusi.
Diabetes adalah gangguan metabolik kronis yang muncul sebagai akibat dari
4
kerusakan fungsi sekresi insulin sel beta pankreas atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin secara efektif. Kondisi ini mengarah pada peningkatan kadar glukosa darah yang
disebut hiperglikemia. Terdapat dua bentuk utama diabetes yang biasanya diidentifikasi,
yaitu diabetes tipe 1, juga dikenal sebagai diabetes awitan muda, dan diabetes tipe 2,
Diabetes mellitus tipe 1 dicirikan oleh destruksi autoimun sel-sel beta yang
memproduksi insulin di pankreas oleh CD4 + dan sel T CD8 + dan makrofag yang
gangguan metabolik yang terkait dengan diabetes mellitus tipe I. Selain hilangnya
sekresi insulin, fungsi sel α pankreas yang abnormal juga menyebabkan sekresi
dengan diabetes mellitus tipe I, sekresi glukagon tidak ditekan oleh hiperglikemia.
(Baynest, 2015).
pesan melalui impuls saraf ke pankreas dan organ lainnya untuk mengembalikan
kondisi hiperglikemia menjadi normal. Pada diabetes tipe II, mekanisme ini rusak
sehingga
5
menimbulkan dua kelainan patologis utama pada diabetes tipe II, yaitu
2015).
dengan diabetes mellitus tipe II, konsentrasi insulin plasma (baik dalam
2.12.2 Aloksan
pertama adalah aloksan berikatan dengan grup -SH pada situs pengikat gula milik
GSH, cysteine, ascorbate dan grup sulfhydryl yang terikat protein (-SH).
Mekanisme kedua adalah siklus redoks dari aloksan yang memproduksi ROS dan
superoxide radicals. ROS dan superoxide radicals kemudian akan merusak DNA
sel beta pankreas dengan cara menghilangkan kemampuan sel untuk memperbaiki
meningkatkan kadar ion kalsium bebas di dalam sel beta pankreas. Peningkatan
beta pankreas sehingga membuka kanal kasium dan menyebabkan influx ion
2.12.3
Taksonomi
57
Tanaman Fenugreek dan Biji Fenugreek, Naicker, 2014.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Trigonella
Spesies : Trigonella foenum graceum
58
2.5.3 serat mucilage galactomannan, 4-hydroxyisoleucine pada kulit batang
matoa
jika terdapat penurunan aktivitas sel, maka regenerasi sel akan terganggu,
agar dapat meningkatkan produksi insulin dan membantu proses kerja ATP
yang seharusnya digunakan untuk sekresi insulin dari vesikel dan digunakan
amino, ditemukan di biji fenugreek ini yang memiliki efek pada glukosa dan
2.6 MDA
2.6.1 Definisi
aldehid dari peroksidasi lipid. Akibat dari proses degradasi radikal bebas OH
radikal yang sangat reaktif. Senyawa dialdehid yang merupakan produk akhir
peroksidasi lipid di dalam tubuh yang berupa MDA yang memiliki tiga rantai
59
karbon dengan rumus molekul C3H4O2 (Khrisna dkk, 2016). MDA juga
pentosa dan heksosa. Selain itu, MDA juga merupakan produk yang dihasilkan
oleh radikal bebas melalui reaksi ionisasi dalam tubuh dan produk samping
membran. Selain itu, MDA juga merupakan metabolit komponen sel yang
dihasilkan oleh radikal bebas. Oleh karena itu, konsentrasi MDA yang tinggi
yang tinggi biasanya diikuti oleh penurunan kadar MDA (Winarsi dkk, 2003).
berkompeten di bidangnya.
2. Ketersediaan fasilitas
60
3. demografi
G. Desain Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka pokok permasalahan yang
timbul adalah :
terhadap kadar gula darah, HbA1c, MDA dan histopatologi pankreas tikus
1.2.1 Apakah pemberian ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) dapat
menurunkan kadar gula darah tikus jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar
1.2.2 Apakah pemberian ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) dapat
1.2.3 Apakah pemberian ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) dapat
menurunkan kadar MDA tikus jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar yang
diinduksi aloksan?
61
1.2.6 Apakah pemberian ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum)
(Trigonella foenum graecum) terhadap kadar gula darah, HbA1c, MDA dan
terhadap kadar gula darah tikus jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar
terhadap kadar HbA1c tikus jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar yang
diinduksi aloksan.
terhadap kadar MDA tikus jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar yang
diinduksi aloksan.
62
Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka, kerangka konseptual dan
tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian, bahwa : yang diuraikan di atas maka pokok permasalahan yang timbul
adalah :
3.2.1 Pemberian ekstrak kulit Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) pada tikus
3.2.2 Pemberian ekstrak kulit Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) pada tikus
3.2.3 Pemberian ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) pada tikus
3.2.4 Pemberian ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) pada tikus
63
4.5 Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent variable), sebagai variabel bebas adalah
64
4.7 Prosedur Pemeriksaan
4.7.1 Pembuatan Ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum)
Pembuatan ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum graecum) dimulai dengan
pengambilan simplisia kemudian dilakukan sortasi terlebih dahulu. Simplisia yang
telah disortasi kemudian dihaluskan menggunakan penggiling sehingga
didapatkan serbuk simplisia dari Biji Klabet (Trigonella foenum graecum).
Simplisia yang telah dihaluskan kemudian diekstraksi dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol 95% selama 3x24 jam kemudian diganti dengan
pelarut yang baru. Ekstrak yang dihasilkan selanjutnya dipekatkan menggunakan
rotatory evaporator lalu penguapan dilanjutkan dengan menggunakan waterbath
hingga diperoleh berat ekstrak yang konstan (Rahmawati, Febriana, & Tjitraresmi,
2016).
4.7.2 Analisa pemberian perlakuan ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum
graecum) terhadap kadar gula darah dengan glucometer
Pengukuran kadar gula darah tikus dilakukan dengan
menggunakan glukosa meter digital dengan merk AccuChek® dan test strips merk
AccuChek® yang diambil dari ujung ekor tikus yang sebelumnya sudah disayat
hiperglikemi tikus setelah diinduksi aloksan adalah >200 mg/dl (Louis, Yuvaraj,
darah tikus dilakukan dari ventrikel jantung tikus dengan cara cardiac puncture.
Darah yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam tube berisi EDTA untuk
65
4.7.5 Pemeriksaan Histopatologi Pulau Langerhans Pankreas
66
4.8 Alur Penelitian
K (+) P1 P2 P3 P4
K (+) P1 P2 P3 P4
Pengukuran gula darah, HbA1c, MDA, dan pemeriksaan histopatologi pankreas tikus(Hari ke 37)
Analisis data
67
68
H. Sampling
4.2 Sampel dan subyek penelitian
Sampel adalah : Lima belas tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain wistar dengan
equation method (Charan & Kantharia, 2013). Rumus yang digunakan dalam
resource equation method adalah sebagai berikut (Arifin & Zahiruddin, 2017) :
n = (DF/k)+1
69
Rentang DF yang dapat diterima pada penelitian ini adalah 10-20% (Arifin & Zahiruddin, 2017).
Sehingga dilakukan substitusi DF = 10% dan DF = 20% untuk mendapatkan jumlah sampel
maksimal dan minimal. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol dan empat
Minimum n = 3 Maksimum n = 5
N minimum = minimum n x k
N minimum = 3 x 5
N minimum = 15
N maksimum = maksimum n x k
N maksimum = 5 x 5
N maksimum = 25
Dari rumus perhitungan di atas didapatkan jumlah rentang sampel di setiap perlakuan sebanyak
3-5 tikus per kelompok. Peneliti memilih menggunakan 3 tikus per kelompok yang merupakan
jumlah minimal yang tetap bermakna secara statistik.
I. Intervensi
Tidak relevan
J. monitoring
Tidak relevn
K. Penghentian Penelitian
Tidak relevan
L. Adverse Event
Tidak relevn
M. Penanganan Komplikasi
Tidak relevan
N. Manfaat
1.4 Manfaat Penelitian secara pribadi
Ditemukannya teori dan data pendukung mengenai efek Biji Klabet (Trigonella foenum
graecum) terhadap kadar gula darah, HbA1c, MDA dan histopatologi pulau Langerhans
pankreas tikus jantan Rattus norvegicus) strain Wistar yang diinduksi aloksan.
diabetes mellitus dan potensi kulit kayu batang matoa sebagai alternatif pengobatan
diabetes mellitus.
O. Jaminan
Tidak relevan
P. IC
Tidak relevan
Q. Wali
Tidak relevan
R. Bujukan
Tidak relevan
S. Penjagaan Kerahasiaan
Tidak Relevan
T. Rencana Analisis
Tidak relevan
U. Monitor keamanan
Tidak relevan
V.
Tidak relevan
W.
Tidak relevan
X.
Tidak relevan
Y. Pubilkasi
Tidak relevan
Z.
Tidak relevan
AA.
BB
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A. K. (2015) CELLULAR AND MOLECULAR IMMUNOLOGY. Eighth. Canada:
Elsevier Inc.
Anusuya, S. and Sathiyabama, M. (2014) ‘Preparation of beta-D-glucan nanoparticles and its
antifungal activity.’, International journal of biological macromolecules. Netherlands, 70,
pp. 440–443. doi: 10.1016/j.ijbiomac.2014.07.011.
Awate, S., Babiuk, L. A. and Mutwiri, G. (2013) ‘Mechanisms of action of adjuvants’, 4(May),
pp. 1–10. doi: 10.3389/fimmu.2013.00114.
Budak, F., Göral, G. and Oral, H. B. (2008) ‘Interferon-Gamma Production in Human T Cells
Via IL-12’, Turk J Immunol, 13, pp. 21–26.
Camilli, G., Tabouret, G. and Quintin, J. (2018) ‘The Complexity of Fungal β-Glucan in Health
and Disease: Effects on the Mononuclear Phagocyte System’, Frontiers in Immunology.
doi: 10.3389/fimmu.2018.00673.
Christensen, D. (2016) ‘Vaccine adjuvants : Why and how’, Human Vaccines &
Immunotherapeutics. Taylor & Francis, 12(10), pp. 2709–2711. doi:
10.1080/21645515.2016.1219003.
Crump, J. A. et al. (2015) ‘Epidemiology, clinical presentation, laboratory diagnosis,
antimicrobial resistance, and antimicrobial management of invasive Salmonella
infections’, Clinical Microbiology Reviews. doi: 10.1128/CMR.00002-15.
Crump, J. A. and Chb, M. B. (2017) ‘Epidemiology and global burden of disease of typhoid
fever McKinlay Professor of Global Health’, (October).
Crump, J. A., Luby, S. P. and Mintz, E. D. (2004) ‘The global burden of typhoid fever’,
002295(03).
Delves, P. J. et al. (2017) Roitt’s Essential Immunology. 13th edn. Chichester: John Wiley &
Sons. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=4322159&tool=pmcentrez&rendertype=abstract.
Depkes RI (2007) ‘Pedoman pengobatan dasar di puskesmas 2007’.
Dougan, G. and Baker, S. (2014) ‘Salmonella enterica Serovar Typhi and the Pathogenesis of
Typhoid Fever’, Annual Review of Microbiology, 68(1), pp. 317–336. doi:
10.1146/annurev-micro-091313-103739.
Dugassa, J. (2017) ‘REVIEW ON ANTIBIOTIC RESISTANCE AND ITS MECHANISM OF
DEVELOPMENT’, Journal of Health, Health, Medicine and Nursing, Vol.1, Iss(April),
pp. 1–17.
Engen, P. A. et al. (2012) ‘The Gastrointestinal Microbiome’, (Cdc).
Frempong, S. N. et al. (2018) ‘Economic evaluation of typhoid - a review.’, Expert review of
pharmacoeconomics & outcomes research. England, 18(6), pp. 601–607. doi:
10.1080/14737167.2018.1503952.
Fuentes, A.-L. et al. (2014) ‘Lipopolysaccharide-mediated enhancement of zymosan
phagocytosis by RAW 264.7 macrophages is independent of opsonins, laminarin,
mannan, and complement receptor 3.’, The Journal of surgical research. United States,
189(2), pp. 304–312. doi: 10.1016/j.jss.2014.03.024.
Giannini, M. J. S. M. (2019) ‘Candida species : current epidemiology , pathogenicity , biofilm
formation , natural antifungal products and new therapeutic options’, (2013), pp. 10–24.
doi: 10.1099/jmm.0.045054-0.
Gomes, C. M. et al. (2010) ‘Molecular imaging with SPECT as a tool for drug development ☆’,
Advanced Drug Delivery Reviews. Elsevier B.V. doi: 10.1016/j.addr.2010.09.015.
Hamid, N. and Jain, S. K. (2007) ‘Immunological, cellular and molecular events in typhoid
fever’, Indian Journal of Biochemistry and Biophysics, 44(5), pp. 320–330.
Higginson, E. E., Simon, R. and Tennant, S. M. (2016) ‘Animal models for salmonellosis:
Applications in vaccine research’, Clinical and Vaccine Immunology, pp. 746–756. doi:
10.1128/CVI.00258-16.
Jandhyala, S. M. et al. (2015) ‘role of the normal gut microbiota’, 21(29), pp. 8787–8803. doi:
10.3748/wjg.v21.i29.8787.
Juel, H. B. et al. (2018) ‘Salmonella Typhi bactericidal antibodies reduce disease severity but do
not protect against typhoid fever in a controlled human infection model’, Frontiers in
Immunology, 8(JAN). doi: 10.3389/fimmu.2017.01916.
Kaur, J. and Jain, S. K. (2012) ‘Role of antigens and virulence factors of S almonella enterica
serovar Typhi in its pathogenesis’, Microbiological Research. Elsevier GmbH., 167(4),
pp. 199–210. doi: 10.1016/j.micres.2011.08.001.
Kobiyama, K. et al. (2016) ‘Species-dependent role of type I IFNs and IL-12 in the CTL
response induced by humanized CpG complexed with beta-glucan.’, European journal of
immunology. Germany, 46(5), pp. 1142–1151. doi: 10.1002/eji.201546059.
Kraaij, M. D., van Dijk, A. and Haagsman, H. P. (2017) ‘CATH-2 and LL-37 increase mannose
receptor expression, antigen presentation and the endocytic capacity of chicken
mononuclear phagocytes.’, Molecular immunology. England, 90, pp. 118–125. doi:
10.1016/j.molimm.2017.07.005.
Larry D. Hanke, P. . (2014) Handbook of analytical Methods for materials FOURIER
TRANSFORM-INFRARED SPECTROSCOPY.
Leentjens, J. et al. (2014) ‘The effects of orally administered Beta-glucan on innate immune
responses in humans, a randomized open-label intervention pilot-study.’, PloS one.
United States, 9(9), p. e108794. doi: 10.1371/journal.pone.0108794.
Maclennan, C. A., Martin, L. B. and Micoli, F. (2014) ‘Vaccines against invasive Salmonella
disease Current status and future directions’, (June), pp. 1478–1493.
Martinez, M. et al. (2018) ‘Phytochemical composition and beta-glucan content of barley
genotypes from two different geographic origins for human health food production.’,
Food chemistry. England, 245, pp. 61–70. doi: 10.1016/j.foodchem.2017.09.026.
Menkes RI (2006) ‘Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/
Menkes/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.pdf’.
Mogasale, V. et al. (2014) ‘Burden of typhoid fever in low-income and middle-income countries:
A systematic, literature-based update with risk-factor adjustment’, The Lancet Global
Health. Mogasale et al. Open Access article distributed under the terms of CC BY-NC-
SA, 2(10), pp. e570–e580. doi: 10.1016/S2214-109X(14)70301-8.
Neville, B. A., Enfert, C. and Bougnoux, M. (2015) ‘Candida albicans commensalism in the
gastrointestinal tract’, (August), pp. 1–13. doi: 10.1093/femsyr/fov081.
Palucka, K., Banchereau, J. and Mellman, I. (2010) ‘Review Designing Vaccines Based on
Biology of Human Dendritic Cell Subsets’, Immunity. Elsevier Inc., 33(4), pp. 464–478.
doi: 10.1016/j.immuni.2010.10.007.
Patel, K. (2012) ‘A review on herbal immunoadjuvant’, International Journal of Pharmacy and
LifeSciences, 3(3), pp. 1568–1576. doi: 10.1007/s13596-011-0019-1.
Pitarch, A. and Sa, M. (2017) ‘Sequential Fractionation and Two-dimensional Gel Analysis
Unravels the Complexity of the Dimorphic Fungus Candida albicans Cell Wall Proteome
*’, (January 2003). doi: 10.1074/mcp.M200062-MCP200.
Poulos, C. et al. (2011) ‘Cost of illness due to typhoid fever in five Asian countries’, 16(3), pp.
314–323. doi: 10.1111/j.1365-3156.2010.02711.x.
Purba, I. E. et al. (2016) ‘Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia : tantangan dan
peluang’, pp. 99–108.
Raffatellu, M. et al. (2008) ‘Clinical pathogenesis of typhoid fever.’, Journal of infection in
developing countries, 2(4), pp. 260–266. doi: 10.3855/jidc.219.
Roberts, M. C. (2018) ‘Mechanisms of Bacterial Resistance to Antimicrobial Agents’, (January).
doi: 10.1128/microbiolspec.ARBA-0019-2017.
Rowland, I. et al. (2018) ‘Gut microbiota functions : metabolism of nutrients and other food
components’, European Journal of Nutrition. Springer Berlin Heidelberg, 57(1), pp. 1–
24. doi: 10.1007/s00394-017-1445-8.
Rusek, P. et al. (2018) ‘Infectious Agents as Stimuli of Trained Innate Immunity.’, International
journal of molecular sciences. Switzerland, 19(2). doi: 10.3390/ijms19020456.
Sheikh, A. et al. (2011) ‘Interferon-γ and proliferation responses to Salmonella enterica serotype
Typhi proteins in patients with S. Typhi bacteremia in Dhaka, Bangladesh’, PLoS
Neglected Tropical Diseases, 5(6). doi: 10.1371/journal.pntd.0001193.
Slayton, R. B., Date, K. A. and Mintz, E. D. (2013) ‘Vaccination for typhoid fever in Sub-
Saharan Africa’, (April), pp. 903–906.
Sluyters, R. C. Van et al. (2002) GUIDELINES FOR THE CARE AND USE OF MAMMALS IN
NEUROSCIENCE AND BEHAVIORAL RESEARCH, Rock and Soil Mechanics. doi:
10.17226/10732.
Smith, R. E. et al. (1999) ‘Immune-stimulating complexes induce an IL-12-dependent cascade of
innate immune responses’, The Journal of Immunology ·, 162(June 2014), pp. 5536–
5546.
Ugboko, H. and De, N. (2017) ‘Mechanisms of Antibiotic resistance in Salmonella typhi Review
Article Mechanisms of Antibiotic resistance in Salmonella typhi Introduction Salmonella
typhi is is a particular Salmonella’, (December).
Vetvicka, V. (2011) ‘Glucan-immunostimulant, adjuvant, potential drug’, 2(2), pp. 115–119. doi:
10.5306/wjco.v2.i2.115.
Vetvicka, V. and Vetvickova, J. (2015) ‘Glucan supplementation enhances the immune response
against an influenza challenge in mice’, 3(13), pp. 1–7. doi: 10.3978/j.issn.2305-
5839.2015.01.08.
WHO (2003) ‘Background document : The diagnosis , treatment and and prevention of typhoid
fever’.
Winarsih, S. et al. (2019) ‘β-Glucan of Candida albicans Cell Wall Extract Inhibits salmonella
typhimurium Colonization by Potentiating Cellular Immunity (CD8+ and CD4+ T
Cells)’, Revista da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical Journal of the Brazilian
Society of Tropical Medicine, 52:e201802.
Wu, W. et al. (2018) ‘Cathelicidin-WA attenuates LPS-induced inflammation and redox
imbalance through activation of AMPK signaling.’, Free radical biology & medicine.
United States, 129, pp. 338–353. doi: 10.1016/j.freeradbiomed.2018.09.045.
Xing, Z., Zganiacz, A. and Santosuosso, M. (2000) ‘Role of IL-12 in macrophage activation
during intracellular infection: IL-12 and mycobacteria synergistically release TNF-alpha
and nitric oxide from macrophages via IFN-gamma induction.’, Journal of leukocyte
biology, 68(6), pp. 897–902. doi: 10.1189/JLB.68.6.897.
Zechner-Krpan, V. et al. (2010) ‘Characterization of β-glucans isolated from brewer’s yeast and
dried by different methods’, Food Technology and Biotechnology, 48(2), pp. 189–197.
doi: 10.1016/j.fgb.2004.11.006.
Zhang, X. L., Jeza, V. T. and Pan, Q. (2008) ‘Salmonella typhi: From a human pathogen to a
vaccine vector’, Cellular and Molecular Immunology, pp. 91–97. doi:
10.1038/cmi.2008.11.