Hingga saat ini, diasumsikan bahwa dalam menilai saet berwujud jangka panjang setelah
akuisisi, perusahaan menggunakan prinsip biaya historis. Namun, untuk menilai aset ini
perusahaan memiliki pilihan yaitu dapat menilai dengan biaya perolehan atau nilai wajar.
Pengakuan Revaluasi
1. Peningkatan aset berwujud jangka panjang sebesar £4.289 juta karena menggunakan
nilai wajar
2. Ketika perusahaan memilih menggunakan nilai wajar atas aset berwujud jangka
panjang setelah akuisisi, maka perubahan perubahan nilai wajar akan dicatata dengan
menyesuaikan akun aset yang sesuai dan mengakui keuntungan yang belum
direalisasi atas aset berwujud jangka panjang yang direvaluasi.
3. Keuntungan yang belum direalisasi sering disebut sebagai surplus revaluasi.
Aturan umum untuk akuntansi revaluasi adalah sebagai berikut (Kieso,dkk., 2017:522) :
1. Ketika perusahaan menilai kembali aset berwujud jangka panjangnya diatas biaya
historis, maka perusahaan melaporkan keuntungannya yang belum direalisasi yang
meningkatkan pendapatan komprehensif lainnya. Dengan demikian, keuntungan yang
belum direalisasi memotong pendapatan bersih, meningkatkan pendapatan
komprehensif lainnya, dan meningkatkan akumulasi pendapatan komprehensif
lainnya.
2. Jika perusahaan mengalami kerugian penurunan nilai penurunan nilai dibawah biaya
historis), maka kerugian tersebut mengurangi pendapatan dan laba ditahan. Dengan
demikian, keuntungan revaluasi meningkatkan ekuitas tetapi bukan laba bersih,
sedangkan kerugian menurunkan pendapatan dan laba ditahan.
3. Jika kenaikan revaluasi membalikan penurunan yang sebelumnya dilaporkan sebagai
kerugian penurunan nilai, perusahaan mengkredit kenaikan revaluasi ke pendapatan
menggunakan akun pemulihan kerugian penurunan nilai hingga jumlah kerugian
sebelumnya. Setiap kenaikan penilaian tambahan diatas biaya historis akan
meningkatkan pendapatan komprehensif lain dan dikreditkan ke laba belum
direalisasi pada revaluasi
4. Jika penurunan revaluasi membalikan kenaikan yang dilaporkan sebagai keuntungan
yang belum direalisasi, perusahaan awalnya akan mengurnagi pendapatan
komprehensif lain dengan menghilangkan keuntungan yang belum direalisasi. Setiap
perusahaan penilaian tambahan mengurangi laba bersih dan dilaporkan sebagai
kerugian penurunan nilai.
Ilustrasi 1:
Pada tanggal 2 Januari 2010 Lenovo Group (CHN) membeli peralatan sebesar ¥
500.000. peralatan tersebut memliki masa manfaat lima tahun, disusutkan dengan
menggunakan metode garis lurus, dan nilai sisa nol. Lenovo memilih untuk merevaluasi
peralatan sebesar nilai wajar sepanjang umur peralatan. Lenovo mencatat beban penyusutan
sebesar ¥ 100.000 (¥ 500.000 : 5) pada tanggal 31 desember 2010, sebagai berikut:
Peralatan Lenovo memiliki nilai tercatat sebsar ¥ 400.000 (¥ 500.000 - ¥100.000. Pada
tanggal 31 desember 2010 Lenovo menerima penilaian independent untuk menentukan nilai
wajar peralatan sebesar ¥ 460.000. Untuk melaporkan peralatan dengan nilai wajar, Lenovo
melakukan hal berikut:
Peralatan ¥ 40.000
Ilustrasi 2:
Nokia memilih untuk menilai ulang peralatannya pada nilai wajar selama umur
peralatan. Nokia mencatat beban depresiasi € 200.000 (€ 1000.000 / 5) sebagai berikut:
31 desember 2015
2. Mengurnagi akun perlatan sejumlah €50.000 yang akan dilaporkan pada nilai wajar
senilai €950.000
3. Mencatat laba yang belum direalisasi pada revaluasi-peralatan untuk membedakan
nilai wajar dan nilai buku perlatan, atau €150.000 (€950.000-€800.000). jurnal untuk
mencatat revaluasi pada 31 desember 2015 adalah sebagai berikut:
31 desember 2015
Berdasarkan penyesuaian revaluasi ini, nilai buku dari aset sekarang €950.000. nokia
melaporkan beban depresiasi sebesar €200.000 pada income statement dan laba yang belum
direalisasi dari revaluasi-peralatan sebesar €150.000 dalam pendapatan komprehensif lain.
Laba yang belum direalisasi ini meningkatkan akumulasi pendapatan komprehensif lain.
Diasumsikan tidak ada perubahan masa manfaat dari sebuah peralatan, beban
depresiasi untuk Nokia dalam 2016 adalah €237.500 (€950.000/4) dan jurnal untuk mencatata
beban depresiasi adalah sebagai berikut:
31 desember 2016
Dalam IFRS Nokia dapat menstransfer dari AOCI, perbedaan antara depresiasi
berdasarkan carrying amount hasil revaluasi dari peralatan dan depresiasi berdasarkan biaya
perolehan ke laba ditahan. Depresiasi berdasrkan harga perolehan adalah €200.000
(€1000.000/5) dan pada nilai wajar adalah €237.500 atau perbedaannya adalah €37.500
(€237.500-€200.000). jurnal untuk mencatat transfer ini adalah sebagai berikut:
31 desember 2016
Sebelum revaluasi pada 2016, Nokia mencatat following amount yang dibawa oelh
perlatannya, yaitu:
Nokia memutuskan menurut penilai bahwa sekarang peralatan memiliki nilai wajar sebesar
€570.000. untuk mencatat perlatan ini pada nilai wajar, Nokia melakukan hal berikut:
Setelah jurnal revaluasi, nilai yang sekarang tercatat pada peralatan adalah sebesar
€570.000. nokia melaorkan biaya penyusutan sebesar €237.500 dan rugi penurunan nilai
sebesar €30.000 dalam laporan laba rugi (yang mengurangi laba ditahan). Nokia melaporkan
pembalikan laba yang belum direalisasi sebelumnya dicatat dengan mencatat transfer ke laba
ditahan sebesar €37.500 dan masuk kelaba ditahan revaluasi yang belum direalisasi-peralatan
sebesar €112.500. kedua jurnal tersebut mengurnagi saldo akumulasi pendapatan
komprehensif lain-lain menjadi nol.
Pada titik ini, sebelum pencadangan di 2016, Nokia memiliki jumlah yang terkait peralatan
yaitu:
Nokia menentukan nilai wajar dari peralatan melalui penilaian sebesar €450.000, untuk
melaporkan peralatan tersebut pada nilai wajar, Nokia melakukan hal-hal berikut:
1. Mengurnagi akun akumulasi depresiasi-peralatan dari €190.000 menjadi nol
2. Mengurangi akun peralatan sebesar €120.000 (€570.000-€450.000), kemudian
dilaporkan pada nilai wajar sebesar €450.000
3. Mencatat laba yang belum direalisasi dari revaluasi-peralatan sebesar €40.000
4. Mencatat sebuah recovery of loss on impairment sebesar €30.000
Pencatatan untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
31 desember 2017
Berikut adalah ringkasan dari penyesuaian revaluasi untuk Nokia pada 2017:
Sumber: Kieso, dkk (2017:528)
Kas 450.000
Peralatan 450.000
Nokia tidak mencatat keuntungan atau kerugian karena jumlah peralatan yang tercatat
sama dengan nilai wajarnya. Nokia mentransfer sisa saldo di akumulasi pendapatan
komprehensif lainnya pada laba ditahan karena peralatan telah terjual.catatan masuknya
transaksi ini sebagai berikut:
2 januari 2018
Isu-isu Revaluasi
Perusahaan dapat memilih hanya satu nilai aset, bangunan, dan tidak merevaluasi aset
lain seperti tanah atau peralatan. Banyak perusahaan yang tidak menggunakan akuntansi
revaluasi, karena (Kieso,dkk., 2017:514-515):