Abstrak
Altruistik (ketulusan) merupakan sikap dan perilaku yang senantiasa dituntut dari setiap
bidan dalam melakukan pelayanan profesinya. Ketulusan bidan dalam memberikan
pelayanan terlihat dari adanya dorongan perasaan rela untuk membantu orang lain
dengan mengutamakan kepentingan orang lain (ibu dan anak, keluarga dan masyarakat)
melampaui kepentingan dirinya sendiri. Indikasi ketulusan tersebut terlihat dari kemauan
untuk berkorban (menanggung resiko), menolong tanpa pamrih, berempati, menolong
tanpa paksaan, menerima dan memberi kritik. Model ketulusan bidan dalam
memberikan pelayanan. Model ketulusan tersebut bermula dari adanya permasalahan
persalinan, kesehatan ibu, anak dan keluarga. Bidan memastikan adanya permasalahan
yang memerlukan pertolongan. Berdasarkan kompetensi dan kode etik selanjutnya
muncul tanggungjawab moral dan tanggungjawab profesi. Dengan mempertimbangkan
kebutuhan sumber daya pendukung yang dimiliki dan ketersediaan dana, maka bidan
membuat keputusan untuk memberikan pertolongan. Dalam proses pemberian
pertolongan, perilaku tulus terlihat dari senyum bidan, rela berkorban, tanpa pamrih,
berempati dan melakukan pertolongan tanpa paksaan. Pasca pemberian pertolongan,
bidan merasakan adanya kepuasan melayani, dan pada gilirannya perilaku ketulusan
bidan dapat di rasakan, dialami dan diamati oleh ibu, anak, keluarga dan masyarakat.
Kata Kunci: ketulusan, bidan, pelayanan, ibu, anak.
Abstract
Altruistic (sincerity) is an attitude and behavior that is always demanded of every
midwife in the service of his profession. Sincerity midwives in providing services visible
from feeling the urge willing to help others with the interests of other people (mother
and child, family and community) beyond the interests of himself. The sincerity visible
indication of a willingness to sacrifice (to risk), selflessly helping, empathy, helpfulness
without coercion, receive and give criticism. Model sincerity midwives in providing
services. The sincerity of the model stems from the problems of labor, maternal health,
child and family. Midwives ensure any problems that require help. Based on the
competence and ethical codes subsequently appeared moral responsibility and the
responsibility of the profession. Taking into account the need for supporting resources
owned and the availability of funds, and the midwife made the decision to provide aid. In
the process of aid delivery, sincere behavior seen from a midwife smile, willing to
sacrifice, selfless, empathetic and did aid without coercion. Post-ministration, midwives
feel the satisfaction of serving, and in turn midwife sincerity behavior can be felt,
experienced and observed by mothers, children, families and communities.
Keywords: sincerity, midwife, care, mother, child.
tinjauan yuridis, body of knowledge, asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
filosofi dan paradigma pelayanan Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
kebidanan dengan mengacu pada promosi persalinan normal, deteksi
Permenkes No. 369/ Menkes/ SK/ III/ komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
2007, tentang Standar Profesi Bidan, bantuan medis atau bantuan lain yang
Permenkes No. 161/ Menkes/ PER/ I/ sesuai, serta melaksanakan tindakan
2010 tentang registrasi tenaga kesehatan; kegawat-daruratan. Selain itu bidan
dan Permenkes No 1464/ Menkes/ Per/ mempunyai tugas penting dalam
X/ 2010 tentang izin dan konseling dan pendidikan kesehatan,
penyelenggaraan praktik bidan; serta tidak hanya kepada perempuan, tetapi
essential competencies International juga kepada keluarga dan masyarakat.
Confederation of Midwives (ICM) tahun Kegiatan tersebut mencakup pendidikan
2010. antenatal dan persiapan menjadi orang
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah tua serta dapat meluas pada kesehatan
menjadi anggota ICM sejak tahun 1956. perempuan, kesehatan seksual atau
Artinya seluruh kebijakan dan kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
pengembangan profesi kebidanan di Atas dasar fungsi dan tugas bidan yang
Indonesia merujuk dan sedemikian rupa, maka bidan dapat
mempertimbangkan kebijakan ICM, praktik diberbagai tatanan pelayanan,
mulai dari definisi sampai kepada termasuk di rumah, masyarakat, Rumah
prosedur kerja (SOP). Definisi bidan Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
menurut ICM yang dianut dan diadopsi Secara keseluruhan fungsi-fungsi
oleh seluruh organisasi bidan di seluruh layanan tersebut dilakukan sesuai standar
dunia, dan diakui oleh WHO dan kompetensi dengan penerapan kode etik
Federation of International Gynecologist dengan tulus (altruisme).
Obstetrition (FIGO). Definisi terakhir Berdasarkan dengan fenomena dan
berdasarkan hasil review dalam konggres gejala-gejala yang berkembang dalam
ICM ke 27 pada bulan Juli tahun 2005 di pendahuluan di atas, maka melalui
Brisbane Australia ditetapkan sebagai tulisan akan dijabarkan tentang:
berikut: Bidan adalah seseorang yang a. Gambaran tentang komptensi dan
telah mengikuti program pendidikan kode etik bidan.
bidan yang diakui di negaranya, telah b. Batasan ketulusan (altruistik)
lulus dari pendidikan tersebut, serta c. Model ketulusan bidan.
memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan atau memiliki izin yang B. KOMPETENSI DAN KODE
sah (lisensi) untuk melakukan praktik ETIK BIDAN
bidan. Kompetensi bidan menurut PP IBI
Sebagai tenaga professional, bidan (2004) adalah seperangkat kemampuan
bertanggungjawab sebagai mitra yang dilandasi oleh pengetahuan,
perempuan untuk memberikan keterampilan, dan sikap seorang bidan
dukungan, asuhan dan nasehat selama dalam melaksanakan praktik kebidanan
masa hamil, masa persalinan dan masa pada berbagai tatanan pelayanan
nifas, memimpin persalinan atas kesehatan, secara aman, dan tanggung
tanggung jawab sendiri dan memberikan jawab sesuai dengan standar yang
Sears (1997) mengatakan bahwa seorang kepada korban atau seseorang, maka ia
altruisme akan memberikan bantuan akan memberikan bantuan, dan begitu
dalam langkah keputusan berikut: (1) juga sebaliknya. Oleh karena itu pada
Mempersiapkan sebuah kebutuhan dasarnya bagi seorang bidan yang
apakah seseorang membutuhkan memiliki altruisme yang tinggi selain
bantuan. (2) Mengambil tanggungjawab mau bertanggungjawab, ia juga mau
pribadi: Apakah saya bertanggungjawab. menghadapi resiko atau mau berkorban.
(3) Menimbang biaya dan keuntungan: Langkah-langkah yang dilakukan
Apakah bantuan yang diberikan bernilai seseorang termasuk bidan dalam
bagi orang tersebut atau tidak. (4) mengambil keputusan untuk memberikan
Memutuskan bagaimana membantu: bantuan kepada orang lain yang tidak ia
Apakah yang harus saya lakukan. Jika dikenal dapat dijelaskan dalam bagan di
seseorang mempersepsikan bahwa ia bawah ini:
menilai perlu memberikan bantuan
Perceiving a need
Does someone need help? No, there is no problem?
Weighting the costs and benefits. No, it’s too risky, time
How much the cost should I pay for consuming, unpleasant, etc.
Help is given
Perilaku menolong bagi altruistik yang lain tanpa ada manfaat nyata bagi
ketika membaca tentang prasangka yang dirinya sendiri. Perilaku prososial seperti
tidak baik, diskriminasi dan aggresi, dikenal dengan dengan istilah ketulusan
sehingga orang tidak akan ragu untuk hati.
meringankan penderitaan melalui Berdasarkan perspektif pengambilan
pergolakan positif sebagai perilaku sosial keputusan dan model pemberian
yang baik. Orang menolong dan pertolongan, maka dapat dirumuskan
mendukung orang lain dengan bentuk perilaku ketulusan bidan dalam
menyumbangkan darah, waktu dan uang memberikan pertolongan kepada orang lain,
sebagai derma, pertolongan pantai dan adalah sebagai berikut.
lain-lain. Altruism sebagai perilaku
prososial berkaitan dengan aksi yang
dirancang atau tidak untuk menolong
Permasalahan
Persalinan, Kesehatan
KETULUSAN BIDAN:
Ibu, Anak & Keluarga dirasakan, dialami,
diamati
Tanggungawab Moral
KODE ETIK & Tanggungjawab KOMPTENSI
PROFESI BIDAN Profesi BIDAN
Mempertimbangkan
Kebutuhan Sumber KEBIASAAN
Daya dan Dana MENOLONG
PERILAKU TULUS:
Senyum, berkorban, Membuat Keputusan KEPUASAN
tanpa pamrih, empati, pemberian pertolongan
MELAYANI
tanpa paksaan