Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan

demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang

semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk

menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

pendidikan nasional dan pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Juga adanya

tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan

nasional dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari

desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada

sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan,

seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun

pelaksanaannya di sekolah.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

1
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,

yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan

pembelajaran.

Tujuan yang dimaksud di atas meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan

peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk

memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam

dan Kurikulum 2013 mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas

standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar

nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan

kurikulum.

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan

peserta didik untuk :

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(b) belajar untuk memahami dan menghayati,

(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

2
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah

menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi

daerah. Dengan demikian, daerah dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan

untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan

pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan belajar mengajar.

Sedangkan kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai

berikut

a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan

dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar

Nasional Pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan

penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat

ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak

dari usia tidak produktif . Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai

puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh

sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar

sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan

menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan

melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

3
b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan

berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan

teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan

perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan

menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional

menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Tantangan eksternal

juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas

teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga

menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam

beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini

disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan

PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai

berikut:

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat

pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan

terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

4
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi

pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-

lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring

(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja

yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari

(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model

pembelajaran pendekatan sains);

5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat

multimedia;

7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)

dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap

peserta didik;

8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi

pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai

daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan.

5
Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai

berikut:

1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang

bersifat kolaboratif;

2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen

kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

pembelajaran.

e. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang

relevan bagi peserta didik.

B. Tujuan Pengembangan Kurikulum

1. Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada kepala

sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam

megembangkan program-program yang akan dilaksanakan.

Selain itu, KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta

didik untuk :

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(b) belajar untuk memahami dan menghayati,

(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

6
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar

yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

C. Acuan Konseptual Penyusunan KTSP

Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP Buku I)

mengacu pada acuan konseptual berikut ini:

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan akhlak mulia

menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secarautuh. KTSP

disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak

mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan untuk

memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan untuk

membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi

landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam

kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan

wawasan dan sikap kebangsaanserta persatuan nasional untuk memperkuat

keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

7
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan merupakan proses

holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat

manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan

keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum

disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat

perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik

peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum

diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara

memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didikyang diperlukan

antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan,memecahkan masalah yang

kompleks secara lintas bidang keilmuan,berpikir kreatif dan kewirausahaan,

berkomunikasi dan berkolaborasi,menggunakan pengetahuan kesempatan secara

inovatif, mengelolakeuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh

kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa

kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam

melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik

8
pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang

membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana sangat berperan sebagai

penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan

penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan

kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan

secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Iptek.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah memiliki

keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-

masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah

dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat

keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan

pengembangan daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan

desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang

keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap

mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan

keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

11.Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan

kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika

dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat

9
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai

kemampuan untuk hidupberdampingan dengan bangsa lain.

12.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan dengan

memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang

kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat

ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah

dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai dengan

kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Prinsip Pengembangan KTSP 2006

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung

pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

10
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti

kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta

menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya,

adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi

komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri

secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang

bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,

dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

11
e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,

dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013:

a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan

daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum

sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus

dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya

di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai

proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan

12
atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang

dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik

secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan,

jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan

Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi

Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan

yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan

selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari

masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka

pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi

Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar

Kompetensi satuan pendidikan.

c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan

kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan

keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu

mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas

dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan

diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi

13
horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi

prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan

Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery

learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik,

kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan

(dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam

program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan

kemampuan awal peserta didik.

f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum

dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada

posisi sentral dan aktif dalam belajar.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,

budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar

14
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni

berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus

selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan

seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk

mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak

boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan

kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan

kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di

lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan

untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di

masyarakat.

i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan

dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat

digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan

15
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional

dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar

Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan

daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut

dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat

di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan

keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika

untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki

pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk

mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok

peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses

perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki

seorang atau sekelompok peserta didik.

Sedangkan kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik;

2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman

belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

16
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih

lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;

6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi

inti;

7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan

jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

E. Pengertian Istilah

1. Kurikulum

Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

17
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

kalender pendidikan, dan silabus.

3. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

a. Identitas mata pelajaran (khusus mata pelajaran Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan Matematika

bagi Kelas IV, V dan VI)

b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata

pelajaran;

d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

18
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

k. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan

pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan

sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan

dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam

upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

19
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali

pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas:

a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c. kelas/semester;

d. materi pokok;

e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan

jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus

dicapai;

f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator ketercapaian kompetensi;

20
h. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD

yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan

dicapai;

j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m. penilaian hasil pembelajaran.

21
BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.

B Visi Sekolah

“Unggul dalam prestasi, terampil, mandiri, berbudaya lingkungan berdasarkan

iman dan taqwa”

C. Misi Sekolah

a. Meningkatkan mutu sekolah sesuai dengan perkembangan IPTEK dan

tuntutan masyarakat.

b. Meningkatkatkan prestasi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler sesuai

dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.

c. Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada nilai

agama, adat istiadat dan budaya setempat.

d. Membangun karakter yang cinta lingkungan.

e. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga

sekolah

f. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga

22
budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kewajiban dalam bertindak.

g. Menerapkan manajemen partisipatif melibatkan seluruh stake holder sekolah

D. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan

lebih lanjut. Berdasar pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah

Dasar Negeri 2 Pangkal adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dari

hasil proses pembelajaran dan pembiasaan.

b. Meraih prestasi di bidang akademik setiap minimal tingkat kabupaten.

c. Meraih prestasi di bidang non akademik minimal tingkat kabupaten.

d. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

e. Siswa mempunyai bekal keterampilan untuk dapat hidup mandiri.

f. Menjadikan sekolah vavorit dan diminati masyarakat.

g. Pada tahun pelajaran 2018/2019 ada peningkatan prestasi di bidang akademis

dan hasil Ujian Sekolah minimal rata-rata + 1,00 dari standar minimal yang

telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional setiap tahunnya.

23
h. Pada tahun 2018/2019 ada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana serta fasilitas yang mendukung pembelajaran sehingga prestasi siswa

dapat meningkat baik bidang Akademis maupun non Akademis.

i. Menjadikan sekolah yang berkarakter dengan melestarikan budarya ketimuran,

serta penuh ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

j. Menjadikan sekolah yang aman, bersih, rapi, indah dan hijau serta selalu

nmenjaga kelestarian lingkungan.

k. Dengan peningkatan partisipatif dan kepedulian warga sekolah dan orang tua

murid akan mendukung peningkatan prestasi siswa dan peningkatan hubungan

sekolah dengan orang tua murid.

Indikator Tujuan Sekolah:

1. Pada tahun pelajaran ini semua kelas sudah menerapkan pembelajaran dengan

pendekatan PAKEM.
2. Pada tahun pelajaran ini rata-rata ujian sekolah mencapai minimal 6,50.

3. Pada tahun pelajaran ini proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah unggul

minimal 30%.

4. Pada tahun pelajaran ini siswa mampu menjuarai Olimpiade Mipa di tingkat

Kecamatan Sawoo.
5. Atlet olahraga yang mampu menjuarai kejuaraan di tingkat Kecamatan.
6. Siswa yang mampu berprestasi di bidang kesenian di tingkat Kabupaten.
7. Kemampuan siswa dalam pengoperasian komputer sehingga mampu

menghadapi kemajuan teknologi dan informasi.


8. Kemampuan siswa untuk membuat kreasi hasta karya anyaman dari bahan

bambu

24
9. Ketersediaan Madrasah Diniyah di Sekolah membantu siswa yang beragama

Islam meningkatkan ketrampilan membaca Al-Quran dan melaksanakan shalat

lima waktu dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III

25
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan

pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok,

yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan

kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan

kesehatan.

Struktur kurikulum SDN 2 Pangkal meliputi substansi pembelajaran

yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai dari

kelas I sampai dengan kelas VI.

Struktur kurikulum SDN 2 Pangkal disusun berdasarkan Standar Isi dan

Standar Kompetensi Lulusan, yaitu sebagai berikut :

a. Kurikulum SDN 2 Pangkal memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan ”IPA terpadu” dan ”IPS

terpadu”

c. Pembelajaran pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,

sedangkan pada kelas IV, V dan VI dilaksanakan melalui pendekatan mata

pelajaran.

26
d. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.

e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu.

STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

( KTSP 2006 )

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika TEMATIK 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Orkes 3 4
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 2 2
2. Bahasa Inggris 2
Jam Tambahan 2 2
Jumlah 32 36
TOTAL 68

2. Struktur Kurikulum Tahun 2013.

Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan

kalender pendidikan.

27
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa

belajar selama satu semester. Beban belajar di SD untuk Kelas I, II, dan III

masing-masing 32, 34, 36 sedangkan untuk Kelas IV, V, dan VI masing-

masing 38 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 35 menit.

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi

kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B

adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan

psikomotor.

Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata

pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten.

Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa

Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-

undangan.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran.

Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap,

kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta

pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik

tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan

demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya

adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika

28
dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta

didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan dasar/KD dari IPA

dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran

penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik

tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara

terpisah-pisah. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi

dasar yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam

pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka

pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan

keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN 2013

Alokasi Waktu Belajar


No Mata Pelajaran Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 7 7

29
4 Matematika 5 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4
3 Bahasa Daerah 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 32 34 38 38

B. Muatan Kurikulum

Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Muatan kurikulum meliputi 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, dan pengembangan

diri.

1. Mata Pelajaran

Mata Pelajaran di SDN 2 Pangkal terdiri dari 8 mata pelajaran yaitu :

1) Pendidikan Agama / Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2) Pendidikan Kewarganegaraan/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran

3) Bahasa Indonesia

4) Matematika

5) Ilmu Pengetahuan Alam

6) Ilmu Pengetahuan Sosial

7) Seni Budaya dan Ketrampilan (Seni Budaya dan Prakarya)

8) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

a. Pendidikan Agama ( Pendidikan Agama dan Budi Pekerti)

Pendidikan Agama di SD /MI bertujuan untuk :

30
1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,dan

pengembangan pengetahuan penghayatan, pengalaman,dan pembiasaan

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Alloh SWT;

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,

jujur, adil etis, berdisiplin , bertoleransi ( tasammuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengem bangkan budaya

agama dalam komunitas sekolah.

b. Pendidikan Kewarganegaraan (Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan)

Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta anti korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

31
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

tehnologi informasi dan komunikasi.

c. Bahasa Indonesia

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Berkomunikasi secara efektif dan efissien sesuai dengan etika yang

berlaku baik secara lisan maupun tulis.

2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa Negara.

3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, kematangan emosional dan sosial

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan

memperhalus budi pekerti, serta maningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c. Matematika

Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

32
1) Memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes

akurat, efissien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kamampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelaraskan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

d. Ilmu Pengetahuan Alam

Mata Pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

dasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep–konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang ada

nya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

33
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan ketrampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

e. Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1) Mengenal konsep - konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan

sosial.

3) Memiliki Komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan

kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompotisi

dalam masyarakat yang majemuk,di tingkat local, nasional, dan global.

f. Seni Budaya dan Keterampilan (Seni Budaya dan Prakarya)

Mata pelajaran Seni Budaya dan keterampilan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan ketrampilan

34
2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan ketrampilan.

3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan ketrampilan

4) Menampilkam peran serta dalam seni budaya dan ketrampilan dalam

tingkat lokal , regional, maupul global.

g. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik

3) Meletakkan landasaan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja

sama, percaya diri,dan demokratis.

5) Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri

orang lain, dan lingkungan

6) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki

sikap yang positif.

2. Muatan Lokal

35
a. Bahasa Jawa

Tujuan:

 Menghargai dan membanggakan bahasa jawa

sebagai bahasa daerah dan berkewajiban mengembangkan serta

melestarikan.

 Memahami bahasa jawa dari segi bentuk, makna

dan fungsi serta menggunakan dengan tepat untuk bermacam–macam

tujuan, keperluan dan keadaan di sekolah, di rumah di masayarakat

dengan baik dan benar.

 Memiliki kemampuan menggunakan bahasa jawa

yang baik dan benar untuk meningkatkan ketrampilan, kemampuan

intelektual (berfikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan

kemampuan yang berguna, menggeluti konsep abstrak, dan memecahkan

masalah).

 Memiliki sikap lebih positif dalam tata kehidupan

sehari – hari dalam ingkungannya.

Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Jawa dapat

dilihat pada lampiran Peraturan Gubernur Jawa Timur. No.19 Tahun 2014

Tanggal 3 April 2014 tentang Muatan Lokal Bahasa Jawa Untuk Daerah

Provinsi Jwa Timur.

b. Bahasa Inggris ( KTSP 2006)

Tujuan:

 Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara

36
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)

dalam konteks sekolah.

 Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris

untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Inggris

dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

22 Tahun 2006.

3. Pengembangan Diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus

diasuh oleh guru.Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan,bakat,dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam

bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir peserta didik.

Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif

seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan

dengan cara :

a. Identifikasi

 Daya dukung dan potensi

 Bakat dan minat siswa.

37
b. Pemetaan

 Jenis layanan pengembangan diri

 Petugas yang melayani

 Siswa yang dilayani

c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program

(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi

Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan

Sumber Belajar).

 Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )

 Monitoring Pelaksanan

 Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )

 Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid,

transparan dan akuntable)

 Pelaporan : Umum dalam format raport

Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.

Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri yakni :

a. Kegiatan Ektrakurikurer

Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler

meliputi beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa,

terdiri atas:

38
1) Ekstra Krikuler Wajib :

a) Pramuka

b) Komputer

c) Drambend

2) Ekstra Krikuler Pilihan :

a. Usaha Kegiatan Sekolah

b. Kegiatan Pembiasaan

Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan

berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :

1) Pembiasaan Rutin

Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas

maupun di sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan

dalam kegiatan rutin di SDN 2 Pangkal adalah sebagai berikut:

 Sholat berjamaah

 Upacara bendera setiap hari Senin

 Berdoa sebelum dan sesudah belajar

 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk

kelas

 Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar

2) Terprogram

Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik

pada tingkat kelas maupun tingkat sekolah.

39
 Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat/Pondok Ramadhan.

 Peringatan Hari Besar Nasional

 Karyawisata, darmawisata, study tour

 Bina Olimpiade MIPA/Kreativitas Siswa.

3) Spontan

Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, tanpa

dibatasi oleh ruang.

 Membiasakan memberi salam

 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya

 Membiasakan antri

 Membiasakan membantu teman yang kena musibah

 Berdiskusi dengan baik dan benar

c. Kegiatan Keteladanan

Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang

lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan

yang lain kepada siswanya.

1) Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah

2) Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah

3) Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih

4) Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal

5) Memberi contoh penampilan sederhana

6) Menanamkan budaya membaca

7) Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah

8) Memuji hasil kerja siswa yang baik

40
d. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme

1) Peringatan Hari Kemerdekaan RI

2) Peringatan Hari Pahlawan

3) Peringatan Hari Pendidikan Nasional

4. Pengaturan Beban Belajar

Pengaturan Beban Belajar di SDN 2 Pangkal sebagai berikut :


a. Beban Belajar Kurikulum 2006 dan 2013

Satu jam Jumlah jam Minggu efektif Waktu


Kelas pembelajaran pembelajaran per per-tahun pembelajaran/
tatap muka/menit -minggu ajaran jam pertahun

1 35 32 36
2 35 31 36 1230
3 35 32 36 1230
4 35 38 36
5 35 36 36 1230
6 35 36 36 1230

b. Beban Belajar Kurikulum Tahun 2013

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta

didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan

dalam jam pembelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 32 jam pembelajaran.

b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 34 jam pembelajaran.

41
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 36 jam

pembelajaran.

d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 38 jam

pembelajaran.

Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling

sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14

minggu dan paling banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu

dan paling banyak 40 minggu.

5. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi

dasar dengan ukuran antara 0-100%.

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KURIKULUM 2006


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KELAS III dan VI

Kelas Rata-
No Mata Pelajaran
III VI rata
A. MATA PELAJARAN
1 Pendidikan Agama Islam (PAI) 75 75 75

42
Kelas Rata-
No Mata Pelajaran
III VI rata
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75

4 Matematika 70 70 70

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 75

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 70

7 Seni Budaya dan Keterampilan 75 75 75


Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
8 75 75 75
Kesehatan
B MUATAN LOKAL
1 Bahasa Jawa 70 70 70

2 Bahasa Inggris - 70 70

660 730 731

RATA-RATA KKM KELAS 73,3 73 73,1

C SIKAP DAN PERILAKU B B B

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KURIKULUM 2013


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KELAS I,II,V, DAN IV

43
KRITERIA KETUNTASAN
MINIMAL Rata-
No. Mata Pelajaran
Kelas rata
I II IV V
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75 75 75
Pendidikan Pancasila dan
2 75 75 75 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75
4 Matematika 70 70 70 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - 75 75 75
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 70 70 70
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 75 75 75 75 75
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
2 75 75 75 75 75
Kesehatan
3 Bahasa Daerah 70 70 70 70 70
RATA-RATA KKM KELAS 73,5 73,5 73,3 73,3 73,3
KKM Sekolah adalah : 70
Rentang Predikat
KKM Satuan Panjang A B C D
Pendidikan Interval (Sangat baik) (Baik) (Cukup) (Perlu
bimbingan)

70 30/3=10 90 < A < 100 80 < B < 90 70 < C < 80 D < 70

6. Penentuan Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan penentuan

kenaikan kelas adalah sebagai berikut.

a. Kriteria kenaikan kelas

1. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program

pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.

2. Tidak terdapat empat nilai di bawah KKM.

44
3. Tidak terdapat nilai di bawah KKM lebih dari dua mata pelajaran.

4. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang

diikuti.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan

Panduan Penilaian Untuk sekolah Dasar Tahun 2016 Kenaikan kelas peserta

didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan

berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan

pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan

peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut. Peserta

didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling sedikit 3

(tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan keterampilan belum

tuntas dan/atau sikap belum baik.

Kriteria tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada

kelas untuk tahun pelajaran yang diikuti.

2) Mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan, minimal sama dengan

KKM , paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi

pengetahuan keterampilan belum tuntas.

3) Mencapai nilai sikap minimal baik berdasarkan kriteria penilaian sikap

spiritual dan sikap sosial.

4) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.

b. Penentuan Kelulusan

45
Sesuai dengan ketentuan PP19/2005 (Standar Nasional Pendidikan)

Pasal 72 Ayat (1), dan PP No. 13 Tahun 2015 Perubahan Kedua atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan

Panduan Penilaian Untuk sekolah Dasar Tahun 2016 , peserta didik

dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah

setelah:

a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;

b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

c. lulus Ujian satuan/program pendidikan;

7. Pendidikan Kecakapan Hidup (Live Skill)

Pendidikan kecakapan hidup dalam perkembangannya terintegrasi

dengan semua mata pelajaran. Aspek kecakapan hidup yang dikembangkan

meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan

kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.

a. Kecakapan personal (personal skill)

Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional.

Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik untuk

mengembangkan potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri

dibedakan menjadi dua, yaitu:

46
(1) kesadaran akan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk

sosial, dan makhluk lingkungan, dan

(2) kesadaran akan potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.

Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk melihat

sendiri potret dirinya Pada tataran yang lebih rendah peserta didik akan

melihat dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan keluarga,

kebiasaannya, kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi,

peserta didik akan semakin memahami posisi drinya di lingkungan kelasnya,

sekolahnya, desanya, kotanya, dan seterusnya, minat, bakat, dan sebagainya.

Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam menggunakan rasio

atau pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali informasi,

mengolah informasi, dan mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu

memecahkan masalah secara tepat dan baik.

b. Kecakapan sosial (social skill)

Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu kecakapan

berkomunikasi, dan kecakapan bekerjasama.

(1) Kecakapan berkomunikasi

Kecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun

tulisan. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tempat

tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat memerlukan

kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam

realitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dilakukan.

47
(2) Kecakapan bekerjasama

Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan yang

tidak dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal yang

diperlukan untuk bekerja dalam kelompok adalah adanya kerjasama.

Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar peserta didik

terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerjasama

yang dimaksudkan adalah bekerjasama adanya saling pengertian dan

membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik, hal ini agar

peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat komunitas yang

harmonis.

c. Kecakapan akademik (academic skill)

Kecakapan akademik seringkali disebut juga kecakapan intelektual

atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan

pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum, namun mengarah

kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara

lain kecakapan mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu

fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan

penelitian. Untuk membangun kecakapan- kecakapan tersebut diperlukan

pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan.

d. Kecakapan vokasional (vocational skill)

Kecakapan ini seringkali disebut dengan kecakapan kejuruan, artinya

suatu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang

terdapat di masyarakat atau lingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional

48
lebih cocok untuk peserta didik yang menekuni pekerjaan yang

mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada kecakapan berpikir

ilmiah.

Kecakapan dasar vokasional bertalian dengan bagaimana peserta didik

menggunakan alat sederhana, melakukan gerak dasar, dan membaca gambar

sederhana. Kecakapan ini terkait dengan sikap taat asas, presisi, akurasi, dan

tepat waktu yang mengarah kepada perilaku produktif. Sedangkan

vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka yang akan menekuni

pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.

Pendidikan Kecakapan Hidup di SDN 2 Pangkal meliputi :

a. Kerajinan tangan dari daur ulang kertas ( Pelaksanaan Semester Ganjil

Kelas I, II )

b. Kerajinan tangan dari bahan alami (daun – daun kering, pelepah pisang,

kain perca, dll ), ( Pelaksanaan Semester Gasal Kelas III, IV )

c. Kerajinan tangan dari bahan bekas ( kaleng, kardus, gelas aqua, botol aqua,

dll), ( Pelaksanaan Semester Gasal, Kelas V, VI )

d. Pembibitan tanaman hias ( Pelaksanaan Semester Genap klas I – VI )

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan dan lokal meliputi pengembangan bidang IT

Untuk pengembangan IT dilakukan dengan cara :

a. Mengadakan pelatihan IT untuk guru-guru dan siswa

b. Menfasilitasi penggunaan IT dalam proses pembelajaran

49
9. Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional, pasal 1

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk

memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Pendidikan karakter bangsa dalam pengembangannya terintegrasi dengan

semua mata pelajaran, muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri. Aspek

karakter bangsa yang dikembangkan meliputi sembilan pilar katakter yang

berasal dari nilai – nilai luhur universal manusia. Sembilan pilar karakter itu

adalah :

1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya

2. Kemandirian dan tanggung jawab

3. Kejujuran / amanah

4. Hormat dan santun

5. Dermawan, suka tolong menolong dan gotong royong / kerjasama

6. Percaya diri dan kerja keras

7. Kepemimpinan dan keadilan

8. Baik dan rendah hati, dan

9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan

Sembilan karakter ini yang akan menjadi penekanan dalam pelaksanaan

pendidikan yang dikembangkan menjadi 5 nilai utama, yaitu :

1. Religius

2. Nasionalis

3. Integritas

50
4. Gotong royong

5. Mandiri

51
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu

pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan tersebut disesuaikan dengan

kondisi daerah setempat.

Permulaan tahun pelajaran dimulai pada hari Senin minggu ketiga bulan Juli,

dan apabila hari tersebut merupakan hari libur, maka permulaan tahun pelajaran dimulai

hari berikutnya yang bukan hari libur.

Hari – hari pertama masuk sekolah merupakan serangkaian kegiatan sekolah

pada permulaan tahun pelajaran baru yang dapat diisi dengan kegiatan masa orientasi.

Hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 hari diisi serangkaian kegiatan

yang bertujuan agar anak SD mengenal kehidupan lingkungan sekolah. Kegiatan pada

hari-hari pertama masuk TK meliputi :

 Perkenalan dan sosialiasi

 Penjelasan kepada orang tua dan anak tentang Tata Tertib Sekolah dan hal-hal lain-

lain yang menyangkut kegiatan belajar mengajar.

52
HARI EFEKTIF SEKOLAH, HARI EFEKTIF FAKULTATIF DAN HARI LIBUR SEKOLAH
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 PANGKAL
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

N TANGGAL
BULAN
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 JULI'17
2 AGUSTUS,17
SEPTEMBER'1
3 7
4 OKTOBER'17
5 NOPEMBER'17
6 DESEMBER'17
7 JANUARI'18
8 PEBRUARI'18
9 MARET'18
10 APRIL'18
11 MEI'18
12 JUNI'18
JULI'18

Keterangan : LHB : Libur Hari Besar LPP : Libur Permulaan Puasa Semester Ganjil : 125 hari
LU : Libur Umum LHR : Libur Sekitar Hari Raya Semester Genap : 123 hari
LS1 : Libur Semester 1 EF : Hari Efektif Fakultatif Hari Efektif Fakultatif : 3 hari
LS2 : Libur Semester 2 KTS : Kegiatan Tengah Semester KTS : 4 hari

Libur Hari Besar: 17 Agustus. 2017 : Proklamasi Kemerdekaan RI 16 Pebruari. 2018 : Tahun Baru Imlek 2569
1 September. 2017 : Hari Raya Idul Adha 17 Maret. 2018 : Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940
21 September. 2017 : Tahun Baru Hidriyah 1439 H 30 Maret. 2018 : Wafat Isa Al-Masih
1 Desember. 2017 : Maulud Nabi Muhammad SAW 13 April. 2018 : Isro'Miroj 1439 H
25 Desember. 2017 : Hari Raya Natal 1 Mei. 2018 : Hari Buruh Internasional
10 Mei. 2018 : Kenaikan Isa Almasih
29 Mei. 2018 : Hari Raya Waisak 2572
2 Juni. 2018 : Nuzulul Qur'an
15-16 Juni 2018 : Hari Raya Idhul Fitri 1439 H

53
KALENDER PENDIDKAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Juli 2017. Agustus 2017. September 2017. Oktober 2017.


Senin 3 10 17 24/31 Senin 7 14 21 28 Senin 4 11 18 23 Senin 2 9 16 23
Selasa 4 11 18 25 Selasa 1 8 15 22 29 Selasa 5 12 19 26 Selasa 3 10 17 24
Rabu 5 12 19 26 Rabu 2 9 16 23 30 Rabu 6 13 20 27 Rabu 4 11 18 25
Kamis 6 13 20 27 Kamis 3 10 17 24 31 Kamis 7 14 21 28 Kamis 5 12 19 26
Jum'at 7 14 21 28 Jum'at 4 11 18 25 Jum'at 1 8 15 22 29 Jum'at 6 13 20 27
Sabtu 1 8 15 22 29 Sabtu 5 12 19 26 Sabtu 2 9 16 23 30 Sabtu 7 14 21 28
Minggu 2 9 16 23 30 Minggu 6 13 20 27 Minggu 3 10 17 24 Minggu 1 8 15 22 29

Nopember 2017. Desember 2017. Januari 2018. Pebruari 2018.


Senin 6 13 20 27 Senin 4 11 18 25 Senin 1 8 15 22 29 Senin 5 12 19 26
Selasa 7 14 21 28 Selasa 5 12 19 26 Selasa 2 9 16 23 30 Selasa 6 13 20 27
Rabu 1 8 15 22 29 Rabu 6 13 20 27 Rabu 3 10 17 24 31 Rabu 7 14 21 28
Kamis 2 9 16 23 30 Kamis 7 14 21 28 Kamis 4 11 18 25 Kamis 1 8 15 22
Jum'at 3 10 17 24 Jum'at 1 8 15 22 29 Jum'at 5 12 19 26 Jum'at 2 9 16 23
Sabtu 4 11 18 25 Sabtu 2 9 16 23 30 Sabtu 6 13 20 27 Sabtu 3 10 17 24
Minggu 5 12 19 26 Minggu 3 10 17 24 31 Minggu 7 14 21 28 Minggu 4 11 18 25

Maret 2018. April 2018. Mei 2018. Juni 2018.


Senin 5 12 19 26 Senin 2 9 16 23/30 Senin 7 14 21 28 Senin 4 11 18 25
Selasa 6 13 20 27 Selasa 3 10 17 24 Selasa 1 8 15 22 29 Selasa 5 12 19 26
Rabu 7 14 21 28 Rabu 4 11 18 25 Rabu 2 9 16 23 30 Rabu 6 13 20 27
Kamis 1 8 15 22 29 Kamis 5 12 19 26 Kamis 3 10 17 24 31 Kamis 7 14 21 28
Jum'at 2 9 16 23 30 Jum'at 6 13 20 27 Jum'at 4 11 18 25 Jum'at 1 8 15 22 29
Sabtu 3 10 17 24 31 Sabtu 7 14 21 28 Sabtu 5 12 19 26 Sabtu 2 9 16 23 30
Minggu 4 11 18 25 Minggu 1 8 15 22 29 Minggu 6 13 20 27 Minggu 3 10 17 24

Juli 2018.
Senin 2 9 16 23/30
Selasa 3 10 17 24/31
Rabu 4 11 18 25
Kamis 5 12 19 26
Jum'at 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
Minggu 1 8 15 22 29
54
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF,EFEKTIF FAKULTATIF, DAN HARI LIBUR
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SDN 2 PANGKAL

BULAN / MINGGU
NO HARI Jul-2018 Agu-2018 Sep-2018 Okt-2018 Nop-2018 Des-2018 Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 SENIN - - 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 LS1 LHB/LS1 22
2 SELASA - - 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 LHB 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 LHB 1 - 1 1 LS1 LHB 20
3 RABU - - 1 1 - 1 1 1 LHB 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 LS1 LS1 21
4 KAMIS - - 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 1 KTS 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 LS1 LS1 21
5 JUM'AT - - 1 1 - 1 1 LHB 1 1 - 1 1 1 KTS 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 LS1 LS1 20
6 SABTU - - 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 KTS 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 LS1 LS1 21
Jumlah - - 6 6 2 4 6 5 5 5 1 6 5 6 3 6 6 6 6 3 3 6 6 5 6 1 6 6 - - 125
Total 14 25 21 27 25 13 125

KETERANGAN:

1 = Hari Efektif 125


LHB = Libur Hari Besar 4
KTS = Kegiatan Tengah Semester 3
LB =Hari Libur 11

55
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF,EFEKTIF FAKULTATIF, DAN HARI LIBUR
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SDN 2 PANGKAL

BULAN / MINGGU
NO HARI Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019 April 2019 Mei 2019 Juni 2019 Jumlah
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 SENIN - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - LPP 1 1 EF - LHR LHR 1 LS2 20
L L
2 SELASA H 1 1 1 1 - H 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - LPP 1 1 EF - LHR LHR 1 LS2 19
B B
L L
3 RABU 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 H 1 1 1 - H 1 1 1 EF - LHB LHR 1 LS2 20
B B
L
4 KAMIS 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - H 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 LHB - LHB LHR 1 LS2 21
B
5 JUM'AT 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 LHB 1 - 1 1 1 1 LHR - LHR 1 1 LS2 22
L
6 SABTU 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - P 1 1 1 - LHR LHR 1 1 LS2 22
P
Jumlah 4 6 6 6 4 2 5 6 6 4 2 5 6 6 6 5 6 5 6 2 2 4 6 6 - - - 2 6 - 124

Total 26 23 25 24 18 8 124

KETERANGAN:

1 = Hari Efektif 124


L = Hari Libur 30
EF = Hari Efektif Fakultatif 3
LHB = Libur Hari Besar 9

56
JADWAL KEGIATAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SDN 2 PANGKAL

No KEGIATAN WAKTU
1 Permulaan Tahun Pelajaran 2018/2019 16 Juli 2018
2 Masa pengenalan lingkungan sekolah 16 – 18 Juli 2018
3 Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2018
4 Libur Hari Raya Idul Adha 22 Agustus 2018
5 Libur Tahun Baru Hijriyah 1439 11 September 2018
6 PTS 1 / UTS 1 20 - 26 September 2018
7 KTS 27 – 29 September 2018
8 Libur Hari Maulud Nabi Muhamad SAW 20 Nopember 2018
9 Penilaian Akhir Semester 1/UAS 1 3-8 Desember 2018
10 Penerimaan Rapor Semester 1 15 Desember 2018
11 Hari Efektif Terakhir Semester 1 15 Desember 2018
12 Libur Semester 1 17 – 31 Desember 2018
13 Libur Hari Raya Natal 25 Desember 2018
14 Libur Tahun Baru Masehi 1 Januari 2019
15 Hari Pertama Semester 2 2 Januari 2019
16 Libur Tahun Baru Imlek 5 Pebruari 2018
17 Uji Coba Ujian Sekolah Tk Kabupaten 26 – 28 Pebruari 2019
18 PTS / UTS 11 – 16 Maret 2019
19 Uji Coba Ujian Sekolah Kec. / Kabupaten 11 – 16 Maret 2019
20 Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 7 Maret 2019
21 Libur Isro’ Mi’roj 1440 H 3 April 2019
22 Ujian Praktik 8-13 April 2019
23 Libur Wafat Isa Almasih 19 April 2019
24 Libur Hari Buruh Internasional 1 Mei 2019
25 Libur Permulaan Puasa ( LPP ) 4-7 Mei 2019
26 Pondok Romadlon 9-11 Mei 2019
27 Ujian Sekolah/Madrasah 13 – 18 Mei 2019
28 Libur Hari Raya Waisak 2573 19 Mei 2019
29 UKK dan PAS 20-25 Mei 2019
30 Hari Efektif Fakultatif 27-29 Mei 2019
31 Kenaikan Isa Al-masih 30 Mei 2019
32 Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2019
33 Libur Hari Raya 31 Mei s/d 13 Juni 2019
34 Hari Efektif Terakhir Tahun Pelajaran 22 Juni 2019
35 Penerimaan Rapot Kenaikan Kelas 22 Juni 2019

57
36 Libur Semester 2 24 Juni – 13 Juli 2019
37 Permulaan Tahun Pelajaran 2019/2020 15 Juli 2019

Ponorogo, 16 Juli 2018


Kepala SDN 2 Pangkal

SUPAJI, S.Pd,M.Pd.
NIP.19630712 198303 1 010

BAB V

58
PENUTUP

Pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya


untuk memanusiakan manusia ( humanisia ). Pendidikan juga harus dapat mengembangkan
potensi dasar peserta didik agar berani menghadapi problema hidup tanpa rasa tertekan,
mau, mampu dan senang mengangkat fitrahnya.

Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong peserta didik memelihara diri


sendiri, sambil meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat dan
lingkungannya. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang sengaja dirancang dengan
melibatkan semua sumber daya ( stakeholder ) yang ada untuk memberikan bekal peserta
didik dengan kacakapan hidup agar nantinya dapat memecahkan dan mengatasi
problematika kehidupan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai perwujudan dari desentralisasi


lembaga pendidikan. Dengan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan lembaga pendidikan
diharapkan dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya yang ada secara efesien dan
efektif untuk pengembangan dalam rangka mewujudkan visi sekolah untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 2 Pangkal disusun dengan melibatkan semua


sumber daya ( stakeholder ) yang ada di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan
Kabupaten Ponorogo melalui Pembina Teknis ( Pengawas TK/SD ) Kecamatan Sawoo ,
serta dengan bimbingan nara sumber dari Tim Pengembang KTSP Dinas Pendidikan
Kabupaten Ponorogo, agar memiliki kualitas sesuai dengan yang diharapkan.

Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan dan
pertimbangkan untuk meningkatkan kualitas Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 2 Pangkal.

59

Anda mungkin juga menyukai