Jenis audit :
1. Audit laporan keuangan, bertujuan menentukan apakah laporan
keuangan telah disajikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
2. Audit operasional, bertujuan untuk menelaah prosedur dan operasi
suatu organisasi untuk menilai efisiensi an efektifitasnya.
3. Audit ketaatan (compliance), bertujuan untuk mempertimbangkan
apakah auditee telah mengikuti prosedur atau aturan yang telah
ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas.
Jenis auditor:
1. Akuntan publik terdaftar (Certified Public Accountant), auditor yang
mempunyai tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi
semua perusahaan publik, perusahaan besar, perusahaan kecil, dan
perusahaan nirlaba.
2. Auditor pemerintah (General Accounting Office Auditors), yaitu
auditor yang mempunyai tanggung jawab mengevaluasi efisiensi,
efektifitas, dan keekonomisan dari program/proyek pemerintah.
Contohnya, BPK, BPKP, Itjen.
3. Auditor pajak (Internal Revenue Agents), yaitu auditor yang
bertanggung jawab melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya
penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum
dalam pelaksanaan perpajakan. Contohnya, KPP dan KARIKPA dari
DJP.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
4. Auditor intern (Internal Auditor), yaitu auditor yang bekerja di suatu
perusahaan untuk melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen
perusahaan. Contohnya, Unit SPI.
Laporan Audit
Pembuatan laporan merupakan langkah terakhir dari keseluruhan proses
audit. Pelaporan harus dilakukan berdasar 4 standar pelaporan dan harus ada
keseragaman. Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit
standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Lebih dari 90% laporan
audit menggunakan bentuk ini.
Kondisi untuk laporan wajar tanpa pengecualian:
1. Semua laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, saldo laba, dan
laporan arus kas) sudah tercakup di dalam laporan keuangan.
2. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut telah
melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya
untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah
dipenuhi.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
5. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
4. Paragraf lingkup audit, merupakan peryataan faktual mengenai apa
yang dilakukan dalam audit dan menyatakan bahwa audit dirancang
untuk dapat memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji material.
5. Paragraf pendapat, merupakan opini auditor terhadap penyajian
laporan keuangan.
6. Tanda tangan dan nama akuntan publik, menunjukkan nama partner
yang akan bertanggung jawab secara hukum dan jabatan atas mutu
audit menurut standar profesional.
7. Tanggal laporan audit, tanggal saat auditor telah menyelesaikan
bagian terpenting dari proses audit di lapangan.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
terhadap keputusan
yang akan diambil.
Laporan keuangan
keseluruhan dianggap
disajikan secara wajar.
Sangat Material Sebagian besar dari Pernyataan tidak
seluruh keputusan yang memberi pendapat atau
didasarkan paa laporan pendapat tidak wajar
keuangan akan sangat
terpengaruh.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
-Catatan AKSK Faza Pertemuan 2-
Kegiatan KAP :
1. Jasa akuntansi dan pembukuan. Banyak klien kecil yang memiliki staf
akuntansi terbatas mengandalkan KAP untuk menyusun laporan
keuangannya. Sebagian klien kecil ini tidak memiliki personel atau
keahlian untuk memanfaatkan peranti lunak akuntansi guna
membuat ayat jurnal dan buku besarnya.
2. Jasa perpajakan. KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan
perorangan baik untuk klien audit maupun nonaudit.
3. Jasa konsultasi manajemen. Kebanyakan KAP memberikan jasa
tertentu yang memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara
lebih efektif.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
Jasa atestasi adalah salah satu jasa asuran dalam bentuk audit atas
asersi yang dibuat pihak ketiga, dengan keluaran berupa laporan hasil audit.
Jasa atestasi terdiri dari 5 (lima) kelompok:
a) Audit lapkeu,
b) Audit pengendalian internal atas lapkeu,
c) Reviu lapkeu,
d) Jasa atestasi atas teknologi informasi,
e) Jasa atestasi dalam bidang lain yang lebih luas, misalnya jasa asuran
atas kontak kredit dengan bank.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
2. Standar kompilasi dan review, untuk mengeluarkan pernyataan
tentang tanggung jawab akuntan publik yang terkait dengan laporan
keuangan perusahaan swasta yang tidak diaudit.
3. Standar atestasi lainnya, memberikan suatu kerangka kerja bagi
pengembangan standar untuk jenis jasa atestasi tertentu.
4. Standar konsultasi, mengeluarkan pernyataan mengenai jasa
konsultasi.
5. Kode perilaku profesi, menetapkan peraturan perilaku yang wajib
dipenuhi para akuntan publik (CPA).
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
bahwa : penugasan dengan
a) Semua personel baru memiliki memakai laporan
kualifikasi untuk melakukan penilaian penugasan
pekerjaan secara kompeten. individu dari KAP yang
b) Pekerjaan diserahkan kepada bersangkutan.
personel yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai.
c) Semua personel ikut serta dalam
pendidikan profesi berkelanjutan
serta kegiatan pengembangan
profesi yang memungkinkan mereka
memenuhi tanggung jawab yang
diberikan.
d) Personel yang terpilih untuk promosi
kenaikan jabatan memiliki kualifikasi
yang diperlukan untuk memenuhi
tanggung jawab yang diberikan.
Penerimaan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan Sebuah formulir penilaian
dan Kelanjutan untuk memutuskan apakah akan klien, yang berkaitan
Klien serta menerima atau melanjutkan hubungan dengan hal-hal seperti
Penugasan dengan klien. Kebijakan dan prosedur ini komentar audit terdahulu
harus meminimalkan risiko yang dan evaluasi atas
berkaitan dengan klien yang manajemen, harus
manajemennya tidak memiliki integritas. disiapkan untuk setiap
klien baru sebelum
penerimaan.
Kinerja Kebijakan dan prosedur harus Direktur akuntansi dan
Penugasan memastikan bahwa pekerjaan yang auditing KAP yang
Konsultasi dilaksanakan oleh personel penugasan memberikan konsultasi
memenuhi standar profesi yang berlaku, serta harus menyetujui
persyaratan peraturan, dan standar mutu semua penugasan
KAP itu sendiri. sebelum penugasan itu
diakhiri.
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk Partner bagian
Prosedur memastikan bahwa keempat unsur pengendalian mutu harus
pengendalian mutu lainnya diterapkan menguji prosedur
secara efektif. pengendalian mutu
setidaknya setahun sekali
untuk memastikan
kepatuhan KAP.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
-Catetan AKSK Faza Pertemuan 3-
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
3) Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik
yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah
laporan keuangan klien telah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b) Operasi dan proses bisnis.
i. Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama
pendapatan, pelanggan, dan pemasok kunci, sumber
pembiayaan, dan informasi tentang pihak terkait yang dapat
menunjukkan area di mana risiko bisnis klien meningkat.
ii. Kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu auditor
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas kegiatan bisnis
klien, karena kunjungan tersebut akan memberikan
kesempatan untuk mengamati kegiatan perusahaan secara
langsung dan bertemu dengan karyawan kunci.
iii. Mengidentifikasikan pihak yang berkaitan lewat transaksi
yang dilakukan klien dengan mereka sangatlah penting bagi
auditor karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan transaksi itu diungkapkan dalam laporan
keuangan jika material.
c) Manajemen dan tata kelola
i. Karena manajemen menetapkan strategi dan proses bisnis
perusahaan, auditor harus menilai filosofi dan gaya operasi
manajemen, serta kemampuannya untuk mengidentifikasi dan
merespons risiko, karena hal ini sangat mempengaruhi risiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan.
ii. Untuk mendapatkan pemahaman akan sistem tata kelola
klien, auditor harus memahami anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga, mempertimbangkan kode etik perusahaan, dan
membaca notulen rapat perusahaan.
1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran dasar ini mencakup nama korporasi yang pasti,
tanggal pendirian, jenis dan jumlah modal saham korporasi
yang diotorisasi untuk diterbitkan, serta jenis aktivitas bisnis
korporasi yang diizinkan.
Anggaran rumah tangga mencakup peraturan dan
prosedur yang digunakan oleh para pemegang saham
korporasi.
2) Kode Etik
Perusahaan sering mengomunikasikan standar nilai dan
etika perusahaan melalui pernyataan kebijakan serta kode
perilaku.
3) Notulen Rapat
Notulen ini mencakup otorisasi dan ikhtisar kunci
mengenai topik-topik penting yang dibahas pada perteman
tersebut dan keputusan yang diambil oleh para direktur serta
pemegang saham
d) Tujuan dan strategi klien
i. Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk
mencapai tujuan organisasi.
ii. Auditor harus memaami tujuan klien yang berkaitan dengan :
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
1) Reliabilitas pelaporan keuangan
2) Efektivitas dan efisiensi operasi
3) Ketaatan pada hukum dan peraturan
e) Ukuran dan kinerja
i. Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator kinerja
utama yang digunakan manajemen untuk mengukur
kemajuan pencapaian tujuan. Indikator ini melampaui angka
laporan keuangan, seperti penjualan dan laba bersih, yang
mencakup ukuran yang disesuaikan dengan klien dan
tujuannya. Indikator kinerja utama tersebut dapat meliputi
pangsa pasar, penjualan per karyawan, pertumbuhan unit
penjualan, pengunjung ke sebuah Website yang unik,
penjualan same-store, dan penjualan per kaki persegi untuk
pengecer.
ii. Pengukuran kinerja meliputi analisis rasio dan tolak ukur atau
benchmarking terhadap pesaing utama.
3. Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien. dokumen
dan catatan hukum yang diperlukan adalah akte pendirian dan
anggaran dasar perusahaan, notulen rapat, dan kontrak.
a) Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari
pemahaman strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai
risiko bisnis klien, yaitu risiko bahwa klien akan gagal dalam
mencapai tujuannya.
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan.
a) Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk
memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko
bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut membandingkan rasio
klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk
mengindikasikan kinerja perusahaan.
b) Dalam mengidentifikasi area-area risiko yang spesifik, auditor
cenderung berfokus pada rasio-rasio likuiditas.
5. Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit yang dapat
diterima dan risiko bawaan.
6. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko
pengendalian.
7. Mengembangkan rencana audit dan program audit menyeluruh.
Prosedur analitis adalah salah satu dari delapan jenis bukti audit.
Penekanan pada prosedur analitis dalam definisi SAS 56 tertuju pada
ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Sebagai contoh, auditor dapat
membandingkan beban komisi yang tercatat selama tahun berjalan dengan
total penjualan yang tercatat dikalikan dengan tingkat komisi rata-rata
sebagai satu pengujian atas kewajaran komisi yang dicatat secara
keseluruhan.
Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu
selama penugasan :
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk
membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur
audit. Ini membantu auditor mengidentifikasikan hal-hal signifikan
yang nantinya memerlukan perhatian khusus dalam penugasan.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit
sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit.
Pengujian semacam itu berfungsi sebagai review akhir atas salah saji
yang material atau masalah keuangan, dan membantu auditor
mengambil “pandangan objektif” akhir pada laporan keuangan yang
telah diaudit.
Kertas kerja merupakan milik auditor dan yang mempunyai hak untuk
memeriksa kertas kerja hanya pengadilan sebagai bahan bukti yuridis formal.
Auditor harus menjaga kerahasiaan, kecuali dikehendaki oleh hukum atau
negara atau profesinya.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
Tujuan Penetapan Materialitas untuk membantu auditor merencanakan
pengumpulan bahan bukti yang cukup.
Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Awal Jumlah Materialitas:
1. Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan absolut salah saji
dalam jumlah: salah saji dalam jumlah tertentu dianggap material
oleh perusahaan kecil tapi tidak material bagi perusahaan besar.
2. Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas,
misal laba sebelum pajak.
3. Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materialitas: beberapa
salah saji tertentu akan lebih penting daripada yang lain, walaupun
jumlahnya sama. Misal: salah saji yang disengaja dalam persediaan
akan dianggap lebih penting dari kekeliruan klerikal walaupun
jumlahnya sama.
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk), adalah
ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah
saji secara material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah diberikan.
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-
pengendalian intern klien. Risiko usaha adalah tingkat risiko bahwa KAP akan
menderita kerugian yang diakibatkan oleh hubungannya dengan klien,
walaupun laporan keuangan yang diberikan suah pantas. Apabila pemakai
memiliki ketergantungan yang besar pada laporan keuangan, risiko audit
perlu diperkecil.
Faktor yang dapat dijadikan petunjuk tingkat ketergantungan pemakai
pada suatu laporan keuangan:
1. Ukuran perusahaan klien
2. Distribusi kepemilikan
3. Jumlah dan sifat kewajiban perusahaan
Ilmu itu bukan yang dihafal, melainkan yang bermanfaat -Imam Syafi’I-