Anda di halaman 1dari 2

Gangguan Sel Darah Putih

Neutropenia dan Agranulositosis

Neutropenia, yang juga dikenal sebagai granulositopenia,adalah penurunan jumlah neutrofil,


salah satu bentuk leukosit. Neutropenia berat disebut sebagai agranulositosis, granulositopenia, atau
neutropenia maligna. Agranulositosis menyiratkan penurunan jumlah basofil casinofil, serta neutrofil
secara besar – besaran. Neutropenia dapat kongenital atau dapatan. Sebagian kasus besar neutropenia
merupakan akibat dari obat – obatan sitotoksik yang digunakan pada terapi kanker ,seperti agens alkilasi
dan antimetabolik, yang dirancang untuk menekan fungsi sumsum tulang pada klien dengan tipe
leukemia dan limfoma. Terapi radiasi pada kanker juga dapat menyebabkan neutropenia.

Obat – obatan lain selain obat – obatan anti neoplastik dapat menyebabkan efek samping
indiosinkratik toksik yang menyebabkan neutropenia. Contoh obat – obatan ini adalah barbituraat,
fenotiazin tranquiliziier, kloramfenikol ( Chloromycetin ), obat – obatan antisipkotik tertentu, seperti
klozapin ( Clozaril ), dan sulfonamid. Kasus neutropenia indiopatik ( penyabab tidak diketahui ), mungkin
berhubungan dengan gangguan autoimun, yaitu antibody bereaksi melawan antingen leukosit manusia
( HLA ) normal pada SDP.

Agronulositosis juga dampak pada anemia aplastik. Agramulositosis dapat terjadi selama proses
penyakit lain atau akibat infeksi yang berlebihan. Tanda dan gejala yang paling umum adalah infeksi
pernafasan. Tanda dan gejala yang umumnya terlihat adalah menggigil, demam, sakit kepala, malaise,
kelemahan ekstrem, keletihan.perdarahan dapat terjadi akibat ulkus pada membrane mukosa setiap
bagian saluran GI , area vagina, atau kulit.

Terapi dimulai dengan menyingkirkan agens penyebab. Faktor penstimulasi koloni ( colony
stimulating faktor, CSF ) dapat diberikan untuk menstimulasikan produksi maturasi dan diferensiasi
neutrofil. Pertimbangan keperawatan , yaitu jumlah SDP berkurang sehingga individu lebih retan
terhadap infeksi ,khususnya infeksi pernafasan. Asuhan ekstrem diperlukan untuk melindungi individu
ini dari pajanan terhadap pathogen kewaspadaan isolasi protektif dapat mulai dilakukan antibiotik dapat
diprogramkan . jika penyebabnya bukan gangguan neoplastik , fungsi sumsum tulang dapat kembali
dalam 2 hingga 3 minggu setelah penyebab dieliminasi atau diatasi

Leukemia

Leukemia merupakan gangguan hematoloimaligna pada anak dab dewasa yang


dikarakteristikkan dengan melimpahnya SDPabnormal . pada leukemia , faktor ynag normalnya
mengatur proses diferensiasi dan pematangan sel berkurang. Leukemia dapat didiagnosa sebagai akut
atau kronik. Pada bentuk leukemia akut , sel imatur berproliferasi dan terakumulasi pada sumsum
tulang individu. Pada leukemia ktonik ,sel yang tampak matur menjadi sakit. Jenis leukemia ditentukan
oleh jalur sel yang terkena : limmfoid atau myeloid. ;ada semua jenis leukemia SDP yang abnormal
mengambil alih sumsum yang normal. Sel darah merah dan trombosit jug terganggu. Sel leukemia dapat
berproliferasi dan dilepaskan kedalam darah perifer yang menginvasi organ tubuh ynag menyebabkan
metastasis.
Secara ringkas, jenis utama leukemia adalah

 Leukemia limfoid akut ( LLA ) atau leukemia limfoid kronik ( LLK )


 Leukemia mieloid akut ( LMA ) atau leukemia mieloid kronik ( LMK )

Tanda dan gejala leukemia disebabkan oleh anemia , neutropenia, dan trombositpenia -

kerusakan SDM, SDP, dan trombosit. Gejalanya meliputi demam, malaise, anoreksia, keletihan, nyeri
tulang, memar, dan pendarahan. Klien juga akan mengalami anemia , pembesaran nodus limfe,
berkeringat malam, sesak nafas, penurunan berat badan, nyeri tekan pada sternum dan limpa, dan
keterlibatan liver. Terapi semua bentuk leukemia adalah terpai individual atau kombinasi antara obat –
obatan antineoplastik, radiasi, atau transplantasi sel benih hematopoietik .

pertimbangan keperawatan.

Manajemen gejala berhubungan dengan pencengahan dan terapi infeksi anemia , atas
kewaspadaan perdarahan . terapi transfusi adalah hal yang umum dilakukan dan, oleh karena itu,
perawat perlu memantau hasilnya , seperti hitung sel darah lengkap . Ht, Hb, dan SDP beserta jenisnya
pasca transfusi . evaluasi dan tindakan kewaspadaan merupakan elemen utama asuhan keperawatan
preventif.klien leukemia membutuhkan banyak terapi , prosedur, pemeriksaan, dan sering
dihospitalisasi . ingat untuk melibatkan klien dan keluarga dalam perencanaan asuhan. Ketegangan
emosi pada klien dan keluarga merupakan efek dari penyakit ini. Lakukan teknik komunikasi teurapeutik
untuk mendukung klien dan keluarga. Rujuk klien dan keluarga ke pemimpi n agama, layanan sosial, dan
kelompok ppendukung selama periode penyakit dan terapi .

Anda mungkin juga menyukai