Anda di halaman 1dari 8

Dalam air bawah tanah dan air yang terdapat di permukaan, nitrat menjadi senyawa yang paling sering

ditemukan. Hal ini terjadi Karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat. Pencemaran
oleh pupuk nitrogen, termasuk amonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia,
dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya
larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.

Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion
tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas (Vogel, A. I., 1979).
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktek. Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang
melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada
pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskan
dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan
dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi
pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan (Vogel, A. I., 1979).
Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat
encer: Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,
sianida, dan sianat. (ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini
meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida,
bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat,
borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat,
tartrat, dan sitrat (Vogel, A. I., 1979).
Kelas B, (i) Reaksi pengendapan : Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit,
hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat,
dan suksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat,
dan dikromat (Vogel, A. I., 1979).
Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik tertentu, dikelompokan
bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan
suksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwa asetat, format, salisila, benzoat dan suksinat
sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi; semuanya memberi pewarnaan
atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida kepada suatu
larutan yang praktis netral (Vogel, A. I., 1979).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama
tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan
garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang
kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (Vogel, A. I.,
1979).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut
dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila
zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan
Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan
yang mengganggu tersebut (Anonim : 2015).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji
yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan
terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna.
Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (Vogel, A. I., 1979).
Vogel,A.I.,1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 1 Edisi V, PT.
Kalma Media Pustaka, Jakarta.
Vogel,A.L.,1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 2 Edisi V, PT.
Kalma Media Pustaka,Jakarta.

http://alfichem.blogspot.com/2012/01/identifikasi-anion.html
7. identifikasi ion nitrat

 di ambahkan dengan H2SO4 pekat maka akan terbentuk gas NO2 yang berwarna coklat
 atau menggunakan metode cincin coklat dengan di tambahkan secara hati2 ke dalam
larutan FeSO4 yang telah di asam kan dengan H2SO4 encer atau dengan CH3COOH
maka akan terbentuk cincin coklat pada batas permukaan larutannya

Anda mungkin juga menyukai