MODEL PENELITIAN
oleh dokter, bidan atau perawat agar ibu dan janin sehat secara optimal sejak
kehamilan sampai pada masa nifas (Depkes RI, 2007. Manuaba, 2008).
ibu hamil sejak awal kehamilan sampai akhir kehamilan dengan menerapkan
ujung kepala sampai ujung kaki, pemeriksaan darah dan urin atau pemeriksaan
normal, deteksi dini penanganan setiap komplikasi yang timbul dan juga sebagai
dan periode masa nifas, serta penyuluhan mengenai kehamilan, perawatan bayi
profesional secara rutin dan teratur agar mendapatkan pelayanan kebidanan yang
sesuai dengan standar. Ibu hamil dapat melakukan kunjungan pada usia kehamilan
1-12 minggu minimal satu kali, usia kehamilan 16-24 minggu minimal 1 kali dan
1) timbang berat badan (BB) dan ukur tinggi badan (TB). 2) mengukur tekanan
darah dilakukan setiap kali ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal., 3) nilai
status gizi, 4) ukur tinggi fundus uteri, 5) tentukan letak janin dan menghitung
denyut jantung janin (DJJ), 6) tentukan status imunisasi tetanus, 7) beri tablet
Kunjungan pada ibu hamil bukan saja kunjungan yang dilakukan ibu hamil
ke fasilitas kesehatan akan tetapi setiap kontak dengan tenaga kesehatan baik
antenatal sesuai dengan standar yang telah ditentukan maka bisa dikatakan
kehamilan yang sesuai standar dan berkualitas, sehingga kehamilan ibu berjalan
sehat, melahirkan dengan aman dan selamat serta melahirkan bayi dengan aman,
kondisi ibu secara fisik dan psikososial untuk kesehatan janin yang optimal, 3)
deteksi dini adanya penyulit atau komplikasi yang terjadi dimasa kehamilan, 4)
mempersiapkan ibu hamil agar kehamilannya cukup bulan atau aterm serta
persalinan yang aman, 5) mempersiapkan ibu agar kondisi fisik dan psikologisnya
menyiapkan tumbuh kembang yang optimal untuk janin dengan membantu ibu
dan keluarga agar mempersiakan persalinan yang aman dan sehat, 7) mengurangi
bayi lahir kurang bulan, kematian janin dalam rahim dan kematian bayi usia 0-28
suami, keluarga dan masyarakat tentang kehamilan, persalinan dan nifas dapat
memengaruhi kunjungan ibu hamil ketenaga kesehatan. Hasil penelitian Hafidz
(2007) menunjukkan hasil yang signifikan antara peran suami dan keluarga
pelayanan antenatal.
kesehatan untuk ibu hamil sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan pendapat dari
dengan tempat pelayanan ANC. Lokasi pelayanan yang tidak strategis akan
seperti alat transportasi umum, keadaan geografis yang tidak mendukung, waktu
tempuh yang lama dan jarak antara tempat pelayanan kesehatan dengan tempat
kehamilan. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Vitriyani (2012)
menunjukkan ibu hamil dengan pengalaman abortus mempunyai minat yang lebih
tinggi dibandingkan yang tidak memiliki riwayat abortus, hal ini dipengaruhi oleh
rasa cemas ibu hamil terhadap kandungan dan janinnya sehingga ibu lebih rutin
menyeluruh akan lebih sering melakukan pelayanan ANC dibandingkan ibu hamil
antara dukungan suami yang baik memiliki peluang bagi ibu hamil melakukan
ibu yang masih tinggi, 2) melakukan evaluasi pelayanan PMTCT pada daerah
kelas ibu hamil pada daerah yang memiliki cakupan K4 yang masih di bawah
standar, 4) meningkatkan pelayanan ANC terpadu dan kelas ibu hamil melalui
peningkatan koordinasi dan kerjasama baik dengan lintas sektoral dan lintas
adalah meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil agar sesuai dengan standar
cakupan K4. Kelas ibu hamil juga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
ibu hamil dan keluarga karena dengan kelas ibu hamil maka akan meningkatkan
pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang kesehatan ibu hamil yang dapat
berdampak kepada sikap dan perilaku ibu hamil untuk memanfaatkan tempat
2013).
merupakan proses yang berwujud diterima stimulus oleh individu melalui alat
reseptornya. Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan
stimulus di teruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses
psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, dan
Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas
objektif. Walaupun seharusnya tidak perlu ada perbedaan tersebut sering timbul
proses tertentu yang harus dilalui oleh seseorang untuk bisa berpersepsi.
proses belajar, lingkungan, rangsangan dan hal-hal yang lain. Hal ini didukung
melewati tiga proses, yaitu : proses fisik, proses fisiologi dan proses psikologi.
Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana
faktor-faktor personal, yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,
tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Sejalan dengan
hal tersebut, maka persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
pengalaman masa lalu dan faktor pribadi yang di dapat melalui proses belajar dan
pengalaman masa lalu. Menurut Robbins dan Judge (2008) terdapat 3 faktor yang
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa
harapannya.
Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat itu
sasaran bukan merupakan sesuatu yangdilihat secara teori melainkan dalam kaitannya
dengan orang lain yang terlibat. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung
3) Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimana persepsi tersebut
timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan
Health belief model (HBM) juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk
faktor yang dapat memprediksi keputusan untuk berperilaku sehat. HBM ini
berfokus pada persepsi ancaman dan evaluasi perilaku terkait kesehatan sebagai
Beberapa faktor HBM berbasis kognitif seperti keyakinan dan sikap yang
kesehatan sesuai dengan distribusi waktu yang ditentukan (Kemenkes RI, 2015).
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dengan kunjungan minimal satu kali
petugas kesehatan dengan ibu hamil, deteksi dini risiko tinggi dan komplikasi
yang mungkin timbul pada masa kehamilan, melakukan skrining dan pencegahan
seperti tetanus, anemia defisiensi zat besi serta menghindari ibu dari praktik
pendidikan kesehatan dan gizi untuk ibu hamil, membahas kekhawatiran ibu saat
ini atau dalam menjalani kehamilannya, selain itu K1 juga berperan sebagai
Kunjungan keempat (K4) adalah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
bagi ibu hamil dan distribusi waktu yang telah ditentukan yaitu 1 kali pada terimester
satu, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Indikator K4 dapat
Pentingnya kunjungan keempat (K4) adalah deteksi dini risiko tinggi pada
masa kehamilan terutama trimester ketiga, penentuan letak janin di dalam rahim,
baik serta memantapkan keputusan ibu hamil dan keluarganya untuk melahirkan
pertama kali tidak pada trimester pertama, sehingga syarat frekuensi minimal
belum optimalnya pendataan ibu hamil dan penentuan sasaran ibu hamil yang
digunakan, 3) sistem pencatatan dan pelaporan yang belum optimal sehingga
Beberapa komponen HBM menurut Conner dan Norman (2003) sebagai berikut.
persepsi kerentanan akan risiko yang dirasakan dalam suatu perilaku yang tidak
sehat. Semakin besar ia merasa rentan maka akan mendorong atau memotivasi
2. Perceived severity atau persepsi keparahan akan suatu penyakit yang timbul.
Persepsi akan keparahan seseorang akan sering didasarkan pada informasi dan
pengetahuan yang didapatkan, hal ini juga berasal dari keyakinan seseorang
penyakit akan berdampak pada kehidupannya. Sebagai contoh ibu hamil bisa
saja menganggap kehamilan suatu yang biasa. Akan berbeda halnya dengan ibu
kehamilannya.
lakukan menurunkan risiko mereka terkena penyakit, contohnya ibu hamil akan
manfaat dari pemeriksaan kehamilan, misalnya pada kasus ibu hamil dengan
anemia, ibu hamil anemia bisa saja mengeluh lemah, letih, lesu begitu dia
meminum tablet tambah darah untuk beberapa hari ibu sudah tidak lagi merasa
lemah, letih, lesu hal inilah yang akan mendorong seseorang untuk melakukan
tersebut sebenarnya adalah evaluasi pribadi itu sendiri, contohnya rasa takut,
5. Cues to action adalah peristiwa yang terjadi pada seseorang atau hal-hal yang
juga berarti dukungan atau dorongan dari lingkungan terahadap individu untuk
memiliki pengetahuan yang kurang akan faktor risiko terjadinya suatu penyakit.
Faktor demografis, karakteristik psikologis, dan struktural variabel, pada akhirnya
menurut (Rosenstock, 1974 dalam Conner dan Norman, 2003) adalah sebagai
berikut.
Cues to action
Motivasi yang di dapatkan dari:
1. Keluarga
2. Tenaga kesehatan
3. Penggalaman
4. Tetangga/linggkunggan
anak, persepsi individu, persepsi yang memungkinkan ibu untuk melakukan atau
didapatkan dari informan dikaitkan dengan persepsi ibu hamil tentang kerentanan
ibu terhadap faktor risiko seperti umur ibu terlalu muda atau terlalu tua, jarak
kehamilan yang dekat, kehamilan yang terlalu sering dapat berisiko untuk
komplikasi yang bisa timbul pada kehamilan seperti perdarahan, KPD, hipertensi
dan infeksi. Persepsi tentang manfaat dan hambatan yang dirasakan ibu seperti
jarak, biaya, waku dan keluarga dalam melakukan kunjungan antenatal. Cues to
action yang didapatkan dari lingkungan yang mendorong ibu melakukan antenatal