Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN PENYAKIT CA PARU DI RUANG PARU

RUMAH SAKIT RATU ZALEHA MARTAPURA

Tanggal 28 Oktober – 02 November 2019

Oleh:
Muhammad Bayu Ihsan, S.Kep
NIM. I930913310030

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Muhammad Bayu Ihsan, S.Kep

NIM : 1930913310030

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Pasien Ca Paru di RS Ratu Zaleha


Martapura

Banjarmasin, 28 Oktober 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, S. Kep. Ns. M. Kep. Sp.Kep. MB Setiawan, S.kep., Ns


NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19860311 200904 1 002
PENGERTIAN :
FAKTOR RISIKO:
CA PARU
a. kekebalan tubuh
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami b. genetic
proliferasi dalam paru Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel c. merokok
d. perokok pasif
ETIOLOGI kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat e. polusi udara
Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, namun disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap f. penyakit paru seperti TBC dan penyakit
faktor penyebab utamanya adalah paparan atau inhalasi rokok. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang paru obstruktif kronik.
berkepanjangan zat yang bersifat karsinogen. tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel
1. Penyebab lain meliputi : kekebalan tubuh, genetic,
merokok, perokok pasif, polusi udara, penyakit -sel jaringan yang normal.
paru seperti TBC dan penyakit paru obstruktif
kronik. KLASIFIKASI

1. Karsinoma Sel skuamosa


MANIFESTASI KLINIS Kanker ini jelas berkaitan dengan asap rokok
dan pajanan dengan toksin-toksin lingkungan,
1. Gejala awal : stridor lokal dan seperti asbestosdan komponen polusi udara.
dyspnea. Tumor sel skuamosa biasanya terletak di
2. Gejala umum : batuk, hemoptisis, bronkus pada sisi tempat bronkus masuk ke
anoreksia, lelah, berkurang berat paru, yang disebut hilus, yang kemudian
badan meluas kebawah ke bronkus.
2. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru
PEMERIKSAAN PENATALAKSANAAN : yang berasal dari kelenjar paru. Tumor ini
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : biasanya terjadi dibagian perifer paru,
1. Radiologi 1. Kuratif 3. kanker sel besar
-Foto thorax posterior-anterior (PA) dan Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan Kanker sel besar Tak berdiferensiasi sangat
lateral serta Tomografi dada angka harapan hidup klien.
anaplastik dan cepat bermetastasis. sering
-Bronkhografi 2. Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas terjadi di bagian perifer dan meluas kearah
2. Laboratorium pusat paru. Tumor ini berkaitan erat dengan
hidup.
-Sitologi (sputum, pleural, noduslimfe) 3. Rawat rumah pada kasus terminal. merokok dan dapat menyebabkan nyeri dada.
-Pemeriksaan fungsi paru Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik 4. Kanker sel kecil
-Teskulit, jumlah absolute limfosit pada pasien maupun keluarga. Tumor jenis ini juga disebut sebagi karsinoma
4. Supotif.
3. Histopatologi oat cell dan biasanya tumbuh dibagian tengah
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal
-Bronkoskopi -Mediastinosopi sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen paru. Karsinoma sel kecil sejenis tumor yang
darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. bersifat sangat anaplastik, atau embrionik,
-Biopsi Trans Torakal -Torakotomi
Metastasis paru yang timbul ada tumor ini juga
-Torakoskopi
1. Pembedahan disebabkan obstruksi aliran udara.
4. Pencitraan 2. Radiasi
- CT scan - MRI 3. Kemoterapi
PATHWAY PENYAKIT CA PARU

Bahan karsinogen mengendap ZAT KARSINOGEN

BAHAYA INDUSTRI
Perubahan epitel silia & mukosa
ASAP ROKOK
Ulserasi bronkus CA PARU POLUSI UDARA

Reaksi radang pada bronkus


Metaplasia sel skuamosa
pada
Produksi mucus meningkat
Obstruksi bronkus Empisema Gangguan pertukaran
gas
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas Sesak nafas O2 Ke jaringan menurun

Pola Nafas tidak efektif Keletihan

Intoleransi aktivitas
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT CA PARU
Pengkajian Diagnosa keperawatan

1. Identitas 1. Intoleransi aktivitas


2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Keluhan Utama
3. Pola nafas tidak efektif
3. Riwayat Penyakit
4. Gangguan pertukaran gas
4. Pola Fungsional Gordon
5. Pemeriksaan Fisik

Intolerance Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu
NOC :
mempertahankan kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
Activity Tolerance
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan klien dapat
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas
melakukan aktifitas dengan kriteria : dengan mudah)
 Dapat beraktifitas normal  Menunjukkan jalan nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang normal,
 Saturasi oksogen saat beraktifitas dalam batas normal tidak ada suara nafas abnormal)
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal  Tanda-tanda vital dalam rentang normal

NIC : NIC :
Activity Therapy Terapi oksigen
 Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri,  Bersihkan mulut, hidung, dan seckret trakea
ambulasi  Pertahankan jalan napas yang paten
 Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas  Monitor aliran oksigen
 Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas  Pertahankan posisi klien
 Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas  Monitor TD, nadi, dan RR
 Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu
 Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu
 Anjurkan pasien untuk melakukan aktifitas yang tidak berlebihan
Bersihan jalan nafas tidak efektif bd adanya eksudat di alveolus.
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu
Gangguan pertukaran gas b/d hipoventilasi mempertahankan kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
NOC : -mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam gangguan pertukaran gas sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas
pasien teratasi dengan kriteria hasil : dengan mudah)
 Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat -menunjukkan jalan nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang
 Memelihara kebersiha paru-paru dan bebas dari tanda- tanda distres pernafasan normal, tidak ada suara nafas abnormal)
-mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang dapat
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
menghambat jalan nafas
sianosis, dan dispneu, mampu bernafas dengan mudah,.
 Tanda – tanda vital dalam batas normal
NIC :
 AGD dalam batas normal
Airwey suction
 Status neurologis dalam batas normal
 Auskultasi suara nafas sebulum dan sesudah suctioning
 Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
NIC :
 Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
Manajemen Asam Basa
 Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi
 Dapatkan / pertahankan jalur intravena suktionnasotrakeal
 Pertahankan kepatenan jalan nafas  Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter
 Monitor AGD dan elektrolit dikeluarkan dari nasatrakeal
 Monitor status hemodinamik  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
 Beri posisi ventilasi adekuat  Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukan
 Monitor tanda gagal nafas bradikardi, peningkatan saturasi O2,dll.
 Monitor kepatenan respirasi
Airway management
§ Posisikan pasien u/ memaksimalkan ventilsi
§ Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
§ Lakukan fisioterpi dada jika perlu
§ Keluarkan sekret
§ Dengan batuk atau suction
Daftar Pustaka

1. Doctherman McCloskey Joanne, Bulecheck .N Gloria. 2013. Nursing


interventions Classification (NIC). United states of America : Mosby.
2. Moorhead Sue , Jonson Marion , L.Mass dkk. 2013 Nursing Outcomes
Classification (NOC). United states of America : Mosby .
3. Elizabeth, J. Corwin.2011. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG
4. Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 2003. Patofisiologi. Konsep Klinik
Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
5. Suryo, Joko. 2010. Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta:
B First
6. Suyono, Slamet. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi 5. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta.
7. Underwood, J.C.E. 2011. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 7.
EGC:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai