PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Admin (2010) Rheumatoid Artritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis
proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
memulai dan timbulnya penyakit ini. Pendapat lain mengatakan, Rheumatoid Artritis
adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah
salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh
imunitas (Lukman, 2011 : 216). Berdasarkan pada usia lanjut adalah suatu kejadian
yang pasti akan dialami oleh semua orang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun
dan dapat terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Pada periode ini kemampuan
Menurut Verar (2013) Perawatan Rheumatoid Artritis yang dapat dilakukan adalah satu
diantaranya latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot.
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Range of motion (ROM) yaitu kemampuan
37
klien untuk menggerakan sendi agar tidak terjadi kekakuan, pembengkakan, nyeri,
keterbatasa sendi dan gerakan yang tidak seimbang, Gerakan di aplikasikan dalam
bentuk keterampilan tangan di samping lansia dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
Angka kejadian Rheumatoid Artritis (RA) pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh
organisasi kesehatan dunia menurut WHO adalah mencapai 20% dari penduduk dunia,
diamana 5-10% adalah mereka yang berusia 20 tahun dan 20% adalah mereka yang
berusia 55 tahun, sedangkan hasil riset kesehatan dasar (Rikesda) Indonesia pada tahun
2013 prevalensi penyakit RA adalah 24,7%. Prevalensi yang di diagnosa nakes lebih
tinggi perempuan 13,4% disbanding dengan laki-laki 10,3%. Angka ini menunjukkan
bahwa nyeri akibat rematik sudah sangan mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia
Berdasarkan pada data Indonesia tahun 2011 populasi usia lanjut Indonesia
diperkirakan meningkat 41,4% atau empat kali lipat pada tahun 2005 dan ini
Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 15,5% pada wanita dan 12,7% pada pria.
Prevelensi yang cukup tinggi dan sifatnya yang lebih besar baik dinegara maju maupun
dinegara berkembang diperkirakan 1-2 juta orang penderita penderita cacat karena tidak
2011).
37
Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi tahun 2013 s/d
2015. Penyakit rematik (Rheumatoid Artritis) disebut juga penyakit sistem otot dan
jaringan pengikat, pada tahun 2013 (13.00%), tahun 2014 (9.35%), tahun 2015
Puskesmas Provinsi Jambi pada tahun 2015 untuk penyakit rematik atau penyakit
sistem otot dan jaringan pengikat yaitu sebanyak (9.35%) kasus (profil Kesehatan
Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Semurup pada tahun 2017 penyakit
Semurup yang berada pada urutan yang ke 2, berikut data terbaru yang didapatkan pada
Puskesmas Semurup pada tahun 2017 terdapat data grafik pada bulan Agustus (15%)
yang menderita Rheumatoid Artritis, pada bulan September (15%) yang menderita
Rheumatoid Artritis. Pada tahun 2018 yang berkunjung di Puskesmas Semurup yang
menderita Rheumatoid Artritis yang terdata dalam buku laporan pasien dengan
sebanyak 159 kunjungan dari data yang didapat pada bulan Januari s/d Juni 2018.
Jumlah wanita yang mengalami Rheumatoid Artritis yaitu sebanyak 76 orang pasien
sedangkan laki-laki sebanyak 83 orang pasien. Dalam satu bulan terdapat pasien yang
berkunjung berobat dengan penyakit Rheumatoid Artritis yang sama, pada pasien Ny.n
yang berkunjung berobat ke Puskesmas Semurup dua kali pada bulan Maret dan April
dengan penyakit sama, rentang usia lansia yang menderita penyakit Rheumatoid Artritis
persendiannya sesuai dengan gerakan normal baik secara aktif maupun pasif. Terapi
ROM yaitu latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penerapan “ Latihan ROM aktif untuk mengurangi kakakuan otot pada klien Ny.F
dan Ny.M dengan Rheumatoid Artritis diwilayah kerja puskesmas semurup tahun
2018 “.
B. Rumusan Masalah
Perawatan yang dapat dilakukan adalah satu diantaranya latihan ROM adalah latihan
masa otot dan tonus otot. Berdasarkan latar belakang diatas adapun yang menjadi
perumusan masalah peneliti adalah “Bagaimana hasil penerapan latihan ROM untuk
mengurangi kekakuan otot pada klien Ny.F dan Ny.M dengan artritis rheumatoid di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam studi kasus
ini adalah diketahui penerapan latihan ROM aktif untuk mengurangi kekakuan otot
dengan masalah mobilitas fisik pada klien Ny.F dan Ny.M dengan Rheumatoid
2. Tujuan Khusus
fisik pada klien Ny.F dengan atritis rheumatoid Di Wilayah Kerja Puskesmas
Semurup.
fisik pada klien Ny.M dengan atritis Rheumatoid Artritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Semurup.
hambatan mobilitas fisik pada klien Ny.F dan Ny.M dengan Rheumatoid Artritis
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan dalam memberikan
dilakukannya yaitu penerapan latihan ROM aktif untuk mengurangi kekakuan pada
otot.
37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Anatomi
b. Fisiologi
Adapun fisiologi kerangka sendi dan otot menurut Restu Damayanti (2015 446-452).
Kerangka, sendi dan otot rangka bekerja bersama-sama untuk memberikan fungsi
1) Proteksi untuk organ internal dan untuk memberikan sokongan pada jaringan
lunak,
6) Pengungkit, yang bekerja dengan otot, dan tulang pada tungkai atas dan bawah
tersusun dari kalsium, magnesium dan fostor, dan serabut kolagen membantu
dalam tegangan dan kompresi tulang yang dimaksud. Serabut kolagen dan
memperbaiki dirinya-tulang ini keras, kaku, elastic, dan dinamis. Tulang lebih
dari sekedar sruktur yang keras, dan terus berubah dan memperbaiki dirinya
sendiri.
Cara seseorang bergerak, jumlah, dan jenis latihan yang dijalankan serta diet
(b) Sendi
Tempat satu tulang bertemu dengan tulang lainnya disebut sendi. Ada tiga
jenis sendi:
(a) Sinostosik,
(b) Kartilaginosa,
(c) Fibrosa,
37
(d) Sinovial.
tulang) diselimutti oleh kartilago artikularis dan dismabung oleh ligamen, jenis
(c) Otot
mototrik mempersarafi 100-1000 serabut otot rangka dan ketika kontraksi otot
membahas kemudian.
Otot sering kali tersusun berpasangan yang bersambungan dengan dua tulang
dan sendi atau lebih. Otot-otot yang berkaitan dengan pergerakan ditemukan
fleksor ( kontraksi dan fleksi) dan lainya sebagai ekstensor (relaksasi dan
37
Otot yang berhubungan dengan postur terutama adalah otot pada batang tubuh,
leher, dan punggung. Otot tersebut berkumpul dalam posisi miring di tendon
biasa, Nampak pendek dan mirip bulu. Bekerja bersama-sama, otot ini
Pergerakan dan postur diatur oleh sistem saraf. Terdapat area di otak (korteks
terluka.
muskulokeletal:
(b) Infeksi,
(c) Inflamasi,
(e) Trauma,
(f) Kanker,
2. Definisi
kerusakan dan proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada
tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. Mekanisme imunologis tampak berperan penting
dalam memulai dan timbulnya penyakit ini. Pendapat lain mengatakan, artritis reumatoid
adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah
salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh
imunitas.
penyambung sistemik dan kronis di karakteristik oleh inflamasi dari membran sinovial
Menurut Nuratif Huda Amin (2015:94) Rheumatoid Artritis (RA) merupakan penyakit
mengenai sendi serta jaringan ikat sendi yang terlibat pada Rheumatoid Artritis.
3. Etiologi
Menurut Junaidi (2006) dalam penelitian Nadliroh (2014), penyebab penyakit rematik
diantaranya:
d. Pernah mengalami trauma berat pada lutut sampai terjadi pembengkakan atau
berdarah, seperti pada olahragawan (pemain basket, sepak bola, pelari dan
sebagainya.
e. Para pekerja yang menggunakan lutut secara berlebihan, misalnya pedagang keliling
dan pekerja yang bekerja dengan banyak jongkok yang menyebabkan tekanan
4. Patofioslogi
Menurut Nadliroh (2014) Pada artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane
sinovial, dan akhirnya membentuk vanus. Panus akan menghancurkan tulang rawan dan
menganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena serabut otot akan akan mengalami
otot.
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, eksudat febrin dan
pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk
pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang subchondria.
37
Tingkat erosi dan kartilago menetukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi di antara permukaan sendi, karena jaringan
fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan
tendon dan ligament jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari
persendian.
5. Manifestasi klinis
Menurut Lukman (2011:218) Ada beberapa manifestasi kilnis yang lazim ditemukan
pada klien artritis reumatoid. Manifestasi ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang
bersamaan. Oleh karenanya penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat
bervariasi.
c. Kekakua di pagi hari selama lebih dari satut jam, dapat bersifat generalisata tetapi,
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoarthritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
d. Artritis erosive, merupakan cirri khas artritis reumatoid pada gambaran radiologic.
Peradangan sendi yang kronik mengakitkan erosi di tepi tulang dan dapat dilihat
pada radiogram.
6. Komplikasi
Menurut Shiel (2011) Komplikasi penyakit ini dapat mempersingkat hidup beberapa
tahun pada beberapa individu, meskipun artritis rheumatoid itu sendiri tidak fatal. Secara
umum, artritis rheumatoid bersifat progresif dan dapat disembuhkan, tetapi pada
beberapa pasien penyakit ini secara bertahap menjadi kurang agresif dan gejala bahkan
dapat meningkat. Jika terjadi kerusakan tulang dan ligament serta perubahan bentuk,
a. Anemia
Anemia pada penderita artritis rheumatoid dapat disebabkan oleh adanya peradangan
kronis yang teerjadi atau efek samping dari penggunaan obat anti inflamasi Non-
Steroid (OAINS) jangka panjang seperti pendarahan internal atau tukak lambung.
b. Infeksi
Pasien dengan artritis rheumatoid memiliki resiko lebih besar untuk infeksi. Obat
c. Masalah Gastrointestinal
Pasien dengan artritis rheumatoid mungkin mengalami gangguan perut dan usus,
kanker perut dan kolorektal dalam tingkat yang rendah telah dilaporkan pada pasien
atrtitis rheumatoid.
37
d. Osteoporosis
Kondisi ini lebuh umum dari pada rata-rata pada wanita post menopause dengan
tampaknya lebih tinggi dari pada rata-rata pada pria dengan artritis rheumatoid yang
7. Pemeriksaan diagnostic
riwayat dan temuan fisik pasien, banyak tes member indicator positif.
c. Tes aglutinasi lateks menunjukan kadar igC atau igM (faktor mayor dari rheumatoid)
e. Analisis cairan sinovial menunjukan peningkatan jumlah cairan sinovial yang encer
dan buram (normalnya kental dan jernih), kelebihan leukosit polimorfonuklear, dan
penurunan komplemen.
f. Sinar X terhadap sendi yang terlibat menunjukan bengkak jaringan lunak, erosi
kartilago artikular, dan osteoporosis pada penyakit akut. Pada penyakit kronis, sinar
8. Penatalaksanaa medis
a. Istirahat
b. Latihan
c. Diet seimbang
2) Kortikosteroid
B. Konsep keperawatan
1. Penkajian
Pengkajian meliputi :
a. Identitas pasien : nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status
b. Riwayat kesehatan :
1) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai kaki.
2) Perasaan tidak nyaman dalam beberapa waktu sebelum pasien mengetahui dan
c. Pemeriksaan fisik
d. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
keletihan.
e. Kardiovaskuler
1) Gejala : Fenomena raynaud jari tangan /kaki (mis : Pucat, intermitten, sianosis,
f. Integritas ego
g. Makanan/cairan
h. Hygiene
ketergantungan.
i. Neurosensori
1) Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
dan kaki.
j. Nyeri/Kenyamanan
1) Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
k. Keamanan
1) Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan
l. Interaksi social
isolasi.
yang cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi,
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
37
2. Diagnose keperawatan
bengkok, deformitas.
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada daerah kaki, kesemutan dan
kekakuan sendi.
kekuatan sendi).
3. Perencanaan
Tabel.2.1
Intervensi perencanaan menurut NANDA NIC-NOC (2015)
3. Resiko cidera
berhubungan dengan 1. Risk control Treaching Disese Process
hilangnya kekuatan Kriteria hasil 1. Beritahukan pengetahuan tentang
otot, rasa nyeri a. Klien terbebas dari cedera proses penyakit
b. Klien mampu menjelaskan cara/metode 2. Kaji pasien tentang kondisinya
4. Hambatan mobilitas
fisik berhubungan 1. Joint movement : active Exercise therapy : ambulation
dengan kerusakan 2. Mobility level 1. Monitoring vital sign sebelum/sedudah
integritas sruktur tulang, 3. Self care : ADLs latihan dan lihat respon pasien saat
kekakuan sendi 4. Transfer performance latihan
Kriteria hasil 2. Konsultasikan dengan terapi fisik
a. Klien meningkat dalam aktivitas fisik tentang recana ambulasi sesuai dengan
b. Mengerti tujuan dari peningkatan kebutuhan
mobilitas 3. Ajarkan pasien bagaimana merubah
c. Memverbalisasikan perasaan dalam posisi dan berikan bantuan jika
meningkatkan kekuatan dan diperlukan
kemampuan berpindah 4. Bantuan klien untuk menggunakan
d. Memperagakan penggunaan alat bantu tongkat saat berjalan dan cegah
untuk mobilisasi (Walker) terhadap cedera
5. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
tentang teknik ambulasi
6. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
7. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
8. Damping dan bantu pasien saat
37
6. Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan 1. Knowledge : disease process Teaching : disease process
kurangnya informasi 2. Knowledge : health behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat
Kriteria hasil : pengetahuan pasien tentang proses
a. Pasien dan keluarga menyatakan penyakit yang spesifik
pemahaman tentang penyakit, kondisi, 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
prognosis dan program pengobatan bagaimana hal ini berhubungan dengan
b. Pasien dan keluarga mampu anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
melaksanakan prosedur yang dijelaskan tepat
secara benar 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
c. Pasien dan keluarga mampu biasa muncul pada penyakit, dengan
menjelaskan kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan 4. Identifikasi kemungkinan penyebab,
lainnya dengan cara yang tepat
5. Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan dating
dan atau proses pengontrolan penyakit
7. Diskusikan pilihan terapi atau
37
penanganan
7. Ansietas berhubungan
dengan kurangnya 1. Anxiety self-control Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
informasi tentang 2. Anxiety level 1. Gunakan pendekatan yang
penyakit, penurunan 3. Coping menenangkan
produktifitas (status Kriteria hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan
kesehatan dan fungsi a. Klien mampu mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
peran) mengungkapkan gejala cemas 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan dirasakan selama prosedur
menunjukan tehnik untuk mengontrol 4. Pahami prespektif pasien terhadap
cemas situasi stress
c. Vital sign dalam batas normal 5. Temani pasien untuk memberikan
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa keamanan dan mengurangi takut
tubuh dan tingkat aktifitas menujukkan 6. Dengarkan dengan penuh perhatian
berkurangnya kecemasan 7. Identifikasi tingkat kecemasan
8. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
9. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, presepsi
10. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
37
4. Implementasi
kegiatan yang menerapkan atau realisasi dari kegiatan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan atau asuhan keperawatan. Pada tahap ini semua rencana yang disusun
diaplikasikan dalam upaya mengatasi masalah yang muncul sesuai dengan diagnose
keperawatan.
5. Evaluasi
Menurut Hidayat (2006:83) Tahap evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan
dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Tahap evaluasi ini terdiri atas dua kegiatan,
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses
1. Definisi ROM
a. Definisi ROM
Menurut Verar (2013) ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot. Aktivitas
adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk daoat
b. Tujuan ROM
Untuk mengurangi kekakuan sendi dan kelemahan otot yang dapat dilakukan secara
c. Manfaat ROM
pergerakan
d. Jenis ROM
e. Indikasi ROM
3. Kelemahan otot
37
f. Kontra indikasi
a. Leher
b. Bahu
diatas kepala
mungkin
6) Rotasi dalam : Dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakkan lengan
7) Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas
c. Siku
d. Lengan bawah
menghadap ke atas
37
menghadap ke bawah
e. Pergelangan tangan
f. Jari-jari tangan
g. Ibu jari
1) Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama
h. Pinggul
mungkin
i. Kaki
j. Jari-jari kaki
Gambar.2.2
Gambar.2.3.
Gambar.2.4.
Gambar.2.5.
Gambar.2.6.
Gambar.2.7.
Gambar.2.8.
BAB III
A. Desain Penelitian
Studi Kasus (Care Study), Penerapan pemberian latihan ROM aktif dengan masalah
mobilitas fisik pada klien Ny.F dan Ny.M dengan artritis rheumatoid Di Wilayah Kerja
Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu dari bagian adalah suatu populasi yang
dianggap dapat mewakili secara keseluruhan dari sifat dan karakter dari populasi
tersebut. Sampel ini menjadi hal yang penting dalam suatu penelitian bidang kesehatan
karena populasi yang diperoleh dalam jumlah besar tentunya tidak mungkin di seleksi
control, ternyata mempunyai pengaruh terhadap variable yang diteliti kriteria sampel
1. Kriteria inklusif
2. Kriteria eklusif
d. Hambatan etis
Waktu pelaksanaan studi kasus yaitu dari tanggal 10 Juli sampai 12 Juli 2018. Tempat
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang baik itu
harus mencakup dan telah dilakukan validitas dan reliabilitas instrumen sehingga hasil
Instrument penelitian ini menggunakan format asuhan keperawatan lengkap dan alat
kesehatan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data. Alat kesehatan yang dibutuhkan
5) Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian kapan saja.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan
apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
benefits )
berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu,
pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa
Mengacu pada prinsip-prinsip dasar penelitian tersebut, maka setiap penelitian yang
martabat, dan peradaban manusia, serta terhindar dari segala sesuatu yang
pada umumnya.
Menurut motoatmodjo (2010) metode yang digunakann dalam pengumpulan data yang
terdiri dari :
1. Metode observasi
aktivitas klien yang terencana, dilakukan secara aktif dan sistematis. Dalam
penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau
situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Jadi dalam
tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khusus dan melakukan pencatatan. Ahli
lain mengatakan bahwa observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang
“mencatat”.
37
2. Metode wawancara
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang
tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui
suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode
observasi. Gejala-gejala social yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui
yang terpisah khusus, melainkan merupakan pelengkap atau suplemen bagi metode-
metode yang lain. Diharapkan dengan wawancara ini diperoleh suatu data yang lebih
valid.
(interviewee) :
pemberi informasi.
3. Metode pengukuran
Merupakan suatu cara sistematis untuk menetukan jumlah, ukuran atau memberi
label pada objek-objek dan atribut yang dimiliki. Pengukuran dapat bersifat mandiri
Prosedur pelaksanaan studi kasus dimulai dengan pengajuan judul pada hari rabu, 31
januari 2018 kemudian disetujui oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2 pada hari yang
sama dengan pengajuan judul. Pada tanggal 01 februari 2018 mengajukan surat
permohonan izin pengambilan data di wilayah kerja puskesmas semurup dan pada
tanggal 15 februari 2018 surat permohonan izin diberikan dan selanjutnya data di
puskesmas semurup dengan lama pengambilan data yaitu dimulai pada tanggal 16
Pada tanggal 27 Februari 2018 penulis mulai melakukan bimbingan bab 1 kepada
pembimbing 2, pada saat revesi bab 1 penulis tetap melanjutkan penulisan bab 2. Pada
tanggal 15 Maret 2018 penulis bimbingan bab 2 kepada pembimbing 1 dan 2 dan harus
revesi bab 2 dengan melanjutkan penulisan bab 3. Pada tanggal 22 Maret 2018 penulis
37
melakukan bimbingan bab 2 dan bab 3 kepada pembimbing 1. Pada tanggal 2 April
tanggal 4 April 2018 penulis melakukan bimbingan revisi bab 3 pada pembimbing 1 dan
2. Pada bulan April penulis ujian proposal. Setelah ujian proposal penulis melakukan
revisi proposal. Setelah revisi penulis akan melakukan penelitian di wiliyah kerja
Adapun rencana tindakan yang telah diambil oleh penulis adalah penerapan latihan
ROM aktif untuk mengurangi kekakuan otot dengan masalah mobilitas fisik pada klien
rematik. Sesuai dengan Nanda Nic Noc. Rencana penulis selanjutnya akan melakukan
Asuhan Keperawatan pada pasien rematik diwilayah kerja puskesmas semurup dengan
memilih 2 orang klien dengan kriteria yang sama, dan pelaksanaan studi kasus ini akan
dilakukan pada tanggal 02 Juli sampai dengan tanggal 31 Juli 2018. Setelah melakukan
studi kasus, penulis membuat hasil studi kasus yang telah dilakukan penulis kepada
responden. Setelah hasil studi kasus selesai, baru penulis melakukan bimbingan kepada
dibuat oleh penulis, maka selanjutnya penulis akan melakukan ujian hasil di hadapan
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A.PENGKAJIAN
Hari/ Tgl :
Jam :
Nama Mhs :
1.Identitas
a. Nama :
b.Tempat /tgl lahir :
c. Jenis Kelamin :
d. Status Perkawinan :
e. Agama :
f. Suku :
b. Pekerjaan sebelumnya :
c. Sumber pendapatan :
d. Kecukupan pendapatan :
4.Riwayat Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
1.Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir
3.Faktor pencetus
4.Timbulnya keluhan
( ) Mendadak ( )Bertahap
5.Upaya mengatasi
8.Lain-lain.....
3.Riwayat kecelakaan
5.Pola Fungsional
a.Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan misal merokok, minuman
keras, ketergantungan terhadap obat ( jenis/frekuensi/jumlah/ lama pakai ).
b.Nutrisi metabolik
Frekuensi makan ?, nafsu makan?, jenis makanan?, makanan yg tdk
disukai ?, alergi thdp makanan?, pantangan makanan?, keluhan yg berhubungan
dengan makan?
c.Eliminasi
BAK: Frekuensi & waktu?, kebiasaan BAK pada malam hari?,keluhan yang
berhubungan dengan BAK?
BAB: Frekuensi & waktu?, konsistensi?,keluhan yang berhubungan dg BAB?,
pengalaman memakai pencahar?
d.Aktifitas Pola Latihan
Rutinitas mandi?, kebersihan sehari-hari?, aktifitas sehari-hari?,apakah ada
masalah dengan aktifitas?, kemampuan kemandirian?
h.Pola Peran-Hubungan
Peran ikatan?, kepuasan?,pekerjaan/ sosial/hubungan perkawinan ?
i.Sexualitas
Riwayat reproduksi, kepuasan sexual, masalah ?
k.Nilai-Pola Keyakinan
Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality : menganut suatu agama,
bagaimana manusia dengan penciptanya ), keyakinan akan kesehatan, keyakinan
agama.
6.Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum
b.TTV
c.BB/TB
d.Kepala
- Rambut
- Mata
- Telinga
37
e.Dada
f.Abdomen
g.Kulit
h.Ekstremitas Atas
i.Ekstremitas bawah
c.MMSE
d.APGAR keluarga
e.Skala Depresi
f.Screening Fall
g.Skala Norton
B.ANALISA DATA
37
C.PRIORITAS MASALAH
D.INTERVENSI
E.IMPLEMENTASI
F.EVALUAS