Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan Modul IPA ....

(Rosda Laila Fitriana) 1

PENGEMBANGAN MODUL IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN


INKUIRI TERBIMBING PADA TEMA “PENGANGKUTAN AIR DAN MINERAL
PADA TUMBUHAN” UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA SMP KELAS VIII
DEVELOPING OF SCIENCE MODULE BY USING GUIDED INQUIRY APPROACH IN
THEME "TRANSPORT OF WATER AND MINERALS IN THE PLANT" TO INCREASE THE
CRITICAL THINKING ABILITY OF VIIITH GRADE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

Oleh : Rosda Laila Fitriana, Dr. Insih Wilujeng, dan Asri Widowati, M. Pd,
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
rosdafitriana@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui kelayakan modul pembelajaran IPA dengan tema
“Pengangkutan Air dan Mineral pada Tumbuhan” yang dihasilkan ditinjau dari aspek kelayakan isi, penyajian
materi, bahasa dan gambar, serta kegrafisan, dan (2) untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan modul IPA yang dikembangkan. Penelitian pengembangan
modul IPA ini menggunakan metode Research and Development (R&D) yang mengadaptasi model penelitian 4-D
dan dibatasai pada tahap define, design,dan develop. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
validasi modul IPA, lembar observasi kemampuan berpikir kritis dan soal pretest-posttest berpikir kritis. Teknik
analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) modul hasil pengembangan dinyatakan layak oleh validator dengan nilai A dan kategori
sangat baik, dan (2) modul IPA yang dikembangkan mampu meningkatkan kemampun berpikir kritis siswa dengan
perolehan gain score 0,59 dan termasuk kategori sedang.

Kata Kunci: modul, inkuiri terbimbing, kemampuan berpikir kritis.

Abstract
This research aims (1) to determine the feasibility of science learning module in the theme "Transport of
Water and Mineral in the Plants" generated in terms of feasibility aspects of content, material presentation,
language and images, and graphics, and (2) to determine the improvement of student’s critical thinking ability
after learning by using science learning module. This development of science module research was uses the
Research and Development (R&D) which adapt 4-D model and limited to define, design, and develop stages. The
instruments in this research were validation sheet of science module, observation sheet of critical thingking ability
and critical thinking pretest-posttest tasks. Data analysis was descriptive analysis by quantitatif and qualitatif. The
results of this research were (1) module was feasible according to the validators with A score and very good
category, and (2) module could improve the student’s critical thinking ability with 0.59 point of gain score in
medium category.

Keywords: modul, guided inquiry, critical thinking ability

PENDAHULUAN Keunggulan dalam berkompetisi salah satunya


Pesatnya perkembangan pengetahuan dan terletak pada kemampuan berpikir secara kritis.
teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di Agar siswa kompeten dalam pemecahan masalah
masyarakat, terutama teknologi informasi dan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,
komunikasi menyebabkan semakin kompleksnya pembelajaran IPA mestinya dilaksanakan secara
permasalahan dan ketatnya kompetisi-kompetisi inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
yang akan dihadapi siswa di masa mendatang. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan
2 Pengembangan Modul IPA .... (Rosda Laila Fitriana)
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah modul pembelajaran IPA yang berkualitas
(Kemendiknas, 2011: 3). diharapkan dapat menjadi petunjuk mengajar
Berdasarkan hasil observasi di SMP N 1 yang efektif bagi guru dan menjadi alternatif
Kebonagung yang dilakukan pada bulan Februari bahan ajar bagi siswa sehingga dapat
2016, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir meningkatkan kualitas pembelajaran.
kritis siswa masih belum ditingkatkan secara Berdasarkan latar belakang tersebut,
optimal. Proses pembelajaran di kelas bersifat peneliti memandang perlunya penelitian untuk
teacher centered yang mengakibatkan siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dengan mengembangkan bahan ajar berupa
kurang dapat mengembangkan kemampuan modul dengan menggunakan pendekatan inkuiti
berpikirnya. terbimbing. Oleh karena itu, peneliti bermaksud
Untuk mengembangkan kemampuan melakukan penelitian yang berjudul
berpikir kritis siswa, pembelajaran IPA dapat “Pengembangan modul IPA dengan
dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
inkuiri. Tujuan dari penggunaan pembelajaran pada Tema “ Pengangkutan Air dan Mineral pada
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan Tumbuhan” untuk Meningkatkan Kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis Berpikir Kritis Siswa SMP kelas VIII”.
(Sanjaya, 2006: 196). Berdasarkan wawancara
dengan guru IPA diketahui bahwa siswa di
METODE PENELITIAN
SMPN 1 Kebonagung belum dibiasakan dengan
Jenis Penelitian
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah,
Penelitian pengembangan modul IPA ini
maka dari itu dipergunakan pendekatan
menggunakan metode Research and Development
pembelajaran inkuiri terbimbing yang
(R&D) yang mengadaptasi model penelitian dari
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif
Thiagarajan yaitu melalui 4-D (define, design,
menggunakan kemampuan berpikirnya dalam
develop, and disseminate).
menemukan sendiri konsep materi yang sedang
dipelajari dengan bimbingan dari guru. Waktu dan Tempat Penelitian
Keterlaksanaan pembelajaran inkuiri Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
terbimbing salah satunya dipengaruhi oleh Maret hingga April 2016 di SMP N 1
ketersediaan bahan ajar IPA, sedangkan bahan Kebonagung.
ajar yang tersedia masih terbatas yaitu hanya
berupa LKS yang kurang memfasilitasi siswa Subjek Penelitian

untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

hanya berisi soal-soal latihan. Bahan ajar berupa VIII C di SMP N 1 Kebonagung yang berjumlah

modul juga tidak tersedia. Keterbatasan bahan 20 siswa, serta validator yaitu 2 dosen ahli dan 2

ajar ini menimbulkan tidak efektif dan efisiennya guru IPA.

proses pembelajaran. Dengan dikembangkannya


Pengembangan Modul IPA .... (Rosda Laila Fitriana) 3
Objek Penelitian ∑𝑋
̅
X=
Objek penelitian berupa modul IPA 𝑛
(Sugiono, 2010: 49)
dengan menggunakan pendekatan inkuiri
Keterangan:
terbimbing pada tema “Pengangkutan Air dan
̅
X = skor rata-rata
Mineral pada Tumbuhan” untuk meningkatkan
ΣX = jumlah skor yang diperoleh
kemampuan berpikir kritis siswa.
n = jumlah butir
Prosedur Skor yang diperoleh kemudian diubah
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu menjadi data kualitatif dengan skala empat
tahap define, design, dan develop. Tahap define dengan berpedoman pada Tabel 1.
dalam penelitian ini terdiri dari analisis awal, Tabel 1. Konversi Skor Skala Empat
analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan Kate-
No Rentang Skor Nilai
Gori
perumusan tujuan pembelajaran. Tahap design Sangat
1 ̅ + 1. SBi
X>X A
terdiri dari pemilihan format dan design awal Baik
2 ̅
X + 1. SBi > X ≥ ̅X B Baik
(draft I). Tahap develop terdiri dari validasi ̅>X≥X ̅ − 1. SBi
3 X C Cukup
modul oleh dosen ahli dan guru IPA, revisi 4 X≤X ̅ − 1. SBi D Kurang
berdasarkan saran dari validator, serta uji coba (Djemari Mardapi, 2008: 123)
produk dengan menggunakan desain penelitian
Keterangan:
pre-eksperimental one group pretest-posttest
X = skor aktual yang dicapai
design.
̅
X = ½ (skor maks ideal+skor min ideal)
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan SBi = simpangan baku skor ideal
Data = 1/6 (skor maks ideal-skor min ideal)
Terdapat beberapa instrumen yang Skor maksimal ideal = ∑ butir kriteria x skor
digunakan dalam penelitian ini, yaitu lembar tertinggi
validasi modul IPA, lembar observasi Skor minimal ideal = ∑ butir kriteria x skor
keterlaksanaan pembelajaran menggunakan terendah
pendekatan inkuiri terbimbing, serta lembar
2. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
observasi kemampuan berpikir kritis dan soal
a. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pretest-posttest berpikir kritis.
melalui Lembar Observasi
Teknik Analisis Data Skor rata-rata yang diperoleh
Teknik analisis data yang digunakan dianalisis menggunakan persamaan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. berikut.
1. Analisis Kelayakan Modul IPA jumlah skor
persentase (%) = jumlah skor maksimal x 100%
Data yang diperoleh dari hasil validasi
dianalisis dengan persamaan berikut.
4 Pengembangan Modul IPA .... (Rosda Laila Fitriana)
Hasil persentase yang diperoleh aspek penyajian, aspek bahasa dan gambar,
kemudian diubah menjadi data kualitatif dan aspek kegrafisan.
dengan berpedoman pada Tabel 2. Tabel 4. Data Hasil Kelayakan Modul
Skor
Tabel 2. Konversi Persentase Skor Kate
No. Aspek Dosen
Persentase Guru gori
No Kategori Ahli
yang Dicapai
1 Kelayakan Isi 36,00 33,00 A
1 86-100% Sangat Baik
2 Penyajian 34,50 33,50 A
2 76-85% Baik
3 Penyajian A
3 66-75% Cukup 22,00 22,50
dan Gambar
4 55-65% Kurang
4 Kegrafisan 19,50 19,50 A
5 < 54% Sangat Kurang
(Ngalim Purwanto, 2002: 103) Berdasarkan data tersebut maka modul
hasil pengembangan dinyatakan layak dengan
b. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
kategori sangat baik.
melalui Pretest-Posttest
Data pretest dan posttest yang 2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
diperoleh diolah dengan menggunakan a. Peningkatan Kemampuan Berpikir
gain score. Perhitungan dilakukan dengan Kritis Siswa melalui Lembar Observasi
persamaan berikut.
(𝑋2 − 𝑋1 ) Observasi kemampuan berpikir
< 𝑔 >= (𝑋
𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑋1 )
kritis bertujuan untuk mengetahui
Keterangan:
penguasaan kemampuan berpikir kritis
X1 = skor sebelum menggunakan modul
siswa tiap pertemuan dan mengetahui
X2 = skor setelah menggunakan modul
capaian kemampuan berpikir kritis
Xmaks = skor maksimal
menggunakan modul IPA pengembangan.
Selanjutnya gain score yang Tabel 5. Persentase Kemampuan Berpikir
diperoleh dianalisis kategorinya dengan Kritis Tiap Pertemuan
Pertemuan Rata
menggunakan tabel interpretasi gain score Aspek
I II III -rata
sesuai dengan Tabel 3.
1 61,11 80,56 97,22 79,63
Tabel 3. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar 2 61,11 87,50 97,22 81,94
Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif 3 70,83 88,89 95,83 85,18
(<g>) > 0,7 Tinggi
0,7 ≥(<g>)≥0,3 Sedang 4 62,50 81,94 94,44 79,63
(<g>) < 0,3 Rendah 5 58,33 75,00 94,44 75,92
(Hake, 1999: 1) 6 79,17 93,06 94,44 88,89
7 69,44 84,72 94,44 82,87

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keterangan Aspek:


1 = Merumuskan Masalah
1. Kelayakan Modul IPA
2 = Merumuskan Hipotesis
Modul IPA yang dikembangkan dilakukan 3 = Mengumpulkan Data
validasi oleh dua dosen ahli dan dua guru IPA. 4 = Menginterpretasi Data
Aspek yang dinilai berupa aspek kelayakan isi, 5 = Mengidentifikasi Hal-hal yang Terkait
6 = Menarik Kesimpulan
7 = Mengkomunikasikan
Pengembangan Modul IPA .... (Rosda Laila Fitriana) 5
Berikut diagram penguasaan kemampuan Tabel 6. Hasil Skor Pretest dan Posttest
Rerata Rerata
berpikir kritis siswa tiap pertemuan. Gain
Skor Skor Kategori
score
100 pretest posttest
Pertemu
80 35,14 56,00 0,59 Sedang
Persentase
an 1
60 Pertemu Berdasarkan analisis gain score
40 an 2
dapat diketahui bahwa kemampuan
20 Pertemu
an 3 berpikir kritis siswa mengalami
0
1 2 3 4 5 6 7 peningkatan yang termasuk dalam
Indikator kemampuan berpikir kritis
Ket :
1 = Merumuskan masalah
kategori sedang. Berikut ini grafik
2 = Merumuskan hipotesis
3 = Mengumpulkan data peningkatan keterampilan berpikir kritis
4 = Menginterpretasi data
5 = Mengidentifikasi hal-hal yang terkait denganmasalah peserta didik hasil dari pretest dan
6 = Menarik kesimpulan
7 = Mengkomunikasikan posttest.
Gambar 1. Diagram Hasil Observasi
Kemampuan Berpikir 60
Kritis Siswa
40
Berikut diagram capaian kemampuan

Skor
berpikir kritis siswa dengan menggunakan 20

modul IPA. 0
Pretest Posttest
100 Gambar 3. Diagram Peningkatan
85.18 79.63 88.89 82.87
79.63 81.94 75.92
80 Kemampuan Berpikir
persentase (%)

60 Kritis Siswa Melalui


40 Skor Pretest dan
20
Posttest
0 Peningkatan kemampuan berpikir kritis
1 2 3 4 5 6 7
siswa terjadi karena pada kondisi awal siswa
Indikator kemampuan berpikir kritis
Ket : cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran
1 = Merumuskan masalah
2 = Merumuskan hipotesis dan belum dibiasakan dengan kegiatan
3 = Mengumpulkan data
4 = Menginterpretasi data penyelidikan sehingga menyebabkan skor
5 = Mengidentifikasi hal-hal yang terkait dengan masalah
6 = Menarik kesimpulan pretest rendah, kemudian pada saat posttest
7 = Mengkomunikasikan
siswa telah memperoleh pengetahuan dan
Gambar 2. Diagram Capaian Aspek
pengalaman dari pembelajaran menggunakan
Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa modul IPA melalui kegiatan praktikum,

b. Pretest dan Posttest Berpikir Kritis diskusi maupun uraian materi yang melibatkan

Hasil pretest dan posttest keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

digunakan untuk mengetahui peningkatan Adanya modul IPA memungkinkan siswa

kemampuan berpikir kritis siswa sebelum untuk mempelajari suatu kompetensi secara

dan sesudah menggunakan modul IPA runtut dan sistematis sehingga mampu

hasil pengembangan. menguasai semua tujuan pembelajaran yang


diharapkan secara tepat.
6 Pengembangan Modul IPA .... (Rosda Laila Fitriana)
Selain itu, materi yang disajikan dan Tumbuhan” dapat meningkatkan kemampuan
proses pembelajaran yang ditekankan pada berpikir kritis siswa yang diperoleh melalui
penelitian ini menggunakan pendekatan inkuiri lembar observasi, dan melalui soal pretest-
terbimbing yang dapat memfasilitasi siswa posttest dengan perhitungan gain score
untuk menggunakan kemampuan berpikirnya menunjukkan angka 0,59 yang termasuk dalam
untuk menganalisis dan menyelidiki suatu kategori sedang.
permasalahan secara kritis. Tahapan
Saran
pembelajaran menggunakan modul IPA
1. Sebaiknya perlu dilakukan pengembangan
dengan menggunakan pendekatan inkuiri
produk modul IPA dengan tema
terbimbing memberikan kesempatan bagi
“Pengangkutan Air dan Mineral pada
siswa untuk mengembangkan aspek-aspek
Tumbuhan” dengan kurikulum 2013.
kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini sesuai
2. Sebaiknya perlu dilakukan tahapan
dengan yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya
pengembangan produk sampai pada tahap
bahwa tujuan utama pembelajaran inkuiri
penyebaran (disseminate).
adalah menolong siswa untuk dapat
3. Sebaiknya uji coba produk dilakukan di
mengembangkan kemampuan berpikir dengan
beberapa kelas bahkan jika memungkinkan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
pada beberapa sekolah dan dengan pertemuan
mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin
yang lebih banyak agar dihasilkan peningkatan
tahu mereka (2006: 196).
kemampuan berpikir kritis dalam
Modul IPA ini dilengkapi soal-soal untuk
pembelajaran yang lebih valid dan optimal.
melatih kemampuan berpikir kritis sehingga
modul IPA ini layak digunakan dalam DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran yang berdampak positif dengan Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Mitra Cendekia Press.
siswa.
Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain
Scores. Diakses pada tanggal 31 April 2016,
SIMPULAN DAN SARAN dari: http://www.physics.indiana.edu/
~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.
Simpulan
Kemendiknas. 2011. Panduan Pengembangan
1. Kualitas kelayakan modul pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA Secara Terpadu. Jakarta:
pada tema “Pengangkutan Air dan Mineral Kemendiknas.
pada Tumbuhan” yang dihasilkan berdasarkan Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
penilaian ahli yaitu dosen dan guru diperoleh
Rosdakarya.
nilai A dengan kategori sangat baik pada Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran
setiap aspeknya. Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
2. Pembelajaran menggunakan modul IPA pada
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
tema “Pengangkutan Air dan Mineral pada Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai