PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
dalam kelompok dibawah normal dan/atau lebih lamban dari pada anak normal,
(Delphie, 2006).
adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelligensi yang rendah yang
tuna grahita adalah apabila jelas terdapat fungsi intelligensi yang rendah yang
disertai adanya kendala dalam penyesuaian prilaku dan gejalanya timbul pada
masa perkembangan.
Pakar lain menyebutkan bahwa, tuna grahita adalah anak yang meiliki
1
pendidikan dan bimbingannya (Mohammad Efendi, 2006:9). Menurut
adalah anak yang keadaan dan pertumbuhan mentalnya terbelakang daripada anak
B. KLASIFIKASI TUNAGRAHITA
pekerjaan sederhana.
kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri. Ada yang masih mampu dilatih
2
Sedangkan klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini (PP No
72/1999) adalah:
Para ahli membagi faktor penyebab tersebut atas faktor endogen dan
eksogen. Faktor endogen apabila letak penyebabnya pada sel keturunan dan
eksogen adalah hal-hal di luar sel keturunan, misalnya infeksi, virus menyerang
sebelum lahir (prenatal), saat kelahiran (natal), dan setelah lahir (postnatal).
1. Faktor keturunan
berikut:
dari bentuk dapat berupa inversi (kelainan yang menyebabkan berubahnya urutan
pasangan tidak membelah sehingga terjadi kekurangan kromosom pada salah satu
3
sel); duplikasi (kromosom tidak berhasil memisahkan diri sehingga terjadi
kelebihan kromosom pada salah satu sel lainnya) translokasi ( adanya kromosom
selamanya tampak dari luar (tetap dalam tingkat genotif). Ada 2 hal yang perlu
terjadinya gangguan fisik dan mental pada individu. Kelainan yang disebabkan
mucopolysaccharide dalam hati, limpa kecil, dan otak ) dan gejala yang tampak
berupa ketidak normalan tinggi badan, kerangka tubuh yang tidak proporsional,
telapak tangan lebar dan pendek, persendian kaku, lidah lebar dan menonjol, dan
tuna grahita; cretinism (keadaan hypohydroidism kronik yang terjadi selama masa
janin atau saat dilahirkan ) dengan gejala kelainan yang tampak adalah
masih berada didalam kandungan. penyakit yang dimaksut antara lain rubella
4
yang mengakibatkan ketunagrahitaan serta adanya kelainan pendengaran ,
penyakit jantung bawaan, berat badan sangat kueang ketika lahir, syphilis bawaan,
Terjadinya trauma terutama pada otak ketika bayi dilahirkan atau terkena
yang terjadi pada saat dilahirkan biasanya disebabkan oleh kelahiran yang sulit
hypoxia yang dipastikan bayi akan menderita kerusakan otak, kejang dan napas
pendek. Kerusakan juga dapat disebabkan oleh trauma mekanis terutama pada
6. Faktor lingkungan
ini, salah satunya adalah penemuan patton & Polloway bahwa bermacam-macam
5
D. PATOFISIOLOGI
sesorang, yaitu: dibawa sejak lahir (faktor endogen) dan faktor dari luar seperti
Virus ini sangat berbahaya dan berpengaruh sangat besar pada tri semester
pertama saat ibu mengandung, karena akan memberi peluang timbulnya ketunaan
pada bayi yang dikandung. Bentuk gangguan fisiologis lain adalah reshus faktor,
gangguan genetik, dan kretinisme atau kerdil sebagai akibat gangguan kelenjar
tiroid. Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retradasi mental. Peningkatan
tekanan yang terjadi pada otak menyebabkan kemunduran fungsi otak. Selain itu,
keadaan cerebal anoxia, yaitu kekurangan oksigen dalam otak juga menyebabkan
otak tidak berfungsi dengan baik. Kelainan otak dapat terjadi pada saat
Grahita.
6
E. MANIFESTASI KLINIS
3. Keterbatasan minat
tidak sehat, muka datar, telinga kecil, badan terlalu kecil, kepala terlalu besar,
mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Kelainan
thoraks AP/PA.
7
3. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan serum elektrolit (SE)
atau virus.
G. KOMPLIKASI
1. Gangguan neurologis
2. Sindroma genetic
3. Faktor psikososial
H. PENATALAKSANAAN
bantuan dari orang lain. Tujuan pendidikan dan pelatihan bagi anak tunagrahita ini
yaitu:
salah.
bahkan hilang. Melatih penderita tunagrahita pasti lebih sulit daripada melatih
anak normal, hal ini disebabkan karena perhatian penderita tuna grahita mudah
8
terganggu. Untuk meningkatkan perhatian mereka tindakan yang dapat dilakukan
tunagrahita yaitu:
3. Latihan teknis: latihan yang diberikan sesuai dengan minat dan jenis
kelamin penderita.
9
BAB II
A. PENGKAJIAN
Perawat dalam tiap tatanan dan bidang kerjanya sangat berperan dalam
Pengkajian keperawatan meliputi aspek fisik, psikologis dan sosial, yang terutama
dapat dilakukan pada saat kunjungan rumah atau kunjungan kesehatan sekolah.
Sehingga data baik dari orang tua anak maupun guru sangat berguna untuk
1. Data Demografi
anak mengenai keluhan dan perilaku anak di rumah. Masalah fisik seperti alergi,
nafsu makan, masalah eliminasi, penyakit infeksi yang baru diderita, dan masalah
pernapasan bagian atas, serta penyakit yang biasa dialami anak juga perlu diproleh
10
3. Riwayat penyakit sebelumnya: meliputi riwayat operasi dan
pengobatan, kebiasaan anak (bicara, emosi, tiks dan riwayat perkembangan dan
pendidikan). Sangat penting untuk mengetahui usia anak pada tiap tahap
sendiri. Begitu pula informasi mengenai masalah prenatal dan perinatal ibu perlu
dikaji. jika memungkinkan catatan kesehatan bayi ketika baru lahir perlu
diketahui.
perilaku sosialnya, dimana mereka lebih suka bermain dengan anak yang lebih
sesuai dengan tingkat usia mereka. Mungkin berperilaku “acting out” atau
sebaliknya menarik diri dari anak-anak lain. Pada umumnya mereka memiliki
5. Perkembangan kognitif
hal yang telah dipelajarinya dari satu situasi ke situasi lainnya. Mereka belajar
bahwa langit berwarna biru, tetapi tidak dapat mengenal rumah atau mobil yang
berwarna biru. Anak-anak tunagrahita juga tidak dapat berfikir secara abstrak,
seperti kematian, surga, dan Tuhan. Begitu pula mereka tidak dapat
membandingkan obyek yang besar dan kecil tanpa melihat obyek secara langsung.
Daya konsentrasi mereka terbatas, tidak mampu mengingat sesuai dengan baik
11
6. Keterampilan berbahasa
mungkin tidak mampu untuk mengingat instruksi atau perintah verbal secara
berurutan.
mungkin teralih pada hal lain dan mereka tidak mampu mengikuti pengarahan
berkaitan dengan kegiatan motorik. Anak tersebut tidak mau melakukan kegiatan
baru tetapi hanya melakukan hal yang sama berulangkali. Anak tunagrahita tidak
seaktif anak lain dan hanya sering duduk sendirian. Kadang-kadang mereka
ke belakang.
apakah anak tidak mampu membedakan antara dua obyek, seperti jeruk yang
membedakan suara seperti bunyi bel dan bunyi klakson mobil. Lebih parah lagi
anak tunagrahita seringkali tidak biasa mengatakan darimana asal suara. Hal ini
12
8. Lingkungan tempat tinggal dan belajar
tingginya dapat dicapai oleh anak? Apakah anak terlindungi dari kemungkinan
celaka?
Apakan mainan tersebut menstimulus anak untuk bermain? Apakah ada tempat
c. Orang-orang yang berarti bagi anak: Apakah ada orang dekat yang
dan belajar mandiri? Apakah anak disiplin? Apakah ada orang yang dapat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
perkembangan.
sosial.
dan mental.
13
5. Resiko cidera berhubungan dengan mobilitas fisik tidak seimbang.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
. KEP.
kata.
14
perintah.
dengan benar.
pembicaraan/perintah.
15
2. Defisit Setelah diberikan 1. Kaji kemampuan anak dalam merawat
16
R/: Melatih anak untuk melakukan
perawatan diri.
17
ramah, pertahankan kontak mata selama
interaksi.
fisik dan mental. hanya sebagian kerugian tidak melakukan aktivitas fisik.
18
dalam melakukan aktivitas fisik.
fisik tidak dapat kooperatif dan R/: Dilakukan untuk mengurangi resiko
19
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan SLB.
Diagnosa NANDA, Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
http://indraztugaskuliah.blogspot.com/2016/02/anak-tunagrahita.html
20