Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sekumpulan sumber daya sosial
yang dapat membantu individu untuk menghadapi suatu kejadian
menekan. Dukungan keluarga juga dapat diartikan sebagai suatu
bentuk pola interaksi yang bernilai positif atau perilaku menolong
yang dapat diberikan pada individu yang membutuhkan dukungan.
Pengertian tersebut mendukung hasil penelitian dari Foote, Thoits,
bahwa dukungan keluarga dapat menjadi penangkal (buffering)
atau sebagai intervensi terhadap sttres dalam berbagai peristiwa
kehidupan. Penelitian berikutnya membuktikan bahwa dukungan
juga mempunyai hubungan yang positif yang dapat mempengaruhi
kesehatan individu dan kesejahteraannya atau dapat meningkatkan
kretivitas individu dalam kemampuan penyesuaian yang adaptif
terhadap stres dan rasa sakit yang dialami (Murwani, 2016)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dukukngan
keluarga merupakan sumber daya yang besar dan utama dalam
menghadapi suatu peristiwa yang menekan dan prilaku menolong
yang diberikan pada individu yang membutuhkan pertolongan.
Dukungan yang dirasakan oleh individu dalam kehidupannya
membuat dirinya menjadi lebih merasakan arti dalam dicintai,
dihargai, dan diakui serta membuat dirinya untuk menjadi lebih
berarti dan dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya.
Pernyataan yang sama menurut Cobb bahwa individu yang
mendapatkan dukungan merasa dirinya di hargai, berarti dan
merasa menjadi bagian dari pemberi dukungan tersebut (Friedman,
2010)
9
10
f. Struktur Keluarga
Keluarga terdiri dari lima struktur yaitu patrilinear,
matrilineal, matrilokal, patrilokal, dan keluarga kawinan.
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun dari
jalur garis ayah, sedangkan matrilineal adalah dimana hubungan
disusun dari jalur garis ibu. Matrilokal adalah sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. Sedangkan untuk
keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri
(Murwani, 2016)
g. Tipe Keluarga
Ada beberapa tipe keluarga menurut (Jhonson & Leny 2010),
yaitu:
1. Keluarga inti, yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-
anak
2. Keluarga konjungal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak-anak nereka, dimana terdapat interaksi dengan
kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
3. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar
gari keturunan diatas keluarga aslinya. Keluarga luas ini
meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan
keluarga nenek.
14
1) Tipe Tradisional
a) The Nuclear Family
Keluarga yang terdiri dari suami-istri dan anak
b) The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari suami-istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah
c) Keluarga Usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak yang memisahkan diri
d) The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan yang terjadi pada
wanita
e) The Extended Fanily
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi
f) The Single-Parent Family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak, hal
ini terjadi melalui proses perceraian atau kematian
g) Commuter Family
Keluarga dengan kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal
dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul
dengan keluarga saat akhir pekan
h) Multi Generational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah
i) Kin-Network Family
Keluarg yang terdiri dari beberapa keluarg inti yang tinggal
dalam satu rumah atau saling berdekatan dan menggunakan
15
3) Perilaku Sehat
Modifikasi prilaku sehat sangat di perlukan. Untuk pasien
dengan hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara
untuk menghindari komplikasi lebih lanjut apabila sudah
22
Tabel 3.1
Sumber: JNC VII, 2003
Derajat Tekanan Sistolik Tekanan
(mmHg) Diastolik
(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre-Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat 140-159 Atau 90-99
I
Hipertensi derajat ≥160 Atau ≥ 100
II
e. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
(edema pada diskus optikus)
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada
menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang
khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam
hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai
paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia atau gangguan tajam
penglihatan). (Brunner & Suddarth, 2005)
28
4. Lanjut Usia
a. Definisi Lanjut Usia
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,
lansia dipandang dari segi aspek biologi, ekonomi, dan
sosial adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas.
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia
adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.
Aging Process terjadi secara alami dan pasti pada
setiap makhluk hidup yaitu: tubuh akan kehilangan
kemampuan progresif organ, jaringan dan sel-selnya.
Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi
berbagai organ tubuh berkurang. Tubuh juga kurang
memberikan reaksi imunitas terhadap invasi
mikroorganisme. Repair sistem tubuh juga mengalami
penurunan kemampuan secara bermakna. Kondisi yang
tidak menguntungkan ini akan menimbulkan berbagai
stresor Biologik, Psikososial dan juga Lingkungan
(Reny,2014)
b. Batasan-Batasan Usia Lanjut
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu
berbeda. Menurut World Health Organitation (WHO)
lansia meliputi :
a) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai
59 tahun
34
4) Sistem Persarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persarafan antara
lain:
a) Berat otak menurun 10-20 %
b) Cepatnya menurun hubungan persarafan
c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stres.
d) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stres.
e) Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya
penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap dingin.
f) Kurang sensitif terhadap sentuhan.
5) Sistem Gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal
antara lain:
a) Kehilangan gigi.
b) Indra pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis
dan selaput lendir; atropi indra pengecap, hilangnya
sensitivitas saraf pengecap
c) Esofagus melebar.
d) Lambung: rasa lapar menurun, asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
e) Peristaltik melemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorbsi melemah.
g) Liver (hati): makin mengecil dan menurunnya
tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah
6) Sistem Genitourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem Genitourinaria
antara lain:
37
Diet Hipertensi
B. Kerangka Teori 1. Kurangi konsumsi
garam
2. Kurangi alkohol
Dukungan Keluarga Jenis Dukungan Keluarga
3. Makan sayur dan
1. Dukungan Informasional buah-buahan
2. Dukungan Penghargaan 4. Kendalikan kadar
3. Dukungan Instrumental kolesterol
4. Dukungan Emosional 5. Tidur cukup
Fungsi keluarga, yaitu: 6. Kurangi makanan
yang mengandung
1. Fungsi Afektif
kolesterol tinggi
2. Fungsi Sosial
7. Olahraga
3. Fungsi Reproduksi
8. Berhenti merokok
4. Fungsi Ekonomi Kepatuhan Diit Hipertensi Pada Lansia
9. Mengendalikan
5. Fungsi Perawatan
emosi dan stress
Kesehatan
1. Faktor predisposisi
2. Faktor pemungkin
3. Faktor penguat
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2007). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit
hipertensi pada lansia yang menderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Banguntapan I Bantul Yogyakarta
Ho : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit
hipertensi pada lansia yang menderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Banguntapan I Bantul Yogyakarta