Anda di halaman 1dari 16

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perairan umum Indonesia yang meliputi dua pertiga wilayah tanah air

Indonesia memiliki potensi sumber daya hayati perikanan yang besar dan belum

seluruhnya dapat dikelola. Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan akan protein

hewani yang berasal dari ikan, maka sudah seharusnya memanfaatkan sumber-

sumber hayati perairan yang ada dan dimanfaatkan semaksimal mungkin karena

akan dapat menunjang perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan

nelayan dan perbaiakan gizi masayarakat. Keadaan ini sejalan dengan pertambahan

penduduk serta kondisi geografis Indonesia yang mutlak memerlukan pelaksanaan

peningkatan dalam bidang perikanan.

Fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung

dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme besel tunggal maupun bersel banyak,

termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular,

baik energetik maupun metabolik, Windarti et al (2010). Fisiologi ikan mencakup

proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan

metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan

reproduksi.

Darah merupakan cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi sebagai agen

pengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, pengangkut oksigen yang dibutuhkan

oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism, dan juga

sebagai pertahanan tubuh terhadap gangguan luar tubuh, seperti virus atau bakteri.

Darah merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk menentukan
2

kondisi kesehatan dari ikan budidaya. Hal ini dikarenakan bahwa darah membawa

segala hal yang akan disalurkan ke organ dan membawa kembali beberapa dari sisa

metabolism, seperti CO2 yang merupakan buangan dari sistem respirasi (Hartika et

al 2014).

1.2. Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum menghitung sel darah merah (eritrosit) dan sel darah

putih (leukosit) adalah untuk mengetahui seberapa banyak kandungan sel darah

merah dan sel darah putih yang terdapat pada ikan.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum menghitung sel darah merah dan sel darah putih

adalah menambah pengetahuan tentang jumlah darah yang terdapat pada ikan baik

jumlah sel darah merah, maupun sel darah putih.


3

I. TINJAUAN PUSTAKA

Secara morfologi, ikan Lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir dan

tidak bersisik. Jika terkena sinar matahari warna tubuh lele berubah menjadi pucat

dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti moziak hitam-

putih. Mulut lebar, memiliki 3 buah sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor,

dan sirip dubur. (Khairuman dan Khairul Amri, 2002).

Lele memiliki tubuh memanjang (simetris radial), bagian kepala hingga

punggung berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala hingga leher terdapat

bercak warna putih. memiliki sungut empat pasang yang terletak disekitar mulut.

Sepasang sungut hidung, sepasang sungut maksilar, dan dua pasang sungut

mandibular.Sungut maksilar berfungsi sebagai tentakel, yaitu alat untuk meraba.

(Murhananto, 2002).

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang

berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan

tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah

diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima

yang berarti darah (Ginanjar, 2011).

Darah ikan tersusun dari sel-sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan

diedarkan mempunyia peran fisiologi yang sangat penting. Penyimpangan

fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami

perubahan. Perubahan gambaran kimia darah baik secara kualitatif maupun

kuantitatif dapat menentukan kondisi ikan atau status kesehatannya.


4

Darah merupakan cairan terpenting dalam tubuh makhluk hidup. Darah

mengangkut oksigen, hormone, nutrien, dan hasil buangan. Darah merupakan salah

satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat kelainan yang terjadi pada

ikan, baik yang terjadi karena penyakit ataupun karena keadaan lingkungan.

Sehingga dengan mengetahui kondisi gambaran darah kita dapat mengetahui

kondisi kesehatan suatu organisme. Parameter darah yang dapat memperlihatkan

adanya gangguan adalah nilai hematokrit, konsentrasi hemoglobin, jumlah eritrosit

(sel darah merah) dan jumlah leukosit (sel darah putih) (Wells, 2005).

Gambaran darah merupakan salah satu parameter yang menjadi indikasi

adanya perubahan kondisi kesehatan ikan baik akibat faktor infeksi

(mikroorganisme) atau karena faktor non infeksi (oleh lingkungan, nutrisi, genetik).

Gambaran darah ikan penting untuk dilakukan karena dapat membantu dalam

diagnosa suatu penyakit. Darah akan mengalami perubahan yang serius khususnya

apabila terkena penyakit infeksi. Menurut Lagler et al., (1977) dalam

Dopongtonung (2008), parameter darah yang dapat memperlihatkan adanya

gangguan yaitu nilai hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah merah),

dan jumlah leukosit (sel darah putih). (Dopongtonung 2008).

Kebanyakkan ikan teleostei (ikan bertulang keras) memiliki hemoglobin

dalam eritrosit yang sama seperti pada vetebrata lainnya. Ikan merupakan hewan

poikilotermal yaitu suhu tubuh tergantung pada suhu di lingkungan sekelilingnya.

Suhu tubuh pada ikan yang hidup di daerah kutub sangat rendah, sehingga

hemoglobin tidak diperlukan untuk mengangkut oksigen. Pada ikan yang hidup di

daerah tersebut, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh plasma darah (Irianto

2005). Konsentrasi hemoglobin ikan lele (Clarias spp) normal berkisar antara 10,3
5

- 13,5 gr% dan berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum hemoglobin yaitu

3 kelompok 11,8-12 gr% ) yang masih dianggap normal. Leukosit merupakan jenis

sel yang aktif di dalam sistem pertahanan tubuh. Setelah dihasilkan di organ timus

dan ginjal, leukosit kemudian diangkut dalam darah menuju ke seluruh tubuh

(Irianto 2005). Leukosit ikan lele dumbo terdiri dari monosit, limfosit, dan neutrofil.

Monosit berfungsi sebagai fagosit terhadap benda-benda asing yang berperan

sebagai agen penyakit. Limfosit berfungsi sebagai penghasil antibodi untuk

kekebalan tubuh dari gangguan penyakit.


6

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum Fisiologi Hewan Air ini adalah

dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Februari 2019 pada pukul 13.30 s/d selesai di

Laboratorium Biologi Perairan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

2.2. Bahan dan Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Mikroskop,

Haemocytometer, tabung reaksi, jarum suntik, objek dan cover glass, alat tulis,

serbet, gunting, tissue gulung dan buku penuntun praktikum. Sedangkan untuk

bahan yaitu larutan hayem, larutan turk, darah ikan dan air.

3.3. Metode Praktikum

Mtode yang digunakan dalam pratikum ini adalah pengamatan secara

langsung dari objek. Dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh

dengan cara mengamati secara langsung di Laboratotium biologi Perairan.

3.4. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikumn terbagi 2 bagian yaitu sebagai berikut :

1. Cara mengambil sel darah merah :

 ambillah darah dari stock yang telah disediakan.


7

 Isaplah darah ikan menggunakan pipet batu merah sampai strip 0,5.

Usahakan bekerja secepat mungkin agar darah tidak membeku.

 Isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan

adalah 200 kali.

 Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari

tengah dan kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan seperti

membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara

merata.

 Ambillah kamar hitung Burker lengkap dengan cover glass. Buanglah 1

tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam kamar

hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.

 Lihatlah di bawah mikroskop, saudara akan melihat butir-butir darah merah

dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Dalam 1 kotak besar

terdapat 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah yang terdapat dalam 80

kotak kecil (5 kotak besar).

 Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan rumus menurut

Schaperclaus :

N = n x 104

Keterangan :

N = jumlah sel darah merah dalam 1 mililiter darah

n = jumlah sel darah merah yang terdapat pada 80 kotak kecil


8

2. Cara menghitung sel darah putih adalah:

 Ambillah darah yang telah di sediakan

 Isaplah darah ikan menggunakan pipet batu merah sampai strip 0,5.

Usahakan bekerja secepat mungkin agar darah tidak membeku.

 Isaplah larutan turk sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan adalah

200 kali.

 Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari

tengah dan kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan seperti

membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara

merata.

 Ambillah kamar hitung Burker lengkap dengan cover glass. Buanglah 1

tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam kamar

hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.

 Lihatlah dibawah mikroskop, saudara akan melihat butir-butir darah putih

dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah

putih yang terdapat dalam 4 kotak besar (kotak-kotak yang dibatasi oleh 3

garis halus).

 Jumlah sel darah putih dihitung dengan rumus :

N = n x 500

Keterangan :

N = jumlah sel darah putih dalam 1 mililiter darah

n = jumlah sel darah putih yang terdapat pada 4 kotak besar yang terletak

pada sudut kamar hitung.


9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil pratikum yang dilakukan, diperoleh hasil pengamatan
sebagai berikut :

Klasifikasi Ikan Lele

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Ostariophysi

Subordo : Siluroidae

Famili : Clariidae.

Genus : Clarias

Spesies : clarias battracus

Gambar 1. Ikan lele (clarias batracus)


10

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan berikut hasil yang didapat :

Gambar 2. Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit)

Gambar 3. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Sisi 1


11

Gambar 4. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Sisi 2

Gambar 5. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Sisi 3


12

Gambar 6. Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Sisi 4

Sel darah merah

 (43 + 42 + 30 + 36 + 45) x 104


= 1.960.000 sel/ml

Sel darah putih

 (97 + 92 + 82 + 85) x 500


= 178.000 sel/ml
13

4.2. Pembahasan

Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses fisiologis

yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas sel, jaringan, maupun organ

membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan – bahan ini dapat sisuplai hanya bila

peredaran darah berjalan normal. Karenanya, semua fungsi dari setiap organ dalam

tubuh kadang – kadang dapat dilihat pada darah. Di dalam matrik cairan darah

terdapat sel – sel darah. Sel yang menyangkut oksigen disebut eritrosit. Sel yang

berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh disebut leukosit dan sel yang

berperan dalam homeostatis disebut trombosit.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum penghitungan sel darah

merah dan sel darah putih, jumlah sel darah merah berjumlah 1.960.000 sel/ml, hal

ini menandakan bahwasanya ikan yang menjadi bahan praktikum berada dalam

kondisi sehat, dan hal ini menandakan juga kondisi lingkungan dari ikan tersebut

belum tercemar, sehingga tidak mempengaruhi kondisi kesehatan ikan tersebut.

Sedangkan jumlah sel darah putih yang didapat berdasarkan hasil praktikum

berjumlah 178.000 sel/ml ,hal ini menandakan bahwasanya ikan sedang dalam

keadaan sakit, karena fungsi dari sel darah putih itu sendiri berfungsi sebagai daya

kekebalan tubuh dari suatu organisme, dimana sel darah putih akan melawan setiap

patogen ataupun bakteri yang masuk kedalam tubuh.


14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah diketahui jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih, maka

dapat disimpulkan bahwasanya ikan yang dijadikan bahan praktikum ini dalam

kondisi sehat, dikarenakan jumlah sel darah merah lebih banyak daripada sel darah

putih. Oksigen yang masuk memadai sehingga seluruh organ bekerja dengan baik.

5.2. Saran

Untuk alat dan bahan, terutama bahan praktikum diharapkan lebih lengkap

dan memadai agar proses praktikum dapat berjalan dengan lancar. Waktu

praktikum yang cukup agar materi dan hasil praktikum yang diperoleh dapat

dikatakan berkualitas baik. Semoga di laboratorium ini semakin berkembang dan

semakin baik kedepannya.


15

DAFTAR PUSTAKA
Khairuman dan Khairul Amri. 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif.
Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Murhananto. 2002. Pembesaran Lele Dumbo Di Pekarangan. Jakarta : AgroMedia


Pustaka.

Ginanjar S., 2011, Apusan Darah, http://wismabioku.blogspot.com, Diakses


tanggal 26 Februari 2019.

Wells RMG, Baldwin J, Seymour RS, Chirtian K, Britain T. 2005. Blood Cell
Function and Haematology In Two Tropical Frehswater Fishes From
Australia. Comparative Biochemistry and Physiology.

Dopongtonung, A. 2008. Gambaran Darah Ikan Lele (Clarias spp.) yang Berasal
Dari Daerah Laladon-Bogor. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Irianto Agus. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Hartika R, Mustahal, Putra A. 2014. Gambaran darah ikan nila ( Oreochromis


niloticus) dengan penambahan dosis prebiotic yang berbeda dalam pakan.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 4 (4): 259-267.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT


Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai