Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Lipid

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut didalam air,
namun dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar, seperti kloroform, atau
eter.

Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan lemak, dan yang dikenal sebagai bahan
makanan adalah mentega, minyak tumbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak yang
terdapat dalam susu, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan lain-lain.

2.2 Fungsi Lipid

Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid bagi manusia berfungsi sebagai :

i. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak.


ii. Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan
molekul air, keluar dan masuk sel.
iii. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon serta kelenjar empedu.
iv. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E, K yang berguna untuk proses biologis.
v. Sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari
suhu luar yang kurang bersahabat.
Fungsi lipid secara medik :

 Komponen membran sel


 Pelindung dinding sel
 Penyekat panas / insulator
 Sumber simpanan energi
 Pelarut vitamin ADEK
 Komponen hormon
2.3 Sifat Lipid

i. Tidak larut didalm air


ii. Larut didalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida.
iii. Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga
mengandung nitrogen dan fosfor.
iv. Bila terhidrolisis akan menghasilkan asam lemak.
v. Berperan dalm metabolisme tumbuhan dan hewan.
2.4 Penggolongan Lipid

Lipid berdasarkan struktur dan karakteristik non polar :

 Lemak (fat)
 Lilin
 Fosfolipid
 Lipoprotein
 Glikolipid
 Spingolipid
 Vitamin
 Eikosanoat
 Steroid
Lipid berdasarkan hasil hidrolisinya:

 Lipid sederhana adalah yaitu ester asam lemak dengan berbagi alkohol, misalnya:
minyak dan lemak.
 Lipid majemuk atau kompleks adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, misalnya: fosfolipid dan glikolipid
 Derivat lipid adalah senyawa yang dihasilkan oleh nproses hidrolisis lipid, misalnya:
sterol (kolesterol dan fitosterol)
Lipid berdasarkan gugus polar dan non polar:

 Lipid non polar ( lipid netral ) adalah lipid yang mengandung gugus non polar,
contoh: kelompok lemak (fat)
Berfungsi: berperan dalm metabolisme sebagi cadangan energi.

 Lipd yang mengandung gugus polar dan non polar, contoh: fosfolipid
Berfungsi : berperan dalm membran sel dan organel untuk melindungi isi sel dan organel sel
untuk melindungi isi sel dan organel sel dari lingkungan luar sel.

Lipid berdasarkan struktur kimianya:

 Triasilgliserol
 Fosfogliserol
ü Fosfatidiletanoalamin

ü Fosfatidilserin

ü Fosfatidilinositol

ü Kardiolipin

 Spingolipida
ü Spingomielin

ü Serebrosida

ü Gangliosida

 Sterol dan ester asam lemaknya

2.4.1 Asam Lemak adalah Komponen Unit Pembangun Hampir Semua Lipid
Asam lemak merupakan komponen unit pembangun yang khas pada kebanyakan lipid. Asam
lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24.
Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang,
yang menyebabkan kebanyakan lipid tidak larut didalam air dan tampak berminyak atau
berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam sel atau
jaringan, tetapi terdapat dalm bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipid
yang berbeda,asam lemak dapt dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis kimia atau
enzimatik.

Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon yang genap, asam-asam
lemak dengan jumlah 16 dan 18 karbon adalah yang paling dominan. Ekor hidrokarbon yang
panjang mungkin jenuh sepenuhnya, yaitu hanya mengandung ikatan tunggal, atau bagian ini
mungkin bersifat tidak jenuh, dengan satu ikatan ganda. Pada kebanyakan asam lemak tidak
jenuh,terdapat iktan ganda.

Ikatan ganda hampir semua asam lemak tidak jenuh yang ada di alam berada dalam
konfigurasi cis, yang menghasilkan suatu lekukan kaku pada rantai alifatik. Asam lemak
jenuh dari C12 sampai C24 bersifat padat, mempunyai konsistensi lilin. Asam lemak tak jenuh
sebaliknya, bersifat cairan berminyak pada suhu tubuh.
Asam lemak yang umumnya dijumpai bersifat tidak larut di dalm air, tetapi dapat terdispersi
menjadi misel didalam NaOH atau KOH encer yang mengubah asam lemak menjadi sabun,
nama yang diberikan bagi garam asam lemak. Sabun terutama adalah suatu campuran garam
potasium asam lemak. Sabun K+ atau Na+ bersifat ampifatik mengionnya gugus karboksil
menyusun bagian kepala yang bersifat polar dan bagian rantai hidrokarbonnya merupakan
ujung nonpolar. Sabun K+ dan Na+ mempunyai sifat mengemulsikan senyawa berminyak atau
berlemak yang tidak larut di dalm air. Ekor sabun yang bersifat hidrofobik memanjang ke
dalm tetes lemak, sedangkan kepala molekul sabun yang bersifat polar menghadap ke air.
Jadi, sabun memberikan mantel hidrofilik mengelilingi tetes lemak, untuk membentuk
dispersi atau emulsi yang halus.
Asam lemak terbagi menjadi 2, yaitu :

 Asam lemak jenuh ( Saturated ) : tidak membentuk ikatan rangkap karbon-karbon


pada hidrokarbon. Lemak jenuh kebanyakan tidak baik bagi kesehatan.
Memilki ciri-ciri sebagai berikut :
ü Tidak memiliki ikatan rangkat karbon

ü Tidak dapat mengalami proses penambahan atom hidrogen (hidrogenasi)

ü Notasi pada asam lemak jenuh misalkan asam palmitat ( 16 : 0)

Menyatakan asam tersebut memilki 16 karbon dan tidak ada ikatan rangkap karbon-karbon.

 Asam lemak tak jenuh ( Unsaturated ) : membentuk ikatan rangkap karbon-karbon


pada hidrokarbon. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini
tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet contoh
bersumber dari buah-buahan. Notasi asam lemak tidak jenuh misalnya oleat ( 18:1 )
menyatakan asam tersebut memiliki 18 atom karbon dan 1 ikatan rangkap karbon.
Berdasarkan jumlah ikatan rangkap karbon-karbon dapat dibagi 2 :

i. Asam lemak monoenoat (Monounsaturated fatty acid atau MUFA) memiliki 1 ikatan
rangkap karbon-karbon.
ii. Asam lemak polienoat (Polyunsaturated fatty acid atau PUFA) memiliki ikatan
karbon lebih dari 1.

Atom

karbon Struktur Nama Sistematik

Asam Lemak Jenuh

12 n-Dodekanoat
CH3(CH2)10COOH

14 n-Tetradekanoat
CH3(CH2)12COOH

16 n-Heksadekanoat
CH3(CH2)14COOH
18 n-Oktadekanoat
CH3(CH2)16COOH

20 n-Eikosanoat
CH3(CH2)18COOH

24 n-Tetrakosanoat
CH3(CH2)22COOH

Asam Lemak tidak Jenuh

16
CH3(CH2)5CH==CH(CH2)7COOH

18
CH3(CH2)7CH==CH(CH2)7COOH

18
CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOH

18
CH3CH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)7COOH

20
CH3(CH2)4CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CHCH2CH==CH(CH2)3COOH

2.4.2 Triasilgliserol

 Triasilgliserol adalah ester asam lemak dari gliserol


Triasilgliserol adalah ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel
tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah
molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus
fungsional dengan polaritas tinggi. Triasilgliserol yang terdapat di alam bersifat tidak larut
didalam air, namun mudah larut dalam pelarut non polar, seperti kloroform, benzena atau eter
yang sering digunakan untuk ekstraksi lemak dari jaringan.
Senyawa yang mengandung satu jenis asam lemak pada ketiga posisi disebut triasilgliserol
sederhana, contohnya asam stearat, asam palmitat, dan asam oleat. Triasilgliserol yang
mengandung dua atau lebih asam lemak yang berbeda di sebut triasilgliserol campuran,
contohnya kebanyakan lemak alami, seperti minyak olive, mentega dan lemak makanan
lainnya merupakan campuran dari triasilgliserol sederhana dan campuran yang mengandung
berbagai jenis sam lemak yang berbeda dalam panjang rantai dan derajat kejenuhan.

 Triasilgliserol adalah Lipida Penyimpan


Triasilgliserol terutama berfungsi sebagai lemak penyimpan. Pada hampir semua hewan dan
tumbuhan, triasilgliserol terdapat sebagi tetes minyak mikroskopi, terdispersi dan teremulsi di
dalam sitosol dengan halus. Pada adiposit atau sel lemak, yaitu hewan sel khusus pada
jaringan pengikat hewan, sejumlah triasilgliserol disimpan sebagi tetes lemak, yang hampir
mengisi seluruh volume sel.

Pada beberapa hewan, triasilgliserol yang tersimpan di bawah kulit mempunyai fungsi ganda,
keduanya adalah sebagai depot penyimpan energi yang penting dan sebagai insulasi terhadap
suhu yang amat rendah. Misalnya anjing laut, burung pinguin yang berdarah panas lainnya,
terisi penuh dengan triasilgliserol.

Triasilgliserol yang banyak mengandung mengandung asam lemak jenuh, berbentuk padat
pada suhu ruang serta memiliki titik cair yang tinggi di sebut “lemak”. Sedangkan
triasilgliserol yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, berbentuk cair pada suhu
ruang serta memilki titik cair yang rendah disebut “minyak”.

Minyak atau lemak yang berasal dari hewan disebut minyak/lemak hewani contohnya lemak
yang terdapat pada jaringan adipose dan sumsum tulang. Sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut minyak/lemak nabati contohnya lemak yang terdapat pada buah-buahan,
kacang-kacangan.

i. 1. Lilin adalah Ester Asam Lemak dengan Alkohol Berantai panjang


Lilin adalah ester asam lemak berantai panjang yang jenuh dan tidak jenuh (mempunyai dari
14 sampai sebanyak 36 atom karbon ) dengan alkohol berantai panjang (mempunyai atom
karbon dari 16 sampai 22). Pada vertebrata, lilin disekresi oleh kelenjar kulit sebagai kulit
pelindung untuk membuat kulit bersifat fleksibel, berminyak, dan tidak tembus air. Rambut,
wol dan bulu juga dilapisi oleh sekresi berlilin. Burung, terutama unggas yang berenang di
air, mengeluarkan lilin dari kelenjar penghiasnya, membuat bulu unggas bersifat tidak lekat
dengan air. Daun berbagai tumbuhan dilapisi oleh lapisan lilin pelindung. Penampakan
berkilat pada daun-daun trofik, misalnya daun “holly” dan redodendron serta daun “ivy”
beracun merupakan refleksi lapisan lilinnya.

i. 2. Fosfolipid adalah Komponen Utama Lipid Membran


Fosfolipid mempunyai satu atau lebih gugus “kepala” dengan polaritas tinggi, selain ekor
hidrokarbonnya. Fosfolipid berfungsi terutama sebagai unsur struktural membran dan tidak
pernah disimpan dalam jumlah banyak. Seperti tersirat di dalam namanya, golongan lipid ini
mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat. Fosfat lipid utama yang ditemukan pada
membran adalah fosfogliserida yang mengandung dua molekul asam lemak yang berikatan
ester dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol.

Asam lemak yang banyak ditemukan di dalm fosfogliserida memiliki 16 atau 18 atom
karbon. Fosfogliserida mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan asam atau basa untuk
menghasilkan komponen unit penyusunnya : asam lemak, gliserol, asam fosfat, dan alkohol
pada bagian kepala. Senyawa ini dapat juga dihidrolisa secara enzimatik oleh berbagai jenis
fosfolipase, yang mengkatalisa ikatan spesifik pada molekul fosfogliserol.

i. 3. Spingolipid Juga Merupakan Komponen Membran


Spingolipid kelas kedua terbesar dari lipid membran, juga mempunyai kepala yang bersifat
polar dan dua ekor nonpolar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol. Spingolipid
tersusun atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu diantara
turunannya, dan suatu alkohol polar pada bagian kepala.

Spingosin adalah senyawa induk dari sejumlah alkohol amino berantai panjang yang
ditemukan pada berbagai spingolipid. Terdapat tiga subkelas spingolipid : Spingomielin,
serebrosida, dan gangliosida.

i. 4. Steroid adalah Lipida yang Tidak Tersabunkan dengan Fungsi Khusus


Sel juga mengandung lipid yang tidak tersabunkan,yang tidak mengandung asam lemak dan
karenannya tidak dapat terbentuk sabun. Steroid adalah molekul kompleks yang larut di
dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah
sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolestrol adalah sterol utama pada jaringan hewan.

i. 5. Lipoprotein Menggabungkan Sifat-sifat Lipida dan Protein


Beberapa lipid berikatan dengan protein spesifik membentuk lipoprotein. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa kombinasi tingkat plasma yang tinggi dari lipoprotein berdensitas amat
rendah (VLDL = very low density lipoprotein ) dengan tingkat yang rendah dari lipoprotein
berdensitas tinggi ( HDL = high density lipoprotein ) merupakan faktor penting penyebab
aterosklerosis, pembentukkan deposit tebal dari kolesterol dan senyawa ester turunannya
pada permukaan sebelah dalam dari pembuluh darah. Aterosklerosis segara menimbulkan
kelumpuhan dan serangan infarksi koroner, yang diakibatkan oleh terganggunya aliran darah
melalui pembuluh darah yang tersumbat, pada otak dan jantung secara berturut-turut.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna.1994.Dasar-dasar Biokimia.Universitas Indonesia Press : Jakarta


Thenawijaya, Maggy.1988.Dasar-dasar Biokimia.Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai