Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan rancangan
penelitian korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian
cross-sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen dinilai
secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya
tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu
yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel
dependen dinilai hanya satu kali saja. Dengan studi ini, akan diperoleh
prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) duhubungkan
dengan penyebab (variabel dependen) (Nursalam,2017)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia;klien)
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2017).
Populasi penelitian ini adalah anggota Posyandu Lansia sebanyak 124
lansia yang berusia 60-69 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
Banguntapan I Bantul Yogyakarta
Sampel
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Cara pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik Consecutive Sampling jenis non-
probability sampling.Teknik Consecutive Sampling (berurutan) adalah
pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
sehingga jumlah klien yang di perlukan terpenuhi (Sastroasmoro &

44
45

Ismail, 1995:49 cit Nursalam, 2016) . Sampel dalam penelitian ini


sebanyak 55 sampel.
Kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau karakteristik yang perlu
dimiliki oleh anggota populasi sehigga dapat dijadikan sampel
(Notoatmodjo, 2014).
Kriteria inklusi dalam penelitian adalah:
1) Lanjut usia (elderly) yang berusia 60-74 tahun
2) Lansia memiliki keluarga yang tinggal dalam satu rumah
3) Lansia mampu berkomunikasi dengaan baik
4) Lansia memiliki riwayat hipertensi minimal 1 tahun
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang dimiliki anggota
populasi sehingga tidak dapat digunakan sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2014)
1) Lansia yang tidak datang saat berlangsungnya kegiatan
posyandu lansia
Untuk mendapatkan besaran sampel penelitian digunakan
rumus Slovin sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikansi (p)
Untuk mengetahui besaran sampel, peneliti memilih untuk
menggunakan tingkat kesalahan 10% (d=0,1). Total jumlah lansia yang
berusia 60-74 tahun di posyandu lansia wilayah kerja adalah 124 orang
, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2
46

124
𝑛=
1 + 124(0,1)2
124
𝑛=
1 + 1,24
124
𝑛=
2,24
𝑛 = 55,3
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel
dalam penelitian ini adalah 55 lansia di posyandu lansia wilayah kerja
Puskesmas Banguntapan I
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada 3-27 Februari 2019. Tempat
penelitan adalah di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan I Bantul
Yogayakarta.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yamg berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo, 2014). Variabel dalam penelitian ini
meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel terganggu:
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas atau variabel independent merupakan variabel
yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain. Suatu
kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu
dampak pada variabel dependen (Nursalam, 2016). Dalam penelitian
ini variabel bebasnya adalah dukungan keluarga pada lansia yang
menderita hipertensi.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat atau variabel dependent merupakan variabel yang
dipengaruhi nilainya ditentukan variabel lain. Variabel respons akan
muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain
(Nursalam,2016). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
kepatuhan diit pada penderita hipertensi.
47

3. Variabel Perancu (Confounding)


Variabel perancu atau confounding variabel merupakan variabel
yang mengganggu terhadap hubungan antara variabel independent
dengan variabel dependen (Notoatmodjo, 2012). Faktor pengganggu
dalam penelitian ini adalah:
a. Faktor Predisposisi
1) Kepercayaan atau agama yang dianut
Kepercayaan atau agama yang dianut akan diabaikan
2) Faktor Geografis
Faktor geografis akan diabaikan karena kebanyakan lansia
bertempat tinggal didaerah sekitar posyandu
3) Sikap individu yang ingin sembuh
Sikap individu diabaikan
4) Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini di abaikan
b. Faktor Reinforcing (Faktor Penguat)
a) Dukungan petugas
Dukungan petugas di abaikan
b) Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga di kendalikan
c. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin)
a) Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di abaikan
48

E. Hubungan Antar Variabel


Adapun hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Variabel Bebas Variabel Terikat

Kepatuhan
Diit
Dukungan Keluarga
Hipertensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kepatuhan diit hipertensi:

1. Faktor 1Predisposisi
2. Faktor Pemungkin
3. Faktor Penguat
Variabel Pengganggu

Gambar 3.1 : Hubungan antara variabel

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 20
1. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan suatu tindakan atau stimulus yang
diberikan oleh keluarga (suami, istri, anak, dan cucu) berupa dukungan
emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
informasional. Keluarga adalah orang-orang yang mempunyai
hubungan darah dan tinggal satu atap bersama dengan lansia yang
menderita hipertensi atau orang yang dianggap sebagai anggota
keluarga oleh penderita hipertensi. Dukungan keluarga menggunakan
alat ukur kuesioner yang berisi 30 pertanyaan dengan pilihan “Ya” dan
“Tidak”, kuesioner diadopsi dari Suryani (2018) dengan beberapa
perubahan. Skala data dukungan keluarga dalam bentuk skala ordinal,
dikategorikan menjadi kurang (≤10) , cukup (11-17), baik (≥18)
49

2. Kepatuhan diit pada lansia penderita hipertensi


Kepatuhan diit merupakan tindakan atau perilaku taat yang
dilakukan oleh lansia yang penderita hipertensi berupa pengaturan
jenis dan jumlah makanan yang dirancang dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya hipertensi. Kepatuhan diit pada pada penderita
hipertensi menggunakan alat ukur yang berisi 15 pertanyaan dengan
pilihan “Ya” dan “Tidak”, kueisioner diadopsi dari Fauziah (2017)
dengan beberapa perubahan. Skala data kepatuhan diet pada penderita
hipertensi dalam bentuk skala ordinal. Dikategorikan menjadi Patuh
(≥11), cukup patuh (6-10), dan tidak patuh (≤5)
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2016)
1. Data primer
Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer adalah
data yang diperoleh oleh peneliti secera langsung dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengumpulan data yang sudah teruji valid dan reliabel (Purwanto,
2016). Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari
responden lansia yang menderita hipertensi di posyandu lansia
condrowangsan dan salakan di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan
I Bantul Yogyakarta dengan cara mengisi kuesioner.
2. Data Sekunder
Merupakan hasil pencatatan data penunjang lain seperti data
demografi (batas wilayah Puskesmas Banguntapan I Bantul
Yogyakarta) dan monografi (wilayah kerja Puskesmas Banguntapan I
Bantul Yogyakarta yang digunakan untuk memberikan gambaran
umum lokasi penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
jumlah dan komposisi penderita hipertensi lansia yang diperoleh dari
petugas kesehatan di Puskesmas Banguntapan I Bantul Yogyakarta
melalui studi penelitian serta data dari Riset Kesehatan Dasar DIY dan
50

Dinas kesehatan Bantul. Sedangkan untuk landasan teori, peneliti


mendapatkan data melalui buku referensi, jurnal, skripsi, penelitian
lain, dan studi kepustakaan.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu
metode (Pratiknya, 2008). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
instrumen penelitian baik itu untuk Hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diit hipertensi dimana kuesioner diadopsi dari penelitian yang
terdahulu.
1. Dukungan keluarga
Untuk dukungan keluarga didapatkan dengan menggunakan
kuesioner. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup (dichotomous choice) yang di adopsi dari penelitian
(Suryani,2018), disusun secara terstruktur yang berisi pertanyaan yang
harus diisi oleh responden. Kuesioner dengan menggunakan dasar
fungsi dukungan sosial keluarga yang terdiri dari dukungan
informatif, emosional, instrumental, dan penilaian/ dalam kuesioner
ini terdiri dari 30 pertanyaan. Untuk mengukur dukungan sosial
keluarga peneliti menggunakan skala gutmen dimana cara
menjawabnya soal tersebut yaitu dengan cara memberikan tanda
centang (√). Pertanyaan-pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan
favourable dan unfavourable, untuk pertanyaan favourable skor 1
diberikan untuk jawaban Ya, skor 0 untuk jawaban Tidak. Pada
pertanyaan unfavourable skor 1 untuk jawaban Tidak, skor 0 untuk
jawaban Ya. Skala data dukungan keluarga dalam bentuk skala
ordinal, dikategorikan menjadi kurang (≤10) , cukup (11-17), baik
(≥18)
51

Tabel 3.2

Kisi-kisi Dukungan Keluarga

No Aspek Favourable Unfavourable Jumlah


1 Dukungan informasional :

Memberikan nasehat tentang 1,2,3,6 -


puskesmas
Mengingatkan jadwal 4 5 6
puskesmas
2 Dukungan Penilaian :

Memberikan penghargaan 7,8 -


Membantu memecahkan 9
masalah
Memberikan semangat 10,11,12 6
3 Dukungan Instrumental :

Memberikan fasilitas 13,15 20


antar/jemput
Mendampingi saat di 14
puskesmas
Memenuhi kebutuhan dasar 16,17,18,19 8
4 Dukungan Emosional

Menanyakan perasaan 21 28
setelah mengikuti
puskesmas
Menanyakan kondisi 22
kesehatan
Mengetahui keluhan dan 23,24
mendengarkan
Dukungan berinteraksi 25,29 26,30
dengan sesama
Membantu memecahkan 27 10
masalah
Jumlah 25 5 30
2. Kepatuhan Diit Hipertensi
Untuk kepatuhan diit hipertensi diukur menggunakan kuesioner
kepatuhan diit yang di adopsi dari Fauziah (2017). Kuesioner ini terdiri
dari 15 item pernyataan yang terbagi dalan 7 item pernyataan favorable
dan 8 item pernyataan unfavorable dengan menggunkanan skala guttman
tentang kepatuhan dengan pilihan Ya dan Tidak
52

Untuk pertanyaan favorable dengan nilai Ya (1) dan Tidak (0).


Untuk pertanyaan unfavorable dengan nilai jawaban Ya (0) dan Tidak
(1). Jenis skala yang digunakan adalah skala ordinal yang
dikategorikan menjadi Patuh (≥11), cukup patuh (6-10), dan tidak
patuh (≤5)

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kepatuhan Diit Hipertensi
No. Pernyataan
Jenis Pernyataan Favourable Unfavourable Jumlah
Kurangi konsumsi - 2,3,6,7,14 5
garam
Tinggi serat 4,5 - 2
Kendalikan kadar 8,9 1 3
kolesterol
Tidur yang cukup 13 - 1
Olahraga 10 - 1
Emosi stabil 15 12 2
Berhenti merokok - 11 1
Jumlah 7 9 15

I. Validitas dan Reliabilitas


Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan di
Puskesmas Piyungan Bantul Yogyakarta pada 9 februari 2019. Adaoaun
kuesioner yang akan dilakukan uji validitas adalah kuesioner dukungan
keluarga dan kuesiioner kepatuhan diit hipertensi. Respondennya adalah
30 lansia penderita hipertensi. Uji validitas dan uji reliabilitas didapatkan
hasil dengan bantuan program SPSS 16.
1. Validitas
Validitas adala suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2014). Uji validitas
dalam dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi “product
53

moment”. Menurut Riwidikdo (2012) korelasi product moment yaitu


menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban
dengan skor total dan butir jawaban. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
R = N.∑.X.Y−∑X.∑Y
√{N ∑ X2−(∑ X)2}{N ∑ Y2– (∑Y )2}
Keterangan

R : Koefisien korelasi antara skor item jawaban


N : Jumlah responden
X : Nilai dari setiap pertanyaan
Y : Skor
N∑XY : Jumlah perkalian X dan Y
∑X : Jumlah skor item (X)
∑Y : Jumlah skor item (Y)

Langkah diketahuinya validitas suatu instrumen yaitu


dengan cara korelasi antara masing-masing skor item jawaban dengan
skor totalnya. Skor pada setiap item dijumlahkan kemudian
dikorelasikan dengan jumlah skor totalnya, hasil dari skor instrumen
lembar kuesioner akan dicocokkan dengan tabel statistik. Hasil
dikatakan valid jika nilai signifikan p < 0,05 (Riwidikdo,2012). Dari
hasil uji validitas yang dilakukan di Puskessmas Piyungan pada
tanggal 9 februari 2019 dan dilakukan pengolahan data menggunakan
SPSS 16 untuk kuesioner dukungan keluarga dengan 30 pertanyaan di
dapatkan hanya 27 pertanyaan saja yang valid dan selanjutnya akan di
gunakan untuk penelitian. Untuk item pertanyaan nomor 8, 26, dan 29
akan di hapus karena di dapatkan hasil R hitung < R tabel. Dan ada
beberapa pertanyaan lain yang dapat mewakili dari pertanyaan yang
dihapus. Sedangkan untuk kuesioner kepatuhan diit hipertensi dengan
15 pertanyaan di dapatkan hanya 14 pertanyaan saja yang valid dan
selanjutnya akan di gunakan untuk penelitian. Untuk item pertanyaan
54

nomor 1 akan di hapus karena di dapatkan hasil R hitung < R tabel.


Karena ada beberapa pertanyaan lain yang dapat mewakili dari
pertanyaan yang dihapus. Dengan demikian item pernyataan tersebut
dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran untuk uji statistik
selanjutnya.

2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat di percaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau leboh
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo,2012).
Uji reliabilitas instrumen dalam peneilitian ini menggunakan
rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dikarenakan untuk
mengetahui tingkat reliabel yang tinggi. Perhitungan uji reliabilitas ini
menggunakan bantuan program komputer. Koefisien keandalan alat
ukur menunjukkan tingka konsistensi jawaban responden. Uji
realibilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan. menurut Riwidikdo (2012) instrumen penelitian
dikatakan reliabel apabila nilai Cronbarch Alpha > konstanta (0,7) dan
apabila nilai Cronbach Alpha < konstanta (0,7). Rumusnya adalah
sebagai berikut:
𝑘 ∑𝑠𝑖2
𝑟𝑖𝑖 = [ ] [1 − 2 ]
𝑘−1 𝑠𝑡
Keterangan:
𝑟𝑖𝑖 : Reliabilitas instrumen
𝑘 : Banyak butir pertanyaan
∑𝑠𝑖2 : Jumlah variabel butir
𝑠𝑡2 : Varian total

Adapun hasil uji realibilitas yang telah peneliti lakukan terhadap


30 responden lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan Bantul
55

adalah untuk dukungan keluarga reliabel dengan nilai koefisien alpha


0,916 dan kepatuhan diit hipertensi 0,770. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kuesioner dinyatakan reliabel karena kondisi α > 0,7
J. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2014), dalam pengolahan data terdapat tahap-
tahap yang harus ditempuh, yaitu:
a) Editing
Editing adalah tahap pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengoreksi atau memeriksa kembali data-data yang telah
terkumpul sehingga hasil yang diperoleh tidak bias atau error,
meliputi:
1) Mengecek dan memastikan kelengkapan identitas responden
2) Mengecek kelengkapan instrumen
b) Coding
Coding adalag tahap pengolahan data yang digunakan untuk
pemberian kode dengan cara menandai hasil pengukuran dengan
kode berupa angka untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan
data
c) Tabulating
Tabulating adalah tahap pengolahan data yang dilakukan dimana
data dipindah kedalam lembaran tabel kerja untuk mempermudah
pembacaan
d) Input data
Input data adalah memasukkan data yang diedit dan dinilai
menggunakan fasilitas tekhnologi yaitu menggunakan program
komputer untuk melakukan analisis pada langkah selanjutnya.
2. Analisa Data
a. Analisa univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo,2014). Bentuk analisis univariat dalam penelitian ini
56

dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian yaitu variabel


dukungan keluarga dan kepatuhan diitt pada penderita hipertensi.
Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
persantase dari tiap variabel. Bentuk analisis univariat dalam
penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, status pernikahan, dan r.
b. Analisa bivariat
Menurut Notoatmodjo (2014), analisa bivariat digunakan untuk
menerangkan keeratan dua variabel. Data yang penelitian gunakan
bersekala ordinal-ordinal. Maka uji ststistic yang akan digunakan
Kendall Tau dengan rumus:

∑𝐴 − ∑𝐵
𝜏= 𝑁(𝑁−1)21
2

Keterangan

𝜏 : Koefisien korelasi Kendall Tauyang


besarnya (-1 < 0 <1)

N : Jumlah anggota sampel

∑A : Jumlah rangking atas

∑B : Jumlah rangking bawah

Uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus z,


karena distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya
adalah sebagai berikut:

𝜏
𝑧=
2(2𝑁+5)
√9 𝑁 (𝑁−1)
57

K. Jalannya Penelitian
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti memiliki ide yang berhubungan dengan
masalah kesehatan di bidang keperawatan, ide tersebut di tuangkan ke
dalam judul yang kemudian diajukan kebagian research departement
Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta
2. Persiapan
Tahap ini dimulai dari pengumuman diterimanya judul
penelitian, mengambil form 1 hingga 2 sebagai syarat jalannya
penyusunan proposal penelitian kemudian mencari literature yang
sesuai dengan permasalahan dan melakukan studi penelitian ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul Yogyakarta, ke Puskesmas Banguntapan
I, dan berkunjung ke Posyandu yang ada di dalam wilayah kerja
Puskesmas Banguntapan I.
Konsultasi dengan dosen pembimbing untuk penyususnan
proposal penelitian kemudian melakukan seminar proposal.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan untuk penelitian ini dilaksanakan setelah
mendapat ijin penelitian dari STIKes Surya Global Yogyakarta yang
ditandai dengan diterimanya Proposal Penelitian yang di ajukan.
Selanjutnya peneliti mengurus izin untuk dilakukannya Uji Validitas
dan Reabilitas di Puskesmas Piyungan Bantul Yogyakarta, lalu
peneliti mengurus perizinan di Badan Kesatuan Bangsa dan Poliyik
Kabupaten Bantul. Setelah mendapat surat rekomendasi untuk
dilakukan penelitian, peneliti mengantarkan surat perizinan tersebut ke
Kepala Puskesmas Banguntapan I Bantul.
Penelitian dilakukan pada 3-27 Februar 2019 di 4 Posyandu
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bnaguntapan I Bantul yaitu
Posyandu Lansia Alamanda, Mantup, Condrowangsan dan Salakan,
metode pengambilan data dilakukan ketika kegiatan posyandu lansia
dilaksanakan. Pada hari H pelaksanaan kegiatan peneliti melakukan
apresepsi dengan fasilitator penelitian yaitu petugas puskesmas dan
58

kader posyandu untuk menjelaskan tujuan penelitian, jalannya


penelitian dan manfaat penelitian, kemudian peneliti mengumpullkan
data dengan membagikan kuesioner dan memberikan kejelasan serta
kesediaan untuk menjadi responden. Data tersebut didapatkan melalui
responden langsung.
4. Tahap pengolahan data
Setelah diperoleh dari data kuesioner untuk dukungan keluarga
dan kepatuhan diit hipertensi, selanjutnya data dimasukkan pada
program komputer untuk diolah dalam penelitian ini menggunakan
program SPSS 16.0. setelah seluruh kuesioner terkumpul dilakukan uji
statistik untuk menyajikan hasil yang didapatkan dalam bentuk tabel
atau diagram
L. Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2013) masalah etika penelitian


keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan. Uji etik penelitian akan dilakukan pada Bulan Januari
2019 di STIKes Surya Global Yogyakarta yang diselenggarakan
oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) STIKes Surya
Global Yogyakarta.

Masalah dalam etika penelitian adalah sebagai berikut:


1. Informed Concent (Persetujuan)
Informed concent merupakan persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed concent tersebut diberikan sebelum
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan Informed concent adalah agar subyek
penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya.
2. Anomity (Tanpa Nama)
59

Masalah etika adalah masalah yang memberikan jaminan


dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai