PRODI S1 PGSD-FIP
INDONESIA
PENDIDIKAN BAHASA
(IKHSANUDIN, 2009)
NIM : 1192411033
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan Critical Journal Review ini. Critical Journal Review ini saya buat guna
memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan. Semoga Critical Journal
Review ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan Critical Journal Review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada :
Saya menyadari bahwa Critical Journal Review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
1192411033
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Jurnal Utama............................................................................................................. 3
B. Jurnal Pembanding.................................................................................................... 6
A. Keunggulan Jurnal.................................................................................................... 8
B. Kelemahan Jurnal...................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................... 9
B. Rekomendasi............................................................................................................. 9
PENDAHULUAN
D. Identitas Jurnal
Jurnal Utama
1. Judul Artikel : Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di Indonesia
2. Nama Jurnal : Jurnal UNIERA
3. Penulis : Ricardo F. Nanuru
4. Volume Jurnal : Volume 2 Nomor 2
5. Tahun Terbit : 2013
6. ISSN : 2086-0404
7. Alamat Situs :https://journal.uniera.ac.id/abst/53/progresivisme-pendidikan-
dan-relevansinya-di-indonesia
Jurnal Pembanding
Jurnal Pembanding
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
A. Jurnal Utama
Tujuan Penelitian
Tulisan ini bertujuan melihat kondisi pendidikan di Indonesia dari sudut
pandang progresivisme, dengan harapan dapat memberi sedikit masukkan bagi
perkembangan pendidikan di Indonesia.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan masyarakat. Proses
pendidikan berada dan berkembang bersama perkembangan hidup dan kehidupan
manusia, bahkan keduanya merupakan proses yang satu. Masalah pendidikan tidak
dapat dipecahkan keseluruhannya hanya dengan mempergunakan metode ilmiah
semata, akan tetapi untuk memecahkan masalah pendidikan seseorang harus
menggunakan analisis filsafat (Jalaludin dan Idi,1997:24).
Kedudukan filsafat dalam pendidikan dinyatakan sebagai fundamental yang
pada dasarnya tidak dapat diganti oleh mata kuliah dasar lainnya. Filsafat merupakan
sumber nilai dan norma hidup yang menentukan warna dan martabat hidup manusia .
Guru adalah pelaksana kegiatan-kegiatan dalam menanamkan nilai dan norma
pendidikan, namun filsafat akan memberikan sumber-sumber dasar dan pedoman
yang menentukan arah dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan pendidikan dapat dilihat
sebagai berikut :
a. Filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pendidikan dan menyususn teori-teori pendidikan.
b. Filsafat berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
c. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan. (Jalaludin dan Idi, 1997:22).
Filsafat pendidikan, dapat dikatakan paling erat kaitannya dengan
progresivisme, yaitu suatu aliran pemikiran yang menganjurkan bahwa kebenaran
ditentukan oleh fungsi. Progresivisme adalah aliran filsafat pendidikan yang berfokus
pada siswa dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan tidak
hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk berhasil dalam masyarakat
kontemporer dan kompetitif.
Metode Penelitian
Progresivisme yang menekankan pada kebebasan individu anak dalam
berkreasi dapat menjadi tawaran yang menarik bagi perkembangan pendidikan di
Indonesia. SMK (sekolah menengah kejuruan) yang menurut penulis penuh dengan
tawaran kreativitas dapat diangkat kembali sebagai usaha pemerintah dalam
menyikapi persoalan pendidikan dalam hubungannya dengan dunia kerja. Dengan
memberikan ruang yang lebih banyak dan terbuka bagi pengembangan
SMK,diharapkan progresivitas pendidikan di Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
Hasil Penelitian
Pendidikan menurut aliran progresivisme ini menekankan kreativitas murid, di
mana ia dengan bebas mengekspresikan apa yang menarik dalam pikirannya. Guru
hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan maksud dan tujuan murid, tidak
boleh lebih dari itu. Kurikulum bersumber dari murid dan kemudian ia difasilitasi
oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan kepada kurikulum
yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai hasil dari pendidikan itu menjadi sangat
sulit. Dan inilah yang menjadi kelemahannya.
SMK sebagai bagian pendidikan di Indonesia sudah sepantasnya terus
dikembangkan dan menjadi prioritas pendidikan di Indonesia. Hal ini dirasakan perlu
mengingat lulusan SMA bahkan perguruan Tinggi yang tidak memiliki spesialisasi
cenderung menjadi pemasok utama tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan
dikembangkannya SMK dengan berbagai minat, bakat dan kreatifitas, ditambah
dengan kerjasama-kerjasama dengan berbagai perusahaan pemilik modal diharapkan
lulusan SMK akan menjadi tenaga terampil siap pakai baik di perusahaan sponsor,
maupun dengan membuka lapangan kerja sendiri.
Kesimpulan
1. Filsafat progresivisme dalam wujud yang murni memperkenalkan bahwa
pendidikan selalu ada dalam nuansa proses pengembangan. Pendidikan harus siap
untuk memodifikasi metode dan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
perkembangan pengetahuan dan perubahan yang baru dalam lingkungan.
2. Pendidikan progresif harus memperkenalkan konsep “anak secara utuh” sebagai
satu jawaban atas apa yang mereka pertimbangkan; terhadap anggapan atau
penafsiran sebagian sifat anak. Dengan demikian, sekolah menjadi pusat “perhatian
anak” dimana proses belajar ditentukan oleh setiap anak.
3. Pandangan progresivisme terhadapanak, adalah sebagai organism yang memahami
satu proses pengalaman. Anak merupakan bagian dari lingkungan, hidup dalam dan
dengan interaksi dengan segala apa yang ada di lingkungannya. Anak selaku makluk
alamiah terhubung dengan benda-benda alamiah lainnya, sekaligus sebagai suatu
perkembangan sendiri. Masalah sentral dalam pendidikan anak adalah
mengembangkan kecerdasannya agar dapat menjadi anak yang lebih baik.
4. Dengan tetap berpijak pada ide demokrasi, progresivisme menekankan
perkembangan kecerdasan kooperatif untuk mencapai pribadi yang integral. Pribadi
yang integral tidak cukup hanya dengan menyumbangkan potensi dari dalam, tetapi
harus dinteraksikan dengan individu-individu lainnya.
5. Tujuan pendidikan progresivisme adalah memberikan keterampilan dan alat-alat
yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungannya yang berada dalam proses
perubahan secara terus-menerus. Yang dimaksud dengan alat-alat adalah keterampilan
pemecahan masalah yang dapat digunakan oleh individu untuk menentukan,
menganalisis, dan memecahkan masalah. Proses belajar terpusatkan pada perilaku
kooperatif dan disiplin diri, dimana kebudayaan sangat dibutuhkan dan sangat
berfungsi dalam masyarakat.
6. Anak harus memahami pengalaman pendidikan sebagai hal yang terjadi “di sini”
dan “sekarang”, memiliki landasan filosofi “pendidikan adalah hidup” dan “belajar
dengan melakukan”. Para progresivis mendorong sekolah agar menyediakan pelajaran
bagi setiap individu yang berbeda, baik dalam hal mental, fisik, emosi, dan perbedaan
sosial.
7. Mutu pendidikan tidak ditentukan dengan menerapkan suatu ukuran standar
kebaikan, kebenaran, dan keindahan, tetapi pendidikan diartikan sebagai suatu
rekonstruksi pengalaman yang berkesinambungan secara terus menerus.
8. Kurikulum pendidikan yang tepat di sini adalah yang mempunyai nilai edukatif,
yang memperhatikan semua jenis belajar yang bahan-bahannyadapat membantu
perkembangan anak, pemuda maupun orang dewasa. Selain itu, kurikulum juga harus
dapat mendorong perkembangan pribadi yang mencakup perkembangan minat
berpikir maupun kemampuan praktis.
9. Pendidikan menurut aliran progresivisme ini menekankan kreativitas murid, di
mana ia dengan bebas mengekspresikan apa yang menarik dalam pikirannya. Guru
hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan maksud dan tujuan murid, tidak
boleh lebih dari itu. Kurikulum bersumber dari murid dan kemudian ia difasilitasi
oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan kepada kurikulum
yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai hasil dari pendidikan itu menjadi sangat
sulit. Dan inilah yang menjadi kelemahannya.
10. SMK sebagai bagian pendidikan di Indonesia sudah sepantasnya terus
dikembangkan dan menjadi prioritas pendidikan di Indonesia. Hal ini dirasakan perlu
mengingat lulusan SMA bahkan perguruan Tinggi yang tidak memiliki spesialisasi
cenderung menjadi pemasok utama tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan
dikembangkannya SMK dengan berbagai minat, bakat dan kreatifitas, ditambah
dengan kerjasama-kerjasama dengan berbagai perusahaan pemilik modal diharapkan
lulusan SMK akanmenjadi tenaga terampil siap pakai baik di perusahaan sponsor,
maupun dengan membuka lapangan kerja sendiri.
B. Jurnal Pembanding
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi seberapa besar pengaruh
pemikiran filsafat progresivisme terhadap teori-teori dan praktik-praktik pendidikan
bahasa pada abad dua puluh.
Pendahuluan
Setiap metode pembelajaran didasarkan pada suatu keyakinan-keyakinan
dasar yang bersifat aksiomatis. Anthony (1963) menyebutnya dengan approach, yang
dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan pendekatan atah ancangan.
Sementara itu, Richards dan Rodgers (1986 dengan revisi 2001) menyebutnya dengan
basic assumptions atau anggapan-anggapan dasar. Keyakinan-keyakinan dasar dalam
ancangan pendidikan diperoleh melalui pemikiran filosofis. Di antara banyak
pemikiran filsafat pendidikan, salah satu yang berpengaruh pada abad dua puluh
adalah pemikiran filsafat progresivisme.
Penelitian ini menyoroti pemikiran filsafat pragmatisme. Di dalam kajian
filsafat, pragmatisme adalah suatu pendekatan atau cara berpikir yang menilai
kebenaran makna suatu teori atau kepercayaan atas dasar keberdayagunaannya atau
keberhasilannya dalam penerapan praktis. Dalam pendidikan, filsafat pragmatisme
menekankan keberhasilan peserta didik dalam belajar untuk menghadapi keadaan
sosial pada masa kedepannya. Sejak Dewey mengajukan pemikiran-pemikirannya
mengenai progresivisme pada akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh,
bahkan juga sejak sebelum masa tersebut, cara berpikir progresivisme telah mewarnai
kajian-kajian filsafat. Selanjutnya, pemikiran progresivisme semakin berpengaruh di
bidang pendidikan setelah Dewey membangun sistem persekolahan dengan tradisi
progresivisme. Dengan demikian, pumpunan pokok penelitian ini adalah kandungan
pemikiran filsafat pragmatisme dalam pendidikan bahasa abad dua puluh.
Penelitian ini berangkat dari hipotesis kerja yang mengatakan bahwa jika
pemikiran pragmatisme telah berpengaruh sampai pada teori-teori dan praktik-praktik
pendidikan dan pendidikan bahasa selalu menempati posisi penting dalam setiap
gerak pendidikan, maka pemikiran progresivisme juga terkandung di dalam teori-teori
dan praktik-praktik pendidikan bahasa pada abad yang sama.
Untuk membuktikannya diperlukan dua sub pumpunan kajian dalam penelitian
ini, yaitu : filsafat pragmatisme dan pendidikan bahasa. Sub kajian filsafat
pragmatisme diuraikan dua sub-sub kajian, yaitu : selayang pandang pragmatisme dan
pikiran pragmatisme John Dewey. Sub kajian pendidikan bahasa diuraikan dalam dua
sub sub kajian, yaitu : perkembangan filsafat bahasa dalam linguistik modern dan
pemikiran filosofis dalam pengajaran bahasa. Penulis ini perlu menyampaikan
pandangan-pandangannya sesuai sudut pandang yang diyakininya mengenai
pragmatisme, bahasa, dan pendidikan bahasa. Pandangan-pandangan tersebut
disampaikan dalam sub bab tersendiri dengan tujuan mempermudah penegasan
simpulan. Penelitian ini bersifat deskriptif. Oleh karena itu, tujuan penulisannya
adalah mendeskripsikan kandungan progresivisme dalam pendidikan bahasa.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan
deskriptif dan historis dengan mendeskripsikan kandungan progresivisme dalam
pendidikan dan menggunakan data-data atau kajian-kajian asli pemikir pemikir atau
para ahli.
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa pada abad dua puluh
terdapat kecenderungan adanya kandungan pemikiran progresivisme terhadap teori-
teori dan praktik-praktik pendidikan dan pengajaran bahasa yang semakin tinggi dari
waktu ke waktu.
Kesimpulan
Bahasa adalah kodrat bagi kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Bahasa dipergunakan oleh penggunanya untuk berkomunikasi di
masyarakat. Filsafat bahasa telah memelopori pemikiran untuk pendidikan bahasa
bahwa bahasa adalah alat komunikasi dan bahasa selalu berubah dari masa ke masa.
Filsafat pendidikan progresivisme berjaalan seiring dengan filsafat bahasa dan
pendidikan bahasa. Meskipun tidak tercermin dalam penelitian ini, berkemungkinan
filsafat keduanya saling mempengaruhi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keunngulan Jurnal
Jurnal Utama
1. Terdapat ISSN yang membuat jurnal lebih terpercaya.
2. Banyak menyajikan pendapat para ahli mengenai progresivisme, sehingga
menambah keakuratan isi jurnal.
3. Memiliki abstrak yang singkat namun mudah dimengerti.
4. Isi dari jurnal disajikan secara detail.
5. Penulisan jurnal yang rapi sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Jurnal Pembanding
1. Banyak menyajikan pendapat para ahli , sehingga menambah keakuratan isi
jurnal.
2. Terdapat ISSN yang membuat jurnal lebih terpercaya.
3. Isi dari jurnal disajikan secara detail, mulai dari pendahuluan sampai penutup.
4. Memberikan pengetahuan akan pentingnya filsafat pendidikan progresivisme
dalam perubahan zaman dan perubahan bahasa.
B. Kelemahan Jurnal
Jurnal Utama
1. Terdapat kata-kata yang salah dalam penulisannya.
2. Terdapat kesalahan dalam tanda baca.
3. Terdapat pendapat ahli yang tidak diterjemahkan lagi dalam bahasa Indonesia.
Jurnal Pembanding
1. Terdapat kata-kata yang salah dalam penulisannya.
2. Terdapat kesalahan dalam tanda baca.
3. Terdapat penjelasan yang terlalu panjang sehingga sedikit sulit untuk dipahami.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kedua jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa filsafat
progresivisme dalam wujud yang murni memperkenalkan bahwa pendidikan selalu
ada dalam nuansa proses pengembangan. Pendidikan harus siap untuk memodifikasi
metode dan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perkembangan
pengetahuan dan perubahan yang baru dalam lingkungan.
Selain itu, kandungan pemikiran filsafat pendidikan progresivisme dalam
pendidikan sudah ada pada abad dua puluh dan pengajaran bahasa yang semakin
tinggi dari waktu ke waktu.
B. Rekomendasi
Sebaiknya guru maupun siswa lebih memahami tentang filsafat pendidikan
progresivisme dan menerapkan metode pembelajaran progresivisme agar dapat
membantu diri sendiri dalam mengikuti perubahan zaman dan perubahan bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Nanuru, Ricardo F. 2013. Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di Indonesia. Jurnal
UNIERA Vol. 2 No. 2. https://journal.uniera.ac.id/abst/53/progresivisme-pendidikan- dan-
relevansinya-di-indonesia