Bangunan pada lahan berkontur

Bangunan pada lahan berkontur merupakan bangunan yang dibangun pada ketinggian
lahan yang berbeda, dan biasanya kemiringan tanah yang ideal berkisar 30o – 48o , dengan
perkiraan bahwa pada kemiringan lebih dari 48o pada umumnya tidak dipergunakan sebagai
lahan untuk tempat tinggal karena terlalu curam.

Lahan berkontur merupakan sesuatu yang menguntungkan bila diolah dengan benar.
Tetapi sebaliknya, jika tidak diolah dengan benar lahan berkontur ini dapat menjadi penghambat
dalam merancang sebuah rumah yang berorientasi horizontal dan dapat juga menyebabkan
kecelakaan dalam pembangunan maupun di kemudian hari.

Membangun rumah di lahan berkontur sebetulnya lebih menguntungkan karena secara

visual dapat memanfaatkan arah pandang yang lebih leluasa dan dengan ketinggian rumah yang
ada dapat memanfaatkan udara serta sinar matahari dapat diatur.

Contoh dari bangunan yang memanfaatkan lahan berkontur :

Sebagai salah satu contoh bangunan pada lahan berkontur adalah Fallingwater yang
dirancang oleh seorang arsitek bernama Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di daerah
pedesaan southwestern Pennsylvania, 43 mil (69 km) Pittsburgh.[1] Rumah ini dibangun diatas
sebuah air terjun din Bear Run di area Stewart Township, Fayette County, Pennsylvania,
lokasinya berada di dataran tinggi Laurel di Pegunungan Allegheny.

Fallingwater dilihat dari Bear Run

 Bangunan Fallingwater yang dirancang oleh Frank Lloyd Wright sangat menampilkan
ketertaitannya dengan alam sekitarnya, pada desain dari falling water menampilkan ketertarikan
Wright dengan arsitektur Jepang, khususnya pada penggabungan antara elemen eksterior dan
interior dan penekanan yang kuat pada keharmonisan antara manusia dan alam.

Kantilever pada bangunan Fallingwater

Denah dari bangunan Fallingwater

 Potongan bangunan Fallingwater, dan penampakan pemanfaatan kontur tanah pada
bangunan Falling water.

Penampakan pada bangunan Fallingwater yang memanfaatkan kontur tanah sebagai

peletakan bangunan, dan sangat menyatu dengan alam.