KONSTRUKSI
PROYEK JALAN & PERUMAHAN
Copyright © 2015
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-
Undang All rights reserved
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Cetakan kedua : Agustus 2016
ISBN 978-602-73892-7-4
KONTRIBUTOR
Ir. KIMRON MANIK, MSc
AHMAD AGUS FITRAH AKBAR , ST, MT
Ir. AKHMAD SURAJI, MT, PhD, IPM
BENNY HIDAYAT, ST, MT, PhD
Ir. DARMA TYANTO SAPTODEWO, MT, MBA
Ir. SOERYANTO MANGUNDIWIRJO
ENDANG, ST, MSi
SABILISSALAM ADITYAKUSUMA, SE
NINA ARDHITA PUTRI, ST
KARTIKA INDRYHAPSARI PUTRI, ST
GATY SUHARNANY, S.IP
EDITOR
BENNY HIDAYAT
ILLUSTRATOR
BENNY HIDAYAT
AGI SOLVIANDI
Daftar Isi ii
Kata Pengantar iv
Rumah Maisonet 78
Referensi 88
KATA SAMBUTAN
Atas berkat rahmat Allah SWT dan kerja keras tim
penyusun, buku katalog teknologi konstruksi ini bisa
diterbitkan. Katalog kontruksi edisi awal ini memberikan
informasi terkait teknologi konstruksi bidang jalan dan
perumahan.
2
BALOK KANTILEVER
UNTUK PELEBARAN JALAN
DESKRIPSI
Lokasi ruas jalan nasional dan propinsi bisa berada di
daerah perbukitan yang terjal, sehingga tidak ada
alternatif untuk relokasi jalan baru. Kondisi lingkungan
seperti di pinggir sungai dan pinggir tebing bukit membuat
sulit untuk melakukan pemotongan tebing dan
penimbunan jurang. Sehingga diperlukan alternatif
konstruksi yang tepat untuk memperlebar jalan, yaitu
menggunakan balok kantilever pracetak.
Tebing batu
METODE PELAKSANAAN
3
Struktur atas proyek jalan ini terdiri dari balok (beam), pelat
(slab) dan pembatas (kerb) yang dibuat dengan metoda
beton pracetak (precast). Komponen beton tersebut
dibuat di tempat lain, setelah beton pracetak tersebut jadi,
lalu beton tersebut dibawa ke lokasi proyek jalan untuk
dipasang.
Kurb pracetak
Balok kantilever
pracetak
Pelat pracetak
4
Penggalian untuk dudukan balok kantilever
5
2. Pemasangan Balok Pracetak
Setelah angkur terpasang ke dinding batu, kemudian
balok kantilever dipasang. Balok yang dipasang ini
menggunakan teknologi beton pre-stress dengan 2
buah tendon. Mutu beton yang dipakai adalah K350.
Setelah umur beton 7 hari, dilakukan penarikan
(stressing) pada balok pracetak tersebut dengan
kekuatan tarik sebesar 50-70 % dari tegangan ijin,
sisanya diberikan saat pemasangan dilapangan
(metoda post tensioning).
Pelat pracetak
6
4. Penarikan kabel angkur (Ground Anchor) pada balok
pracetak dan pelat pracetak
Setelah kabel pratekan angkur (ground anchor)
dimasukkan kedalam pipa pada balok, dilakukanlah
penarikan penarikan pada kabel tersebut dan juga
penarikan dengan alat stressing jack. Pemasangan
pelat pracetak sekaligus bersamaan dengan
memasukkan kabel pratekan (strand) kedalamnya.
Setelah pelat pracetak tersebut tersusun sepanjang
balok prace- tak, atau yang disebut dengan span,
dilakukan penarikan pada pelat pracetak dengan
menggunakan alat stressing jack.
Stressing jack
7
Sambungan antar pelat
8
KEUNGGULAN
Kurb pracetak
9
Kondisi jalan lebih lebar
setelah pemasangan
balok kantilever
Catatan:
Metoda balok kantilever oleh Dinas Prasarana Jalan
Sumatera Barat ini meraih penghargaan terbaik kategori
Teknik Konstruksi pada Karya Konstruksi Indonesia tahun
2006.
10
13
14
TIANG CERUCUK KAYU
UNTUK JALAN DI ATAS
TANAH LUNAK
DESKRIPSI
Tanah lunak, seperti tanah gambut, mempunyai daya
dukung rendah dan mempunyai penurunan permukaan
yang besar sehingga tidak mungkin dapat meletakkan
perkerasan jalan langsung di atas tanah tersebut tanpa
melakukan perbaikan tanah terlebih dahulu.
Untuk meningkatkan daya dukung tanah dan mengurangi
penurunan tanah bisa dilakukan dengan menggunakan
tiang pondasi atau juga bisa menggunakan cerucuk kayu.
Penggunaan tiang dengan material lain seperti tiang
beton mini bisa lebih bertahan lama, cepat dan mudah
dibandingkan menggunakan tiang kayu.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) telah mengeluarkan pedoman teknis tata cara
pelaksanaan pondasi cerucut kayu di atas tanah lembek
dan tanah gambut, pedoman teknis no. 029/T/BM/1999,
lampiran no.6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.
76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999.
15
timbunan jalan dan pekerjaan perkerasan jalan.
Perataan lahan,
pembersihan lahan.
Tanah lunak
16
3. Pemasangan kepala tiang dan matras
Tiang-tiang cerucuk kemudian disatukan dengan
berbagai cara, bisa menggunakan papan yang
dipaku di atas tiang tersebut, menggunakan balok
yang mengapit tiang ceruc- uk, menggunakan
kawat yang mengikat antar tiang, atau
menggunakan matras. Matras ini bisa terdiri dari
timbunan lokal dan isinya berupa stabilisasi tanah,
dengan ranting kayu yang disusun-susun, atau
matras dari semen ataubeton kurus. Diatas matras
dipasang lapisan pemisah selebar per- mukaan tiang
yang tepasang, ditambah satu meter dibagi- an kiri
kanannya. Lapisan pemisah ini mencegah lolosnya
bahan timbunan melewati celah-celah tiang, bahan
pem- isah ini bisa menggunakan geotextile, dari bilik
bambu atau ranting.
Cerucuk kayu
17
4. Penimbunan material
Penyatuan cerucuk-
cerucuk kayu dengan
papan, atau kawat
Matras berupa
timbunan yang
berfungsi menyatukan
cerucuk kayu
18
Timbunan
material
Penimbunan material
5. Perkerasan jalan
Setelah timbunan terbentuk dilanjutkan dengan
pekerjaan perkerasan jalan.
Perkerasan jalan
19
KEUNGGULAN
Penggunaan tiang cerucuk kayu atau pun tiang beton
berguna untuk menambah daya dukung tanah dan
mengu- rangi terjadinya penurunan tanah yang bisa
merusak jalan.
20
proyek jalan di Ancol atau Cirebon. Kombinasi ini juga di-
pergunakan untuk memperbaiki kondisi jalan tol Sudiatmo
yang telah mengalami penurunan (settlement) dan
proyek double-track Cikampek.
21
22
23
METODA KONSTRUKSI
SARANG LABA-LABA PADA
KONSTRUKSI JALAN
DESKRIPSI
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah kombinasi
konstruksi bangunan bawah konvensional, konstruksi yang
merupakan perpaduan pondasi pelat beton pipih menerus
yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu
kesatuan komposit konstruksi beton bertulang. Kombinasi ini
menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling
menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi
yang memiliki kekakuan jauh lebih tinggi dibandingkan
pondasi dangkal lainnya.
24
1. Konstruksi beton
Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih
menerus yang dibawahnya dikakukan oleh rib-rib
tegak yang pipih tetapi tinggi. Dari segi fungsinya, rib-
rib tersebut ada 3 macam, yaitu rib konstruksi, rib
settlement dan rib pengaku. Rib konstruksi yaitu rib
yang berfungsi sebagai penyebar beban bangunan.
Kemudian rib settlement yaitu rib yang berfungsi
sebagai tumpuan utama beban bangunan.
Sedangkan rib pengaku yaitu rib yang berfungsi
sebagai pembagi dan pengikat atau pengaku
terhadap rib-rib yang lain. Bentuknya bisa
digambarkan sebagai kotak raksasa yang terbalik
(menghadap kebawah). Penempatan atau susunan
rib-rib tersebut sedemikian rupa, sehingga denah atas
membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan
yang kaku (rigid).
25
2. Perbaikan tanah / pasir
Ruang kosong yang ada diantara rib-rib atau yang
ada di bawah pelat diisi dengan lapisan tanah atau
pasir yang memungkinkan untuk dipadatkan dengan
sempurna. Un- tuk memperoleh hasil yang optimal,
maka pemadatan dil- aksanakan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm. Pada
umumnya 2 atau 3 lapis teratas ha- rus melampaui
batas 90% atau 95% kepadatan maksimum (Standart
Proctor). Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan
dengan baik tersebut dapat membentuk lapisan
tanah seperti lapisan batu karang sehingga bisa
memperkecil dimensi pelat serta rib-ribnya.
Sedangkan rib-rib serta pelat KSLL juga berfungsi
sebagai pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah
dipadatkan tersebut.
Penggalian tanah
untuk pondasi
KSLL
26
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan KSLL adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi
dilakukan setelah selesainya pekerjaan pemasangan
papan bowplank dengan penandaan sumbu dan
ketinggian. Galian tanah tahap pertama berupa
penggalian seluruh luasan untuk pondasi KSLL,
dimana tanah digali sampai kedala- man dan lebar
tertentu. Galian tanah tahap kedua dik- erjakan
setelah galian tanah tahap pertama untuk peker-
jaan rib settlement (rib anti penurunan), sepanjang
jalur rib settlement digali dengan lebar tertentu dari
tepi ke tepi dan dari kedalaman tertentu sehingga
menjamin kelelua- saan pemasangan pembesian,
acuan dan keamanan peker- jaan. Kemudian
dilakukan juga penggalian tanah pada po- sisi kolom.
Sudut kemiringan dari suatu lereng (kelandaian)
merupakan bagian penting dari penggalian skala
besar, terutama ditentukan oleh kelandaian alami
dari jenis-jenis tanah kering.
27
settlement dan ±130 cm untuk rib konstruksi. Bekisting
dipasang sesuai ketebalan rib, disangga, serta diikat
kuat sehingga ukuran, bentuk maupun posisi rib-rib
tidak berubah selama pen- gecoran berlangsung.
Bekisting dibersihkan dari segala kotoran sebelum
dilakukan pengecoran rib. Bekisting bisa dibuka 36
jam setelah pengecoran beton.
Pembuatan bekisting
untuk rib KSLL
28
Pembesian rib
29
Pekerjaan pengurukan
dan pemadatan
30
Pekerjaan lantai
kerja untuk pelat
penutup
Pekerjaan pembesian
sarang laba- laba
31
10. Pekerjaan Pengecoran Beton Pelat Penutup
Pengecoran beton pelat penutup lebih baik
dilakukan dengan beton ready mix menggunakan
truk mixer dan truk pompa. Ini bertujuan untuk
mempermudah dan mempercepat proses
pengecoran. Pengecoran dilakukan secara
bertahap, mengingat pekerjaan rib dan perbaikan
tanah pada bagian lain belum selesai. Pengecoran
dilakukan berdasarkan ketebalan pelat lantai yang
disyaratkan, yaitu setebal 11 cm. Setelah itu
dilakukan pekerjaan lapisan aspal jalan.
Pengecoran pelat
penutup
Pekerjaan lapisan
aspal jalan
32
KEUNGGULAN
Kelebihan-kelebihan pondasi Konstruksi Sarang Laba-
Laba (KSLL) adalah sebagai berikut:
1. KSLL memiliki kekakuan yang lebih baik dengan
penggunaan bahan bangunan yang hemat
dibandingkan dengan pondasi rakit (raft foundation).
2. KSLL memiliki kemampuan memperkecil penurunan
(settlement) dan mengurangi irregular settlement
apabila dibandingkan dengan pondasi rakit.
3. KSLL mampu membuat tanah menjadi bagian dari
struktur pondasi karena proses pemadatannya akan
menghilangkan pengaruh lipat atau lateral buckling
pada rib.
4. KSLL juga berpotensi untuk digunakan sebagai pondasi
untuk bangunan bertingkat rendah (2 lantai)
yang dibangun di atas tanah lunak dengan
mempertimbangkan total settlement yang mungkin
terjadi.
5. Pelaksanaannya tidak menggunakan alat-alat berat
dan tidak mengganggu lingkungan sehingga cocok
diterapkan baik di lokasi padat penduduk maupun di
daerah terpencil.
6. KSLL mampu menghemat pengunaan baja tulangan
maupun beton.
7. Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif lebih
cepat.
8. KSLL lebih ekonomis dibandingkan pondasi
konvensional rakit atau tiang pancang, apalagi
dengan pondasi dalam, sehingga cocok digunakan
oleh negara-negara sedang berkembang karena
murah, padat karya dan sederhana.
33
Keistimewaan pondasi KSLL dapat dilihat dari aspek
teknis, ekonomis dan dari segi pelaksanaan.
1. Aspek Teknis
a. Pelat pipih menerus yang di bawahnya
dikakukan oleh rib-rib tegak, pipih dan tinggi.
Bentuk konstruksi seperti ini, dengan bahan yang
relatif sedikit akan diperoleh pelat yang memiliki
kekakuan / tebal ekivalen yang tinggi.
b. Susunan rib – rib yang membentuk titik-titik
pertemuan dan penempatan kolom / titik beban
pada titik pertemuan rib-rib. Pada titik
pertemuan rib-rib diperoleh ketebalan
maksimum, sedangkan makin jauh dari titik
pertemuan rib-rib ketebalan ekivalen makin
berkurang. Dalam perencanaan pondasi KSLL
jika sebagai pondasi bangunan gedung harus
sedemikian rupa sehingga titik pertemuan rib-rib
berimpit dengan titik kerja beban / kolom-kolom
tersebut. Hal ini menghasilkan grafik penyebaran
beban yang identik bentuknya dengan grafik
ketebalan ekivalen, sehingga dimensi konstruksi
yang dihasilkan (pelat dan rib) lebih ekonomis.
Susunan rib yang membentuk petak-petak
segitiga dengan hubungan yang kaku
menjadikan hub- ungan antar rib menjadi
hubungan yang stabil terhadap pengaruh
gerakan atau gaya horisontal.
c. Rib-rib settlement yang cukup dalam dan diatur
sedemikian rupa sehingga membagi luasan
konstruksi bangunan bawah dalam petak-petak
segitiga yang masing- masing luasnya tidak lebih
2
dari 200 m . Adanya rib-rib settlement memberi
34
keuntungan yaitu mereduksi total penurunan,
mempertinggi kestabilan bangunan terhadap
kemungkinan terjadinya kemiringan, mampu
melindungi perbaikan tanah terhadap
kemungkinan bekerjanya pengaruh-pengaruh
negatif dari lingkungan sekitar, misal- nya
kembang susut tanah dan kemungkinan
timbulnya degradasi akibat aliran tanah, dan rib-
rib tersebut menam- bah kekakuan pondasi.
d. Kolom mencengkeram pertemuan rib–rib sampai
ke dasar rib, hal ini membuat hubungan
konstruksi bagian atas (upper structure) dengan
konstruksi bangunan bawah (sub structure)
menjadi lebih kokoh. Sebagai gambaran, misal
tinggi rib konstruksi 120 cm, maka hubungan
antara kolom dengan pondasi KSLL juga akan
setinggi 120 cm. Untuk perbandingan, pada
pondasi tiang pancang, hub- ungan antara
kolom dengan pondasi hanya setebal pon-
dasinya (kisarannya antara 50-80 cm).
e. Sistem perbaikan tanah setelah pengecoran rib-
rib pem- adatan tanah baru dilakukan setelah
rib-rib selesai dicor dan berumur sedikitnya 3 hari.
Pemadatan sendiri harus dilaksanakan lapis demi
lapis dan harus dijaga agar perbe- daan tinggi
antara petak yang sedang dipadatkan dengan
petak petak yang bersebelahan tidak lebih dari
25 cm, sehingga mudah untuk mencapai
kepadatan yang tinggi. Disamping hasil
kepadatan yang tinggi pada lapisan tanah di
dalam petak rib-rib, lapisan tanah asli di
bawahnya akan ikut terpadatkan walaupun
35
tidak mencapai kepadatan setinggi tanah yang
berada dalam petak rib-rib.
36
2. Aspek Ekonomis
Aspek-aspek teknis pondasi KSLL juga memberi keun-
tungan dilihat dari aspek ekonomis, seperti dimensi rib
yang relatif kecil, penggunaan tanah sebagai
bagian dari konstruksi yang sehingga menghemat
pemakaian beton. Aspek ekonomis pondasi KSLL
juga berupa pengerjaan pondasi yang memerlukan
waktu yang singkat karena pelaksanaannya mudah
dan padat karya serta sederhana dan tidak
menuntut keahlian yang tinggi. Pembesian pada rib
dan plat cukup dengan pembesian minimum,
sehingga pada umumnya hanya diperlukan volume
3 2
beton 0,2-0,35 m beton/m luas pondasi, dengan
3
pembesian 90-120 kg/m beton. Pondasi KSLL
memanfaatkan tanah hingga mampu berfungsi
sebagai struktur bangunan bawah dengan komposisi
sekitar 85 persen tanah dan 15 persen beton.
Organisasi/Perusahaan Website
37
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
telah melakukan uji coba penerapan teknologi pondasi
KSLL untuk dia-plikasikan di jalan Pantura Jawa. Lokasi uji
coba tepatnya dilakukan di ruas Ngawi - Bojonegoro, Jawa
Timur.
38
39
40
SISTEM PERKERASAN
CAKAR AYAM MODIFIKASI
(CAM)
DESKRIPSI
Sistem Perkerasan Cakar Ayam Modifikasi (CAM)
merupakan sistem terdiri dari pelat tipis beton bertulang
dengan pelat beton bertulang dengan pelat beton
penutup tepi vertical (koperan) yang diperkaku dengan
pipa-pipa cakar ayam yang terbuat dari material selain
beton (baja atau material lain), tertanam pada lapisan
tanah dasar, lalu permukaannya dilapisi dengan AC-WC.
Sistem Cakar
Ayam Modifikasi
(CAM) untuk
perkerasan jalan
41
Sistem Cakar Ayam
Modifikasi (CAM) untuk
perkerasan jalan
Pengupasan lapisan
tanah atas
42
inventor pondasi CAM ini bisa bertahan paling tidak 30
tahun. Pipa baja ini juga lebih ringan, berat 30kg, jauh
lebih ringan dibandingkan dengan pipa beton dengan
berat 1 ton pada jenis pondasi cakar ayam sebelumnya.
Pipa baja ini dipasang dengan menggunakan topi
pancang khusus untuk mencegah rusaknya pipa baja
yang relatif tipis.
Pemasangan pipa
galvanis
43
Penimbunan
44
Pembeton pelat beton
KEUNGGULAN
Teknologi ini merupakan salah satu teknologi alternatif
teknologi konstruksi perkerasan jalan yang dibangun di
atas tanah lunak dan dengan lalu lintas yang dilayaninya
cukup berat. Sistem perkerasan cakar ayam modifikasi
(CAM) memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem
cakar ayam sebelumnya. Berat sendiri struktur pondasi
CAM jauh lebih ringan (dengan menggunakan pipa baja
galvanis tahan karat dan tahan gores dengan diameter
80 cm panjang 120 cm dan tebal 1,4 mm dengan jarak
250 cm) dari pondasi Cakar Ayam (CA); yang semula
berat awal untuk tiap pondasi CA sekitar 1 ton sekarang
dengan CAM menjadi lebih ringan dengan bobot 35 kg.
45
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR
Pondasi Cakar Ayam (CA) itu sendiri sebenarnya
merupakan sistem pondasi apung (floating foundation)
yang ber- bentuk buis beton (pipa beton diameter 1,2m-
1,5m tebal 8 cm) dengan variasi panjang pipa 1,5m-3,5m
serta jarak antar pipa beton 2m-2,5m yang ditemukan
pada tahun 1961 oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo. Pondasi
Cakar Ayam ini telah dipatenkan dan diakui oleh
beberapa Negara (Indonesia, Belgia, Belanda, Kanada,
Perancis, Jerman, Inggris, Italia dan Amerika Serikat).
Catatan:
Pondasi Cakar Ayam Modifikasi (CAM) ini mendapat per-
hargaan sebagai juara I kategori Teknologi Konstruksi
pada Karya Konstruksi Indonesia tahun 2014. Prof.Dr.Ir.
Bam- bang Suhendro, MSc.Phd; Dr.Ir.Hary Christady
Hardiatmo, M.Eng, DEA; Ir. Maryadi Darmokusumo/PT.
Cakarbumi, mendapakan penghargaan dengan judul
karya ‘Sistem Perkerasan Cakar Ayam Modifikasi (CAM)
Sebagai Alter- natif Solusi Konstruksi Jalan di Atas Tanah
Lunak, Gambut, Ekspansif dan Timbunan’.
46
47
48
PENAMBALAN
PERKERASAN JALAN
DENGAN BAHAN
TAMBALAN SIAP PAKAI
DESKRIPSI
Penambalan adalah perbaikan kerusakan setempat dan
untuk memperbaiki penurunan kondisi struktural perkera-
san jalan. Penambalan juga dapat mengurangi tingkat
kerusakan perkerasan disekitarnya dan memperbaiki
area yang mengalami kerusakan sebelum lapis
tambahan (overlay). Tujuan penambalan adalah
memperbaiki retak kulit buaya, lubang, tambalan yang
gagal atau pemotongan utilitas, keriting, sungkur, depresi,
retak slip dan alur (rutting). Untuk menghindari tingkat
kerusakan perkerasan menjadi lebih berkembang maka
diperlukan pemeliharaan reaktif. Untuk itu, diperlukan
bahan tambalan siap pakai dan bahan tersebut harus
memiliki tingkat kemudahan kerja tinggi karena
campuran dingin dan memiliki kualitas yang baik serta
dapat digunakan kapan saja apabila diperlukan karena
disimpan dalam kemasan selama belum batas
kadaluarsa.
49
Jalan berlobang,
retak, atau kerusakan
lainnya
Pembersihan dari
kotoran
Bahan tambalan
siap pakai
Penghamparan
dan pemadatan
50
Penambalan
jalan selesai
KEUNGGULAN
Keunggulan bahan tambalan ini:
Bahan tambalan sangat berguna untuk
pemeliharaan reaktif.
Dengan tersedianya bahan tambal siap pakai,
tertundanya penanganan kerusakan terutama
lubang dapat segera diatasi karena bahan
tambalan bisa distok.
Pelaksanaan lebih mudah karena berupa
campuran dingin dan memiliki kualitas baik
sehingga langsung bisa dilewati kendaraan.
Organisasi/Perusahaan Website
51
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI
Campuran ini telah diujicoba di tol Jagorawi.
52
53
54
ASBUTON CAMPURAN
PANAS HAMPAR DINGIN
(COLD PAVING HOT MIX
ASBUTON-CPHMA)
DESKRIPSI
Dari tahun 2010 sudah tersedia produk asbuton siap
pakai. Produk ini menjadi alternatif pilihan di daerah-
daerah yang memiliki keterbatasan unit pencampur
aspal seperti di daerah terpencil dan pulau terpencil.
Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (Coldpaving
Hot Mix Asbuton, CPHMA) dalam kemasan, yang terdiri
dari agregat bergradasi tertentu, asbuton butir, bahan
perema- ja dan bahan tambah lain bila diperlukan, yang
sesuai dengan ketentuan spesifikasi khusus ini yang
dihampar dan dipadatkan pada temperatur udara, di
atas permukaan yang telah disiapkan dan memenuhi
garis ketinggian dan potongan memanjang yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
CPHMA dipasok dalam kemasan kantong yang kedap air
dengan berat 25-40kg serta mudah penanganannya
saat dihampar di lokasi pekerjaan
55
berlebihan atau tidak melekat dengan baik
dengan lapisan dibawahnya, maka lapisan harus
dibongkar atau dengan cara perataan kembali
lainnya. Semua bahan yang lepas atau lunak harus
dibuang dan permukaannya dibersihkan dan
diperbaiki dengan campuran ber-aspal atau
bahan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kantong CPHMA
Pembersihan atau
pengupasan per-
mukaan jalan yang
akan dihampar.
Persiapan pekerjaan
2. Acuan Tepi
Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal
maka harus digunakan besi profil siku atau kaso-
kaso dengan ukuran tinggi sama atau lebih kecil 5
56
mm dari tebal rencana.
Penghamparan CPHMA
57
Kayu penyipat
4. Pemadatan
Pemadatan awal atau breakdown rolling dilakukan
dengan pemadat roda baja tandem sebanyak 1
lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan
berat 6-8 ton atau 2 lintasan jika menggunakan
alat pemadat dengan berat 4-6 ton.
58
Pemadatan antara atau utama harus dilakukan
dengan menggunakan alat pemadatan roda karet
Pneumatic Tire Roller (PTR) 8-10 ton. Jumlah lintasan
harus sesuai dengan jumlah lintasan hasil
percobaan pemadatan (trial compac- tion). Trial
compaction harus dilaksanakan dengan panjang
minimum 30 meter dengan lebar 1 lajur di luar
lokasi proyek yang sedang dikerjakan. Pemadatan
akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan
dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar
(vibrasi).
KEUNGGULAN
Teknologi ini mempunyai manfaat:
Campuran sebagai lapis permukaan atau lapis
aus serta berguna untuk perkejaan perkerasan
jalan dengan lalu lintas rendah.
Merupakan lapisan kedap air sehingga bisa
melindungi konstruksi dibawahnya.
59
Pemanfaatan bahan lokal.
Organisasi/Perusahaan Website
60
61
62
RISHA (RUMAH INSTAN
SEDERHANA SEHAT)
DESKRIPSI
Kebutuhan perumahan terus meningkat sangat pesat,
khususnya di perkotaan pertumbuhan tersebut per tahun
rata-rata mencapai 3,5%. Keterlambatan penyediaan
pe- rumahan sampai dengan tahun 2003 telah mencapai
6 juta unit, sedangkan kebutuhan rumah baru setiap
tahun mencapai 800.000 unit. Program penyediaan
perumahan yang diselenggarakan pemerintah melalui
Skim RSS/RS atau RSH sejak tahun 2002 belum mampu
menjawab dan memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan
dari target pembangunan tahun 2002 sebanyak 130.000
unit, yang terealisasi hanya 39.797 unit saja, bahkan
pada tahun 2003 dari target 92.500 unit, sampai
dengan 30 September 2003 baru tercapai 15.126 unit.
Tantangan lain adalah menghadapi satu tantangan baru
dengan dicanangkannya Gerakan Nasional
Pembangunan 1 Juta Rumah (GNPSR) setiap tahun, yang
disampaikan oleh Presiden RI pada perayaan hari habitat
tahun 2003 di Denpasar Bali. Rumah Risha merupakan
teknologi yang bisa menjawab kebutuhan rumah
tersebut.
63
modular maka komponennya memiiki sifat fleksibel dan
efisien dalam konsumsi bahan bangunan.
P2
P1
64
P3
P2
P3
65
Pembuatan Pondasi untuk
Rumah RISHA
66
Pemasangan komponen
Risha setelah pondasi
rumah selesai
Pemasangan komponen
Risha sampai luas yang
diinginkan.
Pemasangan lantai
Pemasangan dinding
rumah RISHA
67
Pemasangan atap dan
rumah RISHA selesai
KEUNGGULAN
Keuntungan dari RISHA adalah sebagai berikut:
Pembangunan bertahap.
Dapat dikembangkan pada arah horizontal dan
vertikal (2 lantai).
Dapat dibongkar pasang.
Komponen ringan (maksimum 50 kg).
Pemasangan hanya 1 hari (bilamana kondisi
sumber daya manusia dan lapangan seperti
disyaratkan).
Komponen dapat diproduksi secara industri
rumahan dalam upaya pengembangan Usaha
Kecil Menengah (UKM).
Fleksibilitas desain tinggi, tergantung kreatifitas
arsi- teknya.Dapat mengakomodasi potensi lokal
(budaya maupun bahan bangunan
68
Organisasi/Perusahaan Website
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman
Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan, Website :www.puskim.pu.go.id
Kab. Bandung 40393 E-mail :info@puskim.pu.go.id
Telp. (022) 7798393 (4 saluran)
Fax (022) 7798392
69
Rumah RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)
70
71
72
TEKNOLOGI PRACETAK
SISTEM C-PLUS
DESKRIPSI
Sistem pracetak C-Plus adalah sebuah sistem struktur
pracetak untuk bangunan bertingkat dengan kolom
berbentuk plus (+) yang mana sambungan balok
kolomnya menggunakan kombinasi sambungan mekanis
berupa pelat baja dengan mur dan baut serta grouting
dengan semen non-shrinkage (tidak menyusut).
KEUNGGULAN
Keunggulan teknologi pracetak sistem C-Plus ini:
73
Sistem sambungan C-Plus untuk kolom dan balok
74
Sistem sambungan C-Plus
Organisasi/Perusahaan Website
Pusat Penelitian dan Pengembangan Website :www.puskim.pu.go.id
Permukiman E-mail :info@puskim.pu.go.id
Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan,
Kab. Bandung 40393
Telp. (022) 7798393 (4 saluran)
Fax (022) 7798392
75
76
77
RUMAH MAISONET
DESKRIPSI
Rumah maisonet adalah hunian standar dengan kapasitas
atau daya tampung lebih tinggi namun bertingkat rendah
yang biasanya digunakan secara luas oleh masyarakat
dunia. Dikatakan berkapasitas tinggi karena hunian ini
ada- lah penumpukan vertikal maksimum 2 lantai dengan
2 tangga untuk akses ke lantai berikutnya atau sebaliknya.
Rumah maisonet
78
Setiap pembangunan rumah maisonet harus
memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat dan
menjalankan kegiatan sehari-hari secara layak.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
telah memiliki pedoman Perencanaan Rumah Maisonet
Pd-T-01-2005-C.
Maisonet 1 lantai
Maisonet 2 lantai
Persyaratan umum:
Untuk menjamin struktur yang sesuai dan dapat bekerja
secara baik, harus dipenuhi syarat-syarat umum sebagai
berikut :
Dapat menahan semua beban dan gaya-gaya
termasuk gempa bumi yang bekerja padanya sesuai
dengan fungsinya.
Cukup terlindung dari korosi, kelapukan, serangga-
serangga dan kekuatan-kekuatan perusak lainnya,
Dapat bekerja/berfungsi secara baik minimum 20
tahun,
79
Memenuhi Norma, Standar, Pedoman dan Manual
(NSPM) yang berlaku,
Beban hidup lantai unit hunian 200 kg/m2,
Ketahanan struktur terhadap kebakaran minimum 1
(satu) jam.
KEUNGGULAN
Rumah maisonet merupakan solusi teknologi desain rumah
sederhana di perkotaan dengan ketersediaan lahan yang
sangat terbatas. Penataan kawasan kumuh dapat
menggunakan tipe rumah maisonet ini.
Organisasi/Perusahaan Website
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman
Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan, Website :www.puskim.pu.go.id
Kab. Bandung 40393 E-mail :info@puskim.pu.go.id
Telp. (022) 7798393 (4 saluran)
Fax (022) 7798392
80
81
82
RUMAH TAHAN GEMPA
DESKRIPSI
Rumah Tahan Gempa bermaksud meminimalkan resiko
kerugian penghuni dan sekitarnya akibat bencana gempa.
Tujuan utama persyaratan konstruksinya adalah: bahwa
bangunan tidak rusak dalam bencana gempa ringan,
bangunan rusak sebagian namun tidak roboh pada waktu
bencana gempa sedang, dan bila roboh pada gempa
dasyat, bangunan dapat diperbaiki lagi.
83
yang bisa berupa bahan kayu, beton bertulang,
baja, pilaster, atau pun bambu.
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku
dengan kolom.
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat
secara kokoh dan kaku.
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-
kuda, pilih bahan atap yang seringan mungkin
dan ikat kaku dengan kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin,
papan, pa- pan berserat, papan lapis, bilik, ikatkan
bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata
atau batako, perhatikan mutu batako. Batako
bermutu baik tidak patah dan berbunyi nyaring
apabila dibenturkan. Pada setiap jarak ketinggian
dinding 30cm pasang angker yang dijangkar ke
kolom, dengan panjang angker 50 cm dan
menggunakan diameter 6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan. Setiap jenis tras,
pasir atau semen mempunyai sifat khusus,
sebaiknya pen- campuran menggunakan standar
yang ada.
84
Beberapa gambar detail rumah tahan gempa sebagai
berikut:
85
86
KEUNGGULAN
Dengan sistem dan pelaksanaan yang sesuai dengan per-
syaratan, diharapkan rumah yang dibangun bisa
mencegah rusak parah atau robohnya rumah.
87
88
REFERENSI
Departemen Pekerjaan Umum (2005), Perencanaan
Rumah Maisonet‟, panduan no Pd-T-01-2005-C.
PUPR (2015), “Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat”, Nomor 28/SE/M/2015,
Tanggal 23 April 2015, tentang Pe- doman
Pelaksanaan Asbutton Campuran Panas Hampar
Dingin.
PU, “Teknologi Pracetak C-Plus”,
http://www.pu.go.id/uploads/
services/infopublik20131125125525.pdf
Puslitbang Pemukiman (2014), “Dukungan teknologi
dalam mewujudkan permukiman layak huni dan
berkelanjutan. 0% luas kawa- san kumuh perkotaan
2019.
Puslitbang Jalan dan Jembatan (2003), “Katalog
Produk Litbang Jalan dan Jembatan”
Sutrisno, Eko (2015), “Pondasi Cakar Ayam”, tersedia
di http:// eeshape.com/2015/01/22/konstruksi-cakar-
ayam/
Suhendro, B., Hardiyatmo, H. C., “Sistem Peerkerasan
Cakar Ayam Mod- ifikasi (CAM) Sebagai Alternatif
Solusi Konstruksi Jalan di Atas Tanah Lunak, Ekspansif,
dan Timbunan”, tersedia di http://slametwidodo-
untan.yolasite.com/resources/Cakar%20Ayam%20Mo
difikasi.pdf
Yusuf, M & Aryanto (2011), “Kajian pengaruh
konfigurasi kelompok tiang terhadap daya dukung
tanah untuk perkuatan fondasi jalan di tanah
gambut”, Jurnal Teknik Sipil Untan 11(1), P.53-64
89