Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.

Sistem genitalia atau sistem reproduksi merupakan salah satu ciri dari
makhluk, disamping ciri-ciri lain seperti respirasi, transportasi, pencernaan,
ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas. Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan
untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Secara umum
reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi aseksual (tanpa
perkawianan).

Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel


kelamin jantan dan sel kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak
menggunakan alat/organ seksual, sehingga proses perkembanganbiakan
menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada tumbuhan.

Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative,


sedangkan reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative.
Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian
tunbuhan. Sedangkan reproduksi aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah
dan sebagian tumbuhan. Makalah ini membahas lebih rinci tentang reproduksi
pada makhluk hidup, yang meliputi proses reproduksi pada hewan, dan alat/organ
seksual pada hewan.

Adapun ayat yang berhubungan mengenai sistem genitilia yang dibahas


oleh kelompok kami Q.S. Al-Mursalat{77} ayat 20-21:

ٍ ‫أَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُك ْم ِم ْن َماءٍ َم ِهين فَ َجعَ ْلنَاهُ فِي قَ َر ٍار َم ِك‬


ٍٍ ‫ين‬
Artinya : Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?, kemudian Kami
letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim),

1
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah tentang Sistem Genitalia atau
Sistem Reproduksi antara lain :
A. Apa itu reproduksi?
B. Apa itu ovivar, vivivar, dan ovovivivar?
C. Apa perbandingan reproduksi antara hewan vertebrata?
D. Bagaimana mekanisme reproduksi hewan vertebrata?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang Sistem Genitalia atau
Sistem Reproduksi antara lain :
A. Untuk mengetahui apa itu sistem reproduksi
B. Untuk mengetahui apa itu ovivar, vivivar, ovovivivar
C. Untuk mengetahui perbandingan reproduksi hewan vertebrata
D. Untuk mengetahui reproduksi hewan vertebrata

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reproduksi


Merupakan sistem organ seks dalam organisme yang bekerja sama untuk
tujuan reproduksi seksual pada hewan vertebrata, sistem reproduksi nya terbagi
menjadi 2 yaitu: eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh
hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air contohnya
pada ikan (pisces) dan amfibi (katak), sedangkan fertilisasi internal merupakan
penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina.1 Hal ini
dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin
jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang
hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan
mamalia.

2.2 Ovipar (Bertelur), Vivipar (Beranak), Ovovivipar (Bertelur dan


Beranak)

A. Ovipar (Bertelur)

Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi


oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di
dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga
menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.

B. Vivipar (Beranak)

Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan


dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak
akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah
kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.

1
Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. (2003). Halaman 67

3
C. Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)

Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi


telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur.

Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak
akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah
kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.2

2.3 Reproduksi Pisces, Amfibi (Amphibia), Reptil, Aves, dan Mamalia

A. Reproduksi Pisces

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak
memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang
bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih
lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium
melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina
mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam
air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis
yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran
sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air
(fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang
dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.Telur-telur yang
telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini
akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan
mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti
gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak
ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.

2
Helendra. 2013. Struktur Hewan. Halaman 45

4
Sumber : www.alatkelaminikan.com

Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan.

B. Reproduksi Amfibi (Amphibia)

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak


jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi
di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan
ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan
menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke
dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran
vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang
ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.

Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan
menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah
sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu
dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka.

5
Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental
sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang
telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu.

Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan
melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Makanannya berupa fitoplankton
sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian
berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan. Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah
terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai
berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat
itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak
fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek
hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

Sumber : www.alatkelaminpadakatak.com

Gambar a. alat kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak

C. Reproduksi Reptil

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-


hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya
reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular

6
garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk
betinanya.

Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam


telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma
di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis.

Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan
ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya.

Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil
seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali
ke daratan ketika meletakkan telurnya.

Sumber : www.alatkelaminreptil.com

Gambar a. alat kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil

7
D. Reproduksi Aves

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk


tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada
satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan
tetap kecil yang disebut rudimenter.

Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara
di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.3

Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk
akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas
dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang
baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri,
serta perlu dibesarkan dalam sarang.

Sumber : www.alatkelaminaves.com

Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung.

33
Villee, Zoloogi Dasar (Jakarta : Erlangga, 2005 ), h. 32.

8
Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika
sperma keluar dari kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga
sel telur dapat dibuahi. Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut:

1. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar
masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran
yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk
rongga udara.
2. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang
berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari
guncangan.
3. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini
terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka
terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur.

Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur
diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur.
Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah
sebagai berikut.

Sumber : www.bagiantelur.com

9
1. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung
tempat tumbuhnya embrio.
2. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2
ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
3. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan
alantois.

D. Reproduksi Mamalia

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan


hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat
kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi
pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara
memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina
(vagina).

Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang


oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir
pada vagina.Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum.
Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu
dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar
prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat
hidup sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju
uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan
membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus.

Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses


pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak
zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara
plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

10
Gambar organ reproduksi pada sapi betina.

Sumber : www.organreproduksisapi.com

Gambar organ reproduksi pada sapi jantan.

Sumber : www.organreproduksisapi.com

Organ reproduksi jantan terdiri atas dua bagian

1. Bagian luar, merupakan bagian yang tampak dari luar terdiri dari
a) Penis, terdiri ata jaringan erektil yang berfungsi sebagai alat
kopulasi untuk menghantarkan sel sperma ke dalam tubuh
mamalia betina
b) Skrotum, mrupakan kulit pelindung buah zakar (testis). Skrotum
menjaga agar suhu testes tetap optimum yang mampu mengendur
jika suhu tubuh telalu panas, dan mengkerut jika suhu lingkungan
dingin.

11
2. Bagian dalam, terdiri atas
a) Sepasang Testis (testes)
Mamalia jantan memiliki sepasang testis (testes) yang tersusun atas
pelipatan-pelipatan saluran kecil disebut dengan tubulus
seminiferus. Pembentukan spel sperma berlangsung di dalam
tubulus ini. Sel- sel leydig yang terdapat di antara saluran ini
berfungsi menghasilkan hormon androgen (terutama testosteron).
b) Epididimis
Merupakan saluran yang keluar dari testes yang tersusun berkelok-
kelok sehingga terlihat pendek. Panjang saluran ini berkisar antara
6m (pada manusia). Setelah selesai pembentukan sperma di dalam
tubulus seminiferus, sel-sel sperma akan memasuki wilayah ini
untuk dimatangkan. Diperlukan waktu sekitar 20 hari bagi sperma
untuk melewati saluran ini. Di dalam epididimis, bentuk sperma
akan disempurnakan dengan pembentukan flagel. Sehingga sperma
memiliki motilitas dan siap untuk membuahi sel telur. Pada saat
ejakulasi, sel sperma yang telah matang ini akan didorong keluar
melalui saluran vas deferens.
c) Vas deferens
Merupakan saluran sperma yang akan membawa sperma keluar
dari epididimis. Saluran ini berkelok dibelakang vesica urinaria
(kandung kemih) dan bermuara di duktus ejakulasi, merupakan
saluran pendek pertemuan antaravas deferens dengan vesica
seminalis (kelenjar asesoris).
d) Kelenjar asesoris
Menghasilkan cairan sperma (cairan semen) yang berfungsi untuk
membantu pergerkan sel sperma serta penyediaan nutrisi. Terdiri
atas tiga kelenjar, vesica seminalis yang menghasilkan 60% dari
cairan semen, berupa cairan kental kekuningan dan bersifat
basa. Selain itu cairan yang dihasilkan vesica seminalis juga
mengandung lendir, glukosa serta enzim-enzim yang mendukung
penyediaan energi bagi sperma. Kelenjar prostat merupakan

12
kelenjar kedua yang menghasilkan cairan semen yang encer seperti
susu dan mengandung enzim antikoagulan, serta nutrisi bagi sel
sperma. Kelenjar asesoris terakhir ialah bulbouretalis yang
mensekresikan cairan mukus bening untuk membersihkan saluran
urethra dari sisa-sisa urin yang asam.
e) Saluran urinaria (urethra)
Merupakan jalur pengeluaran urin dan sperma keluar tubuh. Meski
satu saluran, tidak akan terjadi pencampuran antara sperma
maupun urin. Hal ini karena ketika pengeluaran sperma maka klep
akan menurup ujung kantung kemih sehingga urin tidak keluar,
begitu pula sebaliknya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari semua materi yang sudah dipaparkan sebelumnya oleh pemakalah
dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

A. Reproduksi merupakan sistem organ seks dalam organisme yang bekerja


sama untuk tujuan reproduksi seksual pada hewan vertebrata.
B. Ovipar berkembang biak dengan cara bertelur contohnya ayam. Vivipar
berkembang biak dengan cara beranak contohnya kucing. Ovovivipar
berkembang biak dengan cara bertelur dan beranak contohnya platypus.
C. Ovivar: terjadi pada hewan yang meletakkan telurnya di luar tubuh induk
betina. Telur akan dikeluarkan dari tubuh induk betina kemudian dierami
di sarangnya. Contoh: unggas dan buaya
Ovovivipar: sebenarnya hewan ini bereproduksi dengan cara bertelur,
tetapi embrio berkembang pada saat telur masih berada di dalam tubuh
induk betina. Selanjutnya ketika telur menetas, anakan akan dikeluarkan
dari tubuh induk betina beserta sisa cangkangnya. Contoh: sebagian reptil
(kadal dan ular).
Vivipar: embrio berkembang dalam rahim induk betina. Embrio akan
mendapatkan makanan dari tubuh induk betina melalui plasenta. Contoh:
mamalia dan manusia.
D. Reproduksi pada hewan vertebrata diawali dengan perkawinan yang
diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian
menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi
pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Dosen Pembimbing Struktur

14
Hewan serta teman-teman sekalian yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. Biologi, Jilid I. edisi


ke-5, terj. Rahayu Lestari. Jakarta: Erlangga, 2003.

Helendra.Struktur Hewan. Padang: universitas negeri padang, 2013.

Villee. Zoloogi Dasar. Jakarta : Erlangga, 2005.

16

Anda mungkin juga menyukai