22.500.000
= Rp 2.250.000
10 tahun
Biaya tetap per tahun = Rp 2.250.000,- atau per bulan Rp 187.500,-.
Jadi jarak relevan per tahun = 0 – 36.000 penumpang atau,
per bulan = 0 – 3.600 penumpang
Pada jarak relevan tersebut maka biaya per unit/ per penumpang dapat dilihat sebagai
berikut:
Biaya tetap Penumpang Biaya tetap per unit
Per bulan Per bulan
Biaya tetap
Rp 187.500,- 3.000 Rp 62,50 ( )
penumpang
Total Cost
(Ribuan Rp)
562,5
Range
Relevan
375
Range
Relevan
187,5
Range
Relevan
Penumpang
3.000 6.000 6.000
Biaya Tetap
per Unit
Rp 562,5
Rp 375,-
Rp 187,5
Total Biaya
Variabel (Jutaan
Rupiah)
7,5
2,5
100
50
Volume (km)
5.000 10.000
400 A ( Rp 393,33)
300
F (Rp 126,67)
Biaya Variabel
per Unit 2.000 unit
Volume
Unit 600 1.200 1.800 2.400 3.000
Persen 20 % 40% 60% 80% 100%
Pada titik A,B,C,D, dan F adalah Biaya Tetap pe unit + biaya Variabel per unit,
berdasarkan volume, dengan perhitungan sebagai berikut :
200.000
Titik A = 333,33 (BT = ) + Rp 60,- (VC unit) = 393,33.
600
Harga jual = 160,-
200.000
Titik B = 166,67 (BT = ) + Rp 60,- (BV unit) = 226,67
1.200
Harga jual = 160,-
1. Persaingan Sempurna dengan Total Revenue Linier dan Total Cost Non Linier.
Keseimbangan di sini berhubungan dengan pendeketan jangka pendek (pendekatan
total, kemudian sekaligus dihubungkan dengan metode pendekatan jangka pendek marjinal,
pada kasus ini diberikan penjelasan dengan menggunakan curve). Dengan menggunakan
Tabel 1.1. dapat dianalisis tersendiri.
TABEL 1.1. Total Revenue, Total Cost, Total Porfit, Marfinal Cost, Marginal Revenue,
dan Profit Unit.
Q P TR TC Total MR MC AC Profit
Profit Unit
0 8 0 800 (- 800) 8 12 20 0
100 8 800 2.000 (- 1.200) 8 12 20 -12
200 8 1.600 2.300 (- 700) 8 3 11,50 -3,5
300 8 2.400 2.400 0 8 1 8 0
400 8 3.200 2.524 + 676 8 1,25 6,31 + 1,69
500 8 4.000 2.775 + 1.225 8 2,50 5,55 + 2,45
600 8 5.200 3.200 + 1.600 8 4,25 5,33 + 2,67
650 8 5.200 3.510 + 1.690 8 8 5,40 + 2,60
700 8 5.600 4.000 + 1.600 8 8 5,71 + 2,09
800 8 6.400 6.400 0 8 24 8 0
Keterangan : TR = Q x P
TC = berdasarkan persamaan yang ditetapkan
TR = TR – TC
Marginal revenue per unit, tidak menjadi persoalan karena sama dengan AR = M.
1.200
Marginal Revenue dari 800 – 2.000 = = Rp 12
Marginal Unit
Marginal Cost 300 (2.300−2.000)
Marginal Cost Rp 3 = = =
Marginal unit 100 (200−100)
−15 −152
Titik puncak = A = ,
−6 −4.3
A = 2,5 dan 18,75
Total cost = 5+3 Q ....... Q =0 TC = 5
2
Q = -1 , TC = 0
3
BEP = (TR=TC) = 15Q - 3Q2 = 5+3 Q
0 = 5 – 12Q + 3Q2
Melalui rumus :
−b+ √b2−4ac 12 ± √144−60
ABC = Q1,2 =
2a 6
12 ± √84
=
6
12 ±9,17
Q,12 =
6
12 ±9,17
Q1 (BEP) tinggi = = 3,53 unit
6
12 ±9,17
Q2 (BEP) rendah = = 0,47
6
atau P (harga) pada Q1 = 15 – 3Q = 15 – 3(3,53) = 4,41
P (harga) pada Q2 = 15 – 3(0,47) = 13,59
Oligopoli, jumlah produsen sedikit tanpa diferensial atau sedikit diferensial produk
dan sedikit bisa mengendalikan harga. Tanpa diferensial produk misalnya industri baja dan
minyak bumi, dengan diferensiasi produk misalnya sektor industri mobil dan mesin-mesin.
Dan ketiga adalah monopoli, satu produsen dengan produk unik tanpa substitusi,
umunya perusahaan jasa umum seperti telepon, gas, listrik dan air minum.
Konsep penting dalam analisis ekonomi adalah Equilibrium atau harga dan kuantitas
yang memberikan selisish terbesar antara Revenue sama dengan Marginal Cost.
Jadi dalam situasi tak sempurna ini, harga per unit maupun totalnya tidak linier, dan
total cost pun demikian.
2.187,5
2.000
1.987,5
9 25
maka, 25 =Q
Jika melebihi 25 unit atau kurang dari 25 unit, maka laba akan menurun.
Namun konsep Marginal Revenue = Marginal Cost tetap merupakan konsep utama,
dalam menjelaskan laba maksimum.
Dari kasus diatas : TR maksimum dapat dicari melalui koordinat titik puncak :
−b
Q=
2a
Dari ini diketahui bahwa cost minimum dan Revenue maksimal X laba maksimum.
MC dan MR (Marginal Cost dan Marginal Revenue, dapat diketahui, dengan cara :
Pertambahan Cost
MC =
pertambahan Q
Marginal revenuenya :
Pertambahan Revenue
MR =
pertambahan Q
Titik BEP dapat dihitung dengan menyamakan fungsi total revenuenya = total cost kemudian
dimasukkan secara teoritis melalui rumus ABC.
− b √b2−4ac
2a
Dari perumusan di atas, maka titik BEPnya adalah di sekitar kuantitas (Q) sebesar 9,.... dan
41,... unit
= 925 dibulatkan.
biaya Total rata−rata –Fixed cost
Biaya variabel unit =
Jam kerja rata−rata
Rp 840−140
BV unit = = Rp 0,76 BV per unit
925
Biaya tetap Rp 140,- adalah angka yang ditetapkan dan merupakan anggapan jika
perusahaan tidak beroperasi/dihentikan semesntara, maka biaya yang keluar sebesar Rp 140.
TC
400
200
175 Biaya Tetap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Q (Ribuan)
̅
Y Rata-rata Y
F
G X
̅
X
DG = Nilai observasi = Yt
EG = Estimasti Yt berdasarkan garis regresi = Yt
FG = rata-rata Y = Y
DF = deviasi dari observaso Yt dari rata-rata = Y – Y
EF = Jumlah deviasi Yt dari rata-ratanya yang dijelaskan oleh X = X – Y
DF = Jumlah deviasi Yt dari rata-ratanya yang masih belum dijelaskan Yt = Yt − Yt
Tetapi perubahan apa yang akan dijelaskan ? Apa yang membuat kita tertarik untuk
menjelaskan dengan menggunakan variabel X adalah untuk mengetahui mengapa Variabel Y
menyimpang dari nilai rata-ratanya.
Dapat dilihat bahwa jika tidak ada variabel penjelas yang digunakan untuk mencoba
menjelaskan pergerakan dalam Y maka metode “least squares” akan menghasilkan nilai rata-
rata Y sebagai nilai untuk mengestimasi Y itu sendiri. Jadi, apa yang menjadi perhatian kita
adalah kemampuan X untuk menjelaskan deviasi (penyimpangan) Y dari rata-ratanya.
Selisih yang coba untuk dijelaskan oleh X, yaitu DF, terdiri dua komponen.
Komponen pertama adalah EF yaitu selisih nilai yang diestimasi berdasarkan garis regresi
dan nilai rata-rata (mean)
HAL 108
Misalkan, ∑ Y = 1.200, ∑ X = 200, ∑ XY = 30.604
∑ Y2 = 180.298 b = 0,4967105
Jumlah kuadrat total = 180.398 - 1/8 (1.200)2
= 398
Jumlah kuadrat yang sudah dijelaskan :
= (0,4967105) [30.604 – 1/8 (200) (1.200))
= 300,01314
300,01314
Maka koefisien determinasi =
398
= 0,758
Koefisien determinasi hampir 76% dari variasi total biaya operasi setiap bulan telah
dijelaskan oleh jumlah unit yang dihasilkan selama bulan yang bersangkutan.
G. Standar Kesalahan Estimasi dan Interval Keyakinan untuk Nilai yang Diperkirakan
Bagian ini untuk melihat jauh bagaimana menggunakan taksiran model regresi untuk
variabel dependen Y.
Menggunakan contoh angka tertentu, jumlah unit yang dihasilkan dalam suatu bulan tertentu
(X) dan total biaya operasi (Y).
Misalkan manajemen memperkirakan bahwa bulan depan akan dihasilkan sebanyak 42.000
unit. Dalam contoh ini, X adalah 42.000. Taksiran nilai untuk biaya operasi total (Y) adalah :
Y = 137,58224 + 03967105 (42.000)
y = 158,44408
Karena Y adalah Rp 158,44408 dikenal sebagai estimasi titik karena hanya satu nilai saja
yang diperkirakan.
Di dalam praktik, akan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mendapatkan satu
jarak (range) tetentu untuk variabel dependen, dengan demikian akan dapat dibuat
probabilitas di mana nilai sesungguhnya akan berada pada jarak (range) tersebut. Hal ini
dapat dilakukan.
Pertama-tama perlu dihitung standar kesalahan daripada estimasinya. Standar kesalahan
estimasi merupakan ukuran lain untuk melihat sejauh mana eratnya hubungan regresi yang
ada.
Tiga langkah berikut ini diperlukan untuk menghitung standar kesalahan estimasi
Langkah 1. Hitunglah jumlah kuadrat yang belum dijelaskan. Jumlah kuadrat yang belum
dijelaskan. Julah kuadrat yang belum dijelaskan hanyalah jumlah kuadrat
yang belum dijelaskan oleh regresi. Daru pembahaan sebelumnya, jumlah
kuadrat yang belum dijelaskan dicari dengan cara berikut :
Jumlah kuadrat yang belum dijelaskan = jumlah kuadrat total – jumlah
kuadrat yang telah dijelaskan.
Langkah 2. Bagilah jumlah kuadrat yang belum dijelaskan tersebut dengan jumlah
observasi dikurangi 2. Jika T menunjukka jumlah observasi, maka hitunglah :
Jumlah kuadrat yang belum dijelaskan
T−2
Langkah 3. Carilah akar kuadrat dari jumlah yang diperoleh dari langkah 2 diatas untuk
memperoleh kesalahan estimasinya. Jadi standar kesalahan estimasinya sama
dengan :
7. Kalikan jumlah yang diperoleh dari langkah 6 dengan standar kesalahan estimasi.
8. Tambahkanlah jumlah yang diperoleh dari langkah 7 dengan nilai taksiran Y untuk
memperoleh jarak tertinggi dan interval keyakinan.
9. Kurangkan jumlah yang terdapat dalam langkah 7 dengan nilai taksiran Y untuk
memperoleh jarak/interval keyakinan yang terendah.
Untuk menggambarkan cara menghitung interval keyakinan untuk taksiran suatu nilai, kita
akan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% untuk total operasi jika dalam satu bulan
tertentu dihasilkan sebanyak 42.000 unit.
1. Carilah selisih nilai variabel penjelas X yaitu 42 dengan nilai rata-rata X, yaitu 25.
Selisihnya 17.
2. Dengan mengkuadratkan angka 17 diperoleh 289.
3. Penyebut yang digunakan dalam rumus untuk mencari b adalah 6216 – 1/8 (200)2 =
1216. Dengan membagi 289 dengan 1.216 diperoleh 0,238.
4. Dengan menambahkan 0,125 (yaitu 1 dibagi jumlah observasi, 8) dengan 0,238 akan
diperoleh 0,363.
5. Akar kuadrat dari 0,363 adalah 0,602.
6. Karena tingkat keyakinan adalah 95%, dikalikan 0,602 dengan 1,96. hasilnya adalah
1,179.
7. Kalikan 1,179 dengan standar kesalahan estimasi sebesar 4,04 menghasilkan 4,76.
8. Taksiran nilai Y adalah 158,44408. Dengan menambahkan 4,76 pada 158,44408 akan
didapatkan 163,20408, yang merupakan batas interval keyakinan yang tertinggi.
9. Kurangkan 4,76 dari 158,68408 yang merupakan batas interval keyakinan terendah.
Jadi, interval keyakinan untuk tingkat keyakinan 95% adalah b153,68408 sampai
163,20408 atau Rp. 153.684 sampai Rp 163.204. Ini ebrarti terdapat probabilitas
sebesar 95% bahwa total biaya operasi akan terletak di antara interval ini, jika pada
bulan yang akan datang diproduksi 42.000 unit.
H. Soal Latihan
1. PT. Prabowo memberikan informasi berikut ini yang diambil dari laporan keuangan
untuk sepuluh bulan terakhir.
Observasi Periklanan Penjualan
(bulan) (000) (000)
1 Rp 100 Rp 380
2 Rp 150 Rp 600
3 Rp 160 Rp 580
4 Rp 200 Rp 720
5 Rp 250 Rp 800
Diminta :
a) Estimasilah setiap paramaer regresi linier sederhana berikut ini : Y = a + bX
X adalah biaya periklanan dan Y adalah penjualan
b) Hitunglah koefisien determinan dan jelaskan artinya.
c) Jika biaya periklanan untuk bulan yang akan datang adalah Rp 350.000,-
berapakah titik/estimasi yang diperikarakan berdasarkan model regresi ?
d) Buatlah interval keyakinan untuk tingkat keyakinan sebesar 95% jika biaya
peiklanan untuk bulan yang akan datang Rp 350.000,-
Diminta:
a. Buatlah diagram pencar.
b. Dengan menggunakan analisis kuadrat terkecil, hitunglah persamaan garis yang
bersangkutan dengan biaya tenaga kerja dan ukuran kelompok
c. Ramalkanlah biaya tenaga kerja untuk suatu kelompok sebesar 20.
d. Dengan menggunakan metode tinggi-rendah, ulangi permintaan b dan c.
Haruskan manajer menggunakan metode tinggi-rendah atau metode kuadrat
terkecil? jelaskan.