Di susun oleh
DALAM
RANGKA PPG DALAM JABATAN BATCH 2
LPTK UNIVERSITAS JEMBER
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat, seseorang dituntut untuk mampu menggunakan informasi
dengan cepat dan baik. Sehingga dibutuhkan Sumber Daya Alam (SDM) yang berkualitas dan
bernalar tinggi serta memiliki kemampuan untuk memproses informasi sehingga dapat digunakan
untuk mengembangkan IPTEK. Sumber Daya Manusia di Indonesia masih mengalami
kekurangan dalam menciptakan teknologi yang semakin maju seperti sekarang. Kurangnya
Sumber Daya Alam yang berkualitas disebabkan oleh pemahaman terhadap suatu ilmu yang
masih kurang maksimal, terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknologi yang mendasar
seperti matematika.
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak,
artinya objek matematika berada dalam alam pikiran manusia, dan realisasinya adalah dengan
menggunakan benda-benda yang ada di sekitar kita. Sifat abstrak dari matematika ini
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Banyak siswa yang masih
menganggap bahwa matematika itu mata pelajaran yang sulit. Selama ini guru seakan-akan
menjadi pemegang kekuasaan secara penuh di kelas. Guru sebagai subjek dan siswa sebagai
objek. Pembelajaran terjadi satu arah, siswa hanya sebagai penerima materi saja.
Pembelajaran matematika di kelas masih didominasi oleh guru. Guru memberikan materi
dengan metode ceramah. Pada akhir penyampaian materi guru memberikan pertanyaan tentang
kepahaman kepada siswa, namun sebagian besar siswa tidak menjawab. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya namun siswa diam. Pada akhir pembelajaran guru memberikan
soal latihan kepada siswa dan siswa diminta mengerjakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan pada nilai matematika kelas IV SDN Sumberwuluh 04,
terutama pada hasil belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan yaitu dari
38 siswa, terdapat 10 siswa mendapat nilai ≥60, sedangkan 28 siswa mendapat ≤60. Dapat
disimpulkan bahwa hanya 29% siswa dapat mencapai KKM dan 71% belum mencapai KKM.
Dari hasil fakta tersebut, maka diperlukan sebuah penerapan metode pembelajaran yang
tepat sebagai proses pembelajaran matematika. Salah satu metode pembelajaran matematika yang
dapat digunakan adalah Student Team Achivement Divisions (STAD). Student Team Achivement
Divisions (STAD) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif pada saat kegiatan
pembelajaran matematika berlangsung. Siswa-siswa yang mampu memahami materi matematika
akan menjadi tutor sebaya bagi teman-teman mereka yang masih kurang memahami materi
matematika. Jika sebelumnya siswa takut salah bertanya kepada guru, dengan metode ini
diharapkan siswa menjadi lebih semangat untuk bertanya kepada teman sebaya mereka.
3
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SDN Sumberwuluh 04 terdapat
beberapa penyebab kurangnya hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan, diantaranya sebagai berikut :
1. Masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang lama
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Guru hanya mengikuti keberhasilan pembelajaran dari hasil tes ulangan siswa
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan matematika dengan metode Student Team
Achivement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Sumberwuluh 04, Kecamatan
Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur pada materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan. Pengamatan lebih difokuskan pada keterlaksanaan proses pembelajaran
dengan metode Student Team Achivement Divisions (STAD) sebagai upaya peningkatan hasil
belajar materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sumberwuluh 04 materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan metode Student Team Achivement Divisions (STAD) pada
materi penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV SDN Sumberwuluh 04?
2. Bagaimana peran dan minat siswa terhadap penggunakan metode Student Team
Achivement Divisions (STAD) pada materi penjumlahan dan pengurangan di kelas IV
SDN Sumberwuluh 04?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Sumberwuluh 04 pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan setelah menggunakan metode Student Team
Achivement Divisions (STAD)?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Menerapkan metode Student Team Achivement Divisions (STAD) pada materi
penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV SDN Sumberwuluh 04.
2. Mengetahui peran dan minat siswa terhadap penggunakan metode Student Team
Achivement Divisions (STAD) pada materi penjumlahan dan pengurangan.
3. Mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SDN Sumberwuluh 04 pada materi penjumlahan
dan pengurangan pecahan setelah menggunakan metode Student Team Achivement
Divisions (STAD).
F. MANFAAT PENELITIAN
a. Siswa
1. Memberi motivasi pada siswa dalam memahami materi pembelajaran.
2. Melatih siswa untuk aktif dan berpikir kritis sehingga pembelajaran tidak lagi pasif.
3. Memberikan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
b. Guru
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi guru, sehingga terdapat perubahan
model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam kelas.
4
G. BATASAN ILMIAH
Untuk menghindari perbedaan dalam penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini,
berikut dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut ini:
1. Peningkatan hasil belajar yaitu upaya yang dilakukan untuk menciptakan hasil belajar yang
lebih optimal
2. Peningkatan hasil belajar dikatakan berhasil jika siswa paham dengan materi yang
diajarkan oleh guru dengan ditandai minimal 75% siswa meningkat hasil belajarnya dan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. HAKIKAT BELAJAR
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya yaitu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses berbuat melalui pengalaman. Surya, Mohammad (1992:23), definisi belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
5
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun
jenisnya, karena tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar. Menurut Slameto (2010:3-5), citri-ciri perubahan tingkah laku yang ternasuk
dalam pengertian belajar, antara lain : 1) perubahan yang terjadi secara sadar, artinya
seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau paling tidak
merasakan behwa dalam dirinya telah terjadi perubahan; 2) perubahan dalam belajar
bersifat kontinu dan fungsional, artinya suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna lagi bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya perubahan-
perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu lebih dari
sebelumnya; 4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap; 5) perubahan dalam
belajar bertujuan atau terarah, artinya bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang ingin dicapai; dan 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,
artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang melalui proses belajar.
Kesimpulan dari pnejelasan tentang definisi belajar adalah proses perubahan
tingkah laku akibat dari perbuatan yang sengaja maupun tidak sengaj berdasarkan dari
pengalaman yang dimiliki yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2010:54), ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar,
yaitu faktor intern (faktor yang berasal dari diri sendiri) dan faktor ekstern (faktor dari
luar).
Faktor intern dibagi lagi menjadi 3 kelompok antara lain faktor jasmani yang
meliputi kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian,
nakat, minat, motif, kematangan dan kesiapan sedangkan faktor yang terakhir adalah
faktor kelelahan.
Dalam faktor ekstern juga dikelompokkan menjadi 3, yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi aorang tua, anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Faktor sekolah meliputi metode mengajar yang dilakukan oleh guru, kurikulum,
hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, tata tertib sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, keadaan lingkungan sekolah, metode belajar, dan tugas rumah.
Sedangkan di dalam faktor masyarakat antara lain kegiatan siswa di masyarakat, media
massa, teman bermain, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat dikatan bahwa antara faktor intern dan faktor ekstern
memiliki hubungan yang sangat erat dan kedua faktor tersebut saling memperngaruhi.
kemudia berpengaruh kepada perilaku. Perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat
pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:2-3) hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tiindak mengajar. Hasil interaksi itu menyebabkan
perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan tingkah laku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program
pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan
belajar.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal siswa (faktor dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor yang datang dari
luar diri siswa). Faktor internal meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar,
minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis. Sedangkan
faktor eksternal meliputi faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
D. PECAHAN
Menurut Mustaqim dan Ary (2008:163), pecahan merupakan bagian dari keseluruhan. Istilah
pecahan dalam ilmu matematika terdiri dari pembilang dan penyebut. Pada hakikatnya, pecahan
8
ini digunakan untuk bagaimana cara menyerderhanakan pembilang dan penyebut, karena
penyederhanaan pembilang dan penyebut ini dapat memudahkan proses operasi aritmatika
sehingga tidak menghasilkan angka yang terlalu besar namun tetap memiliki nilai yang sama.
Terdapat beberapa jenis pecahan, antara lain pecahan biasa, pecahan murni, pecahan
campuran, pecahan desimal, pecahan persen. Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari
pembilang dan penyebut, yang mana angka pembilang nilainya lebih kecil daripada nilai angka
penyebutnya. Pecahan murni dalah pecahan yang mana pembilang dan penyebutnya merupakan
bilangan bulat serta berlaku pembilang lebih kecil dari pada penyebutnya. Pecahan campuran
adalah pecahan yang tersusun dari bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murni. Pecahan
desimal adalah bilangan pecahan yang dengan pembilangnya 10, 100 dst, penyebutnya misal 10,
100, 1000, dan seterusnya kemudian ditulis dengan tanda koma (,). Pecahan persen adalah
bilangan yang bentuk pecahannya adalah perseratus namun beda bentuk penulisannya.
Materi pecahan adalah salah satu materi yang di ajarkan pada kelas IV Sekolah Dasar.
Adapun materi yang dipelajari dalam pecahan meliputi :
1. Penjumlahan pecahan
a. Melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut sama
Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan
pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Kemudian tuliskan hasilnya
dalam bentuk paling sederhana.
Contoh :
2 3 2+3 5
+ = =
6 6 6 6
b. Melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama
Penjumlahan pecahan yang berbeda dilakukan dengan cara menyamakan
penyebutnya dengan KPK kedua bilangan, jumlahkan pecahan baru seperti pada
penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Contoh :
1 1
+ = ….
2 3
Penyebut kita samakan dengan menggunakan KPK
KPK dari 2 yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, …
KPK dari 3 yaitu 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, …
Maka KPK dari bilangan 2 dan 3 adalah 6, jadi penyebut dari kedua pecahan kita
kalikan dengan bilangan yang hasilnya adalah 6. Sedangkan pembilangnya juga kita
kalikan dengan bilangan yang sama.
1 1 1X3 1X 2 3 2 3+ 2 5
+ =( )+( ¿ = + = =
2 3 2X3 3 X2 6 6 6 6
2. Mengurangkan pecahan
a. Melakukan pengurangan pecahan berpenyebut sama
Pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan mengurangkan
pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Kemudian tuliskan hasilnya dalam
bentuk paling sederhana.
Contoh :
4 1 4−1 3
+ = =
6 6 6 6
b. Melakukan pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama
9
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah penting. Kerangka pikir ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang
menjadi objek permasalahan (Sugiyono 2013 :94).
Diperlukan proses perbaikan pembelajaran berupa penerapan model kooperatif tipe STAD
pada pembelajaran matematika. Model pembelajaran ini menuntut siswa belajar secara aktif
memecahkan masalah melalui penelitian dan menemukan konsep melalui berbagai pengalaman.
Berdasarkan kajian yang relevan, model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Output yang diharapkan adalah hasil belajar
siswa meningkat dan memenuhi indikator. Secara sederhana kerangka pikir dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menarik hipotesis atau dugaan sementara, bahwa
metode Student Team Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SDN Sumberwuluh 04.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Sumberwuluh 04
dengan jumlah dalam kelas tersebut 38 anak, yang terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 19
siswa perempuan.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Sumberwuluh 04 yang terletak di
Jalan Kebondeli Utara No. 07 Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten
Lumajang, Jawa Timur.
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 sampai Oktober
2019. Kegiatan penelitian ini dimulai dari kegiatan persiapan (observasi, pembuatan
proposal, seminar hasil proposal, perbaikan proposal, dan pembuatan instrumen), kegiatan
pelaksanaan (pelaksanaan siklus I dan siklus II), dan kegiatan pelaporan (penyusunan
konsep laporan, seminar hasil laporan, perbaikan hasil laporan,dan penggandaan). Adapun
jadwal kegiatan penelitian ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas
Juli Agustus September Oktober
2019 2019 2019 2019
Nama Kegiatan
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Persiapan
1. Kegiatan Observasi
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar proposal
4. Pembuatan Instrumen
B. Pelaksanaan
1. Melaksanakan siklus 1
2. Melaksanakan siklus 2
C. Pelaporan
1. Menyusun konsep
laporan
2. Seminar hasil laporan
3. Perbaikan hasil
laporan
4. Penggandaan dan
pengiriman hasil
12
B. JENIS PENELITIAN
Penelitian Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan Kelas IV SDN Sumberwuluh 04 dengan Menggunakan Metode Student
Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengatasi suautu permasalahan atau
memperbaiki suatu pembelajaran di dalam kelas.
Menurut Arikunto (2006:58) yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar
yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil
belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Adlan (2011:4) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu
“Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut :
Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodelogi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.
Tindakan; suatu kegiatan yang dilakukan dengan dan terencana dengan tujuan tertentu. Kelas ;
adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima
pelajaran dari guru yang sama.
Pelaksanaan PTK terbagi atas 4 tahap, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Keempat tahap tersevut disatukan ke dalam siklus. Kegiatan yang akan dilakukan dalam
PTK ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
(Planning)
4. Refleksi 2. Tindakan
SIKLUS I
(Reflecting) (Acting)
3. Pengamatan
(Observating)
1. Perencanaan
(Planning)
4. Refleksi 2. Tindakan
SIKLUS II
(Reflecting) (Acting)
3. Pengamatan
(Observating)
Dst.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, pada setiap siklusnya terdiri dari
empat tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Rincian pelaksanaan
penelitian tindakan kelas meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
a. Siklus I
1. Perencanaan
Tahap perencanaan ini, penulis menyiapkan proses pembelajaran matematika
melalui metode pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Materi pembelajaran yaitu tentang “Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan”. Selain
itu penulis juga membuat perangkat pembelajaran, merancang kegiatan dalam
penerapan metode pembelajaran tipe STAD, mempersiapkan lembar observasi, LKS,
dan soal-soal tes.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah
disusun, yaitu sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal
1) Guru masuk kelas dan memberikan salam
2) Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas
3) Guru mengkondisikan kelas
4) Guru mengecek kehadiran siswa.
5) Guru menyampaikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
b) Kegiatan Inti
Ekspolarasi
1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu
dengan metode pembelajaran tipe STAD.
2) Guru menyajikan subtopik permasalahan yang akan dipelajari dan melibatkan
siswa dalam mengidentifikasi topik tersebut.
3) Guru meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan diajarkan.
4) Tiap kelompok merencanakan topik permasalahan yang akan diperlajari.
Elaborasi
1) Siswa melakukan diskusi sesuai topik yang dibahas pada masing-masing
kelompok.
2) Setiap kelompok menyiapkan laporan akhir berupa rencan kegiatan presentasi
yang akan disajikan ke depan kelas.
Konfirmasi
1) Masing-masing perwakilan kelompok maju ke depan untuk memmpresentasikan
hasil diskusinya.
2) Guru bersama siswa mengevaluasi hasil presentasi yang telah disajikan oleh
masing-masing kelompok.
3) Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang selesai melakukan
presentasi dengan tepukan tangan ataupun memberikan hadiah
4) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c) Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
2) Guru memberikan tes akhir
3) Guru memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran.
14
2) Guru bersama siswa mengevaluasi hasil presentasi yang telah disajikan oleh
masing-masing kelompok.
3) Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang selesai melakukan
presentasi dengan tepukan tangan ataupun memberikan hadiah
4) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c) Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
2) Guru memberikan tes akhir
3) Guru memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran.
4) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa
3. Pengamatan/observasi
Penulis melakukan pengamatan tentang jalannya proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa
dengan lembar observasi dan lembar penilaian. Mengidentifikasi kelemahan-
kelemahan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
Penulis menganalisis hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa,
kemudian membandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I dalam bentuk
presentase. Jika pada siklus II pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah
terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap
cukup. Karena pada siklus II ini siswa sudah mencapai indikator keberhasilan maka
dapat dinyatakan bahwa penelitian ini sukup sampai siklus II.
digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola dan
melaksanakan praktik mengajar.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi penilaian aktivitas siswa digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Tes Formatif
Tes formatif merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
pada ranah kognitif. Tes formatif ini menghasilkan data yang bersifat kuantitatif dengan
cara memberikan soal-soal uraian. Melalui tes ini peneliti mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran, dan ketercapaian indikator pembelajaran
b. Analisis Kuantitatif
Analisis kuntitatif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana dinamika
kemajuan hasil belajar siswa. Data kuantitatif penelitian ini diperoleh dengan menghitung
nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dan nilai persentase
ketuntasan hasil belajar siswa.
1. Menghitung nilai hasil belajar siswa secara individual digunakan rumus :
R
NA = x 100
SM
Keterangan :
NA : Nilai aktivitas yang diharapkan
R : Skor yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimal yang diamati
100 : Bilangan Tetap
Tabel 6. Ketuntasan hasil belajar siswa
No Rentang Nilai Kategori
1 ≥61 Tuntas
2 ≤60 Belum Tuntas
51 – 60 Kurang Tinggi
≤50 Sangat Kurang
F. INDIKATOR KEBERHASILAN
Keberhasilan dalam menerapkan metode pembelajaran tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dapat dilihat dari beberapa indikator dibawah ini.
a. Persentase jumlah siswa aktif mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus
berikutnya, sehingga siswa yang aktif mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut.
b. Persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari satu siklus ke siklus
berikutnya, sehingga mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Surya, Muhammad. 1992. Psikologi Pendidikan (Cetakan ke-5 Edisi Revisi). Bandung: Jurusan
PBB UPI
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
20
Muatan: Matematika
Kompetensi Dasar Indikator
3.2. Menjelaskan berbagai bentuk pecahan 3.2.1. Memahami bentuk dari penjumlahan
(biasa, campuran, desimal, dan persen) dan pengurangan pecahan.
dan hubungan diantaranya.
4.2. Mengidentifikasi berbagai bentuk 4.2.1. Menyajikan berbagai bentuk
pecahan (biasa, campuran, desimal, dan penjumlahan dan pengurangan
persen) dan hubungan diantaranya. pecahan.
C. TUJUAN
1. Siswa mampu memahami berbagai bentuk pecahan.
2. Siswa mampu menjelaskan berbagai bentuk penjumlahan dan pengurangan pecahan
3. Siswa mampu menghitung/mencari penjumlahan dan pengurangan pecahan
4. Siswa mampu mengidentifikasi masalah penjumlahan dan pengurangan pecahan
5. Siswa mampu menyelesaikan masalah penjumlahan dan pengurangan pecahan
D. MATERI
1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut 5 menit
Pendahuluan agama dan keyakinan masing-masing,
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah
konsentrasi siswa
4. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.
5. Guru mengulas kembali materi yang disampaikan
sebelumnya
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
Kegiatan A. Mengamati 90 menit
Inti 1. Siswa mencermati penjelasan guru mengenai cara
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
21
B. Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di
pahami tentang penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.
C. Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang
cara mengubah pecahan.
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan
menjelaskan hasil diskusi tentang penyelesaian
penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan
bimbingan guru.
3. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila
terdapat kesalahan atau kekurangan pada siswa.
4. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang
cara penjumlahan dan pengurangan pecahan.
D. Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan menghitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran.
2 1
1 + =
4 3
1 2
2 −1 =
4 5
Hasilnya;
2 1 6 1 18 4 22 10 5
1 + = + = + = =1 =1
4 3 4 3 12 12 12 12 6
1 2 9 7 45 28 17
2 −1 = − = − =
4 5 4 5 20 20 20
E. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-
temanya tentang penyelesaian penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
22
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan praktek/unjuk kerja sesuai dengan rubrik penilaian sebagai berikut;
Butir soal;
Kerjakan soal dibawah ini.
1 2
+ =
10 10
4 1
1 − =
10 2
1 1
2 +3 =
2 2
5 2
+ =
10 10
8 1
2 − =
10 2
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….
C. INDIKATOR:
3.3.1 Menentukan hasil operasi hitung.
4.3.1 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung.
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahuluan Guru mengajak peserta didik untuk berdoa 5 menit
sebelum dan setelah pelajaran. Religius
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan. Communication
Guru memberi peserta didik contoh dalam
kehidupan yang berkaitan dengan Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan.
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan.
25
Menanya
Guru menfasilitasi peserta didik untuk saling
menanyakan pendapat anggota kelompoknya
mengenai ilustrasi permasalahan tentang operasi
hitung pada pecahan. Gotong Royong
Mencoba
Guru membimbing peserta didik untuk bekerja
sama dengan anggota kelompoknya dalam
mendiskusikan pendapat anggota kelompoknya
tentang operasi hitung pada pecahan.Gotong
Royong
Menalar
Guru mendampingi peserta didik dalam
menyimpulkan hasil diskusinya.Collaboration
Guru mendampingi peserta didik dalam
menyusun langkah-langkah penyelesaian
permasalahan dengan rapi.Critical Thinking
and Problem Solving
Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya di
hadapan guru dan teman-
temannya.Communication
G. MATERI PEMBELAJARAN
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
H. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
Penilaian
1) Indikator penilaian aktivitas siswa.
Aspek Sikap
No Indikator
Yang Diamati
1. a. Mengajukan pertanyaan
b. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru
Partisipasi
c. Mengikuti semua tahapan pembelajaran sesuai aturan
d. Aktif dalam mengikuti pembelajaran
2. a. Tanggap dalam instruksi yang diberikan
b. Antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran
Minat
c. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar
d. Tenang dalam mengerjakan tugas.
4 Jika tiga indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
3 Jika dua indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
2 Jika satu indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
1 Jika tidak ada indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
C. INDIKATOR:
3.3.1 Menentukan hasil operasi hitung.
4.3.1 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung.
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahuluan Guru mengajak peserta didik untuk berdoa 5 menit
sebelum dan setelah pelajaran. Religius
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan. Communication
Guru memberi peserta didik contoh dalam
kehidupan yang berkaitan dengan Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan.
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan.
Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
melakukan Kegiatan 3.1
29
Menanya
Guru menfasilitasi peserta didik untuk saling
menanyakan pendapat anggota kelompoknya
mengenai ilustrasi permasalahan tentang operasi
hitung pada pecahan. Gotong Royong
Mencoba
Guru membimbing peserta didik untuk bekerja
sama dengan anggota kelompoknya dalam
mendiskusikan pendapat anggota kelompoknya
tentang operasi hitung pada pecahan.Gotong
Royong
Menalar
Guru mendampingi peserta didik dalam
menyimpulkan hasil diskusinya.Collaboration
Guru mendampingi peserta didik dalam
menyusun langkah-langkah penyelesaian
permasalahan dengan rapi.Critical Thinking
and Problem Solving
Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya di
hadapan guru dan teman-
temannya.Communication
G. MATERI PEMBELAJARAN
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
H. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
Penilaian
1) Indikator penilaian aktivitas siswa.
Aspek Sikap
No Indikator
Yang Diamati
1. e. Mengajukan pertanyaan
f. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru
Partisipasi
g. Mengikuti semua tahapan pembelajaran sesuai aturan
h. Aktif dalam mengikuti pembelajaran
2. e. Tanggap dalam instruksi yang diberikan
f. Antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran
Minat
g. Menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar
h. Tenang dalam mengerjakan tugas.
pembelajaran.
2 Jika satu indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
1 Jika tidak ada indikator dalam aspek yang diamati muncul selama proses
pembelajaran.
NILAI
NO K O M PETE N SI
1 2 3 4 5
rasa bangga menjadi guru
C. Sosial
Bersikap inklusif, bertindak obyektif,
11.
serta tidak diskriminatif
Komunikasi dengan sesama guru,
12. tenaga kependidikan, orangtua, peserta
didik, dan masyarakat
D. Profesional
Penguasaan materi, struktur, konsep dan
13. pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu
Mengembangkan keprofesionalan
14.
melalui tindakan yang reflektif
Jumlah :
Rubrik Penilaian Kinerja Guru
Nilai
Nilai Mutu Indikator
Angka
Dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik, guru
5 Sangat baik melakukannya dengan sempurna, dan guru terlihat
prosefional
Dilaksanakan oleh guru dengan baik, guru melakukannya
4 Baik
tanpa kesalahan, dan guru tampak menguasai
Dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik, guru
3 Cukup melakukannya dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak
cukup menguasai
Dilaksanakan oleh guru, guru melakukannya dengan
2 Kurang
banyak kesalahan, dan guru tampak kurang menguasasi
Sangat
1 Tidak dilaksanakan oleh guru
Kurang
LAMPIRAN V : BAHAN AJAR
PECAHAN
Pernahkah kalian memotong sebuah kue? kue ulang tahun misal. Pernah terpikir tidak bahwa
sebenarnya ketika kalian memotong kue tersebut sebenarnya kalian telah mempraktekan ilmu
bilangan pecahan ini? Yap… Bilangan pecahan ini tak lain tak bukan sebenarnya sama saja kita
sedang belajar bagaimana cara membagi-bagikan sesuatu dengan baik dan benar pas sesuai
keinginan. Untuk itu, mari kita pelajari rumus bilangan pecahan ini dengan seksama.
Pecahan adalah bagian dari keseluruhan. Pada terdapat dua bagian yaitu pembilang dan
penyebut. Jadi pengertian sederhananya, bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri dari
33
Pembilang yang terdiri dari bilangan-bilang bulat dan penyebut yang terdiri dari bilangan-
bilangan asli.
Contoh :
4
a.
6
10
b.
12
1. Pecahan Biasa
Pecahan Biasa adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut, yang mana angka
pembilang nilainya lebih kecil daripada nilai angka penyebutnya.
Contoh:
1
a. dengan 1 sebagai pembilang dan 4 sebagai penyebut
4
4
b. dengan 4 sebagai pembilang dan 5 sebagai penyebut
5
Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa angka pembilang lebih kecil daripada angka
penyebutnya.
2. Pecahan Murni
Pecahan Murni adalah pecahan yang mana pembilang dan penyebutnya merupakan bilangan
bulat serta berlaku pembilang lebih kecil dari pada penyebutnya. Pecahan murni dapat
dinyatakan sebagai pecahan biasa akan tetapi pecahan biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai
pecahan murni.
1 3 7
Contoh : , , , dst..
8 8 9
3. Pecahan Campuran
Pecahan Campuran yaitu pecahan yang tersusun dari bagian bilangan bulat dan bagian pecahan
murni.
1 1 3
Contoh : 2 ,5 ,3 , dst..
2 2 4
4. Pecahan Desimal
Pecahan Desimal adalah bilangan pecahan yang dengan pembilangnya 10, 100, dst.. penyebutnya
misal 10, 100, 1000, dan seterusnya, kamudian ditulis dengan tanda koma (,).
Contoh :
7
Bentuk persepuluh ( ) adalah 0,7
10
30
Bentuk perseratus ( ) adalah 0,30
100
200
Bentuk perseribu ( ) adalah 0,200
1000
6.000
Bentuk persepuluh ribu ( ) adalah 0,6000
10.000
5. Pecahan Persen
Pecahan Persen adalah bilangan yang bentuk pecahannya adalah perseratus namun beda bentuk
penulisannya.
34
5
Misal bentuk pecahan 5 persen artinya sama dengan lima per seratus ( ), enam puluh lima
100
65
perseratus (65 persen) artinya sama dengan , dan seterusnya. 200 persen artinya sama
100
200
dengan = 2. Kemudian tata cara penulisan bilangan persen adalah menggunakan simbol
100
persen (%).
Contoh:
5
5% artinya
100
55
55% artinya
100
3.3 Menjelaskan dan melakukan penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi
dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
4.3 Menyelesaikan masalah penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua
bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.
B. INDIKATOR:
3.3.1 Menentukan hasil operasi hitung.
4.3.1 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung.
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
D. MATERI PEMBELAJARAN
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
E. SOAL
Kerjakan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan di bawah ini !
2 3
1. + =…
3 5
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
5 3
2. - =…
6 4
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
1 2
3. 2 + =…
3 4
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
2 5
4. 3 - =…
3 6
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
36
2 1
5. 3 +2 =…
4 4
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
G. INDIKATOR:
3.3.1 Menentukan hasil operasi hitung.
4.3.1 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
H. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung.
4. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi hitung
I. MATERI PEMBELAJARAN
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
J. SOAL
Kerjakan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan di bawah ini !
1 3
6. + =…
4 5
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
4 3
7. - =…
5 4
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
2 2
8. 1 + =…
3 4
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
38
2 5
9. 2 - =…
3 6
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
2 1
10. 2 +1 =…
4 4
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
LATIHAN SOAL
LATIHAN SOAL
Jawab = …………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………