Anda di halaman 1dari 5

REVOLUSI KIA NTT

Hasil Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2004, angka kematian Ibu (AKI)
di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk NTT
adalah 554 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2007 Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007), AKI turun menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup dan di NTT menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup hasil.
Walaupun ada penurunan tapi angka ini masih tinggi dibandingkan angka
Nasional. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), pada tahun 2004,
Nasional 52 per 1000 kelahiran hidup turun menjadi 34 per 1000 kelahiran
hidup sedangkan untuk NTT dari 62 per 1000 kelahiran hidup turun menjadi 57
per 1000 kelahiran hidup (SURKESNAS, 2004).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa di


Provinsi NTT sebesar 77.1% pertolongan persalinan dilakukan di rumah
dimana sejumlah 46.2% ditolong oleh dukun bersalin dan 36.5% ditolong oleh
bidan. Cakupan pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care/ ANC) ibu hamil
pada fasilitas kesehatan sebesar 87.9%, sedangkan prosentase cakupan
pelayanan bayi baru lahir atau neonatal KN-1 (0-7 hari) adalah 42.3% dan KN-
2 (8-28 hari) sebesar 34.4%
(RISKESDAS, 2007).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi di Provinsi NTT, tetapi angka kematian ibu dan angka kematian bayi tetap
diatas rata-rata Nasional, oleh karena itu Pemerintah Provinsi NTT melakukan
upaya-upaya luar biasa untuk menurunkan AKI-AKB melalui Kebijakan
Revolusi KIA.

Apa itu Revolusi KIA dan untuk apa dilakukan?


Revolusi KIA adalah salah satu bentuk upaya percepatan penurunan kematian
ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa melalui
persalinan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan siap 24 jam
(seperti yang sudah dilakukan di negara-negara seperti Srilangka,
Malaysia dan Singapura).

Mengapa harus Revolusi?


Karena kematian ibu dan bayi baru lahir di Provinsi NTT masih sangat tinggi
dibandingkan dengan angka Nasional. Berbagai upaya yang selama ini telah banyak
dilakukkan belum mampu mengangkat posisi NTT dimata Nasional, sehingga harus
diupayakan mengatasi masalah ini dengan cara-cara yang luar biasa.

Apa yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai


dan siap 24 jam?
Fasilitas kesehatan yang memadai dan siap 24 jam adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang siap memberikan pelayanan 24 jam serta memenuhi standar dari
setiap aspek, yaitu:
- Aspek SDM (Sumber Daya Manusia);
- Aspek Peralatan;
- Aspek Obat, Bahan dan Perbekalan Kesehatan; u
- Aspek Bangunan;
- Aspek Sistem (termasuk Standard Operating Procedure/SOP,
Prosedur Tetap/ Protap dan Sistem Rujukan); - Aspek
Penganggaran.

Apa peran masing-masing kita dalam Revolusi KIA?


Ada dua sisi yang harus di intervensi didalam Revolusi KIA yaitu sisi
pemerintah/swasta sebagai penyedia pelayanan kesehatan dan sisi
masyarakat sebagai yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Sebagai
penyedia pelayanan kesehatan, masingmasing program dan sektor terkait
berperan sesuai tugas dan fungsinya. Pemerintah/swasta pada sisi penyedia
pelayanan atau fasilitas kesehatan berperan merubah kondisi sebelum revolusi
menjadi kondisi: (1). menolong di fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai
dan siap 24 jam, (2). merujuk pasien pada saat yang tepat, (3). bekerja sesuai
standar. Masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan pelayanan berperan
merubah kondisi sebelum revolusi menjadi: (1). melahirkan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai dan siap 24 jam, (2). saat melahirkan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, (3).mendorong/berupaya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

Apa poin krusial dalam Revolusi KIA?


Ada beberapa poin krusial dalam pelaksanaan Revolusi KIA yaitu dari sisi
pemberi pelayanan dan dari sisi masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Dari sisi masyarakat sebagai penerima pelayanan, poin krusial yang perlu
dipikirkan adalah mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) Siapa yang hamil dan
dimana ibu hamil tersebut berada?, (b) Apakah ibu hamil, suami, keluarga atau
orang yang berpengaruh mau agar ibu hamil melahirkan di fasilitas
kesehatan?, (c) Apakah ada kemampuan masyarakat untuk membawa ibu
hamil ke fasilitas kesehatan?

Sedangkan dari sisi pemberi/ penyedia pelayanan atau dapat juga disebut
sebagai fasilitas kesehatan akan ditemui poin-poin krusial sebagai berikut: (a)
Apakah fasilitas kesehatan mempunyai kemampuan memberikan pelayanan
yang sesuai standar?, (b) Apakah fasilitas kesehatan mempunyai kemampuan
untuk mengantarkan ibu yang telah melahirkan kembali kerumahnya?, (c)
Apakah fasilitas kesehatan mempunyai kemampuan untuk memberikan
pelayanan ibu paska persalinan di rumahnya?

Revolusi KIA harus dapat menjawab semua poin-poin krusial seperti tersebut
diatas agar tujuan yang ingin dicapai dapat terealisasi.
Apa lagi persoalan-persoalan yang akan ditemui dalam pelaksanaan
Revolusi KIA?
Sesuai dengan setiap persoalan/ permasalahan yang ditemukan di lapangan.

Alur Pelayanan
Alur pelayanan sebagai berikut: pasien (ibu akan melahirkan) dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan siap 24 jam di Puskesmas
rawat inap dan bila memerlukan penanganan lebih lanjut pada tingkat yang
lebih tinggi maka dirujuk ke rumah sakit. Untuk mendukung pelayanan di
fasilitas kesehatan yang memadai dan siap 24 jam pada kedua level tersebut
diatas, akan disediakan rumah tunggu yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara bagi ibu yang akan melahirkan dan bagi keluarga
yang mendampingi.

Sangat diharapkan Kebijakan Revolusi KIA ini dapat secara bermakna


menurunkan kematian ibu dan bayi sekurangkurangnya menyamai angka
Nasional, bahkan bila memungkinkan satu digit dibawah angka Nasional.

Upaya ini harus dilakukan oleh semua pihak pada masingmasing level/
tingkatan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa/
Kelurahan.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinkes Provinsi NTT


Dari sejak dikeluarkannya Kebijakan Revolusi KIA oleh Pemerintah Provinsi
NTT, berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT
sesuai peran dan fungsinya seperti yang tercantum didalam Visi Dinas
Kesehatan Provinsi NTT 2009-2013 yaitu sebagai “Penggerak Utama
Terwujudnya Pembangunan Kesehatan Masyarakat yang Berkualitas, Adil dan
Merata”.

Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:


1. Penyusunan Peraturan Gubernur tentang Revolusi KIA beserta
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis.
Dari pertengahan tahun 2008 hingga Juli 2009 Dinkes Provinsi NTT
bersama jajaran kesehatan di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota, sektor
terkait dan eksternal donor telah beberapa kali terlibat secara dinamis,
mendalam dan detail berdiskusi untuk menghasilkan Draft Peraturan
Gubernur tentang Revolusi KIA serta petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknisnya.
2. Penyusunan rencana kegiatan masing-masing program pada Dinas
Kesehatan Provinsi NTT dalam menindaklanjuti kebijakan Revolusi KIA.
3. Sosialisasi Revolusi KIA kepada berbagai pihak terkait baik
pada tingkat Provinsi maupun pada tingkat Kabupaten/ Kota.
4. Kerjasama dengan Harian Pos Kupang dan Mingguan
Spirit dalam Pewartaan Bidang Kesehatan untuk mendukung Revolusi KIA,
yang ditandai dengan penanda-tanganan kontrak kerjasama pada tanggal
30 Juli 2009, dengan dukungan dana Australia Indonesia Partnership for
Maternal and Neonatal Health (AIPMNH AusAID).

Kupang, 17 Agustus 2009.


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur,

Dr. Stefanus Bria Seran, MPH. Pembina Utama


Madya
NIP. 19571226 198403 1 005

Anda mungkin juga menyukai