Case Study 3
1. Seorang pasien rujukan dari puskesmas dengan penurunan kesadaran, berdasarkan informasi
dari keluarga pasien tiba-tiba tidak sadarkan diri dan terjatuh saat dikamar mandi muntah
sebanyak 3 kali.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan :
- TD 180/100
- N 100 x/menit
- RR 26 x/menit
- GCS E2 V 3 M3
- Kesadaran Delirium
Hasil Pemeriksaan CT-Scan :
Learning Objektif
1. Mampu mejelaskan konsep tentang kasus diatas
2. Mampu menganalisis hasil pemeriksaan penunjang
3. Mampu mejelaskan patofisiologi pada kasus diatas
4. Membuat asuhan keperawatan gawat darurat pada kasus di atas
1. Langkah I (kata sulit)
- Kesadaran delirium
2. Langkah II ( jawaban dari kata sulit)
- Kesadaran delirium adalah suatu keadaan seseorang mengalami penurunan kesadaran
secara mendadak, menjadi linglung dan tidak mampu berfikir jernih
3. Langkah III (identifikasi masalah)
- Penurunan kesadaran
- Muntah sebanyak 3 kali
- TD 180/100mmHg
- N 100x/menit
- RR 26x/menit
- GCS E2 V3 M3
- Kesadaran delirium
4. Langkah IV ( analisis masalah)
- Penurunan kesadaran :
1. Karena pecahnya pembuluh darah pada otak sehingga suplai oksigen dan darah ke
otak mengalami penyumbatan (wahid)
2. Karena pecahnya pembuluh darah dalam otak yang mengakibatkan darah dalam
otak tersebut tidak bias keluar dan menjadi gumpalan darah dalam otak lalu
mengakibatkan suplai oksigen yang awalnya normal menjadi tidak normal karena
adanya sumbatan darah dalam otak, dan kurangnya suplai oksigen dalam otak
dapat mengakibatkan penurunan kesadaran dikarena otak tidak mampu bekerja
dengan normal. (indah)
- Muntah :
1. Karena suplai oksigen ke otak kurang karena adanya penyumbatan darah dalam
otak orang tersebut akan mengalami penurunan kesadaran dan akan mengalami
pusing sehingga dapat menyebabkan mual dan muntah
- TD 180/100 mmHg
1. Penyebab tekanan darah meningkat karena adanya kekurangan suplai oksigen dan
darah pada otak sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras daripada
normalnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke otak
- RR 26x/menit
1. Karena adanya kekurangan suplai oksigen didalam tubuh sehingga tubuh
merespon dengan adanya RR meningkat
2. Karena suplai oksigen yang kurang dalam otak, lalu mengakibatkan jantung
bekerja lebih keras untuk menyuplai kebagian otak dan RR akan meningkat
karena jantung yang berdebar
- Kesadaran delirium
1. Kesadaran delirium disebabkan oleh otak tidak dapat pasokan oksigen tidak
cukup atau mengalami gangguan pada otak sehingga terjadi delirium, seperti
penyakit kronis pada otak, ada riwayat delirium, faktor usia mengalami gangguan
penglihatan dan pendengaran
Kebanyakan kasus PIS terjadi pada pasien dengan hipertensi kronik. Keadaan ini
menyebabkan perubahan arteriosklerotik pembuluh darah kecil, terutama pada
cabang-cabang arteri serebri media, yang mensuplai ke dalam basal ganglia dan
kapsula interna. Pembuluh-pembuluh darah ini menjadi lemah, sehingga terjadi
robekan dan reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan media dan akhirnya
terbentuk aneurisma kecil yang dikenal dengan aneurisma Charcot-Bouchard. Hal
yang sama dapat terjadi pembuluh darah yang mensuplai pons dan serebelum.
Rupturnya satu dari pembuluh darah yang lemah menyebabkan perdarahan ke dalam
substansi otak (Gilroy,2000; Ropper, 2005).
Pada pasien dengan tekanan darah normal dan pasien usia tua, PIS dapat
disebabkan adanya cerebral amyloid angiopathy (CAA). Keadaan ini disebabkan
adanya akumulasi protein β-amyloid didalam dinding arteri leptomeningen dan
kortikal yang berukuran kecil dan sedang. Penumpukan protein β-amyloid ini
menggantikan kolagen dan elemen-elemen kontraktil, menyebabkan arteri menjadi
rapuh dan lemah, yang memudahkan terjadinya resiko ruptur spontan. Berkurangnya
elemen-elemen kontraktil disertai vasokonstriksi dapat menimbulkan perdarahan
masif, dan dapat meluas ke dalam ventrikel atau ruang subdural. Selanjutnya,
berkurangnya kontraktilitas menimbulkan kecenderungan perdarahan di kemudian
hari. Hal ini memiliki hubungan yang signifikan antara apolipoprotein E4 dengan
perdarahan serebral yang berhubungan dengan amyloid angiopathy (Gilroy, 2000;
Ropper, 2005; O'Donnel, 2000).
Suatu malformasi angiomatous (arteriovenous malformation/AVM) pada otak
dapat ruptur dan menimbulkan perdarahan intraserebral tipe lobular. Gangguan aliran
venous karena stenosis atau oklusi dari aliran vena akan meningkatkan terjadinya
perdarahan dari suatu AVM (Caplan,2000; Gilroy,2000; Ropper, 2005).
Terapi antikoagulan juga dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
intraserebral, terutama pada pasien-pasien dengan trombosis vena, emboli paru,
penyakit serebrovaskular dengan transient ischemic attack (TIA) atau katub jantung
prostetik. Nilai internationa! normalized ratio (INR) 2,0 - 3,0 merupakan batas
adekuat antikoagulasi pada semua kasus kecuali untuk pencegahan emboli pada katub
jantung prostetik, dimana nilai yang direkomendasikan berkisar 2,5 - 3,5.
Antikoagulan lain seperti heparin, trombolitik dan aspirin meningkatkan resiko PIS.
Penggunaan trornbolitik setelah infark miokard sering diikuti terjadinya PIS pada
beberapa ribu pasien tiap tahunnya (Caplan,2000; Gilroy,2000;Ropper,2005)
Mayoritas pasien mengalami nyeri kepala akut dan penurunan kesadaran yang
berkembang cepat sampai keadaan koma. Pada pemeriksaaan biasanya di dapati
hipertensi kronik. Gejala dan tanda tergantung lokasi perdarahan. Herniasi uncal
dengan hiiangnya fungsi batang otak dapat terjadi. Pasien yang selamat secara
bertahap mengalami pemulihan kesadaran dlam beberapa hari. Pasien dengan
perdarahan pada lobus temporal atau lobus frontal dapat mengalami seizure tiba-tiba
yang dapat diikuti kelumpuhan kontralateral (Caplan,2000; Gilroy,2000;
Ropper,2005)
Pasien usia tua dengan tekanan darah normal yang mengalami PIS atau
perdarahan intraserebellar karena amyloid angiopathy biasanya telah menderita
penyakit Alzheimer atau demensia progresif tipe Alzheimer dan dalam
perjalanannnya perdarahan dapat memasuki rongga subarakhnoid.(Gilroy,2000)
Tergantung dari bagian otak yang terkena, yang ditandai dengan gejala-gejala
sebagai berikut: