Anda di halaman 1dari 19

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi Penelitian

1. Definisi Puskesmas

Departemen kesehatan RI (1991) dalam Wahit Iqbal Mubarak, (2013).

puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dan juga membina

peran serta masyarakat dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh

serta terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya

kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Konsep puskesmas tersebut mulai

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1968. Jumlah puskesmas menurut

data dari pusat data dan informasi (Pusdatin) kementrian kesehatan RI pada

juni 2011 sebanyak 9.133 sampai tahun 2013, jumlah puskesmas mencapai

9.599 terdiri dari 3310 puskesmas perawatan dan 6289 puskesmas non

perawatan.

Puskesmas merupakan unit pelaksanaan tingkat pertama serta ujung

tombak pembangunan kesehatan di indonesia. Puskesmas merupakan unit

pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota (UPTD) yang

bertanggung jawab meyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja, puskesmas berperan menyelenggaraka sebagian dari tugas

teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota. Oleh karena itu

puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagai upaya pembangunan

17
18

kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota .

standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di

satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan

konsep wilayah (desa, kelurahan, atau RW). Faisalado, (2014).

Menurut Azrul Azwar (1990 dalam Arsita, 2011) pusat kesehatan

masyarakat adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung

memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarkat dalam suatu

wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.

2. Visi Dan Misi Puskesmas

a. Visi pembanguna kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah tercapainya kecematan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat

. kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan

yang ingin di capai melaui pembangunan kesehatan, yakni masyakat

yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki

kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan. Faisalado, (2014).

b. Misi pembangun kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional,

Faisalado, (2014).

Misi tersebut adalah :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wlayah

kerjanya.
19

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

3. Fungsi puskesmas

Arsita, (2011)

Puskesmas memiliki tiga fungsi pokok, yaitu :

a. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

1. Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah

kerjanya menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan

kesehatan

2. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggara setiap program pembangunan di wilayah kerjanya

b. Sabagai pusat pemberdayaan masyarakat berupaya agar perorangan

terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat :

1. Memiliki kesedaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri

dan masyarakat untuk hidup sehat

2. Berperang aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termaksud pembiayaan

3. Ikut menetapkan menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan

program kesehatan
20

4. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

5. Merangsang masyarakta termaksud swasta untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri

6. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana

menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien

c. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarkan

pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primer) secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan (Kontinyu) mencakup :

1. Pelayanan kesehatan perorangan

Adalah pelayanan yang bersipat pribadi dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa

mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencengahan penyakit.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Adalah pelayanan masyarakat yang bersifat publik dengan tujuan

utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan

3. Sejarah perkembangan

Sejarah dan perkembangan puskesmas di indonesia mulai dari

didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan,

balai kesejahtraan ibu dan anak, serta diselenggarakan berbagai upaya


21

kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-

masing berjalan sendiri-sendiri.

4. Wilayah Kerja puskemas

Wilayah kerja puskesmas bisa meliputi satu kecamatan atau sebagiannya

dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani kurang lebih 30.000

penduduk. Luas wilayah kerja puskesmas ditetapkan berdasarkan faktor-

faktor :

Arsita, (2011).

a. Jumlah penduduk

b. Keadaan geografis

c. Keadaan sarana perhubungan

d. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya

Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas, dalam upaya untuk

memperluas jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, memungkinkan

puskesmas ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang luas dan merata

dan lebih sederhana dalam bentuk puskesmas pembantu, puskesmas keliling

dan satuan pelayanan kesehatan swasta dalam bentuk poli klinik atau balai

pengobatan, balai kesehatan ibu dan anak, rumah bersalin, dokter praktek

swasta serta kegiatan kader kesehatan dalam rangka PKMD yang secara

teknis dibawah pengawasan dan pengaturan puskesmas.


22

5. Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Puskesmas

Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten atau kota

dilakukan oleh dinas kesehatan kupaten atau kota, sedangkan penetapannya

dilakukan oleh peraturan daerah.

Struktur Organisasi Puskesmas

KEPALA
PUSKEMA
S

TATA USAHA

UNIT I UNIT III UNIT II UNIT IV UNIT V UNIT VI UNIT VII

PUSKESMAS
PEMBANTU

Gambar 1.1

Unsur-unsur dalam struktur orgaisasi puskesmas terdiri dari atas :

a. Unsur pimpinan : kepala puskesmas

Tugasnya memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi kegiatan

puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan

fungsional.

b. Unsur pembantu pimpinan : kepala tata usaha

Unit tata usaha bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam

pengelolaan :

1. Data dan informasi


23

2. Perencanaan dan penilaian

3. Keuangan

4. Umum dan kepegawaian

c. Unsur pelaksana, terdiri dari unit-unit :

1. Unit I : KIA, KB, dan gizi

2. Unit II : pencegahan dan pemberantasan penyakit imunisasi,

kesehatan lingkungan, dan laboratorium sederhana.

3. Unit III : kegiatan kesehatan gigi dan mulut, tenaga kerja, dan

manula

4. Unit IV : kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan

sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan

khusus lainnya

5. Unit V : pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan

penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja, dan dana sehat

6. Unit VI : kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

7. Unit VII : kegiatan kefarmasian

6. Sistem Rujukan Puskesmas

Menurut SK Kemenkes RI No. 23 tahun 1972 dalam Arsita (2011),

tentang sistem rujukan, pengertiannya adalah sistem suatu sistem jaringan

pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung

jawab atas masalah yan timbul, baik secara vertikal maupun secara

horizontal kepada yang lebih mampu.


24

Sistem rujukan ini secara konsepsional menyakut sebagai hal-hal

berikut :

a. Rujukan medis yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan

medis perorangan, yang antara lain meliputi :

1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan

medik seperti operasi dan lain-lain

2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap

3. Rujukan ilmu pengetahuan, antara lain mendatangkankan atau

mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan

tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam

meningkatkan kualitas pelayanan

b. Rujukan kesehatan yang pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan

masyarakat secara luas, meliputi :

1. Rujukan sarana logistik, antara lain peminjaman peralatan foging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio

visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai, dan bahan makan

2. Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan

kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,

penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam

3. Rujukan operasional, antara lain usaha kesehatan sekolah (UKS),

usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh air

bersih.
25

B. Tinjauan Umum Tentang Posyandu Lansia

1. Definsi Posyandu Lansia

Tokoh-tokoh di balik terbentuknya posyandu antara lain : dr. M.

Adyatma, dr. Suyono Yahya, Ibu Soeparjo Rustam, dan lain-lain.

Dipadukannya pelayanan dan kesehatan ini dimaksudkan untuk memberikan

kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat agar dapat memperoleh

pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Secara konsep,

posyandu merupakan bentuk modifikasi yang lebih maju dalam upaya

pemberdayaan masyarakat untuk menunjang pembangunan kesehatan,

khususnya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

melalui program pemerintah salah satunya posyandu lansia (Wahit Iqbal

Mubarak, 2013).

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia

lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka, bisa mendapatkan pelayanan kesehatan

posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah

melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui

program puskesmas dengan melibatkan peran sertapara lansia, keluarga,

tokoh masyarakat dan organisasi sosial dan organisasi sosial (R. Fallen & R.

Budi Dwi K, 2011).


26

Sedangkan menurut Frans Juniardi (2016), posyandu lansia merupakan

pos pelayanan terpadu terhadap lansia di tingkat desa/kelurahan dalam

wilayah kerja masing-masing puskesmas.

2. Tujuan Posyandu Lansia

Menurut R. Fallen & R. Budi Dwi K (2011). Tujuan pembentukan

posyandu lansia secara garis besar antara lain :

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan dan meningkatkan peran serta

masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping

meningkatkan komunitas antara masyarakat usia lanjut.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan

swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunitas

antara masyarakat usia lanjut.

c. Mekanisme pelayanan posyandu lansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan

yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme

dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun

kota penyelenggara.

3. Sasaran posyandu lansia

R. Fallen & R. Budi Dwi K (2011)

a. Sasaran langsung kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) kelompok usia

lanjut (60 tahun keatas) kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70

tahun keatas).
27

b. sasaran tidak langsung keluarga dimana usia berada organisasi sosial

yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut masyarakat luas

4. kendala pelaksanaan posyandu lansia

Menurut R. Fallen & R. Budi Dwi K (2011), beberapa kendala yang di

hadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia antara lain :

a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang mamfaat posyandu

b. Jarak rumah dengan posyandu yagn jauh atau sulit untuk di jangkau

c. Kurang dukungan keluarga untuk mengantar

d. Sikap yang kurang baik terhadap posyandu lansia

5. Mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat lima sistem meja,

pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada

mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten

maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia

sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga yang hanya menggunakan

sistem pelayanan 3 meja, R. Fallen & R. Budi Dwi K (2011) dengan

kegiatan sebagai berikut :

a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan

dan atau tinggi badan

b. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks masa

tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengebotan sederhana dan

rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.


28

c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga

bisa di lakukan pelayanan pojok gizi.

6. Bentuk Pelayanan Posyandu Kesehatan

Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan fisik

dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan kartu menuju sehat

(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini)

atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi R. Fallen & R. Budi Dwi K

(2011). Jenis kesehatan yang di berikan kepada usia lanjut di posyandu

lansia seperti :

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari atau activiity of daily living,

meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan., seperti makan dan minum,

berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air kecil dan

besar.

b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental

emosional, dengan mengunakan pedoman metode 2 menit (bisa di lihat

KMS usia lanjut)

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan dan di catat pada grafik indek masa tubuh

(IMT).

d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan

stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit.

e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli, atau cuprisulfa.


29

f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya

penyakit gula.

g. Pemeriksaan adanya zat putih telur atau protein dalam air seni sebagai

deteksi awal adanya penyakit ginjal.

h. Pelaksanaan rujkan ke puskesma bila mana ada keluhan dan atau di

temukan kelainan pada pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.

i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam

rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gigi sesuai dengan

masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia

lanjut.

j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut

yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyakat.

7. Kegiatan Tambahan di Posyandu Lansia

Kegiatan yang di lakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat

seperti pemberian makanan tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek

kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut

usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.

C. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kurangnya

Kujungan Lansia Di Posyandu Lansia

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kurangnya kunjungan

lansia di posyandu lansia antara lain : pengetahuan lansia yang kurang akan

salah persepsi dengan tujuan dan mamfaat posyandu (Khoiriyah, 2011 dalam

Aldriana, 2016), Jarak yang jauh akan membatasi kemampuan lansia untuk
30

mencari pelayanan kesehatan, terutama jika transportasi yang tersedia terbatas

(Handayani, D.E, 2012 dalam Aldriana, 2016), keluarga yang tidak mendukung

akan mempengaruhi seseorang dalam berprilaku terhadap kesehatan (Pertiwi,

2013 dalam aldriana, 2016), Dan kader posyandu yang kurang aktif akan

menghambat pemanfaatan posyandu lansia (Handayani, D.E, 2012 dalam

Aldriana, 2016).

Menurut R. Fallen & R. Budi Dwi K (2011), Ada beberapa kendala yang

dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor istrinsik yang mempengaruhi

motivasi. Tingkat pengetahuan seseorang tidak selalu memotivasi perilaku

logika, artinya pengetahuan yang baik (lansia yan tahu tentang pengertian

posyandu, tujuan posyandu, bentuk pelayanan posyandu, dan sasaran

posyandu) tidak selalu memimpin prilaku yang benar dalam hal ini

pengetahuan tentang posyandu yang baik belum tentu mau untuk

berkunjung, Kuniasari, (2013). dalam Aryantiningsih (2015).

Keterbatasan pengetahuan ini akan mengakibatkan dampak yang

kurang baik dalam pemeliharaan kesehatannya. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidikan, informasi yang

diperoleh, pengalaman dan sosial ekonomi. Pengetahuan lansia akan

mamfaat posyandu ini dapat diperoleh dari dari pengalaman pribadi dalam

kehidupan sehari-harinya. Lansia yang mengahadiri kegiatan posyandu,

maka lansia akan mendafatkan penyeluhan tentang cara hidup sehat dengan
31

segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.

Pengalaman tersebut, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat

mendorong minat dan motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan

posyandu lansia. Kuniasari, (2013) dalam Aryantiningsih (2015).

Lansia pada umumnya dapat membaca untuk meningkatkan

pengetahuan mereka akan tetapi mereka sulit menerima pesan, mencerna

pesan dan informasi yang di sampaikan tentang posyandu lansia. Hal ini

dikarenakan karena adanya penurunan fungsi jaringan pada otot, susunan

saraf dan jaringan lain-lain sehingga mereka sulit untuk mencerna apa yang

disampaikan oleh petugas kesehatan, Tajudin (2015)

Dan tidak terlepas dari pengetahuan tingkat pendidikan juga merupakan

hal yang penting. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak

pengalaman hidup yang dilaluinya, . Pengalaman tersebut, yang menjadi

dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat dan motivasi mereka

untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. S. Tamber & Noorkasiani

(2001).

Menurut Handayani ( 2012) dalam Aldriana & Romayani Daulay

(2016), jarak dapat membatasi kemampuan dan kemauan lansia untuk

mengikuti jadwal posyandu lansia, terutama jika sarana dan pra sarana yang

tersedia terbatas.

2. Jarak Tempat Tinggal

Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau

tempat. Dengan jarak yang jauh mengakibatkan lansia harus mengeluarkan


32

biaya untuk biaya transportasi menuju posyandu lansia. Hal tersebut

menjadi beberapa kendala lansia mengunjungi posyandu lansia, Nasution &

dkk (2018).

Jarak rumah dengan lokasi posyandu yan jauh atau sulit di jangkau

jarak posyandu yag dekat akan membuat lansia mudah menjanngkau

posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena

penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubu. Kemudahan dalam

menjanngkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan

atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia meresa aman atau merasa mudah

untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan

atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau

motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia (R. Fallen & R.

Budi Dwi K , 2011)

Menurut Handayani (2012) dalam Aldriana & Romayani Daulay (2016)

jarak dapat membatasi kemauan untuk mencari peyananan kesehatan seperti

untuk mengikuti jadwal posyandu,

3. Dukungan Keluarga

Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu

individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri

akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan

meninngkat. Stuart dan sundeen, (1995) dalam buku s. Tamber &

noorkasiani (2008).
33

Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan,

pencegahan dan pengobatan sampai denngan rehabilitasi. Dukungan

keluarga sangat di perlukan oleh setiap individu didalam setiap siklus

kehidupannya. Dukungan keluarga akan sangat di butuhkan pada seseorang

sedang mengalami masalah atau sakit, disinilah peran anggota keluarga

untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat. Effendi, (2009) dalam

Aldriana & Romayani Daulay (2016).

Menurut sunaryo (2004) dalam Herlina (2015) faktor yang

mempengaruhi kunjungan lansia antara lain dukungan keluarga. Funsi

keluarga adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

sosial yang diberikan oleh keluarga kepada anggotanya. Berdasarkan

pengertian tersebut, kelurga mempunyai beberapa fungsi yang dapat

dijalankan yaitu biologis, psikologis (memberikan perhatian di antara

anggota keluarga), fungsi sosial,fungsi ekonomi, dan pendidikan.

Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan

lansia untuk datang keposyandu, dukungan keluarga sangat berperang dalam

mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu

lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia keposyandu

lansia, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha

membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia, R. Fallen & R.

Budi Dwi K (2011).


34

4. Peran Kader

Masyarakat akan memamfaatkan pelayanan tergantung pada penilaian

tentang pelayanan tersebut. Jika pelayanan kurang baik atau kurang

berkualitas, maka kecendurungan untuk tidak memamfaatkannya akan

semakin besar, Aldriana & Romayani Daulay (2016).

Berdasarkan teori Green dukungan kader masuk ke dalam salah satu

faktor penguat yang merupakan faktor pendorong munculnya niat dan sikap

seseorang dalam berprilaku, Kurnia & dkk (2017).

Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh

masrayakat, mau dan mampu berkerja bersama dalam berbagai kegiatan

kemasyarakatan secara sukarela. Kader kesehatan bertanggung jawab

terhadap masyarakat setempat, mereka berkerja dan berperan sebagai

seorang pelaku dari sebuag sistem kesehatan.seorang kader harus memiliki

ilmu dan pengalaman, pengalaman ini bisa dengan pelatihan-pelatihan yang

di adakan oleh dinas kesehatan untk para kader. Dengan tujuan apa yang di

dapatkan dari pelatihan tersebut para kader bisa memajukan posyandu

lansia. Kemampuan kader baik ditinjau dari pendidikan dan pengetahuan

kader harus dapat diaktualisasikan secara baik seperti dalam pemberian

motivasi terhadap lansia agara mau untuk datang keposyandu pada jadwal

berikutnya, Harahap (2019).

Dukungan kader sangat berperan penting dalam kunjungan lansia di

posyandu, peran kader dalam meberikan dukungan-dukungan agar lansia

bersedia memanfaatkan pelayanan posyandu lansia, seperti mengajak untuk


35

datang keposyadu, menjelaskan manfaat posyandu lansia, memberi tahu

jadwal pelaksanaan posyandu, memberitahu tempat pelaksanaan posyandu

dan menanyakan kondisi kesehatan lansia.

Anda mungkin juga menyukai