USIA LANJUT
Disusun Oleh
Kelompok II
Stenly
Ruwaidah
Fatimah
Mbalowati
Meriyati Tuwo
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah………………………………………………………………....1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH
1. Peraturan perundang-undangan dan dasar hukum puskesmas santun lansia
2. Pengertian puskesmas santun lansia
3. Bentuk kesantuanan pada lansia
4. Sasaran program
5. Ciri-ciri puskesmas santun lansia
6. Kemudahan akses pada puskesmas santun lansia
7. Manajemen puskesmas santun lansia
8. Jasa layanan yang bias diberikan
9. Alur pelayanan kesehatan di puskesmas santun lansia
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Peraturan perundang-undangan dan dasar hukum puskesmas santun lansia
Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 34 ayat 3 yang menyatakan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 pasal 138 ayat 1 menetapkan bahwa upaya
pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat
kemanusiaan. Selanjutnya, pada ayat 2 menetapkan bahwa pemerintah wajib
menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok
lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.
2
lanjut usia; 2) Pelayanan kesehatan melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif),
diperluas pada bidang pelayanan geriatrik atau gerontologik; 3) Pelayanan untuk
prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,
keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas
rekreasi dan olahraga khusus; 4) Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,
seperti pelayanan administrasi pemerintah (Kartu Tanda Penduduk seumur hidup),
pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan
keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak,
pembelian tiket rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan loket khusus,
penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para lanjut usia.
Keputusan Presiden No. 52 tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usila.
Keputusan Presiden No. 93/M tahun 2005 tentang Keanggotaan Komisi Nasional
Lanjut Usila.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1346 tahun 1990 tentang Pembentukan
Tim Kerja Geriatri.
3
Menurut Dinas kesehatan tahun 2013, puskesmas santun lansia adalah
puskesmas yang menyediakan ruang khusus untuk melakukan pelayanan bagi
kelompok usia lanjut yang meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang lebih meneanan unsur pro aktif, kemudahan proses pelayanan,
santun sesuai standard pelayanan dan erjasana dengan unsur lintas sektor. Adapun
tujuan dari Puskesmas santun lansia meliputi dua yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umumnya yaitu mencapai peningkatan derajat kesehatan lansia yang bahagia
dan berdaya guna dalam keluarga dan masyarakat untuk mutu kehidupan yang
optimal. Sedangkan tujuan khusus yaitu kesadaran lansia meningkat untuk membina
kesehatannya, kemampuan lansia meningkat dan adanya peran serta masyarakat dalam
menghayati dan mengatasi masalah kesehatan lansia, keterjangkauan pelayanan
kesehatan lansia meningkat dan peningkatan mutu dan jenis pelayanan lansia
-
Melayani lansia dengan senyum, ramah, sabar, dan menghargai sebagai orang tua
-
Pelayanan rawat jalan gratis bagi lansia usia>55th
-
Proaktif dan responsive terhadap permasalahan kesehatan lansia
-
Kemudahan akses pelayanan bagi lansia baik prosedur layanan maupun
fasilitasnya (endah, 2013)
D. Sasaran program
a. Sasaran langsung
- Pra lanjut usia 45-59 tahun
- Lanjut usia 60-69 tahun
- Lanjut usia risiko tinggi yang usia lebih dari 70 tahun atau 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan
b. Sasaran tidak langsung
- Keluarga tempat lanjut usia berada
- Masyarakat tempat lanjut usia berada
- Organisasi sosaial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan lanjut usia
- Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lanjut usia
- Masyarakat luas
4
Pelayanan puskesmas santun usia lanjut dibagi menjadi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif
5
Lanjut usia sebagai kelompok umur yang kemampuan fisiknya sangatlah terbatas
dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Kesiapan petugas puskesmas dalam
pelayanan perlu diperhatikan, yaitu :
i. Kesabaran di dalam menghadapi lanjut usia
ii. Kemauan dan kemampuan untuk memberikan penjelasan secara tuntas
iii. Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan lanjut usia sesuai dengan prosedur
pelayanan yang berlaku
iv. Menghargai lanjut usia dengan memberikan pelayanan dengan sopan santun.
c. Memberikan keringanan atau penghapusan biaya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut
dari keluarga miskin atau tidak mampu
Mengingat kebanyakan lansia sudah pensiun atau tidak bekerja lagi, umumnya
mereka mempunyai keterbatasan dalam pendanaan, baik dalam mencukupi biaya
hidup ataupun dalam menyediakan dana bagi kebutuhan kesehatannya. Oleh karena
itu, bagi para lansia yang tidak mampu, perlu diberikan keringanan ataupun
penghapusan biaya pelayanan di puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.
6
e. Melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin
sasaran usia lanjut yang ada di wilayah kerja puskesmas.
Sesuai dengan fungsinya sebagai unit terdepan dalam melakukan pembinaan
kesehatan masyarakat, maka dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan kepada lansia
tidak saja dilakukan hanya dengan melayani para lansia yang berkunjung ke
puskesmas, tetapi juga membentuk, memfasilitasi pembentukan dan melakukan
pembinaan kepada kelompok lansia diantaranya deteksi dini, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan kepada lansia pada saat kegiatan kelompok seperti posbindu.
f. Melakukan kerjasama dengan lintas program dan lintas program terkait di tingkat
kecamatan dengan asas kemitraan, untuk bersama-sama melakukan pembinaan dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup usia lanjut.
Pembinaan kesehatan usia lanjut khususnya dalam pembinaan kesehatan,
terkadang memerlukan peran program dan sector lain untuk membantu keberhasilan
pembinaan tersebut. (Ambariani,2014)
F. Kemudahan akses pada puskesmas santun lansia
7
sedangkan beberapa di antaranya memiliki dukungan polis, sehingga dapat
memperoleh layanan secara gratis (Silitonga, Suwitri &Marom,2015).
c). Memberikan informasi
Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan alat bantu
misalnya kacamata, alat bantu dengar dan lain-lain agar usia lanjut tetap dapat
memberikan karya dan tetap merasa beruna sesuai kebutuhan dan kemampuan
(Prihastita,2014)
d). Kemudahan pelayanan
Kemudahan pelayanan bagi lanjut usia sringkali membutuhkan perhatian dan prioritas
dalam penanganannya seperti didahulukan dari kelompok umur lainnya untuk
menghindari antrian yang berdesakan (Prihastita,2014)
e). Fasilitas khusus
Memberikan pelayanan melalui loket khusus untuk lansia, ruang pemeriksaan
konseling yang terpisah dengan kelompok umur lainnya, ruang tunggu dengan duduk
khusus ramah lansia, kamar mandi atau toilet yang aman bagi lanjut usia, semua
fasilitas ini dapat disesuaikan dengan kondisi setempat (Prihastita,2014)
9
5. Pembinaan melalui forum karang werda kecamatan
6. Pelayanan melalui panti wreda
7. Kunjungan rumah
8. Membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan sehat dll.
Pelayanan one stop service adalah pelayanan kepada lansia mulai dari pendaftaran sampai
mendapat obat dilaksanakan satu paket di satu ruang. Dengan begitu lansia tidak perlu
berpindah tempat dan antre lagi untuk pelayanan lainnya dalam puskesmas.
1. Pendaftaran
2. Pemeriksaan klinis
3. pemeriksaan laboratorium bila perlu
4. Konseling
5. Pemberianobat
Bila tidak ada ruang khusus maka lansia dilayani di poli umum tetapi pelayanannya
didahulukan.
I. Alur pelayanan kesehatan di Puskesmas Santun Lansia
Di puskesmas, lansia datang menuju loket pendaftaran setelah itu menuju ruang
periksa/BP/BPG. Dari ruang periksa lansia beranjak menuju ruang perawatan atau apotik
(jika diresepkan obat setelah selesai melakukan pemeriksaan diruang periksa) atau
laboratorium (jika diindikasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang) atau ruang
konseling dan dalam beberapa keadaan mendapatkan rujukan menuju rumah sakit. Bagi
lansia yang melakukan pemeriksaan di ruang periksa dan terdapat beberapa kondisi
sebagai indikasi untuk mendapatkan konseling maka dilanjutkan untuk menuju ruang
konseling untuk mengetahui apakah lansia memiliki masalah atau tidak. Jika pada saat
konseling lansia memiliki masalah maka dilanjutkan menuju ruang perawatan, sedangkan
jika lansia tidak memiliki masalah maka lansia dapat pulang.
10
J. Alur pembinaan kesehatan di wilayah puskesmas santun lansia
Lansia yang berada di rumah atau di panti werdha yang berada pada kelompok
lansia, posyandu lansia dan wilayah puskesmas pembantu menuju puskesmas santun lansia
dengan beberapa kemudahan pelayanan seperti adanya loket khusus, didahulukan, tempat
khusus, keringanan biaya dan sopan. Setelah mendapatkan pelayanan, jika lansia tidak
bermasalah maka lansia dapat kembali menuju rumah atau panti werdha, namun jika lansia
sakit atau bermasalah maka lansia akan menjalani rawat jalan atau konseling atau rawat
inap di puskesmas, pada kondisi tertentu lansia dirawat di RS hingga sembuh, namun pada
kondisi lansia dirawat di RS dan sembuh tetap dipantau oleh pihak puskesmas ataupun
dilakukan homecare. (Depkes RI, 2013)
11
DAFTAR PUSTAKA
Leny, Widi Astuti. (2013). Strategi Pengembangan Puskesmas Santun Usila. Purworejo
Nina Marlina. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia di
Kelompok Lansia. Jawa Barat
Silitonga, F. D. C., Suwitri, S., dan Marom, A. (2015). Evaluasi Dampak Program Puskesmas
Santun Usia Lanjut Di Kota Semarang. Administrasi Publik FISIP UNDIP. 1-10
13