Anda di halaman 1dari 4

Tugas Meresume

KELOMPOK : 9

Della Qorena A’la T20183022

Iradiyanti T20183021

Dosen pembimbing :Siti Aminah

Untuk memenuhi matakuliah Tafsir Tarbawi

BAB IX

A. PENGAWASAN (EVALUASI) PERSPEKTIF AL-QURAN

Menurut H. Kontz dan C.O’Donnel ini mengatakan bahwa “perencanaan dan pengawasan
ibarat dua sisi mata uang yang sama” hal ini juga sama dengan pernyataan Thomas S.
Baternan dan Scott A .Snell bahwa “ kontrol merupakan saudara kembar siam dari
perencaan” karena dalam perencanaan yang efektif memfasilitasi kontrol, dan kontrol
memfasilitasi perencanaan. Kontrol berfungsi untuk mengatur alokasi dan penggunaan
sumber daya dan memfasilitasi proses perencanaan.

Dalam manajemen pengawasan merupakan langkah terakhir yang bertujuan untuk


mengukur, mengkoreksi, dan menilai rencana-rencana yang sudah dijalankan baik kelebihan
ataupun kekurangannya. Imam Machali dan Ara hidayat mengatakan bahwa pengawasan
bertujuan untuk menjamin bahwa semua kegiatan terlaksana sesuai rencana yang diterapkan
sebelumnya.

Pengawasan biasanya dilakukan setelah semua proses kegiatan dijalankan. Menurut


Samuel C. Certo dan S. Trevis Certo, ada 3 langkah utama dalam proses pengawasan yaitu:

1. Mengukur kinerja
2. Membandingkan kinerja yang diukur dengan standar yang telah ditentukan
3. Melakukan koreksi
A. Konsep Dasar Pengawasan Dan Evaluasi

McCarthy E. J. Richard D. Irwin (dalam School of Business) menjelaskan bahwa


pengawasan dan evaluasi kadang dimaknai sama yang sebenarnya dapat dibedakan . Kontrol
adalah proses umpan balik yang membantu manajer belajar bagaimana rencana yang sedang
berjalan bekerja. Evaluasi kadang-kadang dianggap lebih diagnostik daripada pengawasan,
karena evaluasi berusaha menjelaskan alasan hasil. Tetapi dalam arti praktis, pengawasan dan
evaluasi terkait erat dan seringkali sulit dipisahkan karena mereka memiliki tujuan yang sama
untuk meningkatkan kinerja.

Kata “controling” berasal dari kata kerja bahasa inggris “to control” yang berarti “untuk
menjalankan” “untuk mengelola”

Pengawasan dalam bahasa arab disebut ar-roqobatu yng brasal dari kata rokoba- yarkob-
rukoba yang berarti “menjaga,mengawal,menantikan,mengawasi, mengamat-amati” Jawahir
Tanthawi mengartikan pengawasan sebagai kegiatan untuk meneliti dan memeriksa apakah
pelaksanaan tugas-tugas perencanaan sudah benar-dilakukan. Tujuan pengawasan untuk
mengetahui apakah terjadi penyimpangan dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan Evaluasi
dalam bahasa Arab disebut dengan taqwim, taqyim, dan taqdir. Usaman Zaki al-Sayid ‘Ali
menjelaskan istilah “evaluasi” dalam konteks pendidikan terdapat beberapa istilah, yaitu: al-
ikhtibar (examination), al-Qiyas (measurement), al-taqyim (assessment), dan al-taqwim
(evaluation).

Setelah proses evaluasi, sebaiknya ada rencana tindak lanjut, khususnya untuk
memperbaiki temuan-temuan dari kelemahan, kegagalan yang terjadi. Aktivitas pengawasan
manajerial pada lembaga, baik lembaga pendidikan atau pemerintahan, seringkali disebut
dengan istilah “kontrol mutu” , “audit”, atau “akreditasi” yang beetujuan untuk mengukur
tingkat keberhasilan rencana mutu yang sudah dilakukan. Kontrol mutu biasanya dilakukan
oleh pemeriksa mutu dengan metode inspeksi dan pemeriksaan.

Kontrol mutu merupakan sebuah sistem kegiatan teknis yang dilakukan secara rutin untuk
mengukur dan mengontrol mutu yang sedang dikembangkan. Seperrti contohnya di UIN
Sunan Kalijaga Yogykarta biasa melakukan kontrol mut baik melalui Audit Mutu Internal
dari Lembaga Penjaminan Mutu UIN Sunan kalijaga maupun Audit Mutu Eksternal dari tim
TuV Rheinland Jerman, akreditasi BAN PT.
Menurut William Ouchi (dalam T.S.Bateman &S.A. Snell, 2009) bahwa para manajer
dapat menerapkan tiga strategi untuk mencapai kontrol organisasi,yaitu:

1. Kontrol birokrasi yaitu penggunaan peraturan untuk mengarahkan prestasi


2. Kontrol pasar yaitu penggunaan mekanisme harga untuk mengatur aktivitas dalam
organisasi dengan menganggap transaksi tersebut sebagai transaksi ekonomi
3. Kontrol kelompok didasari suatu ide bahwa para karyawan mungkin akan berbagi
nilai dan tujuan organisasi berdasarkantujuan tersebut.

B. PENGAWASAN [EVALUASI] PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Pada pembahasan fungsi perencanaan bab IV, sudah dibahas salah satu ayat yang
berkaitan dengan aktifitas perencanaan sekaligus evaluasi (pengawasan), yaitu Qs. Al-
Hasyr:18 sebagai berikut

‫يأيها الذين ءامنوا اتقوا هللا ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا هللا خبير بما تعملون‬
“ wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Ibnu kastir menafsirkan yakni hisablah diri kalian sebelum dihisab diakhirat kelak dan
lihat lah apa yang kalian kerjakan untuk diri kalian berupa amal sholeh untuk hari akhir. Ayat
ini mendorong seseorang untuk selalu melakukan muhasabah (evaluasi) atas apa saja yang
sudah dilakukan didunia ini sebagai bekal diakhirat.
Allah sendiri mempunyai asmaul husna yaitu ‘alhasib’ yang artinya Allah maha
menghitung dan maha mencukupidalam bahassa arab alhasib memiliki 2 arti yaitu
menghitung dan mencukupi. Seperti contoh dalam Qs Al-Imron ayat 173
‫وكفى باهلل حسيبا‬...
“...dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”
Menurut M . Quraish Sihab kata “hasiban” memiliki empat arti yaitu mencukupi,
menghitung, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit sehingga berwarna putih.tentu
saja makna ketiga dan keempat tidak pantas disandang oleh Allah SWT. Kalau “al-hasib”
dipahami dalam arti “menghitung” artinya Allah yang melakukan perhitungan menyangkut
amal-amal baik dan buruk manusia secara teliti lagi amat cepat.
Pengawasan evaluasi perspektif al-Qur’an selain dapat dilakukan oleh diri sendiri melalui
metode muhasabah, juga bisa melalui kesadaran atas pengawasan dari luar misalnya
pengawassan dari Allah dan malaikatNya . pengawasan dari Tuhan membeuat manusia
terdorong untuk berbuat sesuai dengan kehendak Allah. Inilah yang dinamakan ihsan.
M . Quraish Sihab menjelaskan tentang pengawasan ini ditujukan kepada semua manusia
yang mukallaf tanpa terkecuali. Tugas pengawas malaikat pengawas yaitu mencatat amal-
amal manussia atas perintah Allah, tidak atau belum mencatat niat buruk sebelum manusia itu
melakukan perbuatannya. Sebaliknya, niat baik dicatat sebagai kebaikan sebelum dilakukan
oleh manusia.
C. METODE PENGAWASAN (EVALUASI) PENDEKATAN SUFISTIK

Pengawasan atau muhasabah diri dapat didekatkan dengan pendekatan sufistik, dengan
melalui beberapa konsep pengawasan sebagai berikut:
1. Pengawasan (muroqobah)
Yaitu konsentrasi penuh dan waspada terhadap segenap kekuatan jiwa, pikiran,
imajinasi dan tindakan. Sehingga menghasilkan terpeliharanya suasana hati yang
jernih.
2. Intropeksi (muhasabah)
Yaitu menghitung diri, memeriksa dan menimbang diri sendiri seberapa baik dan
seberapa buruk dimasalalu dan apa yang telah diperbuat dihari esok. Tiga hal yang
menunjukkan keberhasilan muhasabah: a.) perlu meiliki cahaya hikmah yaitu untuk
membedakan kebaikan dan keburukan , b.) mencurigai diri sendiri untuk melihat
kelemahan diri secara obyektif, c.) kemampuan membedakan nikmat dan ujian.
3. Refleksi (tafakkur)
Yaitu memikirkan, merenungkan, mengingat Allah melalui segala ciptaanNya yang
tersebar dilangit dan bumi, dan bahkan yang ada dalam diri sendiri. Tujuan tafakkur
untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri tentang kekuasaan, kebesaran, dan
keagungan Allah dalam setiap objek penciptaanNya.
4. ‘Uzlah (retret) dan Khalwat
Yaitu mengasingkan diri dari masyarakat sebagai praktek pelatihan jiwa yang umum
ditemukan pada semua tradisi termasuk Islam ‘uzlah dan khalwat menekankan susana
batin dalam kesendirian, keheningan, tidak bertemu dan dan berkomunikasi dengan
siapapun kecuali Allah. Kegiatan yang terpenting adalah berdzikir, beribadah dan
berdo’a.

Anda mungkin juga menyukai